Minggu, 29 Juni 2014

Mengapa Orang Berhutang


Ada yang mengatakan, "Kalau kita punya hutang, berarti  hidup kita dinamis. Tanpa hutang hidup seakan diam di tempat."  Memang semua orang pernah berhutang, tapi dalam kapasitas sesuai kebutuhan dan kemampuan untuk melunasinya. Walau tidak dapat dipungkiri banyak yang berhutang untuk konsumtif dan tanpa program yang jelas untuk penggunaan dana yang telah dipinjam.  



Pinjam Uang
Pinjam uang merupakan istilah hutang kecil-kecilan antara dua orang yang saling kenal. Misal dengan keluarga, tetangga atau teman. Berbagai alasan orang meminjam uang, biasanya untuk kebutuhan yang mendesak dan dalam jumlah tidak terlalu besar. Jangka waktu pembayarannya sesuai kesepakatan bersama, walau sangat banyak yang meleset  dalam pengembaliannya. 

Bahkan tidak sedikit yang meminjam uang untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Misalnya: hutang kepada tukang sayur, warung kelontong dan warung rokok.  Pelaku pada peminjaman uang ini biasanya kelas bawah. Dapat Anda bayangkan, untuk  bisa makan rakyat kita masih banyak yang harus meminjam uang atau berhutang kecil-kecilan. 

Pada tingkatan pinjam meminjam untuk pembayarannya sering kali hanya janji-janji kosong. Hal ini disebabkan ketidakmampuan peminjam, tapi tidak sedikit yang memang sengaja tidak berniat untuk melunasinya.

Hutang Menegah
Pada hutang tingkat ini, biasanya dipergunakan untuk kebutuhan besar yang telah direncanakan. Misalnya membeli kendaraan bermotor, renovasi rumah, uang muka pengambilan rumah atau untuk biaya pendidikan anak. Hutang menengah ini biasanya di dapat dari bank yang menyediakan jasa peminjaman, dengan cara dicicil setiap bulan. 

Hutang menengah kebanyakan menggunakan jaminan, bisa berupa penghasil/gaji pegawai tersebut atau barang bergerak dan tidak bergerak yang telah disetujui pihak bank. Pelunasannya melalui pemotongan gaji, karena biasanya bekerjasama dengan instanti atauu kantor si peminjam. Kemungkinan kecil peminjam ingkar untung membayar cicilannya, karena ada pihak yang langsung menyetorkan ke bank setelah gaji peminjma dipotong.

Kartu Kredit
Pada tahun sembilan puluhan, untuk memiliki sebuah kartu kredit tidaklah mudah. Banyak syarat yang harus dipenuhi, sehingga orang-orang yang memiliki gaji tertentu yang dapat memilikinya. Tapi tidak demikian saat ini, siapa saja dapat memiliki kartu kredit. Begitu mudah, bahkan setiap bank menawarkan tanpa perlu membayar uang uiran selama setahun.

Sebenarnya kartu kredit merupakan fasilitas bank bagi nasabahnya, agar tidak usah membawa uang tunai   dalam julah besar. Disamping untuk keamanan dan keselamatan nasabah, namun ada sebagian pemegang kartu kredit merasa uang yang disediakan dalam pagu kartu kreditnya adalah uang pribadinya. Sehingga tanpa perhitungan dalam menggunakannya, di saat tagihan dari bank di terima baru nasabah tercengang kaget. Memang pembayaran boleh hanya sekian persennya atau limit terendah, tetapi disitulah letak masalah utama akan terjadi.

Pada saat jatuh tempo pebayaran, nasabah yang hanya  membayar dengan limit terendah memang akan selesai untuk sementara waktu. Namun sisa hutang akan dihitung bunganya yang tentunya menyecek leher dan bunga akan berkembang dengan cepat & subur, sehingga nasabah lama kelamaan akan terlilit hutang dalam jumlah besar tanpa disadarinya.

Ada baiknya cermatlah menggunakan kartu kredit, untuk itu perlu diingat kalau kartu kredit hanya alat untuk memudahkan anda dalam pembayaran. Belilah sesuatu apabila memang Anda ada dana untuk mebayarnya. Untuk menghidari masalah terlilit hutang, bayar tagihan kartu kredit seluruhnya, sehingga Anda tidak kena bunga.

Tentu Anda pernah mengalami meminjamkan uang kepada seseorang dan sangat sulit untuk membayarkannya, bahkan tidak dibayar sama sekali. Hal ini memang sering terjadi, tapi ada beberapa kemungkinan kenapa orang tidak mau membayar hutang atau pinjaman uangnya. Ada yang memang belum memiliki dana untuk melunasinya, tetapi ada orang-orang tertentu yang bermental rendah dan sengaja tiak berniat untuk membayar hutangnya. Kadang lebih galak mereka apabila ditagih, hal ini mungkin memang sudah karakter orang tersebut. Yang perlu diingat, bahwa hutang piutang yang tidak dilunasi akan membuat Anda diminta pertanggung jawabannya diakhirat nanti, sehingga memberatkan langkah Anda menuju keabadian.