Minggu, 24 November 2019

AKHIRNYA AKU NGEBOLANG KE TURKY 1





TOPKAPI PALACE, ISTIKLAL STREET,  BOSPHORUSCRUISE & TAKSIM SQUARE

Di dalam Istana Topkapi

Merhaba………halloo…bahasa indonesianya.

Pada bulan februari 2018, aku menulis di blog dengan judul “Kapan ya Bisa Ngebolang  ke Turky?  Tulisan itu setelah  menyambangin Dubai dan alhamdulillah doa tersebut   terkabul,  aku baru kembali dari  Turky  dan mengexplor tempat-tempat eksotis perdaban dunia di sana. Cekidot linknya:

shttps://ningsihali.blogspot.com/2018/02/kapan-ya-bisa-ngebolang-ke-turki.html://


Bukan untuk persiapan ke turky aku belajar bahasanya.  Ikutan aja saat ditawarin  dikomunitas  nulis, belajar  via online dari Mba Nina Kirana  yang memang menetap di Turki. Sayang kemarin ngga bisa ketemuan. Tapi ternyata aku bukan murid yang baik, karena sering bolos dan hasilnya nol..hihihi….

 Ngitung aja hanya ingat:  bir, iki dan uech aja, lainnya lupaaa. Daaan yang paling apal ya “Merhaba & Gun ay  dan”  apalagi belajarnya udah 2 tahun yang lalu (alesan ngeles)....hahahaha.


Taman di dalam Istana Topkapi
Kali ini  trip  ke negara Om Erdogan bersama Ebo-ebo  syantik  en rempong. Lemari-lemari kecil,  eeet …..salah koper besar aneka warna  berderet  siap masuk bagasi. Apa yang terjadi kalau hampir 30 Ebo- ebo pulkumpul?  Hebuoh dan makanan yang dibawa  udah beredar, mulai dari telor pindang, permen dll. Itu masih di bandara Soetta loh!.

Siap berangkat

Setelah itu ada yang ribut  lapaaaar, termasuk akuh, hahaha…..maklum udah jam 8 malam.
Seketika terciumlah bau mie goreng GM, Sate ayam khas Senayan dan banyak lagi  sebelum  masuk  boarding gate. Bahkan ada tart ulang tahunnya Ebo Ella, yang bertambah usianya dihari tersebut. Jadi nanti dipesawat tinggal tidur, maklum udah larut  malam take offnya (boardingnya agak telat, otomatis take off ikut telat).

Bosannya jadi pax

Kebayang  ngga sih  jadi penumpang dalam  perjalanan selama 12 jam di perut  pesawat?  

Benar-benar melelahkan dan boring abiiiz.  Aku lebih milih tugas terbang  dari pada jadi penumpang, untuk penerbangan jarak jauh begini  hehehe. Judulnya bosen!!... Tidur udah, nonton udah, baca udah dan main game juga udah,   tapi  membuang  rasa bosan  itu ternyata ngga gampang.  Rasanya  pengen deh gantiin tuh teman sejawat,   disuruh  di pantry manasin makanan, atau prepare  trolly atau debarase aja  juga mau deh (alesan aja, maklum tetiba  disergap rasa kangen terbang) hehehe……

Jam enam kurang lima menit  pagi local time,  main gears  pesawat udah touch down. Rada kasar sih landingnya, mungkin karena angin yang cukup kencang.   Dan kita disapa angin dingin yang mengigit kulit,  saat  keluar dari pesawat.   Jadi rapatkan jaket dan cepat naik ke bus, untuk menuju  terminal  maklum ga pakai garbarata.

Sampe kita di Istambul

Dua belas jam perjalanan yang melelahkan, sirna begitu melihat dunia belahan lain. Kita  akan menunggu bagasi di  jalur 25, begitu pemberitahuan dari  si cantik Evelyn. Lumayan jauh & Ebo-ebo sudah antri di toilet sambil  menunggu bagasi keluar.  Sambil memanfaatkan waktu,  camera hp mulai beraksi . Pendek kata ga keabisan gaya bagi ebo-ebo untuk memanfaatkan moment!.  “Di sini Mba, yang ada tulisannya Turky,” pinta ebo cantik sambil menyodorkan hpnya.  “Sekarang di sini, background tulisan Istambul.” Begitu pula dengan ebo-ebo yang lain, seneng aja liat ebo-ebo begaya….seru lah!.

