Selasa, 23 Juli 2019

INDAHNYA KEBERSAMAAN


Gaya kitaaaaa.....

Berawal  untuk mencari data dan foto dari para senior,  aku akhirnya diceburin di WA Group Kasepuhan.  Hal  itu berkat  bantuan  Mba Christin  Awum, saat aku mencari  info  tentang  course 2.  Mas Roni yang memberikan nomornya kepadaku.  

“Kalau kamu mau dapat informasi  tentang para senior, masuklah di WAG Kasepuhan. Nanti saya bilang ke Herning,”  begitu kata Mba Christin saat aku telepon. Jadilah anak bawang ini masuk di group tersebut.  
 
Indahnya kebersamaan
Ternyata Mba Christin benar, begitu komandan group kasih instruksi. Berseliweranlah foto-foto indah pada masanya, tapi untuk mengorek cerita ga semudah meminta foto..hehehe… Namun setelah  jawaban dari pertanyaan yang aku lontarkan, jadilah rangkaian cerita yang membuat mereka mau bercerita pengalamannya. Aaah….menyenangkan sekali  menerima cerita pengalaman mereka. Calon bukunya dalam tahap finishing, nanti dibeli ya Mba-mba kalau sudah dicetak....hihihi..numpang promo.

Naah….hari minggu kemarin aku  ikut kegiatan para senior dalam mempererat silaturhmi, melalui kumpul-kumpul, makan dan bersantai ria dalam kebersamaan. Luar biyasah deh, apalagi ikut gabung Om Ton, penerbang senior yang dulu terbang bareng dengan vanguard ke MES atau BIK. Ada bu Niniek, mantan instruktur wet drill kita yang masih bugar diusia 80 tahun.  Mas Harry, spesialis simulator mz pada masanya.

Course 1-sampai course 9 + akuuh
Rencana acara  ini telah jauh-jauh hari dibuat, setelah ditentukan dari dua lokasi. Tempat Mas Harry atau Mba Lola dan keputusan pilihan ke villa Mba Lola di bogor. Bunitia, Mba Herning, Mba Tika dan Mba Lola mengatur semuanya. Daftar pesertapun dibuat dan kendaraanpun ditentukan sesuai wilayah yang terdekat dengan pembawa kendaraan.  Konsumsi  disiapkan Mba Tika, tapi hampir semua siap membawa makanan untuk dinikmati bersama. Sementara Mba Lola menyiapkan tempat, hidangan juga  dan music.

Terakhir keluar instruksi,  titik kupul di KFC Bogor yang terletak diseberang Botani Squre.” Ingat ya paling telat jam 9 sudah di KFC dan kita akan konvoy ke lokasi mengikuti pengemudi Mba Lola yang akan memandu jalan. Hehehe…..rombonganku ketinggalan, kita masih di toilet. Begitu keluar sudah bubar semua, tapi untuk ketemu Mas Harry yang akhirnya ikut dimobil kita.

Titik kumpul di KFC Bogor
Mengikuti intruksi dari Mba Lola sebagai pegangan dan mengandalkan maps, PD banget kita jalan. Instruksinya:

Step mnj lokasi:
1. gerbang tol blk kanan, berhenti di kfc, lalu kiri terus,ktm BTM (bgr trade mall seblh kanan jln) terus...
2. Ktm pertigaan, belok kanan (sblh kiri ada RS Umi)
3. Belok kiri terus
4. Belok kanan(seblh kiri sepanjang jln jual tanaman buah2an).
5. Ketemu HIGH LAND Resort, belok kanan n terus (perhatikan arah mnj curug Luhur n terus..
6. Sampai ketemu sebelah kiri alfa mart, langsung belok kiri terus
7. Ketemu per tigaan, belok kanan  ikuti jalan, (klo terus, tenjolaya park, baru buka kepunyaan P. Sutioso ada di google)
9. Sampai.

