Jumat, 18 Januari 2019

ANAK PUNYA KEHIDUPAN SENDIRI






Smart Ladies….

Beberapa  hari belakangan  ini,  aku menyaksikan dan  mendengarkan curhatan   beberapa ibu yang membuat  mata aku basah. Sedih!!  Apa pasalnya?..... silakan simak dan beri masukan untuk menjadi koreksi.

Smart Ladies, siapa yang pernah meminta atau menyuruh anaknya mengambil jurusan kuliah sesuai keinginan Emaknya? 

Tiga hari yang lalu,  waktu sudah cukup malam, karena saya telah berada diatas peraduan. Tiba-tiba ada WA masuk dari  salah satu keluarga yang sudah cukup lama tidak berkomunikasi.  Mau  ngobrol masalah anaknya, itu topik yang tertera dilayar hpku.  

“Ok,  ada kabar apakah?”

Meluncurlah kalimat-kalimat  yang membuat aku tercenang, sekaligus sedih!  Anaknya yang baru menyelesaikan semester pertamanya, hasilnya jeblok.  Ada nilai “E” lebih dari satu mata kuliah, bahkan tiga SKS karena mata kuliah utama jurusan.
“Kok, bisa?  Apa anakmu ngga ikut UAS?” 

Setahu aku, waktu jaman kuliah dulu.  Hampir jarang dosen memberi nilai “E”, kecuali di anak sering bolos dimata kuliah tersebut dan ngga ikut UAS. Kalau rajin masuk, sejelek-jeleknya masih di kasih C- atau D.  Betul kan?

“Dia main terus Mba, setiap hari pulang malam sama teman-temannya. Tuh….anaknya lagi nangis, abis aku omelin” Tulis si ibu lagi.

“Kenapa harus diomelin, anakmu itu sudah besar. Sebaiknya diajak ngomong, bukan diomelin.” Sementara itu, aku coba menghubungi anaknya. Daaan….aku langsung dapat pokok permasalahannya.

Smart Ladies, jawaban sang anak adalah” Aku kan sudah mengikuti maunya mama, ambil jurusan ini. Aku ngga suka dan ternyata ngga mampu mengikuti  mata kuliah jurusan disini. Sekeras apapun aku belajar dan udah ikut les juga.”  Mungkin kalau pelajaran hapalan masih bisa dilakukan, tapi kalau pelajaran eksakta ya gga bisa kan.

WA terakhir yang masuk sebelum aku jatuh tertidur: “Dia minta pindah kuliah dan mau mengambil jurusan yang menjadi minatnya”  Lalu kita bisa apa, kalau sudah begini.

So…Smart ladies, siapa yang rugi?.  Tentu si ibu kehilangan dana yang terbuang, sementara si anak kehilangan waktu dan tertinggal dengan teman-temannya. Namun kalau hanya seperti itu kejadiannya, mungkin tidak terlalu terlambat walau 1 tahun hilang. Setiap anak yang mengalami hal tersebut, tidak selalu sama  respon. Teman anak saya,  dia ikuti keinginan ibunya untuk kuliah di perguruan tinggi dan jurusan yang dipilihkan.  Anak tersebut menurut dan menjalaninya dengan baik, tapi setelah selesai dia serahkan ijasahnya dan  raib entah kemana. 

Anak tersebut sering ke rumah dan curhat tentang  jurusan yang ditetapkan orangtuanya. Bahkan tempat kos pun orangtuanya yang memilihkan. Aku hanya bisa membesarkan hatinya dan menganjurkan untuk mengikuti dengan baik. Namun saya coba mengajak bicara ibunya (kebetulan kami bertentangga dekat), tapi setiap dia bicarakan dengan suaminya terjadi perang besar.  Akhirnya aku lebih banyak menenangkan sang anak, karena sering menginap di rumah.  Kuliahnya selesai lalu si anak memilih pulang kampong ikut neneknya dan kuliah sesuai keinginannya. Bayangkan Smart ladies,  segalanya merugi dan saat ini masih kuliah. Sementara teman-temannya sudah bekerja, bahkan sudah berumah tangga.  Miris kan!

