Minggu, 28 April 2013

Bila Waktuku Tiba

Keriput  halus terlihat jelas  disudut-sudut matanya, wajahnya  tampak letih. Duduk sendiri di ruang keluarga sambil menyaksikan acara televisi, walau matanya lurus menatap layar televisi, tetapi sorot matanya kosong. Gurat-gurat kesedihan begitu kental menghiasi wajahnya,  belum genap satu bulan suaminya berpulang. Kini kesunyian mendekapnya erat, satu persatu meninggalkannya sendiri. 

Anak pertamanya telah dibawa suaminya dan dua minggu sekali rumahnya akan ramai oleh celoteh dua cucunya, yang menghibur dirinya. Sementara si bungsu telah tinggal sendiri dan setiap minggu mengunjunginya.  Andai waktu dapat dia putar, akan ditambah jumlah anak-anaknya.

Yang tidak dapat kembali adalah waktu, dia berputar tanpa dapat dicegah. Anak-anak sudah memiliki dunianya masing-masing, yang tinggal hanya dirinya, sendiri dimakan usia. Belahan jiwa telah berlalu meninggalkannya, hanya Allah kini yang setia menemani dan menjaganya. Kapan waktunya akan tiba? itu adalah rahasia Ilahi pada umatnya yang telah dicatatkan sejak manusia berada didalam kandungan ibunya.

Ya Allah..... bila waktuku tiba, ambil  aku dalam keadaan khosnul khotimah dan anak-cucuku ikhlas melepasnya. Pertemukan aku dengan suamiku kembali di alam lain yang Kau janjikan. Aaamiiin

4 komentar:

  1. Salam kenal Uti... hihi jadi teringat mamah saya yg semangatnya luaaaar biasa. Belom lagi kalo direpotin rame2 cucunya. Waoww ! Salam kenal juga. Artikel menarik untuk dibaca :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal Mba, salam untuk mamanya ya & terima kasih sudah bersedia mampir.

      Hapus
  2. salam kenal bu Ningsih

    BalasHapus
  3. Salam kenal kembali Mbak Haniabdoellah

    BalasHapus