Gaya para seniorku
Jalannya  merayap karena cukup padat, kadang dihadang jalanan yang ngga mulus, akhirnya mulai bingung. Sementara pengemudi Mba Lola, ditelpon ga diangkat. Wis..laju terus dan ketemulah HIGH LAND Resort, belok kanan & terus (perhatikan arah mnj curug Luhur & terus).  Mas Harry ngga bosan turun untuk bertanya, mata kita jelalatan  mencari Alfamaret yang dimaksud dalam petunjuk. Sayangnya disepanjang jalan yang dilalui hanya ada Indomaret dan tibalah dipertigaan dengan plang bertulis : 

LURUS KE PAMIJAHAN DAN KEKANAN KE CINANGNENG. Kita minggir untuk telpon ke Pak Kasiran, tapi dia ngga ngerti daerah tersebut. Sementara antrian panjang mobil mulai rIbut membunyiakn tuternya karena macet. Maklum mobil kita meghalangi jalan mereka.

dari 4 Mba 2 ini, aku masih sempat terbang sama Mba Elly
Keputusan kita ambil untuk berbalik  arah,  cari rumah makan padang  dan kita mulai ngga percaya dengan keterangan tersebut. Kita cari arah ke Tenjolaya Park dan diarakan untuk belok ke kiri, setelah Mas Harry bertanya pada penduduk dan ikuti saja jalannya. Jalan kecil yang hanya cukup untuk 1 mobil,  dan  Tenjolaya park ada didepan kita. Kita ngga tau lagi harus kearah mana dan mencoba telpon kembali…..hihihi…Pak Kasiran ngga tau dimana itu tenjolaya park, kita turun lagi dengan susah payah mencari puteran. Penumpang sudah teriak,…kita balik aja yuuk….hahahha

Akhirnya ditunjukan seorang tukang yang sedang bekerja, beloklah kita dan uji nyai dimulai!. Jalan kecil yang menurun dengan tajam, kadang menaik membuat kita tertawa. Entah tertawa senang atau malah takut merasakan medan jalan seperti itu. Alhamdulillah setelah  separuh jalan, pengemudi kita melihat deretan parkir mobil didepan villa panggung berwarna putih dari kejauhan. Makin mendekat benar itu villa yang kita tuju dan sampailah perjuangan kita menuju lokasi. Menurut aku sih keren   banget, kebayarlah indahnya dengan perjalanan yang ruaar biyasa tadi.

Cantik2 nyaaa..
Apalagi bertemu Mba-mbaku dan lainnya, disambut Mba Lola dengan sumringah dan melihat aneka hidangan yang terhapar di meja. Woow…pokoknya,  beramah tamah dengan lainnya dan mencicipi hidangan. Etapi dengar cerita Bu Lur, turun dari mobil dan naik gojeg…hihihihi… Aku  juga bisa menyerah deh kalau liat medan menuju ke lokasi seperti itu. Toozz….Mba Herning….

Puas berswa foto dengan kain aneka rupa, ada yang memetik jagung, papaya, tomat bahkan tanaman lainnya. Pokoknya berasa di kebon sendiri deh…hahaha…. Ada si ganteng milik Mba Tika yang jadi photografer  keren dan sabar melayani permintaan  para  senior   untuk difoto dengan berbagai gaya. Waah…..kebersamaan itu memang indah, membuat kita bergembira, santai dan melepas tawa bahagia yang tak bertepi.
Mareee....goyang...

Sayang setelah salat dzuhur aku meninggalkan keceria tersebut, karena harus pulang. Jadi ngga menyaksikan Bu Lur bermaumere, berpoco-poco dan bergoyang lainnya. Juga ngga ikut barking, takut sama  senior…wkwkwkw….ngga ding…seniornya baik-baik kok.

Terima kasih Mba Lola dan Pak Profesor untuk menyediakan tempat dalam merajut kebahagiaan dalam kebersamaan yang luar biasa. Terima kasih Bu Lur & Mba Tika, aku kebagian  camilan telor gabus, juga hidangan yang uenaak, tapi sayang lupa nyicip pepe pelangi made in BuLur yang pasti uedeeesss. Lain kali bikin lagi ya Bu Lur sayang…hehehe…

nebeng gaya deket Mba-mba senior
Perjalanan pulang yang  ngga seheboh saat berangkat, tapi ngga tahan sama macetnya seputar bogor. Saking macetnya, Mba Tetty  sampai bisa beli oleh-oleh pisang dan talas yang luar biasa besarnya dari dalam mobil. Rombongan ini harus kembali ke KFC, karena mobil Mas Harry parkir di sana dan kita mau ditraktir Mba Tetty makan soto mie dan taoge goreng bogor. Hm….yummy deh makan taoge goreng dan cuuuz balik Jakarta. Alhamdulillah…jalanan lancar dan  magrib sudah mendarat di rumah Mba Tetty, setelah mendrop Mba Nuning di Tebet. Hatur nuhun pisan Mba Tetty tebengan dan traktirannya. Aaah….senangnya dan berkesan, memang kebersamaan itu indah dan membuat pesertanya bahagia. Terima kasih buat Mba-mba Senior sudah mengijinkan aku ikut serta. Muaach…..


