Senin, 29 Agustus 2016

NGEBOLANG KE JEPANG LIAT SAKURA





Ueno Park (Taman Sakura) Tokyo

Mengunjungi  Negara Jepang  tentu  ga puas apabila belum melihat indahnya  bunga sakura, cantiknya gunung fuji yang  berselimut salju dan  tempat wisata lainnya. Aku  kali ini berkesempatan   mengunjungi negeri sakura ini dengan teman-teman, yang dijadwalkan akan  selama 6 hari. 

Ngebolang ke Jepang dimulai  saat kami mendarat tepat pukul  8.50 waktu Jepang di  Haneda  Internasional  Airport Tokyo. Udara cukup cerah walau sisa-sisa  rasa dingin  di awal musin semi  masih dirasakan.  Haneda  merupakan airport yang dibuat dari hasil reklamasi  laut, sangat indah dilihat dari kejauhan dan dii airport ini aku pertama kali menjejakan kaki di Negeri Sakura. 

Airport ini  cukup padat,  banyak rombongan wisatawan dari berbagai Negara  bersama kami yang baru keluar dari kabin pesawat. Menurut info dalam sejam terdapat 35 kali pergerakan pesawat yang  take off maupun landing di bandara ini. Apalagi april ini jepang sangat padat dikunjungi wisatawan karena ingin menyaksikan bunga sakura yang sedang  mekar.

Haneda Internastional Airport, Jepang
 

Kesan pertama yang terlihat  tentang negeri ini adalah  bersih, teratur dan cepat. Masyarakatnya disiplin,  ramah dan jujur, budaya antri terlihat dimana-mana. Orang Indonesia di jepang bisa loh ngantri, ga seperti di negaranya sendiri, sering main serobot….hehehe.  Pelayanan bagasi di bandara sangat cepat, begitu pula dengan imigrasinya. Melihat antrian mengular, walau sudah  cukup banyak  counter yang dibuka, pegawai imigrasi dengan sigap membuka counter yang lain. Seakan tidak mau tamunya menunggu terlalu lama dalam antrian, aku dipanggil petugas imigrasi yang ada di kantor yang terletak  tepat ada di sisi kiri aku berdiri. Woooow…..dalam dua menit, aku sudah dapat keluar dari antrian menuju  pelayanan bagasi.  Muantaaab……..sementara penjemput dari Jepang telah melambaikan benderanya kearah kami.
 
Diver City, Odaiba Tokyo
Dari bandara  Haneda  kita langsung menuju  salah satu   mall terkenal di Tokyo, yaitu Diver City  di Tokyo, Odaiba. Setelah bagasi beres, kita  semua siap sudah di dalam bus…cuuuus…meluncur  ke Diver City. Aku  kira karena masih  pagi, jadi lahan parker masih kosong di mall tersebut. Tapi ternyata memang  di Jepang  sangat jarang orang menggunakan kendaraan, karena baiknya pelayanan transportasi umum di sana. 


Ternyata mall dimana aja sama, ya ga beda jauh sama Sency lah, tapi yang menarik di mall ini   kita  disambut  oleh Robot  Gundam. Tepatnya  terletak di sebelah kiri halaman mall berdiri dengan gagah Robot  Gundam yang  sangat besar dan disebelah kanannya  ada kios  yang khusus menjual  miniatur robot tersebut dan pernak-perniknya. Bahkan ada café gundam  yang isinya segala  bentuk  mainan bentuk robot. Aku hanya masuk sebentar  ke dalam mall dan sekilas menyapu lantai dasar yang mayoritas diisi resto, aku melangkah menyusuri lantai atas melalu escalator. Hanya ada jejeran toko-toko layaknya mall-mall di Jakarta lah. Aku memutuskan turun dan keluar  dari mall untuk menikmati pemandangan yang lebih alami di luar.
Bersama robot Gundam



Aku  penasaran dengan hamparan bunga tulip yang  terletak di sebelah kanan pintu keluar mall dan persis berhadapan dengan  café gundam.  Mata Anda akan dimanjakan dengan  pemandangan  indah, yaitu  hamparan  bunga  tulip berwarna kuning & merah yang sangat cantik. Ga mau  melewatkan keindahan bunga yang berasal dari Negara kincir air  tersebut,  aku mengeluarkan jurus gaya ala foto model terkenal mengabadikan  diri dengan  bunga tulip yang baru pertama aku liat secara langsung.   Ga ketinggalan juga berfoto sama gundam si robot keren…..B'gaya dgn Robot Gundam
   

