Smart
Ladies….
Beberapa
hari belakangan ini, aku menyaksikan dan mendengarkan curhatan beberapa ibu yang membuat mata aku basah. Sedih!! Apa pasalnya?.....
silakan simak dan beri masukan untuk menjadi koreksi.
Smart Ladies, siapa yang pernah meminta atau
menyuruh anaknya mengambil jurusan kuliah sesuai keinginan Emaknya?
Tiga hari yang lalu, waktu sudah cukup malam, karena saya telah
berada diatas peraduan. Tiba-tiba ada WA masuk dari salah satu keluarga yang sudah cukup lama
tidak berkomunikasi. Mau ngobrol masalah anaknya, itu topik yang
tertera dilayar hpku.
“Ok,
ada kabar apakah?”
Meluncurlah kalimat-kalimat yang membuat aku tercenang, sekaligus
sedih! Anaknya yang baru menyelesaikan
semester pertamanya, hasilnya jeblok. Ada
nilai “E” lebih dari satu mata kuliah, bahkan tiga SKS karena mata kuliah utama
jurusan.
“Kok, bisa?
Apa anakmu ngga ikut UAS?”
Setahu aku, waktu jaman kuliah dulu. Hampir jarang dosen memberi nilai “E”,
kecuali di anak sering bolos dimata kuliah tersebut dan ngga ikut UAS. Kalau
rajin masuk, sejelek-jeleknya masih di kasih C- atau D. Betul kan?
“Dia main terus Mba, setiap hari pulang malam
sama teman-temannya. Tuh….anaknya lagi nangis, abis aku omelin” Tulis si ibu
lagi.
“Kenapa harus diomelin, anakmu itu sudah
besar. Sebaiknya diajak ngomong, bukan diomelin.” Sementara itu, aku coba menghubungi anaknya.
Daaan….aku langsung dapat pokok permasalahannya.
Smart Ladies, jawaban sang anak adalah” Aku
kan sudah mengikuti maunya mama, ambil jurusan ini. Aku ngga suka dan ternyata ngga
mampu mengikuti mata kuliah jurusan
disini. Sekeras apapun aku belajar dan udah ikut les juga.” Mungkin kalau pelajaran hapalan masih bisa
dilakukan, tapi kalau pelajaran eksakta ya gga bisa kan.
WA terakhir yang masuk sebelum aku jatuh
tertidur: “Dia minta pindah kuliah dan mau mengambil jurusan yang menjadi
minatnya” Lalu kita bisa apa, kalau sudah begini.
So…Smart ladies, siapa yang rugi?. Tentu si ibu kehilangan dana yang terbuang,
sementara si anak kehilangan waktu dan tertinggal dengan teman-temannya. Namun
kalau hanya seperti itu kejadiannya, mungkin tidak terlalu terlambat walau 1
tahun hilang. Setiap anak yang mengalami hal tersebut, tidak selalu sama respon. Teman anak saya, dia ikuti keinginan ibunya untuk kuliah di
perguruan tinggi dan jurusan yang dipilihkan. Anak tersebut menurut dan menjalaninya dengan
baik, tapi setelah selesai dia serahkan ijasahnya dan raib entah kemana.
Anak tersebut sering ke rumah dan curhat
tentang jurusan yang ditetapkan
orangtuanya. Bahkan tempat kos pun orangtuanya yang memilihkan. Aku hanya bisa membesarkan
hatinya dan menganjurkan untuk mengikuti dengan baik. Namun saya coba mengajak
bicara ibunya (kebetulan kami bertentangga dekat), tapi setiap dia bicarakan
dengan suaminya terjadi perang besar.
Akhirnya aku lebih banyak menenangkan sang anak, karena sering menginap
di rumah. Kuliahnya selesai lalu si anak
memilih pulang kampong ikut neneknya dan kuliah sesuai keinginannya. Bayangkan
Smart ladies, segalanya merugi dan saat
ini masih kuliah. Sementara teman-temannya sudah bekerja, bahkan sudah berumah
tangga. Miris kan!
Melihat tayangan di TV tadi malam, tanpa
sengaja aku sampai berteriak “Mamanya gila!” UUps….maaf, jadi seorang ibu mencoba mencari anaknya yang
katanya sudah selesai kuliah diluar negeri, tapi tidak pulang ke rumah. Anak tersebut tidak pernah pulang selama
kuliah daaaan ternyata, anak tersebut tidak mau bertemu dengan ibunya.
