Apakah aku dapat
dikatakan sebagai seorang guru? Entahlah. Paling tidak aku sudah dicemplungin
ke profesi tersebut, walau muridnya para pegawai, calon pegawai dan kadang
mahasiswa. Menurut aku definisi guru adalah seseorang yang memiliki kemampuan
dan pengalaman dalam suatu bidang dan membaginya kepada orang lain, pada waktu dan tempat yang
telah disepakati.
Awalnya karena
pengalaman sebagai mantan awak kabin yang saat itu bertugas di kantor, aku
dilamar oleh pelatih marinir yang merupakan instruktur awak kabin perusahaanku untuk
membantunya melatih siswa awak kabin dalam bidang safety atau keselamatan
penerbangan di air (Wet Driil). Belajarnya di kolam renang, aku dibrief
sebelumnya, apa saja materi yang harus aku ajarkan. Seorang awak kabin tidak harus bisa berenang, yang penting berani
terjun ke air. Intinya mengetahui tehnik menolong penumpang pada saat terjadi
pendaratan darurat di air. Apa saja yang harus dilakukan sebelum nyemplung di
air dan setelah di perahu karet atau di air.
Berhubung aku pernah menerima pelajaran tersebut dan
alhamdulilah aku juga bisa berenang, jadi ga terlalu sulit aku memberikan
pelajarannya. Mulai dari apa saja SOP sebelum membuka pintu pesawat, turun ke
air sampai dengan memberikan signal berupa kembang api ke udara apabila ada
pesawat yan melintas dan menggunakan radio pancar agar frekuensinya bisa ditangkap oleh Badan
SAR, pesawat yang mengudara atau kapal
laut yang sedang berlayar. Awalnya grogi
bingit, sampai keringat dingin segede-gede jagung menetes di dahi. Gimana ga
grogi, ngajar di depan para instruktur marinir terlatih milik
Negara….hehehehe..
Aku diberikan buku
panduan “Survival Sea” punya Marinir untuk menambah pengetahuanku dan buku
pegangan flight safety dari perusahaan tentunya. “Kalau kamu menguasai materi
yang kamu ajarkan, kamu tidak akan grogi,”
begitu pesan Komandan Intruktur Marinir. Beliau juga yang dulu mengajar
aku saat aku menjadi siswa. Pelatihan ini pada masa itu dilakukan langsung di
laut lepas, para siswa dibawa dengan perahu nelayan ke tengah laut, lalu
diterjunkan ke laut. Silakan berenang ke pantai, memang menggunakan pelampung
dan dikawal para instruktur marinir. Di
laut inilah para siswa harus mengaplikasikan pelajaran yang didapat saat di
kolam renang. Kalau aku hanya dapat mengatakan dengan satu kata, “asyiiik”.
Yang membuat aku
berbunga-bunga adalah mentorku adalah para instruktur Marinir pada Akademi Taruna Angkatan Laut RI…hebat ga tuh?.....ini
benar-benar luar biasa buatku. Aku mengajar Wet Drill & Safetynya sampai
empat angkatan siswa awak kabin dan dimulai pada tahun Sembilan puluhan. Honor
dari mengajar ini, sumpah lebih besar dari gajiku sebulan. Inti dari pendidikan
ini adalah, bagaimana mempersiapkan diri dengan baik pada saat dinas, tidak
panik, berpikir cepat & logis sesuai
peraturan dan do it!.
Pada masa itu memang
semua perusahaan penerbangan mendidik sendiri para siswa awak kabinnya sesuai
kebutuhan dan type aircraft yang dimilikinya. Berjalannya waktu banyak
perubahan pada pendidikan siswa awak kabin, untuk menghemat waktu dan biaya
pendidikan siswa awak kabin. Waktu pelaksanaan dipangkas dan wet drill
dilakukaan di Pusdiklat perusahaan penerbangan terbesar di Indonesia yang telah
memiliki fasilitas simulator lah, kira-kira begitu. Jadi ada badan pesawat yang diletakan ditepi kolam
renang sebagai tempat latihan para siswa awak kabin. Badan pesawat tersebut
dapat dibuat bergoyang-goyang, layaknya dalam keadaan darurat dan akan mendarat diatas air. Perlengkapan perahu karet dan ombak buatan lengkap tersedia. Fasilitas ini tentu saja lebih memudahkan,
juga lebih murah biayanya.