Gais….di mari troly itu ga gratis loh!. Jadi harus memasukan koin 1 lira ke mesin, maka lampu diujung rel troly akan menyala. Itu lah saatnya Anda bisa mengambil troly dan lampu akan mati setelah troly keluar. Melihat bagasi yang dibawa, tentu aja ada yang butuh troly. Namun sayangnya kita ngga diinfo harus menyediakan koin untuk bisa menggunakan troly. Masalahnya  ngga ada yang punya koin. Boro-boro pegang  koin, bekal di dompet  rata-rata pecahan 100 lira atau dollar. Cieilaaah….banyak yak sangunya? Hahaha…..

Terdengar deh suara gremengan kesal, karena ga terinfo ketentuan menggunakan troly. Padahal bagasinya besar dan berat pastinya. Tau kan kalau di luar negeri,  ga ada porter yang bisa dimintain tolong seperti  di tanah air.  Hehehehe…..  Santai gais….banyak tenaga sukarelawan siap bantu!. 

 Nunggu bagasi di terminal
Akhirnya urusan bagasi beres dan siap nunggu bus jemputan. Naaah…..kita diminta mengikuti Evelyn,  mengekorlah semua dibelakang sambil terseok-seok membawa bagasi. Tetiba Pak Andre  bilang “kita harus balik lagi menuju pintu keluar. Pintu keluarnya disebelah sana,”  sambil menunjuk pintu keluar yang lokasinya ngga jauh dari tempat pengambilan bagasi.  

“What, Jadi tadi  mau kemana?  Yaa..wis balik badan dengan kuciwa, dan tau dunk suara tawon koor mulai kedengeran..hihihi…

Alhamdulilah akhirnya kita sudah duduk maniz di bus yang menjemput dan berkenalan dengan Qinan, tour guide setempat yang  lumayan fasih berbahasa Indonesia. Katanya belajar Bahasa Indonesia selama tiga bulan di yogya, lumayan  bagus sih walau kadang susunan katanya kebalik-balik. Terciptalah kata “Ebo-ebo” yang diucapkannya  kala menyapa kita, yang sebenarnya ibu-ibu….hehehe. Ada pula kata-kata gaul  yang dikuasainya,  kita ketawa mendengarnya.  “Cap cus ebo-ebo”  yang diucapkan dengan dialek yang lucu.

Yg sudah bersama lemarinya...ups...bagasinya..hihi
Meluncur dari  bandara menuju obyek wisata pertama yang akan kita kunjungi adalah “Topkapi Palace” yang lokasinya tidak terlalu jauh dari bandara  istambul.  Tempat  ini merupakan istana tertua di dunia, yang  didirikan  di atas reruntuhan kuno para kaisar Bizantinum. Istana yang  masih berdiri kokoh ini, memiliki pemandangan yang sangat indah. Dari istana ini terlihat keindahan Tanjung Golden Horn, Selat Bosphorus, dan Laut Marmara dengan kapal-kapalnya.




Istana Topkapi
Halaman depan Topkapi Palace, dg dinding 5 km

Istana Topkapi  dibangun sekitar tahun 1465M atas perintah Sultan Mehmet II. Pada tahun 1953 Sultan Mehmet II, yang merupakan Sultan Kekaisaran Ustmaniyah/ Ottoman berhasil menjatuhkan Kekaisaran Bizantinum. Dalam Bahasa Turky disebut Topkapi Sarayi artinya   Cannongate Palace atau Istana dengan pintu gerbang berhias meriam. Karena di depan gerbang istana di tampilkan meriam-meriam yang digunakan untuk merebut kota Istanbul yang dulu dikenal sebagai Konstatinopel.

Istana Topkapi
Istana dengan  luas  700.000 M2  ini, dikelilingi  tembok sepanjang 5 km. ini dulunya  merupakan pusat administrasi Kekaisaran Ustmaniyah. Istana yang sangat besar dan mewah tersebut merupakan  kediaman Sultan beserta keluarga  dan para pelayan setianya.  Istana Topkapi mempunyai  banyak bangunan kuno   dengan berbagai hiasan unik di dalamnya.  
 
Bangunan di depan Istopkapi & pintu masuk istana
Kenapa Istana Topkapi banyak dikunjungi? 

Karena di istana ini  yang kini  dijadikan museum, banyak menyimpan  peninggalan langka dan bersejarah dari para Nabi, terutama  Nabi Muhammad SAW.  Bagi  umat Muslim, tempat ini tentu menjadi salah satu  yang memiliki  makna  besar   dan wajib  dikunjungi  kalau  berkunjung ke  Turky. 

Sebelum masuk ke dalam  istana ini, di halaman  depan gerbang itu terdapat sebuah bangunan seperti rumah kecil yang bernama Fountain of Sultan Ahmed III dan di sana berkeliaran anjing liar yang jinak. Saat itu ada tiga anjing tiduran di depan rumah kecil tersebut, seperti dia penjaganya. 

