Rabu, 30 Maret 2016

MERENDA HARI ESOK


Seorang teman sejawat suami berkunjung ke rumah pada suatu siang dan mengobrol panjang lebar sambil melepas kangen, yang diselingi dengan tawa  mengingat kejadian-kejadian lalu. Dalam  obrolan panjang, terselip disampaikan teman tersebut kabar  teman-teman suami yang pensiun bersamaan dengan suami.

Sedih saya Pak melihat teman-teman yang pensiun bareng bapak. Setiap bulan ada beberapa orang yang datang setiap saat gajian. mereka meminta sedikit bantuan dari kami yang masih aktif, karena sudah tidak ada penghasilan lagi.


Setelah masa pensiun memang kita kita tidak stres lagi, tidak dikerja waktu, tidak ada bos lagi dan tidak juga memiliki uang yang rutin setiap bulan diterima. terutama bagi pensiun sekaligus.

Kita memang sering mendengar masa pensiun adalah masa suram bagi sebagian orang yang tidak memiliki penghasilan setiap bulan lagi, tapi uang pensiun diberikan/ dibayarkan sekaligus. Bagi sebagain orang menerima uang banyak diakhir masa bakti, seringkali  dianggap mendapat rejeki nomplok, sehingga tidak terkontrol penggunaannya. Apalagi perusahaan di indonesia sangat jarang memberikan penyuluhan memanfaatkan  uang pensiun  kepada pegawainya yang akan memasuki masa pensiun. Apalagi di negara kita masa pensiun kadang tidak dipersiapkan dengan matang, karena merasa ada anak-anak yang akan merawat dan menanggung hidupnya di masa tua. Padahal justru dimasa tua dibutuhkan dana ekstra untuk kesehatan yang tentunya akan membebani setiap pegawai yang tidak mendapat pensiunan bulanan dan tidak juga mendapatkan jaminan kesehatan.  Alhamduulilah seandainya ada anak yang dapat mencukupi masa pensiun orangtuanya, bagaimana kalau tidak?

Merenda Hari Esok
Manusia itu hanya dapat berencana, tapi Allah yang menentukan hasilnya.  Dalam merenda hari esok, saya telah merencanakan dengan sangat matang. Walau kami agak terlambat memiliki anak, tapi masih bisa disiasati agar anak-anak dapat menyelesaikan pendidikannya. Asuransi pendidikan telah dipersiapkan, dan setelah dihitung anak pertama selesai kuliah tepat bapaknya memasuki masa pensiun dan  si bungsung menyelesaikan kuliahnya, saya memasuki masa pensiun. Saya pensiun akan mendapatkan uang pensiun setiap bulannya, sementara suami uang pensiun dibayarkan sekaligus. Kami memang tiak punya jiwa bisnis, walau saya telah berusaha mencoba merintis beberapa usaha, tapi alhamdulillah semua kandas...hehehe....

Ternyata rencana masa depan yang telah kami rencanakan dengan sangat baik, tapi Allah berkata lain. Perusahaan tempat saya bekerja kondisinya tidak bagus dan melakukan pengurangan pegawai, setelah berpikir, berembug dan mencari info tentang kondisi perusahaan saya memutuskan mengajukan diri ikut pensiun dini.   Uang yang didapat disimpan untuk biaya pendidikan anak-anak, asuransi pendidikan anak pertama dapat saya gunakan untuk membeli rumah KPR dan kekurangannya saya cicil selama tiga tahun.
Semua masih dapat berjalan mulus dan uang pensiun suami saya sulap menjadi beberapa kontrakan, yang hasilnya untuk biaya hidup sehari-hari. Rumah dari hasil asuransi anak pertama juga saya kontrakkan untuk tambah-tambah  biaya hidup sehari-hari. Alhamdulillah.....Allah mengundang kami mengunjungi Baitullah hanya waiting list 2 tahun, sudah dapat berangkat ibadah haji.

