Senin, 23 Desember 2019

UBAH CIBIRAN MENJADI KEKAGUMAN





“Anak ditinggal seharian di rumah,  dititip-titipin ke orang. Enak banget jadi ibu  kaya gitu!“

Kuping aku sudah kebal mendengar kata-kata seperti itu, karena seringnya  diucapkan orang-orang sekitar rumah. Pada kondisi tertentu, memang aku kadang menitipkan anak-anak di rumah Budenya. Bahkan, Bapak aku merasa tidak tega bila melihat cucunya di rumah bermain sendiri tanpa ada ibu yang mendampingi.  Menghadapi hal seperti ini, aku tidak pernah putus asa. Karena suka tidak suka, mau tidak mau kondisi itu memang harus aku lalui dan berusaha untuk mencari solusi terbaik. 

Aku tidak peduli apa kata orang, apalagi sampai baper.  Toh mereka tidak mengetahui kondisi yang sebenarnya terjadi, aku juga tidak ada waktu untuk memikirkan omongan orang. Aku memang membutuhkan tenaga IRT, namun tidak bisa sembarangan menerima tenaga bantuan tersebut. Ada beberapa syarat  yang harus dipenuhi, dalam mencari IRT. Utamanya yang dapat dipercaya, sabar  terutama untuk mengasuh anak dan bisa baca tulis. Pekerjaan rumah tangga dapat aku dan suami kerjakan.

Menghadapi kondisi seperti tersebut, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan:

1.      Komitmen dengan pasangan
Sebuah rumah tangga merupakan sebuah tim, untuk mengelolanya diperlukan komitmen  bersama pasangan. Bicarakan apa rencana  yang akan dijalankan agar biduk ini dapat berjalan sesuai dengan keinginan bersama.

2.      Berbagi peran
Bagi pasangan yang sama-sama bekerja di luar rumah, tentu diperlukan kerjasama dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Berbagi tugas adalah solusi jitu, bagi Anda dan  pasangan sehingga semua dapat  selesai tanpa masalah.  Mendelegasikan pekerjaan rumah ke IRT bukan solusi yang baik, apalagi jika IRT harus mengasuh anak.   Biarkan  IRT focus mengasuh si kecil selama ditinggal Anda bekerja.

3.       Meninggalkan Anak
Bagi ibu bekerja meninggalkan anak dengan IRT bukan perkara mudah, untuk itu carilah IRT atau pengasuh anak yang sesuai kriteria Anda. Misal: Harus sabar, bersih, bisa baca tulis, sehingga Anda tenang bekerja  selama meninggalkan si kecil. Akan lebih baik, jika Anda menyiapkan  makanan bagi si kecil sehingga gizi yang dibutuhkan anak terpenuhi dengan baik.

Apabila tidak ada IRT,  4 langkah ini perlu Anda lakukan:

1.     Minta bantuan keluarga terdekat untuk membantu mengasuh si kecil, namun jika hal tersebut      tidak ada. Anda dapat meminta bantuan tetangga dekat untuk mengasuh  si kecil. 

2.    Ingatlah, jangan pernah menitipkan anak kepada keluarga atau tetangga begitu saja. Serahkan    anak sudah dimandikan dahulu, siapkan  sarapan, makan siang dan  camilannya aga tidak menambah kerepotan orang yang dititipkan. Dengan begitu Anda mengetahui makanan apa yang dikonsumsi si kecil ketika Anda tinggal bekerja.

3.       Segera jemput sesaat Anda pulang bekerja dan bawa serta baju kotor dan barang lain agar tidak menambah beban orang yang telah menolong mengasuh  si kecil.

4.       Lelah?   Tentu saja, itu sangat manusiawi. Namun jangan cengeng, karena hidup adalah pilihan. Setiap pilihan mempunyai konsekwensi yang harus diterima dan dilaksanakan dengan baik. Seorang ibu  rumah tangga saja sudah berat, apalagi bagi ibu rumah tangga yang bekerja. Tapi ingat tujuan utama bekerja adalah untuk anak-anak, tentu Anda tidak akan menyerah begitu saja hanya karena lelah.


