Minggu, 28 April 2013

Bila Waktuku Tiba

Keriput  halus terlihat jelas  disudut-sudut matanya, wajahnya  tampak letih. Duduk sendiri di ruang keluarga sambil menyaksikan acara televisi, walau matanya lurus menatap layar televisi, tetapi sorot matanya kosong. Gurat-gurat kesedihan begitu kental menghiasi wajahnya,  belum genap satu bulan suaminya berpulang. Kini kesunyian mendekapnya erat, satu persatu meninggalkannya sendiri. 

Anak pertamanya telah dibawa suaminya dan dua minggu sekali rumahnya akan ramai oleh celoteh dua cucunya, yang menghibur dirinya. Sementara si bungsu telah tinggal sendiri dan setiap minggu mengunjunginya.  Andai waktu dapat dia putar, akan ditambah jumlah anak-anaknya.

Yang tidak dapat kembali adalah waktu, dia berputar tanpa dapat dicegah. Anak-anak sudah memiliki dunianya masing-masing, yang tinggal hanya dirinya, sendiri dimakan usia. Belahan jiwa telah berlalu meninggalkannya, hanya Allah kini yang setia menemani dan menjaganya. Kapan waktunya akan tiba? itu adalah rahasia Ilahi pada umatnya yang telah dicatatkan sejak manusia berada didalam kandungan ibunya.

Ya Allah..... bila waktuku tiba, ambil  aku dalam keadaan khosnul khotimah dan anak-cucuku ikhlas melepasnya. Pertemukan aku dengan suamiku kembali di alam lain yang Kau janjikan. Aaamiiin

Rabu, 17 April 2013

I B U



Ketika  aku kecil
Bila dahaga datang yang menyusukan ibu
Bila lapar menyerang yang menyuapi ibu
Bila sendiri yang selalu disampingku ibu
Dan perkataan pertama yang keluar dari mulutku adalah……ibu
Bila aku tidak dapat tidur, ada    ibu menemani  
Bila menangis, orang pertama yang datang adalah ibu
Bila ingin bermanja   ibu selalu siap setiap waktu
Bila ingin bersandar, bahu ibu selalu siap menyongsongku
Bila sedih,   hanya ibu yang selalu menghiburku
Bila nakal,  ibu  dengan lembut menegurku 
Bila  ngambek,  hanya ibu yang sabar membujuku
Bila takut, hanya ibu yang menenangkanku
Bila ingin memeluk, kedua tangan ibu siap menyambut pelukanku 
Aku selalu teringat ibu               
Bila sedih, aku selalu ingat ibu
Bila senang, orang pertama yg kuberitahu   ibu
Bila takut, aku selalu memanggil ibu
Bila aku sakit, orang yang paling risau ibu
Bila aku ingin bepergian, orang yang paling sibuk ibu
Bila aku ada masalah, orang yang paling risau adalah ibu
Pelukan yang paling hangat adalah pelukan ibu
Yang selalu masak makanan kesukaanku adalah ibu
Makanan yang paling enak adalah masakan ibu
Bila aku pulang ke rumah, yang pertama aku cari  ibu
Setelah aku punya pasangan :
Bila aku senang…aku mencari pasanganku
Bila bahagia, aku peluk erat pasanganku
Bila kau sedih, aku mencari ibu
Bila aku berhasil…kuceritakan pada pasanganku
Bila aku gagal, kuceritakan pada ibu
Bila berduka, aku menangis dipelukan ibu
Bila berlibur aku bawa pasanganku
Bila sibuk, aku antar anakku kerumah ibu
Bila sambut valentine, aku beri hadiah pada pasanganku
Bila hari ibu, aku hanya mengucapkan Selamat hari Ibu
Setiap saat aku telepon pasanganku
Setiap saat ibu menelponku, bila aku  belum pulang
Selalu aku belikan hadiah untuk pasanganku
Entah kapan, aku ingin belikan ibu hadiah
Kalau kau sudah selesai belajar dan bekerja, masih ingatkah kau pada ibu?
Tidak banyak yang ibu inginkan, hanya dengan menyapa itupun cukuplah bagi ibu
Berapa  banyak anak yang menghawatirkan ibunya ?
Berapa banyak anak yang mau dan sanggup merawat ibunya?
Berapa banyak anak yang sanggup meluangkan waktu untuk menjaga ibu ?
Ibu selalu ada buat anak-anaknya, disepanjang hidupnya
Anak-anak akan meninggalkan ibunya ketika kehidupan rumah tangga dating menghampirinya.