Om Ton, Bu niniek & Mas Baryoto
All team nih
Ditraktir soto mie & taoge goreng Bogor
Indahnya kebersamaan

Numpang gaya dengan para senior

Jumat, 19 Juli 2019

TERNYATA NGGA SEMUDAH ITU





Sejak diketahui  ada masalah dengan jantungnya awal tahun ini, membuat aku gamang. Namun  teman dan sahabat yang  memberi support, bercerita bahwa penyakit itu sudah ga terlalu masalah di masa kini dengan tehnologi pengobatan yang cukup canggih. Hal  itu cukup meredam rasa gamangku, terima kasih support kalian. 

Aku urus semua dengan mencari informasi  apa sih sebenarnya tindakan  yang akan dilakukan dokter. Pemasangan ring itu sebentar, ga butuh operasi tapi  cukup tindakan kecil, apalagi hanya satu sumbatan. Begitu  omongan teman-teman yang selalu  aku dengan, dan itu cukup membesarkan hati. Anakku yang bekerja di rs juga mengatakan seperti itu. 

Langkahku mantab mengurus tindakan pertama yang berakhir gagal, karena kondisi yang ga memungkinkan. Aku ikut menyaksikan diruang tindakan dan mendapat penjelasan dokternya. Saat kembali control,  hasil pemeriksaan membuat langit diatasku seakan runtuh. Setelah dokter mengatakan diduga ada kebocoran dikatupnya. Juragan keliatan tegang denger keterangan dokter. Aku meminta dokter  untuk bicara sama aku aja & menyuruh juragan nunggu di luar. 

“Yaa ….Allah..kenapa malah merembet  yang lain” rintihku dalam doa di mushalah rs. Juragan harus melakukan sederat pemeriksaan secara intensif. Alhamdulillah hasilnya baik dan ga ada kebocoran seperti dugaan awal.  Sudah dapat jadwal untuk mengulang tindakan pemasangan ring kembali di pertengahan bulan Ramadhan.  

Persiapan untuk tindakan sudah selesai dilakukan dan jam 10 pagi mulai dibawa ke ruang tindakan. Aku mengatarkannya sampai pintu ruangan dengan pesan harus pasrah dan berani, “lakukan dzikir ya” pesanku terakhir sebelum pintu ditutup. Tindakan akan berlangsung selama satu sampai dua jam, begitu kata dokter tadi. Aku menunggu di ruang tunggu beserta keluarga lainnya, dua jam berlalu belum ada tanda-tanda aku dipanggil. Sementara belakang sudah selesai dan dipindah ke kamar perawatan.

Detak jantungku makin cepat dan keresahan mulai menghinggapi hati. Aku mencari informasi ke ruang tindakan dan diminta untk bersabar, karena belum selesai. Perasaanku mulai ga enak, apalagi melihat waktu terus bergerak. Dzikir dan berdoa tak putus aku lantunkan, aku telpon anak-anak untuk mendoakan papanya. Juga ke teman-temannya yang kebetulan mengirim pesan di hp, untuk bantu mendoakannya.  Akhirnya aku menyerah tindakan sudah berrjalan 4 jam, aku ke mushala. Membasuh wajah dengan wudhu, salat dan terus berdoa. Alhamdulillah..pelan tapi pasti aku mulai tenang, Anak-anak sudah datang menemaniku dan tepat 5 jam pelaksanaan tindakan, aku dipanggil.

“Yaa….Allah, suami saya kenapa dokter?" teriakku melihat Juragan dipenuhi alat medis dan badannya dingin. “Sabar ya Bu, nanti dokter akan menjelaskan,” kata perawat di ruang pemulihan. Aku menyapukan pandangan ke monitor tekanan darah,  tertera angka 70/60.