Percayalah  seorang ibu dapat  melakukan  semua tugasnya dengan baik, jangan pernah baper dengan  cibiran orang  lain. Namun tunjukan bahwa Anda adalah ibu  terbaik yang dapat mengasuh, merawat dan mendidik anak-anak menjadi orang sukses yang bermanfaat bagi orang lain.  Maka cibiran akan berubah jadi kekaguman.


(Tulisan ini diikutsertakan dalam blog challenge Indscript Writing 'Perempuan Menulis Bahagia')

42 komentar:

  1. Mungkin maksudnya ART kali ya Bun, asisten rumah tangga. Yap intinya sih Bun yg paling tahu ttg keluarga kita ya kita sendiri, yang penting tetap Komunikasikan dan memberi perhatian ke anak dan pasangan.

    BalasHapus
  2. Semangat memang harus ada ya Mbak Srie sebagai Ibu pekerja sudah komitmen pada rumah tangga dan anak tapi juga tetap amanah pada pekerjaannya. Sehingga ada atau tidaknya bantuan Asisten Rumah Tangga (ART) tetap kita sendiri yang menentukan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba, krn meninggalkan anak itu ga mudah. Kepikiran yg membuat pekerjaan kantor juga terganggu..Harus pinter2 ngatur semuanyalah.

      Hapus
  3. Ini pulalah yang jadi pertimbangan buat saya bagaimana jika kelak punya anak. Melihat diri sendiri pun sbg anak yang suka dititipkan org tua saat saya kecil sehingga merasa kurangnya waktu bersama, dan kurang bonding. Tapi semua punya konsekuensi dan pertimbangan masing-masing ya Mbak? Semangat Mbak Srie, semoga dapat membagi waktu dengan baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba, itu masa lalu & alhamdulillah semua bisa berjalan beriringan, bisa masak buat mereka, mengantar jemput sekolah & menemaninya belajar sampai saya pensiun. Semua berjalan lancar & kini saya menikmati masa tua dg anak2 yg tetap dekat dg anak2 walau sdh pd berkeluarga.

      Hapus
  4. ART kali mb mksdnya ya. Asisten rumah tangga. Kalau IRT kitanya ibu rumah tangga. Btw setuju dengan pemikirannya... Soalnya saya banget hehe sejak menikah 2007 fulltime mom. Anak gak biasa titip sana sini. Semua dinikmati, selalu ada celah syukur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. waah...salah ketik saya rupanya. Saya titip biasanya klo art pulang, tp sama kakak sendiri. Klo anaknya ga mau dititip,.mereka dirumah sendiri paling minta tolong tetangga dekat ngecek2 gitu

      Hapus
  5. Saya selalu salut dengan para ibu bekerja yang juga berperan begitu hebatnya untuk anak-anakny. Kakak ipar saya juga bekerja mba, dan Masya Allah anak-anaknya juga tumbuh jadi anak-anak sholehah dan santun. Semangat Mbaaa, jerih payah seorang Ibu pasti ada pahala dan keberkahan yang siap dijemput

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mba, semua itu terjadi dulu saat saya belum pensiun. Alhamdulillah sekarang anak2 sdh menikah dan masih lebih suka maska emaknya drpd jajan

      Hapus
  6. Menemukan pengasuh anak memang jauh lebih sulit dibandingkan mencari ART. Orang yang bisa melakukan pekerjaan rumah tangga belum tentu bisa mengasuh anak. Beda banget lah mengurus benda mati dan makhluk hidup. Makanya, menjadi perempuan bekerja, aku belum pernah lho Bun, menitipkan anak pada pengasuh. Susah banget carinya. Kalau mau mencari baby sitter beneran pun rasanya belum mampu. Alhamdulillah banget ada kedua orangtua yang masih sehat dan memang senang dititipi cucu-cucunya.