miss u my beloved mommy




Kamis, 11 April 2013

Jika Malu menjadi Sesuatu yang Langka



 

      Berbagai media saat ini selalu menayangkan berbagai tindak korupsi yang dilakukan para abdi negara, dari tingkat terendah sampai tertinggi.  Begitu juga para anggota Dewan yang terhormat, satu persatu terseret jadi tersangka.  Sedihnya lagi semakin diberantas, semakin tumbuh subur  pelaku-pelaku baru, bak ilalang disiram hujan. Pelaku korupsi yang tertangkap tangan dengan jelas dapat disaksikan dilayar kaca wajahnya, bahkan namanyapun dibacakan dengan lengkap. Entah kenapa wajahnya tidak dikaburkan atau ditutup. Apakah kode etik jurnalistik memang sudah membolehkan hal itu atau ada alasan lain, tetapi ada pula yang mengatakan sebagai salah satu sanksi sosial agar masyarakat mengetahui.

     Tidak habis pikir saya setiap menonton tayangan tersebut, apa yang ada benak pelaku? Apakah mereka tidak memikirkan keluarganya? Bagaimana dengan perasaan anak-anaknya jika mengetahui bapak/ibunya sebagai pelaku korupsi ?  Keserakahan dan  kerakusannya  telah merugikan orang banyak dan menghancurkan bangsa ini. 

     Pengabdian para abdi negara seakan dibenarkan berbuat tidak jujur karena penghasilan yang diberikan terlalu kecil dan kurang untuk biaya hidup layak keluarganya. Tetapi setelah penghasilan disesuaikan, korupsi juga tidak berkurang, malah semakin merajalela dan terang-terangan. 
     
    Saya pernah punya pengalaman disalah satu Kecamatan ketika mengurus perpanjangan KTP. Ketika meminta surat pengantar  di Kelurahan, begitu masuk, terpampang  stiker besar di dinding dan dibeberapa depan meja pegawai yang bertuliskan "Sesuai  peraturan daerah No 2 Tahun 2010 (kalau saya tidak salah), untuk  pembuatan KTP, KK, Akte Kelahiran dan Surat Kematian tidak dipungut biaya apapun, alias GRATIS!"  Setelah tiba di Kecamatan dan menyerahkan surat pengantar dari Kelurahan dan data yang diperlukan, saya diminta membayar sepuluh ribu rupiah. "Ooo.."guman saya sedikit terkejut sambil mencari-cari  stiker yang tertempel di Kelurahan tadi, ternyata tidak ada di kecamatan. "Tadi di kelurahan ada stiker yang bertuliskan kalau buat KTP itu gratis, Mas" protes saya ke petugas.  Petugas tersebut hanya berkata pendek, "biayanya sepuluh ribu, setelah itu ibu ke ruang sebelah untuk foto" tanpa menjawab pertanyaan saya. Akhirnya saya berikan uang sepuluh ribu dan meminta kwitansi sebagai bukti pembayaran. Ketika  membaca kwitansi yang diberikan, saya protes lagi (karena keterangan di kwitansi   kalau saya akan melakukan perubahan nama). 
"Wah..Mas, kalau terima berkas harusnya dibaca dulu. Saya tidak melakukan perubahan apa-apa, tapi mau memperpanjang KTP, karena E-KTP saya masih ada kesalahan."  protes saya kembali. 
Setelah membaca berkas saya, akhirnya uang saya dikembalikan, tanpa  ucapan permohonan maaf. Itu kah yang disebut pelayan masyarakat? Dimana ada celah disana dimanfaatkan. 
Apa yang salah sebenarnya?  Mungkin  bangsaini dibangun  tidak dibarengi dengan pembinaan mental yang baik,  sehingga rasa malu sudah benar-benar menjadi sesuatu yang sangat langka dinegeri tercinta ini dan moral entah  dimana keberadaanya.  
     
