Jumat, 02 Januari 2015

AIRASIA QZ8501 ATAU AIRASIA PK-AXC ?




Menutup Tahun 2014 kita dikejutkan dengan hilangnya pesawat Airasia dengan rute Surabaya-Singapura. Semua tercengah, panic, sedih dan bingung karena tidak ada kejelasan, apalagi kontak ke pilot pesawat. Normalnya, jika terjadi sesuatu ELT pesawat akan memancarkan sinyal pemberitahuan ketika terjadi impact  untuk memberitahu posisi keberadaan pesawat. Sayangnya pesawat Airasia QZ8501 tetap membisu. Entah ELT yang tidak berfungsi atau alat penerima sinyal yang  dimiliki di darat tidak bekerja. Wallahualam. 

           Inilah pesawat Airasia yang hilang PK-AXC dengan nomor penerbangan QZ8501 

Berita simpang siur bersliweran di media elektronik yang secara marathon   memberitakan hilangnya Pesawat Airasia QZ8501 tujuan Surabaya-Singapura. Basarnas secepatnya bergerak mencari keberadaan pesawat tersebut, sementara para wartawan juga tidak mau kalah, wara wiri mencari informasi sekecil apapun dan mendatangkan nara sumber mulai dari praktisi,  pemerhati penerbangan, awak pesawat sampai yang rasanya ga relevan menurut saya. Tidak sedikit masyarakat  mantan awak pesawat dan tehnisi merasa gerah dengan penjelasan yang kadang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya. Namun itu hak media untuk memberikan informasi kepada masyarakat, tapi sebaiknya  lebih selektif dalam mencari nara sumber.

Hebatnya lagi pemerintah saat ini cepat bergerak dengan turun langsung mencari pesawat tersebut. Semua angkatan dari TNI, Basarnas, pejabat pemerintah, bahu membahu untuk mencari keberadaan pesawat Aisrasia 8501 dibawah komando presiden dan wapres. Selama ini hampir tidak pernah pemerintah, apalagi sampai presiden ikut turun dalam suatu kecelakaan pesawat di tanah air. Angkat topi saya untuk pemerintahan sekarang. Sementara perusahaan Airasia sendiri tidak terdengar gaungnya dalam mengurus kejadian ini, karena seperti langsung di take over pemerintah. Beruntungannya Airasia!.


                               Contoh: Letak  Kode Registrasi Pesawat Garuda PK-GPJ

Sebagai perusahaan penerbangan berjadwal  airasia dan perusahaan penerbangan lainnya tentu memiliki jadwal yang rutin dan teratur. Setiap  perusahaan penerbangan di Indonesia mempunyai call sign sesuai yang ditetapkan Kementerian Perhubungan. Contohnya: Untuk Merpati dipanggil dengan Garuda : MZ730, GA604, Airasia: QZ8501 dan sebagainya.  GA604 mempunyai arti, GA merupakan call sign untuk semua pesawat garuda. Sementara nomer 604 merupakan nomor penerbangan untuk rute Jakarta-Makasar. Begitu juga untuk semua perusahaan penerbangan lainnya, call sign berfungsi sebagai nama panggil dalam berkomunikasi dengan ATC/Menara pengontrol dan dikenal oleh penumpang sebagai nomor penerbangan yang biasa tertulis di tiket.

Untuk mengantarkan penumpang ke tempat tujuan yang telah disiapkan call signnya, yang utama tentu harus ada pesawatnya bukan?.
                                Contoh: letak Kode Registrasi di sayap pesawat bagian bawah

 Setiap perusahaan penerbangan biasanya memiliki beberapa type/jenis pesawat dan untuk setiap tujuan akan ditentukan type/jenis  pesawat yang digunakan. Hal ini disebabkan beberapa ketentuan, mungkin landasan udara di bandara kota tujuan hanya bisa didarati oleh jenis pesawat tertentu, atau penumpang tidak terlalu banyak, jadi cukup menggunakan pesawat  berbadan sedang dan lain sebagainya. 

                                                  Contoh lain Kode Registrasi Pesawat

Untuk  mengenali type/jenis pesawat, maka setiap pesawat memiliki identitas yang dikenal  dengan “Kode Registrasi.”   Kode Registrasi  terdiri  dari dua bagian, pertama kode awalan yang umumnya berupa 2 huruf atau angka, ada juga dengan 1-3 huruf/angka. Kode Registrasi tersebut diatur dan dikeluarkan oleh  ICAO (Internasional Civil Aviation Organization) yang merupakan sebuah organisasi penerbangan sipil dan berdudukan di Kanada.  Kita dapat mengetahui asal Negara sebuah pesawat dengan melihat kode  registrasinya dan kode itu  dikenal secara internasional sebagai Tanda Kebangsaan. Untuk Indonesia menggunakan kode PK singkatan dari Pays Kolonie (bahasa Belanda yang berarti negeri jajahan atau wilayah kolonial).  Sementara N merupakan kode registrasi Amerika, Australia “VH” Brunai Darussalam “V8” Jerman “D” sementara  “TC” untuk Turkey dan masih banyak lagi tentunya. Kode yang  telah diatur  ini, dipastikan tidak akan ada duplikasi  antar Negara.