Melihat tayangan di TV tadi malam, tanpa sengaja aku sampai berteriak “Mamanya gila!” UUps….maaf,  jadi seorang ibu mencoba mencari anaknya yang katanya sudah selesai kuliah diluar negeri, tapi tidak pulang ke rumah.  Anak tersebut tidak pernah pulang selama kuliah daaaan ternyata, anak tersebut tidak mau bertemu  dengan ibunya. 

Ibunya  memang terlihat sangat tegas  dan menuntut anaknya untuk menjadi orang sukses, tapi caranya salah (menurut aku).  Menurut cerita si anak,  si ibu selalu memukuli kalau mendapat nilai 80.  Semua nilai harus 100, kalau tidak sabuk pinggang yang bicara.  Sampai saat melihat ikat pinggan, anak tersebut langsung menutup muka dengan badan gemetar.

Masih ada beberapa curhatan yang hampir sama masalahnya, bahwa ibu atau orangtua memaksakan kehendaknya kepada pendidikan sang anak. Sementara tidakan anak pun bermacam-macam, ada yang menjalani dengan diam dan menyerahkan ijasahnya kepada sang ibu. Dengan berkata: “Ini ijasah yang  Mama pinta,  sekarang aku mau kuliah sesuai yang aku pilih.” See……sebenarnya, aku ingin melihat dan mengetahui reaksi dari ibu atau orangtuanya. Namun sayang ngga ada yang mau cerita…. 

Smart Ladies…
Anak itu mempunyai pribadi dan memiliki kehidupan sendiri, mereka  itu merdeka. Jangan pernah memaksakan kehendak   kepada anak-anak, untuk kebahagiaan kita. Sebagai orangtua, sebaiknya:

1.  Bimbing anak-anak menuju gerbang masa depan yang diinginkan dan cari informasi sebanyak-banyaknya tentang apa yang dipilihnya.  Setelah itu sampaikan kepada anak apa saja yang perlu diperhatikan, tentang pilihannya. Atau bahkan menyarankan untuk mencari pilihan lain, apabila  yang dipilihnya tidak tepat.

2.     Sedapat mungkin kenali teman-teman anak-anak Anda, agar kita mengetahui kegiatan anak-anak. Hal ini sangat penting, apalagi bagi ibu yang bekerja diluar rumah.  Rangkul anak-anak dan jadikan teman, tentu tetap ada aturannya. In shaa Allah, anak akan dengan sendirinya bercerita kegiatan dan apapun kepada kita. Bahkan dengan suka rela memberikan nomor hp teman-teman yang dekat dengannya.

Sesuai pengalaman saya,  kedua anak mengatakan begini: “Ma, catat ya nomor hp dan telpon rumah si A. Kalau aku ngga bisa dihubungi, mama telpon aja di A.”  Bahkan dia kasih tau  daerah rumah temannya tersebut. Asli, saya ngga pernah memintanya.

3.  Mendidik dan membimbing anak bukan melulu dengan nasehat, tapi anak akan lebih menangkap dan mengingatnya jika kita memberi contoh.  Sebaiknya orangtua menjadi role model bagi anak-anaknya.

4. Biarkan anak-anak memilih jalan hidupnya sendiri, begitu pula dengan pilihan pendidikannya. Sebagai orangtua, kita hanya perlu membimbingnya dengan menginformasikan mana yang terbaik bagi anak-anak.

Smart Ladies,..

Menurut anak-anak aku nih. Mama memang ngga pernah memaksa kita, tapi apapun pilihan kita harus dipertanggung jawabkan. Semua harus sesuai rencana dan tepat waktu, kalau ngga tanggung sendiri. Misalnya, kuliah itu 4 tahun. Ya harus selesai 4 tahun, tapi kalau molor, silakan bayar sendiri uang kuliahnya dan ngga ada alasan tidak lulus!....Hehehe....

Galak kah akuh?....Ngga lah, itu salah satu bentuk pendidikan agar mandiri dan bertanggungjawab dengan keputusan yang diambilnya.  Betuk ngga Smart Ladies?

Aku berharap, tidak ada lagi ibu atau orangtua yang memaksakan kehendaknya kepada anak-anak. Apalagi dalan hal pendidikan. Anak berhak menentukan jalan hidupnya sendiri dan orangtua wajib membimbingnya.  Aku doakan, semoga semua ibu dimuka dunia ini dapat mengantarkan anak-anaknya ke gerbang kesuksesan, dengan akhlak & iman yang baik.