Kami memang tidak menyiapkan rencana lain, sehingga harus gerak cepat mengatur ulang sesuai kebutuhan. Uang pensiun saya habis untuk biaya pendidikan si kecil yang kuliah diluar kota. Saya juga tidak memikirkan kalau kuliah diluar kota itu biayanya ruaaaar biasa besar. Biaya hidup jauh lebih besar dari biaya sementeranya.

Namun yang perlu diingat Allah pasti memberikan rejeki kepada semua umatnya dengan caranya sendiri, Alhamdulillah semua masih berjalan dalam kendali sampai si kecil selesai kuliah. Jadi sebagus apapun rencana masa depan Anda, ingatlah bahwa  tetap ditangan Allah keputusan akhirnya & terima hal itu dengan bijak dan penuh rasa syukur. Rendalah masa dengan Anda dengan baik dan siapkan plan A, B & C, agar ada pilihan lain. Sebaiknya lima atau sepuluh tahun sebelum masa pensiun, Anda telah merintis  usaha yang dapat dijadikan sandaran dihari esok.  



Membicarakan masalah masa pensiun, memang tidak semua orang mempersiapkan dengan matang terutama di indonesia. Padahal

Kamis, 24 Maret 2016

ANAK MANDIRI ADALAH DAMBAAN SETIAP ORANG TUA



   
Menumbuhkan karakter mandiri  pada anak tidak dapat dilakukan secara instan, tentunya  dibutuhkan proses latihan yang panjang dan memerlukan pengorbanan dari orang tua. Kemandirian dapat dilatih sejak dini dari hal-hal yang  paling  mudah. Peran orangtua dan  lingkungan  merupakan suatu hal  yang  penting,   mengingat bahwa kemandirian pada anak tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Namun   perlu dilatih orangtua.    



Latihan dapat dilkukan pada saat anak mulai mengerti  dan bisa berjalan, karena memudahkan dalam meakukannya. Mulailah dengan hal-hal kecil, dengan mengajarinya mengambil mainananya sendiri & merapihkan kembali setelah selesai bermain.  Dalam mengajari dilakukan sesuai tingkatan usia. Misalnya ajari untuk belajar makan sendiri, membuka baju sendiri dan lainnya dan tetap  dalam pengawasan Anda. Sebagai orang tua Anda harus mau berkorban dan sabar dalam melatihhnya. Memang semua dilakukan tidak sempurna, tapi  seiring bertambahnya usia akan baik hasilnya. Hal yang terpenting beri anak kesempatan untuk melakukannya semua aktivitasnya sendiri, sehingga ras percaya diri anak juga akan tumbuh.   

Setelah anak mulai masuk sekolah tentu orangtua dapat mengajari untuk merapihkan  buku pelajarannya, menyiapkan seragam sekolah dan menyimpan sepatu sekolah pada  tempatnya. Ingat ya bu, perasaan kasian Anda pada saat melatih akan  mebuahkan kegagalan, yang utama biarkan anak berusaha untuk melakukan sendiri aktivitas yang dibutuhkan sesuai usianya. Sementara orangtua terus melatih  dengan sabar. Untuk tingkat usia remaja orangtua mulai dapat memberikan tanggungjawab melaksanakan tugas rumah tangga. Misal, menyapu, mengepel dan mencuci piring minimal piring bekas yang dipergunakannya.

Masa Dewasa
Ketika anak duduk dibangku SMA Anda sudah dapat melatihnya dengan berbagai pekerjaan rumah tangga, bahkan dapat mulai melatih mengatur uang sakunya. Pada usia ini anak dianggap sudah cukup dewasa dan dapat diajak berdiskusi dalam masalah sehari-hari. Akan lebih baik anak dilibatkan dalam memecahkan masalah di rumah, agar anak terbiasa dan mulai mengetahui permasalah dalam menjalankan hidup.

