Kamis, 16 Februari 2017

KEHEBOHAN DI PAGI HARI





Menjalani hidup di masa pensiun, memang nano-nano rasanya. Yaaah…..seperti rasa permen nano-nano dengan  aneka rasanya, ada rasa manis, asin, asam dan pedas. Alhamduulillah nggak ada rasa pahitnya, walau pada kenyataannya rasa pahit kadang hadir tanpa permisi.

Tahukan kalau usia pensiun sebenarnya?...udah banyaaaak, saking banyaknya sampai nggak bisa dihitung pakai seluruh jari tangan dan kaki.  Tapi sering kali kita lupa, maunya  bekerja seperti biasa. Apalagi waktu udah banyak yang kosong, jadi semua pekerjaan di rumah dikerjain. Seteleh selesai napas ngos-ngosan dan emang umur  nggak bisa dibohongi.  Bertambahnya  usia  tentu akan dibarengi dengan menurunnya Fisik dan daya ingat pastinya. Makanya kalau saya sedang menggunakan kaca mata plus 2,5, saya bilang ke suami.” Kamu jangan dekat-dekat deh duduknya.”

Dengan sewot suami jawab, “emang kenap sih, sombong banget!”
“Nggak marah ya kalau aku jawab jujur?”  jawabku lagi dan dia menganggukan kepalanya.

“Ok, kaca mata ku ini kan untuk ngeliat yang kecil biar tampak gede. Artinya kalau lihat kulit mukamu, makin jelas wironnya tau!.” Jelasku sambil menjauh, biar nggak dicubit….hehehehe….

Ternyata dia ngakak dengar jawabanku. “Nanti, aku balas aaah”……katanya sambil mengepalkan tangan.
Hidup diusia senja memang banyak hal-hal yang tak terduga terjadi, karena kita sering kali nggak menyadari datangnya masa penurun daya ingat, fisik dan lainnya.

Ada kejadian lain yang membuat saya ketar-ketir gimana gitu. Pada suatu pagi, kebetulan saya udah dijalan dalam rangka ada pertemuan dengan teman. Tiba-tiba hp berdering dan terbaca nama suami (tumben banget dia telpon}, ternyata kunci motornya hilang sementara dia sedang ada urusan di kantor BPJS. Katanya, “Pegawai BPJS yang  tadi melayani aku sampai manggil satpam kantor dan diminta bantuin aku untuk mencari kunci.” 

“Coba  dicari dikantong celana dan jaketmu,” jawabku.

“Nggak ada Ma, jaketku udah bolak-balik diperiksa  satpam dan tukang parkir,” katanya dengan nada pasrah. “Aku mau pulang dulu, ngambil kunci serepnya aja,” lanjutnya.

Singkat cerita, siang suami telpon kembali  tapi dia ketawa ketika kau menjawab “hallo”.
Katanya, begitu sampai di rumah aku tiduran di sofa sambil ngingat-ngingat dimana aku simpan tuh kunci dan akhirnya aku ketiduran. Begitu bangun, aku ngoba periksa lagi kantong celana dan jaket. Ternyata kuncinya ada disalah satu kantong jaket, Ma. Padahhal tadi udah dicari beberpa orang nggak ada. Hehehehe…..saya hanya bisa ketawa mendengar ceritanya.

Setiap orang kalau pagi hari, pasti pada rempong. Ada yang  bersiap-siap  untuk memulai aktivitasnya di rumah dan menuju tempat kerja, juga para Emak biasanya berkutat di dapur untuk menyiapakn hidangan sarapan dan bekal bagi anggota keluarganya. Kerempongan itu juga melanda aku, karena harus menyiapkan sarapan buat si Kakak dan Ade, juga bekal maksi untuk di kantor. Karena jam 6 si Ade harus berangkat, maka sebelum dia berangkat tentunya sarapan dan lainnya harus selesai sebelum jam tersebut.  Setelah anak-anak berangkat ke kantor, sepilah rumah dan aku belum keluar juga dari dapur. Masih beberes dapur setelah selesai masak dan tiba-tiba dari  teras, suami berteriak. “Maaaa,…lihat helm aku nggak?”

“Nggak, semalam abis jemput Ade, kamu taruh dimana?” Jawabku

“Yaaa….ditempat biasa, deket motor. Udah aku cari ga ada disitu juga.”

“Coba periksa disamping, di rak sepatu,”  saranku tetap masih dari dapur.

“Ngga ada Maaa, jawabnya terdengar putus asa.

“Bantuin nyari dulu dong Maaa…..aku udah kesaingan neh” jawabnya yang udah berdiri di depan dapur.
Aku mengangkat kepala dari cucian piring, karena mendengar suaranya. Bahkan aku cukup kaget dengan kedatangannya. Daaaan…….aku sampai nggak tega  ketawa, demi ngeliat sosoknya yang berdiri di depan dapur, karena helm yang dicarinya itu ya sudah terpasang di kepalanya.