      



Selasa, 09 April 2013

Anak Gunung Krakatau, Lukisan Alam nan Elok



Ingin mendaki gunung tanpa    berkemah, bahkan dapat dilakukan  hanya dalam waktu sehari. Juga  tidak perlu  membawa perlengkapan yang membebani punggung   ?. 

Kita semua pasti mengenal  Gunung Krakatau, gunung vulkanik yang terletak di Selat Sunda dan merupakan salah satu gunung berapi yang dimiliki Negara kita. Letusannya  tercatat paling dahsyat dalam sejarah gunung berapi,  yang terjadi  pada tanggal 27 Agustus 1883. Letusan tersebut  menimbulkan gelombang laut pasang setinggi 40 meter, yang menewaskan 36.000 penduduk di sekitar pulau Jawa dan Sumatra. Suara letusannya terdengar sampai di Alice Springs di Australia dan Pulau Rodriques dekat Afrika.  Kekuatan ledakannya diperkirakan mencapai 21.547,6 kali ledakan bom atom. Hujan abu vulkanis dan batunya mencapai areal seluas 300.000 mil persegi dalam radius 150 km persegi.
Letusan itu mengakhiri  aktivitas  Gunung Krakatau yang  menghancurkan tiga per empat bagian tubuhnya. Sisa bagian itu kini hanya merupakan gundukan tanah  yang ditumbuhi  pohon pinus  yang menyembul di permukaan laut. Gunung Krakatau yang sudah tidak aktif itu, kini di sebut Pulau Rakata Besar.

Lahirnya Anak Gunung Krakatau  
Setelah tertidur selama 44 tahun dan tidak aktif lagi,  pada tahun 1927 di sekitar lokasi letusan timbul  gundukan tanah dari dalam laut  yang  menyerupai  gunung api di  sekitar Gunung Krakatau. Rupanya telah lahir generasi baru Gunung Krakatau yang dinamai sebagai Anak Gunung Krakatau yang kini tingginya telah mencapai 315 meter di atas permukaan laut. Anak Gunung Krakatau ini, terletak di tengah-tengah  antara Pulau Sertung, Pulau Rakata dan Pulau Rakata besar. 
Anak Gunung krakatau   dapat dikunjungi sebagai objek wisata yang sangat eksotik,  kita dapat menyaksikan keindahan alam, gunung, pantai, terumbu karang  dan menyelam. Walaupun Gunung Krakatau  berada di Provinsi Lampung, tetapi letaknya lebih dekat di capai dari Provinsi Banten. Wisata ini dapat di kunjungi selama satu hari  saja atau pulang- pergi. Dari Jakarta  ke Anyer dapat di tempuh dengan dengan kendaraan pribadi   atau bus yang dapat ditempuh selama 2 jam.      

