Contoh Kartu Kredit
Dua puluh tahun yang lalu untuk
menyajukan pembuatan kartu kredit tidaklah mudah. Ada beberapa syarat yang
harus dipenuhi, antara lain slip gaji asli dengan limit gaji pertahun minimal sekian dan ada teman yang memberikan rekomendasi. Yang
menawarkan pun bank yang bersangkutan, melalui
nasabah yang telah memiliki kartu kredit.
Memang pada saat itu memiliki kartu
kredit menjadi prestise tersendiri, gaya & keren pokoknya. Pada kalangan
pemegang kartu kredit saat itu menyebutnya uang
plastic & masih eklusif karena tidak sembarang orang yang memilikinya.
Sementara aku kurang lebih hamper 25 tahun sebagai pemegang kartu kredit. Gaya
kan?!.....hehehehe…. Padahal bos di kantor selalu menawarkan untuk memberikan
rekomendasi pembuatan kartu kredit aku. Namun selalu aku tolak, karena masih
mikir kegunaan & untung ruginya. Maklum aku bukan bos kan, yang uang iuran
tahunan & tagihannya aja kudu bayar sendiri. Ga seperti boslah, tinggal
gesek, tagihan kantor yang bayar. Siapa
yang mau nolak kalau gretong ya…wkwkwkwk.
Bermula pada suatu kejadian
darurat yang aku alami, tengah malam perlu uang. Secara dulu belum ada ATM kaya
sekarang yang bisa kita sambangin kalau butuh uang kapanpu. Akhirnya aku Tanya-tanya
sama bos tentang kartu kredit itu. Panjang lebar dijelaskan & aku juga tanya
mendetail tentang kartu tersebut, pendek cerita setelah menunggu dua minggu,
kartu kredit udah ditangan.
Aku mulai mempelajari penggunaan
kartu tersebut, tapi intinya kita harus bijak menggunakan kartu tersebut. Dan
yang paling penting diingat “Kartu kredit itu bukan uang kita, kalau
dipakai kita harus bayar sesuai tagihhan.”
Untuk aku kartu kredit itu sangat menolong dikala darurat, cerita di
suatu malam bapak aku sakit & dilarikan ke rumah sakit. Karena yang
terdekat rumah sakit swasta, pihak rumah sakit minta uang jaminan sekian juta.
Sementara kami ga pegang uang sebanyak itu & mau cari kemana malam-malam
begini?. Dulu, kalau perlu uang yan
tunggu bank buka, ATM belum ada. Padahal
bapak harus ditanganin segera, akhirnya aku coba ke loket & menanyakan
apakah bisa bayar dengan kartu kredit?..... Alhamdulillah….boleh!.....
Bapak segera ditangani, sementara
aku ngurus penggesekan kartu. Pada saat itu kalau gesek kartu ga semudah
sekarang, tapi si kasir harus mencari dibuku
besar apakah no kartu aku valid dan bisa dipakai. Bahkan ada yang harus telepon
ke bank yang mengeluarkan kartu tersebut. Pokoknya ribet, makanya dulu banyak
orang yang sebel kalau ngantri di kasir kalau di depan kita ada yang membayar
dengan kartu kredit. Karena prosesnya lamaaaaa…..hehehhe
Ketika kartu kredit booming & menjadi gaya hidup? Para agen penawar kartu kredit bertebaran
dimana-mana. Ga perlu slip gaji dan tetek bengek, tinggal tandatangan aja,
tanpa perlu waktu lama kartu kredit sudah bisa digenggaman. Pagu limit memang
tidak besar, berkisar 2 juta s/d 5 juta. Namun seiring berjalannya waktu dan kewajiban
kita membayar tagihan berjalan lancar tanpa tunggakan, pagu limit akan
dinaikkan. Tapi dulu uang 2 juta itu udah gede bingiiit loh.
Pokoknya masa itu gaya deh kalau
punya kartu kredit, berasa kaya pengusaha muda & ekslusiflah….hahahha…
KALAP SAAT BELANJA
Memang setiap orang punya kebutuhan
berbeda & berbeda pula dalam cara pandang terhadap sebuah kartu kredit.
Untuk aku, kartu kredit digunakan secermat mungkin, karena itu bukan uang
tabungan kita. Sekali gesek utang boooo!....kudu dibayar. Kalau aku pakai buat
belanja, berarti aku udah punya dana untuk membayarnya dengan lunas. Hanya
nunda pembayaran selama sebulan aja, lumayan.
Jadi jangan coba-coba belanja
mengguunakan kartu kredit, apabila kita tidak memiliki dana untuk membayarnya.
Memang bank memberikan kita keringanan untuk membayar limit terendah dari
tagihan atau dicicil per bulan. Namun semua perlu diperhitungakan kalau ga mau
kecekik hutang.
Kebiasaan yang terjadi pada
pemegang kartu kredit pada tingkat
ekonomi menengah kebawah, merasa bahwa kartu kredit itu adalah dana segar yang
disediakan untuk shopping. Iya ga?........ Jadi gesek sana, gesek sini sampai
kalap deh kalau shopping. Maklum ga
berasa ngeluaran uang kan & ga
jarang sampai melebihin dana yang tersedia.
Pada saat tagihan datang…..baru deh
pada nyengir. Gilanya lagi, mereka bukan
hanya punya satu kartu kredit loh…! bisa
dua atau tiga dari bank yang berbeda. Kalau
yang otaknya kriminal biasanya menggunakan kartu kredit hanya satu tahun pertama
saja, karena gratis iuran tahunannya. Akhirnya mereka hanya membayar minimum
tagihan saja atau dicicil sampai selesai.
