Gaes….
Sering dengarkan kata bijak “ Orang tua dapat merawat 10 anak,
tapi 10 anak tidak dapat merawat orang tuanya.”
“Orang tua kaya anak jadi raja,
tapi anak kaya orang tua
jadi pembantu anaknya.”
“Harta orang tua adalah harta
anak, tapi harta anak bukan harta orangtua.”
“Orang tua tidak takut menghabiskan harta untuk anak, dan anak
takut miskin bila membiayai orangtua.”
Aku sih welcome aja kalau ada
teman yang mau curhat, tapi aku suka
baper kalau ada teman sharing tentang orang tua. Tapi harus bagaimana lagi, kalau
seorang teman yang sharing kesedihannya, masa ditolak.
Dia bercerita kalau orang tuanya
sudah lebih dari 10 tahun meninggal. Bersama saudara sekandungnya, mereka
bergiliran mengeluarkan biaya untuk orang yang merawat makam orang tuanya.
Namun ada saja yang menolak mengeluarkan biaya tersebut, dengan alasan
yang dicari-cari.
“Memang yang lain bisa
membiayainya, tapi hal ini kan sebaiknya
dipikul bersama. Hal itu sebagai bakti
anak kepada orang tua, dengan merawat makamnya. Biayanya juga ngga besar,
hanya seharga dua ekor ayam potong,” tambahnya diujung telepon.
Kenapa sih, aku harus mendengar
cerita ini?
Gaes…. Aku
paling ngga tahan kalau mendengar cerita
anak yang tidak mau mengurus orang tuanya. Mataku basah tanpa bisa ditahan
huhuhu….
Menurut teman tersebut, setiap anak mendapat giliran hamper setahun
sekali doang! Masa sih ngga bisa, mungkin bukan ngga bisa tapi memang tidak niat.
Aku langsung terbayang saat ibu dan bapak masih ada, rasanya belum banyak yang
bisa dibalas semua kebaikannya.
“Aku lelah tarik urat dengan
saudara yang menolak mengeluarkan biaya, saat gilirannya tiba. Tapi
aku tetap memaksa, agar dia tidak
menjadi anak durhaka dan terus berbakti.
Padahal makam orang tuaku itu
ngga perlu mengeluarkan uang sewa setiap tahunnya, karena penghargaan negara
atas jasa-jasa bapak.” Lanjut teman
dengan suara tersendat.
Menurut QS An-Nisa (4:36)
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapakmu.”
Gaes……..
Menurut teman tersebut, memang
anak yang tidak mau mempunyai riwayat
yang kurang bagus terhadap orang tua. Mereka
menguasai beberapa harta orang tua dan
sempat ribut dengan orang tua.
Astaqfirullah…….
Aku percaya
apapun yang kita lakukan, akan kembali kepada kita. Jadi apa yang telah kita
lakukan untuk ibu bapak, in shaa Allah kelak
anak-anak akan melakukan itu pula kepada kita. Siapa menanam, maka dia pula
yang akan menuai. Aku istilahkan hukum sebab akibat, kebaikan yang kita lakukan akan kembali
kepada kita. Andai baik, kebaikan pula yang akan diterima. Begitu pula
sebaliknya.
Gaes…… berbakti kepada orang tua
atau ibu dan bapak adalah perintah utama, maka hukumnya jelas. Berbaktinya
seorang anak kepada Orangtuanya adalah hak yang Allah berikan kepada ibu dan
bapaknya. Jangan lupa berdoa yang terbaik untuk orang tua dan sayangi mereka, seperti mereka menyangangi kita sejak kecil.
Berapapun uang yang kita berikan kepada orang tua, itu tidak akan cukup untuk membalas pengorbanan yang telah dilakukannya kepada anak-anaknya. Malah dianjurkan kita bersedekah untuk orang tua yang telah meninggal.
Dalam hadits ini dibolehkan
bersedekah untuk mayit dan itu disunahkan melakukannya. Sesungguhnya pahala
sedekah itu sampai kepadanya dan bermanfaat baginya, dan juga bermanfaat buat
yang bersedekah. Karena bersedekah untuk orangtua yang telah meninggal
dunia memiliki 3 keutamaan:
1.
Pahala sedekah sampai kepada orang tua yang
telah meninggal dunia
2.
Sedekah tersebut bermanfaat/berguna bagi orang tua
yang telah berada di alam barzah
3.
Sedekah tersebut dapat menjadi penebus kesalahan
orang tua.
Jadi apa yang akan Anda tanam?