34 komentar:

  1. Gadis saya sudah menjelang akil baligh nih, makasih tipsnya- akan bermanfaat untuk menghadapinya. Bahaya juga ya kalau kita sebagai ibu kadang tanpa sadar suka memaksakan kehendak ke anak. Padahal sebenarnya tujuan kita untuk kebaikan anak tersebut

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mba, karena ada anak yg pasrah menerima. Ada yg pura2 menerima lalu, mutung & ada yg prontal.langsung menolak. Bimbing aja dg baik & sarankan klo memang ada yg mulai melenceng.
      Sama2

      Hapus
  2. Ya Allah, ngeri bangwt Mamak yang nargetin nilai 100 sama anaknya dengan bersenjatakan ikat pinggang. Astaghfirullah...semoga si Mamak akhirnya sadar, dan meminta maaf pada anaknya. Paling tidak untuk sedikit mengobati luka si anak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sampai akhir tayangan, si mamak tetap maksa & si anak juga bertahan ga mau pulang ke rumah.

      Hapus
  3. Sepertinya masih banyak ya orang tua yang memaksaakn kehendaknya pada anaknya dengan dalih demi kebaikan itu suatu hari nanti. Tapi ternyata sebenarnya menyakiti si anak ya bun. Pelajaran juga buat aku nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya kira tidak sedikit, walau blm ada pooling. Betul Mba, kadang orangtua ga sadar memaksakan kehendaknya.

      Hapus
  4. Iya Bun, ada orang tua yang memaksakan kehendaknya tanpa perhatikan sisi psikologis anak. Menyamakan keinginan mereka pada anak-anaknya. Orang tua yang bijak tentu akan memberi kesempatan pada anaknya untuk dapat memilih jalan hidup. Tentu dengan terus memberi bimbingan dan doa terbaik untuk anak-anak. Aaahhhh, saya jadi kangen anak-anak...

    BalasHapus
  5. Udah sering tuh Bun saya dengar cerita persis yg ditulis di artikel. Malah ada anaknya teman, oleh ayahnya disuruh kuliah di Teknik Komputer. Alasan si Ayah, gampang cari kerja. Takdir Allah, si Ayah wafat krn sakit. Begitu tahun ajaran baru, si Anak pindah jurusan desain. Mulai dr awal lagi, pdhal jurusan sebelumnya udh sem IV. Ibunya kaget, kenapa? Jawabnya, kan maunya Papah. Papah udah engga ada.
    Udah wisuda sih si Anak, baru bln yl...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya tulis ini karena baru terjadi kpd keponakan. Anaknya curhat & emaknya juga. Akhirnya ketemu siapa yg memaksa anaknya.
      Anaknya mutung & minta pindah ke univeraitas lain dr awal lagi..rugi waktu & uang yg pasti.

      Hapus
  6. Iya sih, di keluarga suamiku sudah terjadi 2 kali. Suamiku sama adiknya sama-sama kuliah lama karena pas semester 4 pindah jurusan semua. Karena nggak cocok sama pilihan ortunya. Ya ini pelajaran berharga buatku juga. Agar lebih memahami anak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sampai terjadi 2X?..subhanallah..kok orangtuanya tega ya..
      Semoga ga terjadi kpd anak2 ya Mba.

      Hapus
  7. Kalo inget cara mendidik anak ala Ali Bin Abi Thalib untuk anak usia 18 keatas itu udah bukan lg kita omongin tapi bener bun si anak harus diajak ngobrol biar berasa kita tuh temennya jadi nyaman ke si anak. Enggaklah bun, bunda ga galak kok hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe...anak2 saya ga ada yg bilang mamanya galak & jg cerewet. Saya sejak anak2 sd membiasa mereka seperti teman, alhamdulillah jadi kami dekat & bisa cerita apa saja ke saya.

      Hapus
  8. Wah sharingnya bermanfaat banget bun, aku yang belum punya akan tapi berasa banget sama ponakan hehe. Jadi setiap apapun dibicarakan sama anak, namanya anak suka ada pilihannya sendiri hehe. makasih ya bun remindernya.

    BalasHapus
  9. Masya Allah, terima kasih sharingnya. Kebetulan si anak bujang udah remaja dan agak gimana gitu. Mohon bantu doanya, mba...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh begitu...rangkul anaknya ya Mba & jadikan seperti teman. Jd anak ga sungkan bercerita ke kita. Salam buat si Bujang.