Tak terasa  perut udah kerocongan, karena kita hanya breakfast  di pesawat tadi pagi. Yuuuuk…..maksi, sebeluum lanjut ke  Ueno Park. Maksi perdana di Jepang dengan menu sabu-sabu beserta teman-temannya untuk menghangatkan perut yang lumayan kedingin. Resto tempat makan ini terdapat dipertokoan yang dipadati oleh anak-anak muda dan mereka menggunakan sepedah sebagai kendaraannya. 


pintu masuk Ueno Park
Setelah perut terisi, kita mulai ngebolang lagi menuju Ueno Park, yang letakknya tidak jauh dari resto kita maksi dan kita tempuh dengan berjalan kaki selam 10 menit. Wisatawan dan masyarakat Jepang berjalan teratur menuju ke Ueno Park  yang merupakan  sebuah taman  yang  terdapat 1000 pohon sakura di Tokyo. Jalan masuk menuju ke taman Ueno Park,  terdapat jejeran lampion berwarna putih yang cukup unik seakan gerbang taman sakura. 


Walau pengunjung  sangat  padat  yang ingin menyaksikan bunga sakura ini, tapi  tidak terlalu menyulitkan dan tidak berdesakan, karena  pengunjung sangat  tertib. Bagi pengunjung yang akan menuju taman sakura, rapih berjalan disebelah kiri dan pengunjung  yang akan keluar taman, berjalan disebelah kanan. Pohon sakura sepanjang  jalan di taman  ini berjajar rapih dikiri dan kanan jalan. Pohon sakura hanya terlihat batang dan diujung-ujung  dahannya  terdapat bunga sakura yang rimbun, herannya pohon ini tanpa daun selembarpun. Sejauh mata memandang, hanya bunga sakuraaaaa… 
Selfie dg bacground bunga sakura

Pada musin sakura bermekaran,  di Jepang itu artinya tahun ajaran baru untuk menerima murid baru & bagi perusahaan  juga saatnya membuka  lowongan kerja bagi perusahaan yang membutuhkan pegawai. Ada lagi yang unit pada musim sakura ini, yaitu  warga  Jepang  memanfaatkan  musim ini dengan  bertamasya di taman Ueno. Warga Jepang berlomba  memilih tempat di bawah pohon sakura  dan untuk mendapatkan tempat yang dipilih, mereka menjaganya selama beberapa hari agar tidak ditempati orang lain, bahkan sampai menginap. Saat  waktu yang ditetapkan untuk berkumpul bersukaria bersama teman-teman maupun keluarga sambil menikmati indahnya bunga sakura.  Mereka menggelar  tikar atau alas plastic dengan membawa perbekalan makanan, bahkan kantong tidur. 
 




Ini sebagian rombongan sircusnya..hehhe
Seru ngeliatnya….tapi yang lebih seru, walau ditempat keramaian  tidak terlihat sampah berserakan, walau dipojok-pojok yang biasa terlihat sebaran sampah. Disini tidak terlihat…..bersih pokoknya.  Salah satu budaya orang Jepang  yang patut ditiru, yaitu  kebiasaan tidak membuang sampah sembarangan.  Kalau tidak menemukan tempat sampah, maka sampahnya akan dikantongi atau disimpan ditas & akan dibuang bila  menemukan tempat sampah. Ga jarang loh, sampahnya  malah dibawa pulang dan dibuang di rumah.  Jadi  ga ada tuh disana pemandangan mobil mewah melempar sampah atau tissue keluar  dari  jendela……hehehe…

Konon  katanya  pada saat salju mulai mencair, maka bunga sakura  mulai bermekaran. Bunga sakura ini dapat bertahan  selama 2 minggu & pada saat itu  tidak ada satu lembar daun sakura dipohonnya. Jadi hanya ada batang dan bunga, sejauh mata memandang  hanya ada bunga yang berwarna putih dan merah muda yang luar biasa indahnya.

Asakusa Kannon Temple
Puas menyaksikan Bunga sakura, perjalanan dilanjut ke salah satu  Kuil terkenal di Tokyo, namanya Asakusa  Kannon Temple.  Kuil ini berdiri megah  dengan  halaman yang cukup luas, satu kuil besar yang merupakan tempat sembahyang dan ada syarat tertentu untuk  bisa masuk ke  tempat ini.  Disamping kanan kuil terdapat sumur atau tepatnya pancuran air yang konon apabila meminum airnya  atau diguakan  untuk mencuci muka,  konon katanya dapat  awet muda & panjang umur.  