                                                Contoh Kode Registrasi  Amerika yaitu "N"

Kode awalan (PK) akan diikuti oleh  kode selanjutnya yang   umumnya terdiri dari 3 atau lebih huruf atau angka.   Kode terakhir ini digunakan untuk masing-masing jenis pesawat, yang ditetapkan oleh   lembaga yang mengurusi penerbangan sipil di tiap   negara. Di Indonesia kode terakhir ini diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara di bawah Kementrian Perhubungan. Contohnya PK-GLT untuk pesawat milik Garuda dan PK-AXC pesawat milik Airasia.  Huruf akhiran yang paling depan (G atau A) biasanya merupakan huruf depan nama perusahaan penerbangan tersebut.  Contohnya: 

PK : Kode registrasi untuk pesawat terbang Indonesia
G : Kependekan dari Garuda
L : pada umumnya kode  type/jenis pesawat
T : nomor atau abjad yang merupakan nomor urut pesawat yang dimiliki  

Kode registrasi dapat Anda temui di bagian  luar belakang dekat ekor atau di  atas dan bawah sayap pesawat terbang. Umumnya di tulis dengan ukuran yang besar dan menggunakan huruf capital.  Contoh kode registrasi : PK-GRG, PK-MBC, PK-AXC dan lainnya.


                      Contoh E-tiket yang mencantumkan nomor penerbangan Garuda GA0551

Kenapa saya menulis judul tulisan ini dengan “Airasia QZ8501 atau   Airasia PK-AXC ?” 

Menilik dari kejadian hilangnya pesawat Airasia QZ8501 dengan rute Surabaya-Singapura, saya tergelitik untuk sama-sama mengoreksi  sebutan mana yang sebaiknya dikatakan atau diberitakan untuk kejadian pada pesawat airasia tersebut.  Sesuai dengan yang telah dijabarkan dan foto yang ditampilkan diatas.

Sebagai perusahaan penerbangan berjadwal di Indonesia, Airasia yang call signnya adalah QZ dan diikuti dengan  beberapa angka. Itulah yang disebut dengan  nomor penerbangan : Airasia QZ8501 menerbangkan rute Surabaya-Singapure atau QZ8063 untuk rute Jakarta-Medan. Setiap hari  penerbangkan rute  tersebut dengan   call sign yang sama, pada jam yang sama sesuai jadwalnya akan beroperasi mengantarkan para penumpang ke tujuannya. Namun yang berbeda adalah pesawatnya. Mungkin type/jenis pesawatnya sama tapi  beda kode registrasinya. Contoh: Airasia QZ8501 menggunakan pesawat dengan kode registrasi PK-AXC (pesawat yang hilang pada tanggal 28 Desember 2014).

Sementara pesawat dengan nomor penerbangan/ call sign Airasia QZ8501 PK-AXC yang hilang sedang dilakukan evakuasi. Call sign  tersebut tetap digunakan setiap hari sesuai jadwal  untuk menjalani rute Surabaya-singapura, tapi dengan pesawat yang lain yang berkode registrasi PK-ABD, misalnya. Karena setiap  awak pesawat/ petugas harus  mengetahui kode registrasi pesawat yang akan mereka gunakan, sementara penumpang  tidak pernah diberitahu, selain jenis pesawatnya oleh   awak kabin pada saat memberi pengumuman.
                                           Contoh : Kode registrasi pesawat milik Negara Rusia.

JADI YANG HILANG BUKAN AIRASIA QZ8501, TAPI PESAWAT AIRASIA PK-AXC YANG MELAYANI RUTE SURABAYA-SINGAPURA PADA TANGGAL 28 DESEMBER 2014.

Aneh rasanya melihat seorang tehnisi senior mengoreksi penyebutan tersebut, tapi tidak di respon presenternya. Namun yang lebih mengherankan lagi semua praktisi, pemerhati dan  awak pesawat juga ikut menyebutkan yang sama, bahkan lebih gilanya lagi dari pihak Airasia sendiri tidak pernah meralatnya.

Bagaimana dengan Anda menyebutnya : AIRASIA QZ8501 ATAU   AIRASIA PK-AXC ?  Rute Surabaya-Singapura.