Pucuk di cinta ulam tiba
Sebenarnya  saat itu bukan hari libur, tetapi karena jenuh menghadapi pekerjaan rutin sehari-hari. Saya memutuskan untuk  mencari suasana baru barang sejenak. Masih mikir-mikir mau  kemana.  Tiba-tiba ada undangan  untuk    mengunjungi Anak Gunung Krakatau di  Anyer.   “Pucuk di cinta, ulam tiba…..!”.
 Karena ingin benar-benar santai, saya memutuskan untuk mencoba naik kendaraan umum.  Setelah bertanya kepada teman, kendaraan umum apa yang dapat mengantar saya ke Anyer, akhirnya saya  naik bus Arimbi jurusan Merak  dengan  ongkos sepuluh ribu rupiah per orang. Rupanya harga tersebut untuk bus ber AC, kalau tanpa AC hanya delapan ribu rupiah saja (harga sebelum kenaikan BBM). Bus tersebut cukup bagus dan nyaman. Saya  turun di depan Mal Cilegon dan  melanjutkan dengan naik angkutan kota jurusan Labuhan dan  turun di depan Hotel Sol Elite Marbella (Tempat kami  menginap) dengan ongkos sebesar seribu rupiah per orang (Semua harga tersebut sebelum kenaikan  BBM).   Jika Anda menggunakan  kendaraan pribadi, dapat  melalui  tol Jakarta- Merak dan keluar  di pintu tol Cilegon Barat   Anda juga  bisa langsung datang, tanpa harus menginap dahulu. Tetapi  berangkatnya tentu harus lebih pagi.
Lukisan Ilahi yang tiada tara indahnya.
            Jam delapan pagi  sebuah speed boat telah menjemput kami  di belakang Hotel Sol Elite Marbella. Karyawan hotel ini mengadakan acara untuk membersihkan Anak Gunung Krakatau yang bertema “Bersihlah Krakatauku”.  Acara ini diadakan sebagai wujud kepedulian terhadap asset Negara yang  merupakan  obyek wisata yang  tidak terurus.   Kami bergiliran naik ke speed boat  untuk di transfer ke kapal laut yang lebih besar, dan parkir (bersandar) agak di tengah laut. Setelah semua peserta naik, berikut perlengkapan kebersihan (Sapu lidi, pengki dan plastik hitam) dan perbekalan perut tentunya. Kapal  langsung mengangkat sauh dan berangkat. Kapal besar dapat memuat lima belas orang penumpang, belum termasuk dua orang  awak kapal. Sementara  speed boat dapat mengangkut  lima orang penumpang  plus satu orang  pengemudi.
            Karena  laut sedikit kurang bersahabat dengan ombaknya yang rada lumayan besar,  walaupun langit sangat cerah. Teman-teman mulai ada yang mabuk laut, dari kanan dan kiri tempat duduk saya, mulai terdengar suara ..hoek…hoek… orang menumpahkan isi perutnya ke kantong plastik karena terayun-ayun dimainkan ombak. Setelah menempuh perjalanan  satu jam,   pemandangan yang menajubkan terhidang  di depan mata. Ada  lumba-lumba nampak mengikuti laju geraknya kapal, sambil melompat-lompat walaupun cuma  beberapa menit saja tontonan tersebut luar biasa menarik.  Subhanallah…….!.
            Gunung Krakatau Induk terlihat kehijauan dari kejauhan, bagaikan lukisan  alam ditengah hamparan laut yang membiru. Semakin dekat, pemandangan itu semakin menajubkan. Dari kejauhan Anak Gunung Krakatau terlihat berwarna hitam keabu-abuan dan kapal  berjalan  memutari  Anak Gunung Krakatau untuk merapat ke pantai. Semakin dekat baru terlihat jelas, kenapa warna Anak Gunung Krakatau terlihat hitam keabu-abuan. Karena sebagian besar memang terdiri dari kerikil dan pasir hitam,  hanya sedikit pohon pinus  dan rerumputan liar yang mengelilingi kaki gunung tersebut.
            Akhirnya kami  tiba di lokasi dan perjalanan yang seharusnya dapat ditempuh dalam 1,5 jam, karena ombak yang sedikit mengganggu, akhirnya waktu tempuh  molor  menjadi  dua jam   lima belas menit. Jarak antara Pantai Anyer, Carita dan Labuhan ke Anak Gunung Krakatau kira-kira sejauh 48 kilometer. Seperti waktu berangkat,  kini kami harus di transfer kembali ke speed boat untuk mencapai kaki gunung anak krakatau. Untuk kenyamanan, sebaiknya  kita mengenakan  celana pendek, sandal  jepit,  topi  dan   jangan lupa membawa air minum jika akan berkunjung kesini (Ngga ada warung yang jualan lo !).
            Dari pantai Anak Gunung Krakatau kita dapat beristirahat sejenak, sambil menikmati deburan ombak biru Selat Sunda. Pasir putih, bebatuan yang aneka warna dapat ditemukan di sini. Batu apung  bertebaran hampir disetiap tempat, sedangkan batu koral ada yang berwarna merah, abu-abu, hitam dan kebiruan. Tidak ketinggalan  sampah juga bertebaran, ada botol plastik, sandal, kaleng dan balok atau batang pohon yang cukup besar. Sampah-sampah tersebut diduga berasal dari para wisatawan yang berkunjung dan  ada juga yang dibawa oleh ombak   
            Setelah puas menikmati deburan ombak di  pantai  dan tim kebersihan selesai menjalankan misinya, kami satu-persatu  mulai   menapaki  jalan setapak untuk mendaki  Anak Gunung Krakatau. Jalan mulai menanjak dan semakin  tinggi mendaki,  langkahpun  mulai melambat karena kaki mulai berat diajak melangkah.  Rombongan yang tadinya jalan mendaki sendiri-sendiri, kini mulai berkelompok dan saling membantu bagi rekan yang   mulai terengah-engah dan kehabisan  tenaga. Bahkan  air minumpun mulai laris dan jadi rebutan,  ditengah sengatan matahari yang membakar kulit. Kakipun ikut terasa panas yang disebabkan oleh pasir dan kerikil gunung. Walau dengan tertatih-tatih, akhirnya kami sampai juga  mendaki di ketinggian 200 meter diatas permukaan laut.  
            Rasa penat, lelah dan  panas yang membakar hilang seketika begitu kita melihat  pemandangan indah dari ketinggian tersebut,  di bawah  nampak laut biru yang dikelilingi oleh Pulau Rakata Besar dan Pulau Sertung. Bagaikan sebuah danau biru yang ditopang oleh kaki langit, seakan lukisan Ilahi yang tiada tara indahnya.  