      Hapus
  10. Benar banget, mbak. Biarkan anak-anak memilih sendiri jurusan apa yang ingin dipelajari. Karena yang sekolah, yang belajar kan mereka, bukan kita. kita sebagai orangtua hanya membimbing dan mengarahkan. serta mendoakan tentunya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mba, makanya saya heran ada aja orangtua yg memaksa anak2nya. Siiiip

      Hapus
  11. Kalau mengenai pendidikan ada baiknya memang mengikuti minat anak. kalau jaman dulu, orang tua bisa memaksa anak untuk memenuhi keinginannya, tapi jaman sekarang situasinya berbeda. Tapi kalau tempat kost, saya pikir, orang tua harus berperan. Kalau ternyata anak memilih tempat kost yang isinya maaf, misalnya pergaulan bebas atau penyalahgunaan obat, orang tua harus hati-hati.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mba. Untuk tempat kost kan kita juga perlu persetujuan si anak, krn dia yg akan tinggal di sana. Tentu kita akan melihat daerah kost yg terbaik, tentu anak harus juga setuju ya Mba.

      Hapus
  12. Mbak Srie..Anak berhak menentukan jalan hidupnya sendiri dan orangtua wajib membimbingnya. Setuju sekali saya...
    Jangan sampai anak kita setir, mereka berhak menentukan jalan hidupnya dan kita mendukung dan mendoakannya:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sangat betul Mba Dian.anak perlu bimbingan kita, bukan paksaan...hehee

      Hapus
  13. Suami saya termasuk orang yang kuliah karena keinginan ortu dan hasilnya nggak maksimal.ALhamdulillah suami sadar dan nggak akan memaksakan kehendaknya pada anak-anak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Syukurlah..saya senang mendengar hal tersebut. Salam saya untuk.keluarga

      Hapus
  14. Wah, pengingat yg bagus untuk saya dan suami. Insya Allah sudah mulai saya terapkan. Ini si kakak jelang lulus SD. Kami berunding sampai dapat pesantren yg tepat untuk dia (dia suka, kami pun sudah merisetnya.)
    Jurusan SMK dan kuliah pun sudah dia catat dari sekarang dan itu memang sesuai dengan bakat minatnya di bidang sains.
    Terima kasih ya, Bun. Senang baca pengalaman mendidik anak spt ini :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaah....kereeen Mba. Persiapan yg ruar biasa & saya melaakukan hal sana dulu..sukses mengantar anak2 meraih masa.depan ya Mba

      Hapus
  15. Betul tuh Mbak, Ibunya gila. Aups kok ikut-ikutan hehehe
    Saya juga suka gemes kalau lihat orangtua yang maksakan kehendaknya. Lah yang jalanin kan bukan kita yah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tozz..aah. aku juga gemes!...betul sekali, tp ga sedikit orangtua yg malah punya ambisi tp anak yg diminta menjalankannya.

      Hapus
  16. Ya sih dipikir lg klu mau maksa kehendak kita sama anak2 ttg minat kuliah di jurusan apa. Klu aq prinsipnya mendukung Dan mengawal Kemauan anak. Yg panting bs brtnggungjawab atas pilihannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju Mba & itu langkah orangtua yg paling betul..👍👍

      Hapus
  17. Numpang promo ya Admin^^
    ayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
    dengan minimal deposit hanya 20.000
    add Whatshapp : +85515373217 ^_~

    BalasHapus
  18. Aku anak, aku ngerasa kadang udh berusaha semaksimal mungkin untuk menuruti mama, apapun yang diminta mama aku lakuin, bahkan dihal-hal yang aku sebenernya cape. Bisa dibilang emang mamaku besar dengan kondisi menjadi anak maja jadi apapun yang dimau sampai sekarang harus dituruti, dan aku yang nurutin semua. Tapi disisi lain, aku sadar kalau aku juga punya kehidupan sendiri, sosialisasi sama li gkungan pertemananku. Tapi mama selalu membatasi dengan alasan kasian mama sendirian dirumah, terus gimana nak, kamu ga kasian sama mama. Cape banget sebenernya kalo apa-apa harus ginj.

    BalasHapus