Biar awet muda & sehat klo minum air ini



Agak kedepan dari tempat air ini terdapat  tungku api yang menyala, ditempat ini konon katanya bila asapnya  mengenai tubuh atau anggota tubuh,  dipercaya dapat melancarkan rejeki dan juga kesehatan. Aku sengaja meniupkan asap tersebut ke teman-teman yang mendekati tungku…..hehehehe……biar pada banyak rejekinya dan  tetap sehat….hehehhee.  Padahal mata   perih  kelilipan  asap…hahahhaa.  
 

Asep itu untuk mendapat rejeki & berkah (katanya)


Kalau kita berjalan ke depan menjauhi tungku akan terlihat lampion besar berwarna merah  yang tergantung di tengah  pintu keluar kuil dan dikanan kirinya berjejer toko-toko yang menjajankan makanan dan souvenir khas Negara ini, kawasan ini disebut Nakamise Souvenir Arcade.
pintu keluar kuil Asakusa

Untuk harga aneka souvenir  lumayan miring, apalagi kalau mau sedikit  usaha bertanya kebeberapa kios. Silakan ambil harga yang paling  miring, lumayan loh selisih 5-15 yen. Tapi  tempat belanja ini sangat ramai, bahkan jalan aja susah karena penuhnya orang yang berbelanja. Saking  penuhnya, aku sampai terpisah  dari rombongan karena terbawa arus kepadatan pengunjung. 

Ealaaaah…..berasa ilang di Negara orang, tapi aku tetap tenang. Aku coba menghubungi pemandunya tapi  ga diangkat. Coba lagi telepon  teman serombongan, tetep ga diangkat. Yaa wis  duduk aja di tempat yang terlihat dari jalan. Untungnya  buku panduan wisata yang diberikan, lengkap ada alamat dan nomor telepon   Kedutaan RI di jepang dan  hotel tempat kami menginap.  Apalagi katanya supir taksi disana juga jujur dan help full.  Akhirnya  ada juga telepon yang  masuk dan mereka menjemputku dan ternyata tempat parkir bus kita ga jauh dari tempat aku duduk…..hehehehe…heran kok aku bisa setenang  ini, ilang di negara orang. Keren kan?.. 


Salah satu Ninja jaman now
Rombongan  cuuus  menuju resto untuk makan malam, tadi siang makan sabu-sabu & goreng-gorengan ala Jepang, sekarang saatnya  makan bakar-bakaran yang nikmat ruar biasa. Lelah sudah mendera perjalan kita hari pertama ini, jadi kita butuh istirahat untuk mengumpulkan tenaga buat besok.   Mare………kita  lanjut check in ke hotel Metropolitan Tokyo….

 Edo Wonderland di Nikko
Hari ketiga b’fast di hotel dengan menu variatif & setelah  cukup mengisi bahan bakar untuk kita  jalan hari ini,  bus siap membawa kita  menuju Nikko. Nikko merupakan suatu daerah wisata  yang  di tempuh dalam waktu 2 jam dari hotel kita menginap di Tokyo. Kita akan  menyambangi Edo wonderland,  Jalanan yang sepi membuat ibu-ibu pada nyenyak di dalam bus, apalagi udara cukup dingin diluar.

Edo Wonderland merupakan obyek wisata  yang menyajikan kehidupan  pada jaman edo atau jaman Ninja.  Rombongan begitu tiba di edo langsung berhamburan, berfoto dengan para ninja yang menyambut kedatangan pengunjung. Di  tempat  ini ditampilkan  pertunjukan menggunakan samurai, ada juga pertunjukan kehidupan masa itu   serta pertunjukan bagaimana kehidupan Geisa yang dikemas sangat apik & lucu.  Para wisatawan disambut oleh para samurai muda yang  ganteng, dengan dandanan ala ninja tapi ninja blasteran kali ya….karena seperti orang bule…wajah amerika dengan hidung mancung. 
 