“Aku takut Ma, jadi ga berhasil lagi dipasang ringnya. Tiga dokter  sudah angkat tangan dan terakhir  profesornya yang  turun,  dengan  alatnya  dibengkokin.  Belum sampai titiknya,  badan aku dikompres handuk  panas karena sudah dingin semua.  Ga taunya karena tensiku drop, jadi dihentikan  pemasangan”  terbata-bata Juragan bercerita.  Dokternya memanggil aku dan menjelaskan dengan detail  tindakan dan kondisi Juragan.

“Kondisi jantungnya bengkak hampir 50 % dan hal itu yang membuat sulit pencapai titik sumbatnya. Tadi  distop karena tekanan darahnya drop dan bisa  disebabkan karena bapak stress. Nanti akan kita coba ulang, andai tidak berhasil akan dilakukan bypass.” Begitu panjang penjelasannya dan juragan masuk icu. Aku sudah ga tau lagi harus berkata apa, hati seperti tercabut dari tempatnya. Tapi  aku mencoba tetap berpikir waras. 

Akhirnya dijadwalkan kembali bulan depan untuk dicoba kembali. “Saya menyiapkan alatnya dan ibu bantu agar bapak tidak stress.”   Masih ada waktu sebulan untuk menyiapkan mental juragan. Aku ajak bicara dan dilalah, di apotik bertemu orang yang  habis di bypass. “Apakah kamu mau di bypass seperti itu?”  tanyaku.  “Ngga ma, aku mau dipasang ring aja”    

“Ok, makanya pasrah aja. Ga usah dipikirin dan focus dengan dzikir dan baca ayat kursi.”  Satu momen tak terduga  yang cukup ampuh mendongkrak keberaniannya.  Aku ijin dokter bawa juragan jalan-jalan dan mencoba MRT,  dokter  menyetujui.  Setelah itu memang perubahan menakjubkan terjadi, kemangatkan timbul dan mengatakan siap  pasang ring.

Saat waktunya tiba, dia dengan gagah berani  ke ruang persiapan dan masuk tidak mau menggunakan kursi roda seperti sebelumnya. “Ingat ya, pasrah dan focus berdzikir,” pesanku sebelum dia masuk ruang tindakan. Jam tiga sore masuk, aku tetap berpegang bahwa tindakan  akan memakan waktu 1-2 jam saja.  Namun  tiga jam telah berlalu masih belum ada kabar, selain tiga dokter dikabarkan  sudah angkat tangan dan menyarankan untuk bypass.  Profesor  menolak dibypass setelah dihubungi dan akan melakukannya, setelah menyelesaikan operasi seorang anak dari  UGD.  

Sementara Juragan tetap semangat, sampai digangguin sama para dokter dan saat Profesornya datang. Tindakan dilakukan kembali, akhirnya berhasil dalam waktu kurang dari setengah jam. Walau sebelumnya 3 dokter angkat  tangan.  Jam 19.00 Juragan keluar dari ruang tindakan dengan wajah sumringah dan bilang, "Berhasil mama!"  Alhamdulillah, ternyata yang kata orang awalnya mudah memasang ring, ternyata ngga semudah itu bagi Juragan. Hal itu disebabkan kasusnya tidak sama dengan yang lain.  Jam 21.00 masuk kamar perawatan dan jam 10 pagi keesokan harinya sudah diijinkan pulang.

Sementara Juragan dipersiapkan untuk diantar ke ruang perawatan, dokter menemui aku dan membicarakan tindakan yang baru dilakukan. "Alhamdulillah Ibu, profesor berhasil melakukan pemasangan. Padahal saya dan dua dokter yang lain sudah angkat tangan, 3 jam kami berusaha tapi memang sulit kondisinya. Jantung bapak sekarang sudah seperti bayi baru lahir bu,  titik sumbat hanya satu tapi panjangnya kurang lebih 5 cm. Tolong dijaga ya Bu."

"Terima kasih dokter" 

"Sekarang napasku enak ma,  rasa nyeri tangan, kaki dan sendi-sendi semua hilang." Lapor Juragan paskah dua hari pemasangan. 

Tiga hari setelah pulang, kami kembali untuk kontrol dan dokter teriak melihat hasil cek laboraturium. Asam uratnya mencapai 9. "Aduh Pak, selama 3 bulan asam urat, tensi darah & kolesterol harus normal agar ring yang dipasang bisa menyatu dengan pembuluh darah. Saya kasih obat penurun asam urat dan jaga asupan makannya ya."

Menurut aku yang terberat adalah menjaga 3 bulan pasca pemasangan ring, karena susah dikontrol. Semoga bisa melewati waktu tersebut dengan baik, aamiin yra.