“Belum ketemu helmnya Pa?, tanyaku sambil menahan ketawa.

“Cepat bantuin nyari, Ma. Aku udah kesiangan,” jawabnya putus asa.

“Udah dicari di kepalamu belum?”  saranku sambil ngakak….

“Yaa….ampun, Maaa… jadi dari tadi helm itu udah aku pakai.” Dia jawab sambil ikut ketawa.

Bayangin, helm dipakai dia nggak tau. Padahal helm itu kan besar ya dan pastinya terasa berat tuh kepala…hahahahahhaha……..Itu lah kehebohan di pagi hari bagi dua orang manula.

#ALUMNI_SEKOLAH PEREMPUAN#



Jumat, 10 Februari 2017

Training Keceh yang lengkap dengan Praktek & Magang






Mencari tempat training  penulisan  memang  tidak sulit,  tapi  menemukan  tempat training yang pas dan sesuai dengan keinginan itu  yang  sulit.  Apalagi training penulisan yang  bukan hanya memberikan pelajaran saja, namun juga praktek langsung dan  guyuran  ilmu penulisan yang  tanpa henti pasca pelatihan.   Hanya  di IndiScrip Training Center  Anda akan menemukan pelatihan penulisan  yang Anda butuhkan. 
 
Beberapa  kali saya  mengikuti pelatihan penulisan tapi semua menguap begitu saja, setelah sertifikat ditangan dan hubungan pun berakhir.  Akhirnya pengembaraan  saya  berakhir setelah menemukan Sekolah Perempuan dibawah bendera Indiscrip Training Center  dan aku  telah menelurkan  dua buku antalogi serta menanti lahirnya buku solo. 

Untuk mencerahkan para  IRT, ITC menggandeng agensi artikel   bernama  @ JoeraganArtikel yang modulnya khusus untuk mengasah kemampuan ibu rumah tangga dalam membuat artikel, job review dan blog. Hebatnya  para IRT  digembleng  membuat artikel, job review dan blog dari  nol sampai bisa memenuhi artikel pesanan, job review dan blog, karena langsung diberi kesempatan praktek, bahkan langsung magang. 
Kerennya lagi, para lulusannya langsung direkrut tim penulis emakpintar.asia dan  akan diberi binaan lanjut  guna  menapaki jenjang karier kepenulisan berikutnya. @ JoeraganArtikel  merupakan  jembatan para IRT  untuk  mendapatkan penghasilan  tambahan di sela-sela kesibukan mengurus rumah tangga. 

So….tunggu apa lagi Mak,  cepat daftar  sebelum ketinggalan. Kapan lagi bisa ikut training sekeceh ini, dengan harga terjangkau?   Untuk informasi training, bisa menghubungi Ummi Aleeya selaku Trainner n owner @JoeraganArtikel.

Kamis, 09 Februari 2017

Secuil Kisah tentang AKU




Saya biasa dipanggil Ningsih dan nama lengkapnya Srie Ningsih, adalah ibu dari dua orang anak. Si kakak seorang cowok, saat ini sedang  mempersiapkan diri  melepas  masa lajangnya yang tinggal tiga bulan lagi. Sementara si bontot adalah seorang cewek cantik baru 5 bulan memasuki dunia kerja. Kuliah diselesaikan tidak sampai 3,5 tahun dan Alhamdulillah mendapat  predikat cum laude.


Saya sudah pensiun sejak tahun 2008, tapi Alhamdulillah dipercaya orang untuk bekerja di perusahaannya. Namun itu pun telah selesai, pada saat pemilik perusahaan yang  merekrutku meninggal dunia. Saya focus pada tugas sebagai freelancer di sebuah organisasi yang hanya hadir seminggu dua kali. Lumayan untuk mengisi waktu selama ini dan aku di organisasi plat merah tersebut sudah  bertahan selama 12 tahun, rencana mau mengundurkan diri tahun depan.

Saya dulu waktu masih aktif di perusahaan yang aku jalani selama hampir 30 tahun, macam-macam tugas  sudah saya jalankan. Posisi terakhir di divisi Corporate Secretary, sebagai Kepala Perpustakaan kantor merangkap Kepala Tata Usaha dan Kearsipan perusahaan, juga sebagai Pemred tabloid kantor. Pengalaman tulis menulis waktu smp terasah kembali dan akhirnya dikursuskan oleh perusahaan sebagai jurnalis di Dewan Press Pusat. Saat ini di masih sebagai pemret di tabloid organisasi selama 12 tahun dan organisasi ini yang membiayai saya mengikuti pelatihan SP 3.

Saat smp tahun tujuh puluhan  cerpenku ada beberapa nongol di majalah gadis,  artikel dan resensi buku juga muat di Media Indonesia.  Berkat gemblengan  SP3, alhamdulillah 2 buku  antologi udah lahir, tapi sayang buku soloku belum terbit sampai sekarang…huhhuhu….tolong bantu doa ya Mak. 