HUTANG YANG MENCEKIK
Shopping…shopping & shopping….lupa
diri kalau untuk membayar dengan cara gesek sana, gesek sini ada konswensi yang
harus dibayar. Tagihan bertumpuk sementara belanjaan yang lalu aja belum lunas
dibayar, karena hanya membayar minimum tagihan. Bunga terus berjalan yang
jumlahnya makin hari makin besar. Kalau sebulan kena bunga 2,7 % coba hitung
kalau makin bertumpuk?. Karena bunga dihitung
bukan dari sisa tagihan, tapi dari tagihan awal. Kalau mereka sudah
terbelit begini sampai tercekik hutang, biasa sulit di telepon, bahkan di datangi ke
kantor pun berkelit tidak ada di tempat.
Itulah saatnya mereka mulai
menuai hutang yang makin lama menggunung dan akhirnya mencekik leher. Anda tau
siapa yang akan kena getahnya? Keluarga…!
Kalau mereka mencantumkan alamat rumah dengan nomor telepon, namun ada lagi
yang kena getahnya. Keluarga yang mereka tuliskan data nama, alamat & nomor
telepon yang dicantumkan diaplikasi permohonan saat awal buat. Mereka juga
tidak minta ijin mencantumkan nama, alamat & nomor keluarga lainnya. Bahkan
yang lebih gila lagi ada yang mencantumkan nama, alamat & nomor telepon
tetangga.
Ini bencana yang tidak main-main
bagi keluarga maupun keluarga lain yang nama, alamat & nomor teleponnya
tercantum pada aplikasi permohonan. Mereka bisa berkelit & sembunyi, apalagi sekarang telepon yang
mereka berikan no hp, yang bisa mereka buang & ganti no lain. Sementara
keluarga? Hellooo…..yang diminta no
telepon rumah….abislah di terror bahkan di santronin sama depkolektor di rumah.
Di maki, di bentak & diancam, jadi makanan sehari-hari keluarga yang kena
getahnya dan ga ngerti apa-apa. Pernah ga ya mereka berpikir sebelumnya, kalau masalah ini bisa
merepotkan dirinya, keluarga & orang lain. Mereka yang menikmati uangnya,
tapi keluarga atau orang lain yang kena getahnya.
Nyebalin tauuu!!!!!.....
BIJAK MENGGUNAKAN KARTU KREDIT.
Sebaiknya kendalikan kartu kredit
Anda, bukan Anda yang dikendalikan kartu kredit. Krtu kredit itu dibuat untuk
memudahkan orang dalam bepergian & bertransaksi. Artinya orang yang bepergi
atau hendak belanja ga perlu bawa uang banyak-banyak yang memenuhi dompet atau
tasnya, disamping ga aman juga ribetkan ngitungnya. Jadi terbantu dengan kartu
kredit tersebut. Cukup satu kartu semua pembayaran beres…gitu kira-kira slogan
bank untuk kartu kredit.
Jangan sekali-kali menggunakan
kartu kredit untuk belanja dengan jumlah besar, kalau Anda ga punya dana untuk
membayarnya. Jadi gunakan kartu kredit untuk membeli sesuatu, jika Anda memang
memiliki dananya. Kalaupun tetap mau beli tapi ga ada dananya, perhitungkan Anda
dapat mencicilnya dalam beberapa bulan. Setelah lunas baru Anda pergunakan
kembali kartu tersebut.
Pengalaman aku menggunakan kartu
kredit selama hampir 25 tahun tidak pernah ada masalah, bahkan aku mendapatkan
berbagai macam hadiah dan fasilitas yang luar biasa. Salah satunya “kepercayaan
bank” yang mengeluarkan kartu kreditku. Awal limit yang diberikan hanya 2
jt, saat ini tembus puluhan juta, bahkan mendapat kartu lain yang dapat aku
gunakan untuk mengambil tunai kapanpun tanpa
bayar iuran tahunan & tinggal pilih mau dibayar berapa kali dengan
bunga ringan. Itu penghargaan & kepercayaan yang aku dapat dari bank,
karena ketaatan & kedisiplinanku dalam menggunakan kartu kredit.
Jadi lunasinlah tagihan kartu kredit berapapun nilainya, maka
aturlah penggunaan kartu sesuai dengan kondisi keuangan Anda. Percayalah,
dengan membayar lunas setiap tagihan, Anda tidak akan kena bunga apapun. Namun Anda
diuntungkan dengan pembayaran yang ditunda sampai bulan berikut setelah beanja
baru Anda bayar.
·
Jangan jadikan kartu kredit sebagai gaya hidup
tanpa ada tanggungjawab.
·
Kalau Anda termasuk orang yang tidak dapat mengatur
keuangan dengan cermat, hindari memiliki karteu kredit.
·
Hiduplah sesuai dengan kemapuan Anda, jangan
besar pasak dari tiang.
·
Hutang tidak dilarang tapi berhutanglah untuk
hal-hal yang priemer, bukan barang konsumtif
·
Sebaiknya Anda memiliki ATM
aja, yang bisa digosok dimana aja tanpa ada resiko. Karena kalau dana ada Anda,
ATM bisa digunakan sementara kalau tidak ada dana ya Anda tidak perlu membeli.
·
Tempatkan diri Anda di posisi orang yang di terror
atasa utang Anda, apakah Anda bersedia diperlakukan seperti itu.
Ok guys….semoga bermanfaat.