Bangunan istana yang dikeliling tembok tinggi  masih terlihat kokoh itu,  mulai kita  masuk ke sebuah pintu gerbang yang bernama Bab i-Humayun. Setelah masuk  agak ke dalam  tampak   taman asri yang luas dengan hamparan  rumput yang menghijau, juga jajaran kursi-kursi taman.  

Taman tersebut menjadi sasaran  para ebo-ebo  dan aku untuk berswafoto. Viewnya memang indah dan menajubkan. Puas menikmati taman tersebut, kita masuk ke pintu  gerbang berikutnya  yang merupakan gerbang utama istana, bernama Bab as-Salam. Kita harus melalui x-ray.  Harga tiketnya katanya 25 Lira, more less Rp. 75.000 an (1 Lira: Rp. 3000). 
 
Taman di dalam dengan bunga yang aneh bentknya

Disebelah kiri ada bangunan  yang  cukup padat pengunjung dan  aku mencoba  masuk.  Ternyata  bangunan tersebut  adalah Musium tempat  menyimpan  barang-barang para Nabi dan sahabatnya yang dikenal  dengan nama “Sacred Relics atau Holy Relics.” 
 
Ruang Holy Secret
Ruang Musium tersebut,  dulunya merupakan  ruang pribadi sultan. Aku mulai terdiam  melihat & membaca papan keterangan  kecil disamping barang-barang tersebut. Bayangkan bisa melihat  pedang, tapak kaki Nabiallah, juga tongkat Nabi Musa. Mata mulai berembun, betapa aku beruntung dapat melihat langsung benda-benda tersebut. Sumpah, ngga percaya! Tapi kini aku berdiri didepan barang-barang tersebut, Masya Allah.

Aku fokus mengamati satu-persatu dan mengabadikannya.  Di ruangan ini untuk  pertama kalinya aku melihat tongkat Nabi Musa, yang digunakan untuk membelah laut. 
 


Pedang Nabi Daud, pedang Umar bin Khattab, pedang Ali bin Abi Thalib, pedang Utsman bin Affan dan pedang Hussain yang merupakan cucu Rasulullah beserta benda lainnya. Terima kasih tak terhingga buat Bu Devi tercinta,  telah membawa aku sampai  ke tempat ini.

Pedang Rasulullah
Aku pindah ke ruang sebelah terdapat  Jejak Telapak Kaki,  sehelai rambut dan jenggot, selembar surat,   Nabi Muhammad  SAW dan tempat minum serta lainnya yang pernah digunakan Nabi Ibrahim, sorban Nabi Yusuf yang di simpan dalam  etalase kaca. Juga sebuah Hajar Aswad  yang  pengikatnya sudah rusak. Di ruang ini aku di tegur petugas, karena dilarang memotret.  Aku minta maaf karena ngga memperhatikan kalau ada  larangan untuk  mengambil foto.  

Tongkat Nabi Musa

Aku bergeser  lagi ke ruang lainnya  yang merupakan ruang terakhir di Musium ini.  Di ruang ini terpampang etalase dinding  baju Fatimah putri Rasullullah dan baju Hussain cucu Rasullullah,  serta Al Quran. Diantara ruang kedua dan ketiga, di situlah orang/ Qori yang dari tadi suara merdunya terdengan melantunkan ayat-ayat suci Al Quran secara live.

 Pertanyaannya, kenapa barang-barang langka tersebut   bisa  ada di Istana Topkapi? 

Di era tersebut, para sultan Ottoman yang merupakan  Khalifah Islam  abad ke-16 memiliki tugas untuk memelihara dan memperbaiki Ka'bah di Mekkah.   Banyak  benda-benda berharga yang harus diganti dari waktu ke waktu, dan benda yang lama dibawa ke Istana Topkapi.  Benda-benda langka tersebut  menjadi koleksi peninggalan suci dan bisa aku nikmati  tadi.  Rasanya saat  di dalam museum tadi, aku dapat membayangkan seperti apa sosok Nabi Akhir Jaman tersebut. Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad, waala ali Muhammad.

Tapak kaki Nabi Muhammad
Aku memang tidak memasuki setiap bangunan dilingkungan istana tersebut, mungkin tidak termasuk dalam paket tour ini. Soalnya  hanya mendengar cerita  dari Qinan, tapi  ngga kita kunjungi. Seperti Istana Harem atau keputren, yang menurut cerita Qinan adalah tempat tinggal para selir. Lokasi istana ini jaraknya hanya beberapa meter dari Musium Benda-benda para Nabi, atau  ruang Sacred Relics. 

