Rabu, 10 Mei 2017

LUNASI HUTANG SEBELUM DIPANGGIL YANG KUASA





Dalam kehidupan sehari-hari manusia  tidak lepas dari hutang piutang, karena  pasti ada yang membutuhkan untuk suatu keperluan. Bahkan  ada yang   mengatakan  “hidup tanpa hutang itu  nggak dinamis dan diam di tempat.   Hal ini  terjadi karena kita butuh membeli sesuatu, tapi tidak punya uang tunai yang cukup. Beli dengan cari kredit memang memudahkan, maka menjamurlah pembelian dengan cara non tunai.

Saya mengetahui bayar dengan cara mencicil, pada waktu kecil biasanya ibu bisa membeli peralatan rumah tangga, ada panci, dandang, sendok dan lainnya dengan cara dicicil. Kegiatan ini diberikan oleh tukang kredit yang rata-rata berasal dari daerah Tasik, ada yang bayar setiap hari, 2 hari sekali, seminggu sekali sampai satu bulan sekali. Hebatnya saya belum pernah mendengar ada yang kabur dan tidak mau melunasi.

Bermacam alasan orang berhutang untuk suatu keperluan, tapi  alangkah bijaknya jika dalam kebutuhan mendesak atau  hal yang tidak dapat dijangkau kalau harus  membayar tunai. Misalnya membeli rumah atau kendaraan  yang mungkin  tidak terbeli tanpa berhutang.  Sebaiknya  hindari berhutang   untuk urusan konsumtif, apalagi buat kebutuhan sehari-hari  harus  dipikirkan  masak-masak.  

Saya pertama kali berani ngutang saat mau beli rumah, tapi apa daya dana yang cukup. Sementara saat itu sedang marak penjualan rumah dengan cara di kredit, Alhamdulillah uang muka terkumpul dan rumahmu ditangan.

Berhutang itu sah-sah saja, apalagi setiap orang   mempunyai kebutuhan masing-masing dengan kondisi yang berbeda.  Di sekitar  kita  ada orang  terpaksa berhutang karena tuntutan perut, tapi ada juga yang  berhutang karena kebutuhan mendesak dan  paling bahaya adalah berhutang karena tuntutan gaya hidup. Namun yang manapun alasan untuk berhutang, silakan   saja asal jangan lupa  untuk melunasinya. Ada baiknya berpikir masak-masak sebelum  berhutang  dan kalau pun itu jalan yang harus ditempuh, lakukan  sesuai kemampuan  agar tidak terbelit dibelakang hari.  

Dalam ajaran Islam berhutang   diperbolehkan, tapi diharuskan untuk memenuhi  ketentuan yang  disepakati.  Karena seseorang yang  berhutang, maka  sering berkata  berdusta  dan  memungkiri  bila berjanji.  Rasulullah pernah menolak menshalatkan jenazah seseorang yang diketahui masih meninggalkan hutang dan tidak meninggalkan harta untuk membayarnya. 

Kalau berhutang   hendaknya  berusaha  untuk melunasi secepatnya, sebab bagi yang menunda-menunda membayar  hutang padahal  telah mampu, maka tergolong orang yang berbuat zhalim. Barang Siapa   yang berhutang  dan  berniat nggak  mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri  (HR. Ibnu Majah no. 2410). 

Islam dengan tegas mengatur tentang hutang piutang, antara lain: Barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan menanggung hutang,  maka dibayarilah dengan diambilkan  dari kebaikannya di hari akhir (HR. Ibnu Majah II/807 no: 2414) dan  orang yang  berniat nggak  mau melunasi hutangnya, maka  akan dihukum sebagai pencuri.

Pernah nggak sih melihat orang yang ditagih hutang itu marah-marah, malah  galakan yang punya hutang. Padahal  seseorang yang menagih hutang,  dia sedang berusaha menolong kita agar terhindar dari azab nanti.  Untuk Anda  yang saat ini sedang berhutang, ada baiknya  menyimak sembilan adab berhutang sesuai ajaran Al-Qur’an dan Hadist  sebagai berikut  :

1.     Jangan lupa untuk mencatat hutang  Anda, untuk  menghidari terjadinya selisih paham nantinya.  Karena hutang tetap  hutang dan harus dibayar, tidak ada hutang yang lunas dengan sendirinya.  Sebagaimana  tertuang   dalam AL-Qur’an, “Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian melakukan hutang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kalian menuliskannya..” (Q.S Al Baqarah 282)
.
2.       Berniat tidak melunasi hutang  sama dengan PENCURI!  Yang di tuangkan “Siapa saja yang berhutang, dan  berniat tidak melunasi hutangnya, maka ia akan bertemu Allah sebagai seorang pencuri...” (HR Ibnu Majah). 
.
3.       Jangan pernah menunda untuk membayar hutang,  karena menunda membayarnya  sama saja dengan orang yang zholim (HR Bukhari dan Muslim).

4.       Jangan pernah menunggu ditagih dulu baru membayar hutang, karena  sebaik-baik orang adalah yang paling baik dalam pembayaran hutang  (HR Bukhari dan Abu Daud). 
 
5.       Jangan pernah mempersulit dan banyak alasan dalam pembayaran hutang Allah   akan memasukkan ke dalam surga orang yang mudah ketika membeli, menjual, dan melunasi hutang..” (HR Ahmad, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah).

6.       Jangan pernah meremehkan hutang walaupun sedikit, karena Ruh seorang mukmin itu tergantung kepada hutangnya sampai   hutang  dilunasi  (HR Ahmad, at-Tirmidzi, ad-Darimi, dan Ibnu Majah).

7.       Jangan pernah berbohong kepada pihak yang menghutangi, sesungguhnya  orang berhutang dia dusta  bila berbicara dan mengingkari  bila (HR Bukhari dan Muslim).

8.        Jangan pernah berjanji jika tidak mampu memenuhinya, karena   bila ingkar anda telah menjadikan diri anda sendiri  sebagai orang yang munafik.

9.       Bila Anda   tidak membalas   kebaikan orang yang telah memberikan hutang kepada Anda,   maka berdoalah untuknya  sebagai  balasan atas  kebaikannya (HR Ahmad dan Abu Dawud).

Seringkali berhutang itu  dianggap remeh, bayarlah sebelum  Allah mengambil nyawamu. 



  #ALUMNI_SEKOLAHPEREMPUAN dan #sekolahperempuan