Cagar Alam Laut
            Ironisnya masih sedikit wisatawan yang berkunjung ke Anak Gunung Krakatau. Setiap minggu hanya berkisar antara 10-20 orang wisatawan saja, bahkan setelah terjadi tsunami di Aceh  hampir tidak ada yang datang berkunjung. Kebanyakan yang berkunjung adalah kaum ekspatriat. Mereka biasanya setelah puas menikmati keindahan Anak Gunung Krakatau, melanjutkan ke Pulau Rakata Besar untuk memancing dan menyelam. Karena terumbu karangnya masih terjaga dengan baik, bahkan  kita dapat menyaksikan aneka ikan yang berenang-renang dari atas perahu. Sayangnya keindahan Anak Gunung Krakatau, pada bulan Nopember sampai dengan Januari  tidak dapat dinikmati, karena kapal tidak berani mengantar.  Di bulan tersebut, ombaknya terlalu besar.
            Sedikitnya wisatawan yang berkunjung, apalagi wisatawan domestik, mungkin disebabkan karena masyarakat kurang mengetahui kemana  mereka mendaftar atau mencari informasi untuk berkunjung. Atau mungkin Dinas Pariwisata kurang gencar mempromosikan obyek wisata ini, atau karena mahalnya biaya yang harus dikeluarkan. Hotel Sol Elite Marbella, harus merogoh kocek dalam kegiatan ini sebesar Rp. 9 juta belum termasuk biaya snack dan makan siang untuk kira-kira 20 orang. Dengan rincian, untuk sewa kapal dengan kapasitas 15 orang sebesar Rp. 7 juta dan sebuah speed boat  untuk 5 orang sebesar Rp. 2 juta. Kalau dihitung secara kasar,  biaya yang dikeluarkan untuk setiap orang sebesar Rp. 500.000,-.
            Sebenarnya kawasan Anak Gunung Krakatau dan sekitarnya ditetapkan sebagai kawasan cagar alam laut, sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI No. 85/Kpts.II/1990 tanggal 26 Februari 1990 yang papan pemberitahuannya dipasang di pantai Anak Gunung Krakatau. Wisata ini sayangnya, belum dikelola dengan baik. Jika Anda tertarik untuk berpetualang mendaki Anak Gunung Krakatau yang merupakan juga cagar alam dan bagi yang ingin observasi tetang gunung berapi dapat dilakukan di tempat ini. Untuk memudahkan perjalan anda  dapat menghubungi Bpk. Ansori di No.   telepon (0254)-384159 atau  HP No. 0813- 14791172. Biaya sebesar Rp. 500.000,- per orang belum termasuk biaya asuransi dan pembelian tiket. Walau saat ini memang tidak ada tiket resmi untuk memasuki obyek wisata kawasan Anak Gunung Krakatau, sejak tahun 2002 tidak ada lagi petugas penjaga tiket masuk di Labuhan. Pos penjaga di Anak Gunung Krakataupun, dibiarkan kosong tidak berpenghuni. Tapi  Anda tidak akan merasa rugi  mengeluarkan uang sebesar itu, untuk menikmati  Lukisan Alam nan Elok. Memandang deburan ombak dipantai,  mendaki gunung, memancing, dan menyelam.