Ibunya
memang terlihat sangat tegas dan
menuntut anaknya untuk menjadi orang sukses, tapi caranya salah (menurut aku). Menurut cerita si anak, si ibu selalu memukuli kalau mendapat nilai
80. Semua nilai harus 100, kalau tidak
sabuk pinggang yang bicara. Sampai saat
melihat ikat pinggan, anak tersebut langsung menutup muka dengan badan gemetar.
Masih ada beberapa curhatan yang hampir sama
masalahnya, bahwa ibu atau orangtua memaksakan kehendaknya kepada pendidikan
sang anak. Sementara tidakan anak pun bermacam-macam, ada yang menjalani dengan
diam dan menyerahkan ijasahnya kepada sang ibu. Dengan berkata: “Ini ijasah
yang Mama pinta, sekarang aku mau kuliah sesuai yang aku pilih.”
See……sebenarnya, aku ingin melihat dan mengetahui reaksi dari ibu atau orangtuanya.
Namun sayang ngga ada yang mau cerita….
Smart Ladies…
Anak itu mempunyai pribadi dan memiliki
kehidupan sendiri, mereka itu merdeka.
Jangan pernah memaksakan kehendak kepada anak-anak, untuk kebahagiaan kita. Sebagai
orangtua, sebaiknya:
1. Bimbing
anak-anak menuju gerbang masa depan yang diinginkan dan cari informasi
sebanyak-banyaknya tentang apa yang dipilihnya.
Setelah itu sampaikan kepada anak apa saja yang perlu diperhatikan,
tentang pilihannya. Atau bahkan menyarankan untuk mencari pilihan lain, apabila yang dipilihnya tidak tepat.
2. Sedapat
mungkin kenali teman-teman anak-anak Anda, agar kita mengetahui kegiatan
anak-anak. Hal ini sangat penting, apalagi bagi ibu yang bekerja diluar rumah. Rangkul anak-anak dan jadikan teman, tentu
tetap ada aturannya. In shaa Allah, anak akan dengan sendirinya bercerita
kegiatan dan apapun kepada kita. Bahkan dengan suka rela memberikan nomor hp
teman-teman yang dekat dengannya.
Sesuai pengalaman saya, kedua
anak mengatakan begini: “Ma, catat ya nomor hp dan telpon rumah si A. Kalau aku
ngga bisa dihubungi, mama telpon aja di A.”
Bahkan dia kasih tau daerah rumah
temannya tersebut. Asli, saya ngga pernah memintanya.
3. Mendidik dan
membimbing anak bukan melulu dengan nasehat, tapi anak akan lebih menangkap dan
mengingatnya jika kita memberi contoh.
Sebaiknya orangtua menjadi role model bagi anak-anaknya.
4. Biarkan
anak-anak memilih jalan hidupnya sendiri, begitu pula dengan pilihan
pendidikannya. Sebagai orangtua, kita hanya perlu membimbingnya dengan
menginformasikan mana yang terbaik bagi anak-anak.
Smart Ladies,..
Menurut anak-anak aku nih. Mama memang ngga pernah memaksa kita, tapi apapun pilihan kita harus dipertanggung jawabkan. Semua harus sesuai rencana dan tepat waktu, kalau ngga tanggung sendiri. Misalnya, kuliah itu 4 tahun. Ya harus selesai 4 tahun, tapi kalau molor, silakan bayar sendiri uang kuliahnya dan ngga ada alasan tidak lulus!....Hehehe....
Galak kah akuh?....Ngga lah, itu salah satu bentuk pendidikan agar mandiri dan bertanggungjawab dengan keputusan yang diambilnya. Betuk ngga Smart Ladies?
Aku berharap, tidak ada lagi ibu atau
orangtua yang memaksakan kehendaknya kepada anak-anak. Apalagi dalan hal
pendidikan. Anak berhak menentukan jalan hidupnya sendiri dan orangtua wajib
membimbingnya. Aku doakan, semoga semua
ibu dimuka dunia ini dapat mengantarkan anak-anaknya ke gerbang kesuksesan,
dengan akhlak & iman yang baik.