Pada tingkat sosial ekonomi menengah keatas, kebiasaan para orangtua memanjakan anak dengan fasilitas dan tenaga yang mengerjakan urusan rumah tangga, sehingga anak menjadi manja dan tidak mau berusaha untuk meraih sesuatu. Pada ekonomi menengah kebawah banyak orangtua dalam keterbatasannya, membuat anak mau berusaha untuk mendapatkan sesuatu.Semua ini memang tidak mudah, tetapi bukan tidak mungkin. Pengalaman saya sebagai orangtua yang bekerja dapat menerapkan semua kemandirian pada anak sesuai dengan usianya cukup berhasil. Bahkan anak saya yang kecil pada saat usianya lima tahun, meminta untuk tidak perlu lagi menggunakan PRT. Sementara anak yang besar sejak kelas empat  sekolah dasar sudah meminta uang saku diberikan setiap minggu. Hal ini membuat saya langsung mengajari cara mengelola uang sakunya. Saya membiasa anak-anak menabung sejak mulai duduk di taman kanak-kanak dengan menggunakan celengan di rumah dan setiap bulan dibuka untuk dipindahkan ke bank yang saya buat atas nama mereka masing-masing. Untuk memotivasi anak-anak rajin menabung dari uang sakunya, saya membuat aturan. Siapa saja yang uang sakunya dalam seminggu masih sisa, saya memberikan tambahan 10% dari sisa tersebut. Pada saat anak-anak telah lulus SMA dan memiliki KTP, buku tabungan, kartu ATM saya serahkan untuk dikelola masing-masing anak. Anak-anak senang menerima, apalagi melihat tabungan mereka yang mencapai jutaan. Namun setelah itu, buku tabungan dan kartu ATM anak-anak serahkan ke saya untuk  disimpan. Namun kebiasaan menabung dan mengatur uang sudah dimengerti anak-anak. 

Semua pekerjaan rumah dikerjakan bersama dan dibagi,  anak-anak menyiapkan perlengkapan sekolah, baju, botol minum dan bekal sendiri. Saya urusan dapur, suami urusan cucian dan anak-anak mencuci piring dan menyapu & mengepel lantai rumah. Setelah dewasa urusan rumah tangga dibagi rata.  Saat anak pertama saya mulai memasuki dunia kerja, pekerjaan rumah tangga tetap mendapat bagian untuk dikerjakan.

Untuk mendidiknya benar-benar mandiri dalam mengatur ekonomi dan pekerjaan rumah tangga, saya mengaturnya lebih kepada menyiapkan diri anak hidup mandiri dengan penghasilannya sendiri. Langkah awal saya mengajaknya membicarakan penghasilannya, untuk apa saja digunakan dan bagaimana mengaturnya. Pertama untuk ikut asuransi masa tua, membeli kebutuhan sendiri, seperti biaya membeli pakaian, uang transport dan keperluan pribadinya (sabun, shampo, parfum dll) dan menabung bahkan camilan saya minta untuk bayar sendiri. Kadang suami mengatakan saya "sadis" tapi itu semua untuk kebaikannya. Sementara makan sehari-harikan masih saya tanggung. Orangtua memang harus tega melakukannya untuk kebaikan masa depan anak. Malah anak saya ada menyisihkan uang saku untuk adiknya yang masih kuliah dan memberi uang tambahan belanja untuk saya. Namun uang pemberiannya saya simpan, apabila suatu saat dia butuh sesuatu saya pergunakan uang pemberian tersebut.

Harapan saya dengan kemandirian anak-anak mereka dapat saya tinggal kapanpun, mereka sudah siap. Umur manusiakan hanya Allah yang mengetahui. Disamping itu uang penghasilannya digunakan dengan bijak dan bermanfaat. Orangtua mana sih yang tidak mendambakan anaknya dapat mandiri?




 

Sabtu, 05 Maret 2016

S E L I N G K U H


Menurut kamus besar bahasa Indonesia selingkuh berarti tidak jujur, curang, serong. Selingkuh juga diartikan mendua hati atau cinta segi tiga, tapi menurut psikolog Zainoel B. Biran selingkuh adalah ketika seseorang melakukan suatu tindakan yang tidak sesuai dengan komitmennya. Selingku itu sendiri juga dibagi menjadi dua : Selingkuh fisik dan selingkuh emosional. Selingkuh fisik artinya kita melakukan kontak fisik dengan lawan jenis yang bukan pasangan resmi kita. Selingkuh emosional lebih berrupa perasaan kita terhadap orang lain yang bukan pasangan resmi kita.