Eee….saya juga dulu jadi instruktur siswa pramugari udara di perusahaan, juga mengajar Publik Relations bagi  para pramugari. Saya juga mengajar etika bagi pegawai yang baru bergabung, sampai tenaga security. Satu lagi, aku juga yang membuar SOP tentang Tata Tulis Persuratan Perusahaan dan memberikan materi persekretariatan bagi para sekretaris direksi dan general manager, juga beberapa kali menjadi anggota tim  SOP tentang pelayanan di Perusahaan.

Targetnya sekarang pengen ikut nulis artikel dan blog yang menghasilkan rupiah, karena udah malas kerja keluar rumah…..doakan berhasil ya.

MERENDA MASA DEPAN




Tidak ada orangtua yang  mau menumpang hidup dengan anak, kecuali terpaksa!.  Betul  ngga  sih Mak?. Aku yakin pasti sebagian besar Emak, pasti  menjawab  iyaaaaaa……… 

Setiap keluarga,  bahkan setiap orang  berusaha  untuk dapat hidup lebih baik dari waktu ke waktu untuk dapat terpenuhinya sandang, pangan, papan dan fasilitas lainnya.  Disamping memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, untuk keluarga dan masa depan anak-anak. Pendek kata semua dipersiapkan untuk kebahagiaan  diri sendiri dan keluarga tentunya.


Namun pernahkah kita sebagai orangtua memikirkan untuk dirinya sendiri di masa depan. Pada saat anak-anak sudah beranjak dewasa, bahkan pelan tapi pasti mulai meninggalkan kita untuk bersatu dengan pilihan hatinya dan mengurus rumah tangga kecilnya. Sebagai orangtua tentunya kita bahagia dapat mengantarkan anak-anak berhasil menyelesaikan pendidikan tertingginya dan mengantarkannya ke gerbang rumahtangga yang  diidamkannya.

Lalu apa yang tersisa untuk kelanjutan hidup kita sebagai orangtua dikala  kita  telah purnabakti dan menghabiskan masa tua?.  Apakah menadahkan tangan kepada anak-anak  untuk dapat menyambung hidup sampai akhir hayat, atau  tetap bekerja untuk sekedar menyambung nafas?.    Ingat Mak, kadang tidak semua anak dapat membantu kita. Untuk mengurus rumahtangganya saja kadang mereka masih belum mencukupi. Maklumlah keluarga baru yang masih perlu banyak dana untuk masa depan keluarga kecilnya.
Ingatlah Mak, harta orangtua adalah harta anak. Sementara harta anak bukan harta orangtua, begitu juga dengan rumah orangtua adalah juga rumah anak-anak,  tapi rumah anak bukan rumah orangtua.  Bahkan tidak sedikit orangtua masih menyokong kebutuhan rumah tangga anaknya, karena anaknya jauh dari cukup kehidupannya. Begitu kan kita sebagai orangtua, bagaikan lilin yang siap mati demi untuk menerangi sekelilingnya. Orangtua akan memberikan apapun untuk anak-anaknya, sampai maut menjemputnya.

Jadi mari Mak kita merenda masa depan untuk diri kita sendiri, agar tidak merepotkan anak-anak. Apalagi membuat anak-anak susah, karena harus menanggung hidup kita. Memang banyak anak-anak yang ikhlas mengurus orangtuanya, tapi aku yakin tidak ada di dunia ini orangtua yang mau menyusahkan anaknya. Apalagi sampai menumpang hidup kepada anaknya, kecuali terpaksa.

 Untuk orangtua yang mempunyai uang pensiun yang dibayarkan setiap bulan, tentu akan sangat membantu biaya hidup dimasa tua kita. Lalu bagaimana bagi yang tidak memiliki pensiunan bulanan? Untuk itu pada saat kita menyiapkan masa depan bagi anak-anak, jangan lupa persiapkan juga untuk hidup kita sendiri. Alhamdulillah kalau kita memiliki harta yang lebih, tapi perlu diingat jangan semua diperuntukan untuk anak-anak saja. Namun sisihkan untuk diri sendiri yang nanti akan bisa kita manfaatkan untuk menyambung nafas kita.

Ada berbagai macam cara tentunya misal, kalau mau membuka usaha lakukan minimal lima tahun sebelum memasuki masa pensiun. Jadi pada saat memasuki pensiun, usaha yang kita dirikan sudah berjalan dengan baik. Gunakan uang pensiun yang dibayarkan sekaligus sebagai modal untuk membuat atau membeli kontrak/ rumah kos, misalnya yang hasilnya cukup untuk menutup  biaya hidup sehari-hari. Paling tidak setiap bulan ada dana pasti yang bisa untuk menopang biaya hidup kita bersama pasangan. Intinya lakukan semua  persiapan  hidup  dimasa tua, minimal lima tahun  sebelum masa pensiun  tiba. Untuk itu miskin dimasa muda karena  menabung,  tapi kaya dimasa tua sebagai hasil yang kita petik.  Ok Mak, selamat merenda masa depan.