Sebuah bangunan yang lumayan ramai dengan antrian pengunjung yang panjang, ternyata bangunan itu adalah istana Harem atau  Keputren kalau di Jawa. Menurut info untuk masuk ke Istana Harem, kita harus membeli karcis lagi.   

Menurut  Qinan di tengah-tengah  istana harem  terdapat sebuah taman yang teduh dengan pepohonan yang rindang. Istana ini letaknya berseberangan dengan bangunan dapur, tapi kenapa dekat dengan dapur ya?. Mungkin biar ada alasan kalau mau ketemu selir, bilangnya mau minum dan mengambil ke dapur. Hahaha….. 


Tapak kaki & surat Rasulullah, Pedang Ali, sorban Nabi Yusuf, Hajar Aswad & Al quran Fatimah
Istana Harem

Istana Topkapi ini  dikelilingi dengan pemandangan yang indah, apalagi  kalau berjalan sekitar 10 meter dari balkon paviliun terdapat sebuah bangunan istana kecil dengan interior full keramik.  Dari tempat ini   pemandangan selat Bosphorus yang membelah benua Asia dan Eropa dengan kapal-kapal yang hilir mudik, Galata Bridge, Galata Tower dengan bangunan di sekitarnya, dan masjid Sulaymaniye terlihat cukup jelas. 

Pak Andre dan Qinan sudah ngasih aba-aba untuk kumpul dan menuju ke bus, untuk lanjut ke obyek berikutnya. Yeeeh….kita jelong-jelong ke Istiklal  Street.

Istiklal  Street atau Istiklal Caddesi  
 
Shopping time at Istiklal Street
Perjalanan dari Istana Topkapi ke Istiklal Street hanya membutuhkan waktu kurang dari tiga puluh menit. Kita turun dari bus dan mulai menyusuri jalan istiklal, yang memang dikhususkan untuk pejalan kaki. Sepanjang jalan ini, dikiri dan kanan jalan berjajar pertokoan berupa butik, toko buku,  kafe, bar, restoran, pub, kedai kopi, patisseries.  Menurut cerita  samping  itu juga terdapat  bioskop bersejarah,   gereja  St Antoine dan  Santa Maria. Juga   gedung konsulat dan galeri seni inovatif. Trem kota yang berlalu lalang, menambah semaraknya  suasana di daerah  tersebut.

Time for shopping ebo-ebo!!!....Melihat pasmina  yang dipanjang berjajar dengan aneka motif, bikin ebo-ebo mana tahaaan. Pilih-pilih…cocok dengan corak dan harga, barangpun berpindah  tangan.  Mba Hana ngeborong baju model batman,ups….salah deh. Baju hangat dari rajutan, yang langsung digunakan. Kereen pokoknya Mba Hana. “Bu Poppy ngeborong apa, sepatu kah?” Tadi ngeliat Bu Poppy menyelinap ke toko sepatu…hehehe.

“Mpok Menik beli apa lagi tuh!  Hayoo....sisain yang lain belanjanya  ya, hehehe…..

B'gaya dulu sebelum  mborong
Katanya  kalau mau melihat kehidupan sehari-hari  masyarakat di Istanbul,  datanglah ke istiklal street.  Tapi hati-hati tas ya kalau di sana,  dompet bisa berpindah tangan.  Pak Andre nyaris jadi korban, pelakunya ngga seperti  copet di indonesia.  Keren gitu  tampilannya, sampai kita ngga ngenalin kalau itu copet. Menurut  cerita  rakyat Om Erdogan,  mengklaim kalau  di İstiklal Caddesi atau Istiklal Street   setiap harinya ada sekitar 3 juta orang yang berlalu-lalang di sana. Istiklal Street ini kalau di indonesia, tempat nongkrong tapi untuk semua umur.

Aku sih ngga terlalu jauh menyusuri jalan istiklal tersebut, tapi menurut Qinan jalanan panjang ini memiliki banyak gang dengan dekorasi yang cantik dan unik, bagus untuk  berswafoto.  Atau  bisa  berfoto dengan  background   trem kuno yang  menarik. Aku pernah naik trem seperti itu di solo, waktu jaman Jokowi wali kotanya. 
Wajah yg abis borong



Yg happy di Istiklal Street
Nongki dan ngupi-ngupi

Taksim Square
 
Suasana sore di Taksim Square

Penjual bunga disepanjang taksim square

Taksim Square merupakan  kawasan kehidupan malam, belanja, dan makan malam yang sibuk di istambul. Seperti  Istiklal Street, Anda dapat  menikmati makan malam di restoran yang terletak di puncak gedung dengan pemandangan Selat Bosphorus. 