    Orang nyinyir? Ah, biarkan aja. Kan mereka nggak tahu kenapa aku harus bekerja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga dibantu ibu saya, atau kakak yg kebetulan tinggal berdekatan dg saya. Alhamdulillah semua aman2 aja. Makasih Mba

      Hapus
  7. Meskipun saat ini saya tidak bekerja di luar rumah, tetapi saya pernah mengalami masa kerja juga Mbak Sri Ningsing. Memang lebih nyaman mentipkan anak kepada saudara dekat, lebih ayem ya. Jadi saya bisa merasakan bagaimana perjuangan ibu yang bekerja dengan memiliki anak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba. Sangat berat tapi mengasikkan & alhamdulillah semua telah berlalu & anak2 sdh berumah tangga.

      Hapus
  8. Suami dan saya juga yg termasuk tipe yg sulit menyerahkan anak ke irt. Pernah pakai pas masih bayi bgt tapi tidak begitu lama.
    Kompak dng si bapak itu memang modal utama rumah kami tanpa irt. Sampai sampai si bapak meminta untuk kerja shif sore terus. Bersyukur temannya mau membantu. Jadi pas saya pulang kerja setengah empat sore, wuzz bapaknya ganti pergi kerja. Ehehe..sampai kadang dilihat itu ini kapan ngomongnya. Tapi gimana lagi, keluarga kami bisa jalannya dng cara seperti itu. Toh, anak anak tidak selamanya kecil.
    Ini saat mereka sudah sudah mulai remaja, ah cepat sekali mereka gede

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itulah asyiknya klo pasangan bisa diajak bekerja sama, semua terasa lebih ringan & aman2 aja. Karena semua dilakukan dg kesadaran dan kasih sayang.

      Hapus
  9. Akan sangat menyenangkan jika menemukan pasangan yang mau membantu urusan pekerjaan rumah tangga ya Mbak. Tidak mudah sih mengubah cibiran menjadi kekaguman. Namanya juga orang lain yang tidak tahu tentang keseharian kita. Semangat.yuni pasti bisa. Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah Pak Su mau turun tangan, bahkan sampai saat ini urusan cucian & nyapu ngepel urusan dia. Aamiin yra. pasti bisa lah Mba Yuni mah..hehehe

      Hapus
  10. Setuju kalo salah satu syarat ART itu harus bisa baca tulis. Agar tidak salah kasih dosis ketika anak harus minum obat, atau salah kasih minum susu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pertama itu, kedua biar bisa jawab klo anak2 bertanya. karena saya membiasakan anak2 membaca buku Mba...hehhee

      Hapus
  11. Setuju mba, jadi ibu gak usah baperan. Biar saja orang mencibir, kita tutup kuping aja. yang penting apa yang kita lakukan adalah yang terbaik buat keluarga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju banget Mba. Itu yg saya lakukan selama.ini & alhamdulillah aman sampai penaiun..

      Hapus
  12. Ini keluarga saya banget mbak.

    Jadi semua tipsnya sudah kujalani. Alhamdulillah sekarang anak-anak sudah besar dan mandiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah Mba, saya juga sekarang melihat hasil yg saya lakukan puluhan tahun. Sekarang menikmati masa.pensiun dg bahagia, krn anak2 sdh menikah.

      Hapus
  13. Tips nomor dua setuju banget, kalau sudah nitip anak sebaiknya jangan ngerepotin lagilah. Tapi tetangga kok kepo gitu sih, padahal yang dititipin saja gak keberatan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasalah Mba,.orng kan beda2 tp mereka akan melihat hasil yg kita kerjakan & diam sendiri.

      Hapus
  14. Bagi ibu, keluarga dan anak-anak adalah bagian terpenting. Namun letih yang terasa akan hilang saat melihat senyum kebahagian anak-anak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu dia Mba, itu obat paling manjur buat penghilang lelah. Rasanya melihat senyum mereka membuat semangat tak berujung.