Gadis saya sudah menjelang akil baligh nih, makasih tipsnya- akan bermanfaat untuk menghadapinya. Bahaya juga ya kalau kita sebagai ibu kadang tanpa sadar suka memaksakan kehendak ke anak. Padahal sebenarnya tujuan kita untuk kebaikan anak tersebut
BalasHapusBetul Mba, karena ada anak yg pasrah menerima. Ada yg pura2 menerima lalu, mutung & ada yg prontal.langsung menolak. Bimbing aja dg baik & sarankan klo memang ada yg mulai melenceng.
HapusSama2
Ya Allah, ngeri bangwt Mamak yang nargetin nilai 100 sama anaknya dengan bersenjatakan ikat pinggang. Astaghfirullah...semoga si Mamak akhirnya sadar, dan meminta maaf pada anaknya. Paling tidak untuk sedikit mengobati luka si anak.
BalasHapusSampai akhir tayangan, si mamak tetap maksa & si anak juga bertahan ga mau pulang ke rumah.
HapusSepertinya masih banyak ya orang tua yang memaksaakn kehendaknya pada anaknya dengan dalih demi kebaikan itu suatu hari nanti. Tapi ternyata sebenarnya menyakiti si anak ya bun. Pelajaran juga buat aku nih.
BalasHapusSaya kira tidak sedikit, walau blm ada pooling. Betul Mba, kadang orangtua ga sadar memaksakan kehendaknya.
HapusIya Bun, ada orang tua yang memaksakan kehendaknya tanpa perhatikan sisi psikologis anak. Menyamakan keinginan mereka pada anak-anaknya. Orang tua yang bijak tentu akan memberi kesempatan pada anaknya untuk dapat memilih jalan hidup. Tentu dengan terus memberi bimbingan dan doa terbaik untuk anak-anak. Aaahhhh, saya jadi kangen anak-anak...
BalasHapusBetul Mba. Memang anak2nya ada di mana?
HapusUdah sering tuh Bun saya dengar cerita persis yg ditulis di artikel. Malah ada anaknya teman, oleh ayahnya disuruh kuliah di Teknik Komputer. Alasan si Ayah, gampang cari kerja. Takdir Allah, si Ayah wafat krn sakit. Begitu tahun ajaran baru, si Anak pindah jurusan desain. Mulai dr awal lagi, pdhal jurusan sebelumnya udh sem IV. Ibunya kaget, kenapa? Jawabnya, kan maunya Papah. Papah udah engga ada.
BalasHapusUdah wisuda sih si Anak, baru bln yl...
Saya tulis ini karena baru terjadi kpd keponakan. Anaknya curhat & emaknya juga. Akhirnya ketemu siapa yg memaksa anaknya.
HapusAnaknya mutung & minta pindah ke univeraitas lain dr awal lagi..rugi waktu & uang yg pasti.
Iya sih, di keluarga suamiku sudah terjadi 2 kali. Suamiku sama adiknya sama-sama kuliah lama karena pas semester 4 pindah jurusan semua. Karena nggak cocok sama pilihan ortunya. Ya ini pelajaran berharga buatku juga. Agar lebih memahami anak.
BalasHapusSampai terjadi 2X?..subhanallah..kok orangtuanya tega ya..
HapusSemoga ga terjadi kpd anak2 ya Mba.
Kalo inget cara mendidik anak ala Ali Bin Abi Thalib untuk anak usia 18 keatas itu udah bukan lg kita omongin tapi bener bun si anak harus diajak ngobrol biar berasa kita tuh temennya jadi nyaman ke si anak. Enggaklah bun, bunda ga galak kok hehe
BalasHapusHehehe...anak2 saya ga ada yg bilang mamanya galak & jg cerewet. Saya sejak anak2 sd membiasa mereka seperti teman, alhamdulillah jadi kami dekat & bisa cerita apa saja ke saya.
HapusWah sharingnya bermanfaat banget bun, aku yang belum punya akan tapi berasa banget sama ponakan hehe. Jadi setiap apapun dibicarakan sama anak, namanya anak suka ada pilihannya sendiri hehe. makasih ya bun remindernya.
BalasHapusAlhamdulillah klo bermanfaat. Sama2 Mba
HapusMasya Allah, terima kasih sharingnya. Kebetulan si anak bujang udah remaja dan agak gimana gitu. Mohon bantu doanya, mba...