Setelah itu aku
mendapatkan pendidikan sebagai seorang instruktur dari kantor dan
Alhamdulillah, lulus dengan predikat tebaik dan mendapat hadiah luar
biasa…hehehehe…… Aku lanjut diminta mengajar tapi dikelas dengan pelajaran
Public Relations bagi para awak kabin setelah melakukan recurrent (ujian untuk
memperpanjang lisence, setelah hasil medical check upnya lulus). Memang ini
materi baru bagiku, walaupun aku bertugas di divisi Humas. Disini aku
benar-benar harus berjuang bagaimana bisa mentransfer ilmu yang mudah dipahami dan menyampaikan materi bisa selesai tepat waktu.
Aku putar otak mencari ramuan yang pas dan taraaaa…akhirnya ketemu, satu materi
terbagi 3 bagian, yaitu : pembuka, materi
utama dan penutup.
Ini ngajarnya masih
pakai OHP (Over head Proyektor) lho,
setiap slide berapa menit. Semua aku buat polanya lengkap dengan timmingnya.
Ternyata lebih mudah mengajar dilapangan dari pada dikelas….hehehehee… Untuk
menambah wawasan, kantor mendapat kesempatan
mengikuti pendidikan Public Relations disebuah lembaga pendidikan yang
bergengsi. Selepas mengikuti pendidikan selama enam bulan, malah mendapat tugas
baru untuk road show ke kantor perrwakilan di seluruh Indonesia untuk
menyampaikan bagaimana seorang pegawai menjadi insan perusahaan yang
diharapkan. Program yang biasa aku sampaikan ke awak kabin selama recurrent
ternyata menarik manajemen untuk diteruskan keseluruh pegawai terutama para
front liner. Itu transfer ilmu yang aku dapatkan melalui pengalaman, tapi aku
harus mendalaminya untuk hasil yang terbaik.
Trainning adalah hal yang harus dilakukan secara rutin untuk
pegawai dan untuk memberikan pencerahan kepada
para sekretaris direksi dan kepala dinas yang kebetulan, secara organisasi ada
dibawah tanggungjawabku. Naaah…kalau ini ilmunya aku dapat dibangku kuliah dan beberapa
kali kursus dari Arsip Nasional. Materi lengkap untuk seorang sekretaris aku siapkan yang masuk
kelas minimal enam bulan sekali. Kewajibkan aku tour ke daerah untuk menyampaikan
kebijakan Tata Persuratan Perusahaan, harus disosialisasikan ke pegawai
adminstrasi kantor perwakilan menjadi tugasku yang lain.
Aku pun tenaga
pengajar bagi pegawai baru saat orientasi
yang memperkenalkan organisasi dan peraturan Perusahaan yang harus diketahui
setiap pegawai, juga Etika Pegawai, hak
dan kewajiban pegawai sampai dengan sosialisasi peraturan baru yang dikeluarkan
oleh perusahaan.
Menurut aku inti
dari mengajar atau menyampaikan suatu materi apapun kepada orang lain, usahakan
mencari formula yang paling mudah disampaikan, dicerna dan dimengerti audience tanpa
mengurangi inti materinya. Jangan lupa selalu membuka kesempatan kepada audience
untuk mereguk sepuasnya materi yang ingin dikuasainya. Aku juga berkesempatan
diundang dalam beberapa seminar bagi mahasiswa Akademi Sekretaris, sebagai nara
sumber. Sementara untuk para mahasiswa dalam suatu seminar yang sangat
singkat waktunya dan tidak rutin, aku
memberikan hand out yang lengkap agar memudahkan mereka memahami yang aku
sampaikan.
Aku sangat
senang kalau ilmu yang aku miliki dapat bermanfaat bagi orang lain. Untuk itu,
aku selalu all out dalam mentransfer ilmu
yang aku miliki. Niatku hanya satu yaitu, jika seseorang meninggal dunia, maka
terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat
dan doa anak yang sholeh (HR. Muslim no.
1631).
Laluuuu…apakah aku termasuk seorang guru?
Entahlah, apapun namanya. Intinya berbagi ilmu kepada orang lain adalah hal yang
luar biasa bagiku, apalagi ilmu tersebut bermanfaat bagi orang banyak.
#ALUMNI_SEKOLAHPEREMPUAN
keren buu, belajarnya sama marinir lagi...
BalasHapussalam kenal bu ningsih
Haloo Mba Lilies, salam kenal.juga. makasih udah mampir.iya alhamdulillah, mana keren2 lagi orangnya..hehe
HapusBunda Guru, terus sukses menebar manfaat buat orang banyak yaa ^_^
BalasHapusHaloo Mba Ida, makasih sdh mampir. In shaa Allah. Salam hangat
Hapus