Selat Bosphorus
 
Selat Bosphorus dg jembatan yg menghubungkan Benua Asia & Eropa

Setelah berkenalan  dengan  hidangan  negara Om  Erdogan,  kalau kata Ebo Ella hanya berupa 3T (terong ungu, timun dan tomat) dan sedikit nasi + lauk sebagai makanan utama,  cukup lah untuk  mengisi perut.  Kini saatnya kita kita jalan ke eropah, hahaha….. Coba bayangin aja menjelajah benua asia dan eropa hanya dalam satu waktu perjalanan. Cuma satu setengah jam aja! Kok bisa?

Itu lah hebat dan uniknya, karena rakyat Om Erdogan ini tinggal di dua benua. Dengan jumlah penduduk sebanyak 81 juta jiwa, 70% masyarakatnya  tinggal  di Benua Asia.  Sementara 30% lagi berlokasi di Benua Eropa, kedua benua tersebut dipisahkan oleh Selat Bosphorus. Selat tersebut menghubungkan antara Laut Marmara dan Laut Hitam, juga menjadi selat tersibuk dalam melayani kapal-kapal yang hendak menuju ke laut hitam.  Kapal-kapal yang akan ke laut hitam harus melalui selat tersebut dan tentu harus mengurus adminstrasinya. Coba berapa pemasukan Turky dari ijin untuk melintas selat tersebut (begitu kata Pak Andre..hihihi..). 

Diatas Bosphorus Cruise
Sejak zaman kejayaan Yunani sebelum era Byzantium dan Usmani,  Selat Bosphorus  Tukri telah menjadi pusat rempah-rempah yang ramai. Selat yang memiliki panjang 30 km, dengan lebar maksimum 3.700 meter pada bagian utara, dan minimum 750 meter antara Anadoluhisarı dan Rumelihisarı, merupakan  saksi Al-Fatih saat menaklukkan Konstantinopel. Selat ini juga menjadi urat nadi pelayaran bagi kapal-kapal yang akan menuju ke laut hitam (copas dari Qinan…hahaha).

Jadi kita mau diajak Qinan, Pak Andre dan Evelyn  ke   dermaga Eminonu untuk naik Bosphorus Cruise,  untuk menyusuri selat ini melihat daratan Turki dibenua Eropa dan dibenua Asia.  Kapal yang kita gunakan lumayan besar, terdiri dari dua lantai. Lantai bawah terdapat jajaran kursi penumpang dan resto, sementara lantai atas lebih terbuka sehingga kita  dapat bebas melemparkan pandangan menikmati indahnya panorama. 

Di sisi kiri dan kanan kapal para penumpang dapat menyaksikan beragam landmark dan bangunan berarsitektur khas eropa, asia, bahkan mediterania. Pemandangan mengagumkan seperti ini akan terus bermunculan mulai dari sisi utara bosphorus maupun di bagian sebelah selatannya. Bosphorus merupakan selat tersibuk, 

Diatas Bosphorus Cruise dg pemandangan yg luar biasa
Kesempatan baik ini, dengan view yang ruar biyasah keren tentu ngga akan disia-siakan untuk berfoto ria dalam berbagai gaya.  Sementara yang dilantai bawah, menghangatkan badan dengan berline dance. Perjalanan selama  satu setengah jam tak membuat bosan, karena   indah  pemandangan yang dilalui. 

Ada dua jembatan yang melintas di Selat Bosphorus, yang pertama   memiliki panjang 1.074 meter dan diselesaikan pada 1973.  Jembatan Fatih Sultan Mehmet dengan panjang 1.090 meter, merupakan jembatan ke dua yang  pembangunannya  selesai pada tahun 1988. Jembatan kedua ini terletak  sekitar 5 km disebelah utara jembatan pertama.

Satu setengah jam sudah berlalu,  awak kapal sudah melempar sauh dan kapal merapat di dermaga. Artinya petualangan  di selat bosphorus berakhir, badan  sudah minta istirahat untuk  menghimpun tenaga buat petualangan besok.

Marriott Courtyard hotel Istambul
Itulah perjalanan terakhir untuk hari pertama, kini saatnya check in di Hotel Marriot Courtyard Istambul. Sebelum masuk kamar, kita makan malam dulu dan bertemu kembali dengan menu 3T.
Tunggu lanjutan ngebolang ke “Blue Mosque, Hagia Sophia dan perjalanan menuju Canakkale” dihari kedua.