KOMUNIKASI, PENTINGKAH?



Ketahuilah apa yang dikatakan, tapi jangan katakan apa yang telah anda ketahui.


Menurut Pengadilan Agama, dua dari tiga pasangan suami istri   bercerai akibat selingkuh. Menurut  Klinik Pasutri yang dipimpin oleh dr. Boyke, 90 prosen perselingkuhan terjadi akibat komunikasi antar pasangan suami istri  yang  tidak terjalin dengan baik. Rutinitas kehidupan yang monoton sehari-hari dan sulitnya  berkomunikasi dengan pasangan, mengakibatkan mereka mencari  teman curhat yang bukan pasangan resminya.  Inilah cikal bakal tumbuhnya perasaan lain di hati dan  menyuburkan benih-benih perselingkuhan. Jadi begitu pentingkah komunikasi itu  ?.
Jawabannya adalah  V3U (very, very, very urgent). Penting banget gitu loh !.  Ga percaya  ?.  Saya akan  mencoba menjabarkan sedikit wajah komunikasi yang tanpa kita sadari  kadang membuat darah kita mendidih, baik oleh anak, istri,  teman, keluarga dan tetangga. Mudah-mudahan  dapat menyadarkan kita, mungkin yang telah kita katakan ternyata menimbulkan suatu masalah bagi orang lain tanpa kita sadari.
Pertama : Komunikasi yang  tidak lancar antara suami istri dapat menjadi bencana rumah tangga, berupa perselingkuhan yang dialami oleh suami atau istri. Karena perselingkuhan tidak saja dimonopoli oleh kaum suami tetapi tidak sedikit yang dilakukan oleh kaum istri. Prosentasinya berimbang antara suami dan istri, kira-kira  50 : 50. Begitu data yang dikeluarkan Pengadilan Agama, seperti yang sudah saya jabarkan di awal tulisan ini. 
Kedua :  Anak yang kita kenal begitu baik di rumah dan penurut, ternyata  di luar rumah begitu liar dan diluar control kita sebagai orang tua.   Kenapa hal ini bisa terjadi ?. Mungkin komunikasi yang kita terapkan hanya satu arah, dari orang tua saja dan anak hanya sebagai penerima tanpa diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya. “Pokoknya kamu harus begini, ga boleh  begitu, karena ibu/bapak mau kamu begini titik !” Begitu kira-kira perkataan  yang sering diucapkan orang tua kepada anaknya, tanpa menyadarinya. Memang  anak  harus menuruti  perkataan orang tuanya, tapi ingatkah kita bahwa anak adalah juga seorang individu seperti orang tua yang minta dihargai pendapatnya  dan diakui keberadaannya.  Jaman saat ini mungkin sebaiknya kita menganggap anak kita sebagai teman yang dapat saling berbagi cerita, tentunya tetap sesuai norma-norma. Untuk point pertama dan kedua, komunikasi dua arah sangat perlu diperhatikan dan dipelihara dengan baik untuk menjaga kestabilan hubungan.
Ketiga : Hubungan komunikasi antara kakak dan adik dalam keluarga  tidak selalu terbina dengan baik,  hal ini memang terdengar aneh. Karena  kita tumbuh bersama dari kecil sampai besar, tapi  karena tumbuh itulah setiap individu  masing-masing mempunyai pendapat berbeda-beda, walau mereka sekandung. Tapi mereka telah mengetahui sifat dan kebiasaan masing-masing, namun setelah mereka masing-masing berkeluarga, yang berarti bertambah dengan orang lain yang menjadi pasangan masing-masing. Tentunya   perbedaan pendapat diantara mereka semakin kompleks,   itu  hal biasa  dan  pasti dapat diatasi asal komunikasi yang baik tetap terjalin. Hal yang paling penting untuk menjaga  komunikasi adalah   tetap harus saling menghargai pendapat masing-masing dan mencari  pemahaman yang sesuai agar hubungan harmonis tetap terjaga.