Menurut psikoloq Zainoel, pemicu terjadinya selingkuh adalah kebosanan pada rutinitas yang monoton, kecewaa pada pasangan, sekedar iseng, kemapanan finacial, komunikasi dengan pasangan yang tidak harmonis. Menurut Penelitian di klinik pasutri, 60 penyebab selingkuh adalah komunikasi dan puber kedua.

Bagi para selebritis dan kalangan menengah keatas, selingkuh dianggap bagian dari gaya hidup. Virus selingkuh memang sedang mewabahh dan hebatnya bukan hanya menyerang para selebritis dan kalangan mengengah keatas saja, tapi sudah pula menjangkiti masyarakat kelas bawah. Demikian diungkapakan Direktur Lembaga Advokasi Hal Asasi Manusia dan Bantuan Hukum (LABH) Halimah Ginting di Yogyakarta. Celakanya lagi generasi muda kita yang masih bau kencur sepertinya sudah mengerti apa itu TTM nya Ratu, Shepianya SO-7 dan Demi Waktunya Ungu yang bercerita tentang perselingkuhan yang selalu didengarnya dari stasiun TV & radio.

Sebagian orang yang berselingkuuh seringkali menyebutnya sekedar selingan. Namun mesti hanya sebuah selingan, sebuah hubungan yang tidak sekedar teman biasa tetap punya kemungkinan untuk melibutkan emosi dan fisik keduanya secara lebih intens. Kehidupan mapan memang seringkali diiringi dengan rutinitas yang membosankan. Kondisi seperti ini pada suatu titik orang tersebut akan mencari penyegaran agar keluar dari rutinitasnya dan bertemulah dengan seseorang yang cocok untuuk diajak jalan, makan bersama dan curhat.

Bagi para pelaku, selingkuh diartikan sebagai selingan indah, rumah tangga utuh. Sensasi yang dirasakan seseorang ketika bertemu dengan seorang yang cocok dengannya atau mempunyai tempat yang khusus di hati, tak ubahnya seperti remaja yang sedang jatuh cinta. Perubahan perilaku dimulai begitu selingkuh mulai terjadi. Misalnya ingin tampil lebih modis, lebih perhatian dengan pasangan yang dimaksud sebagai penebus kesalahan dan kadang memancing pertengkaran agar ada alasan untuk keluar rumah.

Namun benarkah selingkuh itu selingan indah, rumah tangga utuh?. Jika data yang di dapat dari Pengadilan Agama menyatakan bahwa dari 10 keluarga yang bercerai, satu diantaranya karena selingkuh dan rata-rata setiap dua jam, ada tiga pasangan suami istri bercerai karena selingkuh. Ketahuilah, selingkuh memang indah pada awalnya, tetapi dapat dipastikan akan menjadi neraka diakhir cerita bagi seluruh keluarga. Sehingga berubah menjadi selingan indah, rumah tanggah runtuh atau selingan indah, karier runtuh, seperti yang terjadi pada mantan anggota DPR kita dan seorang artis.

Untuk mencegah agar virus selingkuh tidak menyambangi pasangan kita, ada beberapa kiat yang mungkin berguna.
Pertama : Menjaga jarak dari seseorang yang menarik dan menggoda mengingat akibat dan tindakan main api itu.
Kedua : Pertebal keimanan anda, ingatlah bahhwa selingkuh adalah suatu dosa besar yang harus dipertanggungjjawabkan dipengadilan akhirat.
Ketiga : Memelihari keintiman emosional dengan menjaga komunikasi suami istri, saling sharing dan support.
Keempat : Memelihara keintiman seksual dengan melakukan aktivitas seks dengan tehnik dan variasi baru untuk menghindari kejenuhan.

jadi jangan coba-coba min api, karena Anda akan terbakar atau jangan coba-coba main air, karena Anda akan basah....hehehehe.