      Hapus
  15. Hampir setahun mulai kerja lagi. Kalau saya bukan omongan kiri kanan yang berat, Mbak. Tapi, harus pinter2 bagi waktu.

    Semoga anak-anak yang ditinggal kerja seperti kita paham dengan pilihan yang kita ambil ya, Mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Diajak ngomong anaknya Mba. Saya malah klo anak2 libur sekolah saya bawa ke kantor, bahkan.dinas keluar kota saya bawa. Mereka jd tau apa yg dikerjakan ibunya di kantor.

      Hapus
  16. Semangat mbaa, aku pun juga pernah mengalami hal ini. Dan, apapun itu, entah ibu bekerja atau SAHM, ibu adalah sosok yang terbaiiik mba. Abaikan omongan orang dan jalani kehidupan kita sebaik mungkin, beres, haha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siiip Mba, alhamdulillah semua sdh berlalu. Itu kejafian.puluhan tahun silam, saat ini anak2 sdh menikah & sayapun sdh pensiun.

      Hapus
  17. Seorang Ibu bekerja di luar bagus, tapi lebih bagus lagi bekerja di rumah dan mengasuh anak-anak, karena seorang ibu adalah Madrasah pertama bagi anak, klo memang masih mengharuskan untuk bekerja usahakan bekerja setengah hari misal menjadi guru, saat sore hari sudah berada di rumah dan bersama anak2, terus semanggat ya Bu :)

    BalasHapus
  18. Semangat Mba. Indah dan nikmat kok jika kita menyematkan kata syukur di dalam setiap pekerjaan.

    BalasHapus
  19. Ya Allah mb yg Ibu RT sepertiku juga dicibir katany g kerja pdhl mah kerja tp dr dr rumah
    Wes emng manusia selalu ada aj y mb
    Gemes bgtt
    Btw smoga dikuatkan smuany y mb d dalam maupun luar sukses aamiin

    BalasHapus

  20. aduhai, saya pengen begitu sayangnya si anak nggak mau ditinggal, coba mau... ngarep

    BalasHapus
  21. Hidup adalah pilihan ya mbak, memang demikianlah prinsip yang juga aku pegang. Yang penting kita siap dengan risikonya.
    Saat ini justru banyak yang menitipkan anaknya di full day school daripada ke Asisten Rumah Tangga (ART). Yang pasti lebih aman karena ada guru dan pendidik yang terlatih.

    BalasHapus
  22. Alhamdulillah, saya diberi kesempatan Allah buat jadi full time mom. Namun memang setiap rumah tangga punya tantangan dan kisahnya sendiri. Maka biarkan saja pencibir disibukkan dengan menilai orang lain sampai lupa menilai dirinya sendiri.

    BalasHapus
  23. Betul, Mbak Sri. Jadi IRT sekaligus ibu pekerja bukanlah perkara mudah. Harus ada komitmen dengan pasangan. Semangat terus, Mbak Sri.

    BalasHapus
  24. Adakalanya mendengar perkataan orang lain itu dalam keadaan negatif tapi juga bisa positif. Tinggal bagaimana kuatnya diri menghadapinya

    BalasHapus
  25. Duh yaaa ampun bener aja ya mom shaming ga bisa berenti, kenapa gitu ya rangorang gabisa nahan lisannya biar ga ngasih bubuk cabe ke pertanyaan kayak gitu..tetep semangat ya mba, karena fia ga hidup 24 jam sama kita jadi yaa abaikan aja

    BalasHapus
  26. Baca postingan ini jadi ingat, saya juga waktu kecil suka dititip baik itu ke saudaranya ortu, ke tetangga atau kenalan dekat. Soalnya mama saya juga irt yang merangkap wanita karir, jadi memang konsekuensinya seperti itu. Apapun omongan orang ya biarin aja toh kalau kita tinggal di rumah juga tetap banyak yang julid

    BalasHapus