Keempat  : Hubungan dengan teman dan tetangga tetap membutuhkan komunikasi yang baik, karena kita hidup tetap membutuhkan orang lain selama kita ada di dunia ini. Komunikasi disini tidak selalu harus dua arah, adakalanya kita hanya perlu menyediakan rasa empati dan telinga kita untuk  membuka hati mendengarkan cerita atau keluh kesah orang lain. Kalau saya ibaratkan disini, anggaplah diri kita sebagai tempat sampah yang menerima buangan sampah dari orang. Lalu apakah sampah tersebut akan kita berikan kepada orang lain lagi ?. Tentunya tidak bukan !.  Ya, sudah kita buang sampah tersebut ke pembuangan sampah terakhir dan  terkubur disana. Agar bau busuk sampah tidak mengganggu orang lain dan orang itu sendiri. Maksud dari perumpaan ini adalah, jika ada teman siapapun dia yang percaya kepada kita dan ingin berbagi rasa. Usahakan  cerita tersebut tidak diceritakan kembali ke orang lain, cukup ditelan sendiri saja.  Agar tidak menimbulkan masalah dikemudian hari, atau bahkan keributan yang dapat mengganggu hubungan baik kita dengan teman atau tetangga. 
Karena  setiap informasi yang disampaikan secara getok tular atau dari mulut ke mulut,  semakin banyak orang yang menyampaikan  akan semakin jauh dari aslinya. Dikhawatirkan informasi tersebut akan  ditambahi atau  mungkin ada pula yang berkurang, kecuali informasi itu dalam bentuk tertulis dijamin tidak akan ada perubahan walau  ribuan orang yang menyampaikannya. Ga percaya  ?.
Silakan anda coba dengan  lima orang saja. Caranya bisikan  satu orang yang dekat dengan anda  dengan satu kalimat saja dan biarkan orang tersebut menyampaikan bisikan anda kepada orang yang dekat dengannya dan begitu seterusnya sampai orang kelima.  Setelah itu, tanya satu-satu dari lima orang tersebut apa yang dia dengar. Dijamin, tidak semua mengatakan sesuai dengan kalimat yang dimaksud.
Dapat dibayangkan apa yang akan terjadi seandainya cerita yang sebenarnya, berubah setelah ada pengurangan atau penambahan !. Informasi itu akan bertambah keruh jika diterima oleh orang yang  bersifat temperamental ( mudah marah).  Maka akan terjadi kesalahpahaman dan terjadilah keributan.  Mungkin kalimat ini perlu Anda cerna baik-baik maknanya : “Ketahuilah apa yang dikatakan lawan bicara Anda, tapi jangan katakan  apa yang Anda ketahui. Apalagi kepada orang yang tidak tepat”   
Jadi komunikasi itu memang sangat penting bagi hubungan dengan sesama manusia dan dengan Sang Pencipta, hal itu tertulis dalam Al Quran yang berbunyi : Hablum minannas dan Hablum minallah (Maaf kalau salah tulis). Bagaimana kita menjaga hubungan  dengan sesama mahluk Allah dan menjaga hubungan dengan Allah SWT melalui komunikasi yang berbeda tata caranya.   Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan saat berkomunikasi dan menjalin hubungan. Ketahui siapa lawan bicara kita,  tingkat pendidikannya dan latar belakang dirinya. Akan lebih baik kalau kita juga mengetahui sifat dan karekternya. Tetap menjaga tata krama berkomunikasi dan  usahakan  tidak mengambil topik diri orang lain dalam berkomunikasi.
Sekali lagi perlu Anda ingat, ketahuilah apa yang dikatakan kepada  Anda dan  pikirkan  beribu kali, apakah Anda perlu mengatakan apa yang Anda ketahui kepada orang lain.