Minggu, 14 Juli 2019

SRIKANDI INDONESIA ITU BERNAMA LEANE SUNIAR




Mungkin  sekarang  tidak  banyak  yang  mengenal sosok ini, tapi tidak bagi para atlet Indonesia. Karena kiprahnya  di dunia olah raga Indonesia tidak pernah ditinggalkannya, mantan atlet  panahan  ini hampir 50 tahun  mengabdikan diri di dunia olahraga yang  telah membesarkan namanya. 

Ibu dari tiga orang anak ini dijuluki “Srikandi Indonesia pada masanya, dia adalah Leane Suniar.” 

Beliau telah mengukir sejarah besar bagi bangsa Indonesia di kancah Internasional. Namanya tercatat   di Olimpiade Musim Panas  Montreal tahun 1976, sebagai atlet wanita  indonesia pertama yang mencapai prestasi terbaik dengan menduduki Peringkat 9 Besar Dunia di Olimpiade Montreal  pada cabang  panahan dalam kompetisi tunggal wanita. Sementara di tingkat Asia menempati  urutan pertama dan di tingkat nasional,  12 kali memecahkan rekor nasional dalam rentang tahun 1971-1983. 

Setelah mengukir prestasi gemilangnya, Leane mengalami kegalauan karena harus memilih antara  dunia panahan  yang telah melambungkan namanya atau meneruskan kuliah kedokterannya. Ternyata walau memilih melanjutkan kuliahnya,  kecintaanya kepada  dunia olah raga tidak pernah pudar  sampai  saat ini. Beliau   tetap mengabdi  di dunia olahraga Indonesia sampai detik ini. 

Sederet jabatan yang  menjadi tanggungjawab  dokter Spesialis Gizi Klinis ini, dijalankan dengan sepenuh hati antara lain:

1.       Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Mutu Gizi PON XIV di Jakarta (1995).
2.       IPTEK KONI Pusat (1995-2003)
3.       Wakil Komisi Ilmu Olahraga KONI Pusat (2003-2007)
4.       Ketua Komisi Medis Komite Olimpiade Internasional (2007-2011)
5.       Ketua Cabang olahraga Akurasi Satlak Prima (2011)
6.       Manager Cabor Panahan pad Olimpiade di London (2012)
7.       Kesehatan dan Gizi Olahraga Satlak Prima (2013-2014)
8.       Ketua Tim Pelatih PP PERPANI (2004-2007)
9.       Ketua Binpres PP. PERPANI (2008-2010)
10.   Ketua I PP. PERPANI (2010-2014)
11.   Ketua Bidang SDM PERWOSI Pusat (2012-2017)
12.   Manajer Tim Nasional Panahan Indonesia pada Asian Games  di Guangzhou China (2010)
13.   Manajer Tim Nasional Panahan Indonesia pada  Asian Games  di Incheon, Korea Selatan (2014)
14.   Wakil Kepala Bidang Sport Science KONI Pusat.
15.  Direktur Departemen Medis dan Pengawasan Doping (Medical and Doping Control) Komite  Penyelenggara Asian Games Indonesia (INASGOC) pada perhelatan Asian Games 2018.

Bukan hanya jabatan  yang menjadi tanggungjawabnya saja, sederet penghargaan juga didapatkannya:

1.       Sebagai Olahragawati Terbaik (1976)
2.       Ikatan Kesejateraan Keluarga ABRI (1990)
3.       Penghargaan dari PMI, 66 x Transfusi Darah (1991).
4.       Mantan Olahragawati Berprestasi di Bidang Olahraga dan Karier Menpora (2011).
5.    Penghargaan kepada Mantan Atlet wanita berprestasi dari PERWOSI (2018).

Nenek empat orang cucu ini, masih aktif  sebagai Dosen di FK-UKI. Pada tahun 2015, penulis ikut menghadiri saat beliau mempertahankan disertasi doktornya dalam sidang terbuka yang dilaksanakan di Universitas Negeri  Jakarta.  DR dr. Leane Suniar MSc, Sp.GK  berhasil meraih nilai sangat memuaskan. Dua dari tiga orang anaknya juga berprofesi sebagai dokter, bahkan salah satunya mengikuti jejaknya mengabdi di dunia olahraga indonesia.

#Spesialbuat dokterleane