BalasHapusOh begitu...rangkul anaknya ya Mba & jadikan seperti teman. Jd anak ga sungkan bercerita ke kita. Salam buat si Bujang.
HapusBenar banget, mbak. Biarkan anak-anak memilih sendiri jurusan apa yang ingin dipelajari. Karena yang sekolah, yang belajar kan mereka, bukan kita. kita sebagai orangtua hanya membimbing dan mengarahkan. serta mendoakan tentunya.
BalasHapusBetul Mba, makanya saya heran ada aja orangtua yg memaksa anak2nya. Siiiip
HapusKalau mengenai pendidikan ada baiknya memang mengikuti minat anak. kalau jaman dulu, orang tua bisa memaksa anak untuk memenuhi keinginannya, tapi jaman sekarang situasinya berbeda. Tapi kalau tempat kost, saya pikir, orang tua harus berperan. Kalau ternyata anak memilih tempat kost yang isinya maaf, misalnya pergaulan bebas atau penyalahgunaan obat, orang tua harus hati-hati.
BalasHapusBetul Mba. Untuk tempat kost kan kita juga perlu persetujuan si anak, krn dia yg akan tinggal di sana. Tentu kita akan melihat daerah kost yg terbaik, tentu anak harus juga setuju ya Mba.
HapusMbak Srie..Anak berhak menentukan jalan hidupnya sendiri dan orangtua wajib membimbingnya. Setuju sekali saya...
BalasHapusJangan sampai anak kita setir, mereka berhak menentukan jalan hidupnya dan kita mendukung dan mendoakannya:)
Sangat betul Mba Dian.anak perlu bimbingan kita, bukan paksaan...hehee
HapusSuami saya termasuk orang yang kuliah karena keinginan ortu dan hasilnya nggak maksimal.ALhamdulillah suami sadar dan nggak akan memaksakan kehendaknya pada anak-anak
BalasHapusSyukurlah..saya senang mendengar hal tersebut. Salam saya untuk.keluarga
HapusWah, pengingat yg bagus untuk saya dan suami. Insya Allah sudah mulai saya terapkan. Ini si kakak jelang lulus SD. Kami berunding sampai dapat pesantren yg tepat untuk dia (dia suka, kami pun sudah merisetnya.)
BalasHapusJurusan SMK dan kuliah pun sudah dia catat dari sekarang dan itu memang sesuai dengan bakat minatnya di bidang sains.
Terima kasih ya, Bun. Senang baca pengalaman mendidik anak spt ini :)
Waaah....kereeen Mba. Persiapan yg ruar biasa & saya melaakukan hal sana dulu..sukses mengantar anak2 meraih masa.depan ya Mba
HapusBetul tuh Mbak, Ibunya gila. Aups kok ikut-ikutan hehehe
BalasHapusSaya juga suka gemes kalau lihat orangtua yang maksakan kehendaknya. Lah yang jalanin kan bukan kita yah.
Tozz..aah. aku juga gemes!...betul sekali, tp ga sedikit orangtua yg malah punya ambisi tp anak yg diminta menjalankannya.
HapusYa sih dipikir lg klu mau maksa kehendak kita sama anak2 ttg minat kuliah di jurusan apa. Klu aq prinsipnya mendukung Dan mengawal Kemauan anak. Yg panting bs brtnggungjawab atas pilihannya.
BalasHapusSetuju Mba & itu langkah orangtua yg paling betul..👍👍
HapusNumpang promo ya Admin^^
BalasHapusayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
dengan minimal deposit hanya 20.000
add Whatshapp : +85515373217 ^_~
Aku anak, aku ngerasa kadang udh berusaha semaksimal mungkin untuk menuruti mama, apapun yang diminta mama aku lakuin, bahkan dihal-hal yang aku sebenernya cape. Bisa dibilang emang mamaku besar dengan kondisi menjadi anak maja jadi apapun yang dimau sampai sekarang harus dituruti, dan aku yang nurutin semua. Tapi disisi lain, aku sadar kalau aku juga punya kehidupan sendiri, sosialisasi sama li gkungan pertemananku. Tapi mama selalu membatasi dengan alasan kasian mama sendirian dirumah, terus gimana nak, kamu ga kasian sama mama. Cape banget sebenernya kalo apa-apa harus ginj.
BalasHapus