Di tempat ini juga terdapat patung emas yang  terletak di jalan pintu keluar arena wisata ini.  Di depan pintu masuk menuju patung  terdapat   papan yang bertuliskan  O-Edo Tenmangu Shrine  yang  konon menurut kisahnya  merupakan orang yang sangat baik. Ditempat ini juga pengunjung dapat berfoto dengan menggunakan kimono & didandani selayaknya orang  Jepang dengan biaya 3000 yen untuk 2 kali gaya berfoto yang berbeda. 

Tanpa terasa waktu menunjukan pk  satu  siang & perut nagih   minta diisi, jadi cuuuus…  dulu ke resto di kawasan Edo wonderland yang   berada agak ke bawah  menuju arah jalan keluar obyek wisata ini. Maksi dengan menu lengkap  dari makanan pembuka hingga penutup yang ruar biasa eunaaaak sampai  butir nasi terakhir.   Sekarang  perut sudah kenyang daaaan………time to Ginza…..




Ginza Mall
Ginza  merupakan pusat pertokoan terkenal di Jepang,  di sini kita bisa membeli mainan anak-anak yang diproduk oleh Jepang, seperti boneka Hello Kitty dan lainnya. Kita  juga dapat menemukan  tas & baju buatan china tapi yang kw1 gitu, diluar itu  Jepang tidak mau menerima. Di  tempat ini  juga  terdapat pusat penjualan kit kat green tea & pocky terkenal itu  dengan harga termurah, yaitu di supermarket Donki. Catat tuh nama supermarketnya, kalau kesana jangan lupan disambangi. Karena beda harganya lumayan jauh dengan  toko atau  tempat lain,  selisih harga  bisa sampai 200 yen/pak. 





Sebagaian peserta  memilih istirahat  dan ga  mau  ikut ngunjungi patung  Hachiko, yaitu anjing yang sangat setia kepada pemiliknya.  Ada yang  pernah nonton  filmnya kah?  Pemainnya si ganteng Richard Gere yang  berperan sebagai si professor & patung anjing ini terletak di Stasiun Kereta Shibuya. Di Shibuya ini, konon katanya terdapat persimpangan tersibuk di dunia,. Hachiko tunggu kedatanganku yaaaa……..


Stasiun Commuter line Shibuya
Ternyata ga semua ikut ke Shibuya, yo wis yang mau azaaaa. Sayangkan udah sampai Jepang masa dilewati, apalagi lokasinya ga terlalu jauh dari hotel kita menginap. Setelah rembukan mau naik apa ke shibuya, akhirnya diputuskan kita naik commuter linenya jepang bo! Karena kalau naik taksi kita kelebihan 1 satu orang , disana naik taksi tidak boleh lebih dari 3 orang aja…. Di jepang ini kalau kita akan menuju ke suatu tempat dengan menggunakan taksi, sementara jaraknya tidak terlalu jauh tapi jalannya harus memutar karena satu arah. Tau apa yang akan dilakukan supir taksinya?....Dia kasih tau kita arah untuk berjalan ke tujuan & dia tidak mau mengantar karena jalan kaki lebih dekat. Tuuuh….hebatkan kejujurannya masyarakat jepang, ini hal baik yang harus ditiru masyarakat Indonesia, tapi bisa ga  ya?.........


Tau ga sobat kalau bikin SIM mobil di jepang itu super duper susah & muahalnya selangit ?. Menurut info sampai puluhan  juta, sementara mobil pribadi hanya dapat dikendaraan oleh orang yang namanya sudah terdaftar.   Jadi kalau mobil keluarga yang terdaftar atas nama siapa supirnya, misal nama si bapak. Yaaaa hanya si bapak yang boleh menyupir mobil keluarga itu, yang lain hanya boleh jadi penumpang. Namun bila ingin dapat digunakan oleh semua anggota keluarga, bisa aja asal plat nomornya harus diganti warna kuning….hehehhe……pantesan jalan-jalan di Tokyo sedikit bingit mobil yang wara wiri. Lancar pokoke.

Simpang tersibuk di dunia, Simpang Shibuya
Stasiun kereta menuju Shibuya ternyata ga jauh-jauh amat dari hotel kita menginap, yup…9 orang udah siap jalan  nengok si Harchiko. Ga sampe 10 menit kita udah ada di stasiun  Ikebukuro yang lumayan padat orang berlalu lalang.

Kita membeli tiket kereta melalu mesin tiket (seperti ATM gitu & di Indonesia juga udah ada loh mesin penjualan tiket CL). Kita hanya memilih tujuan yang terpampang dilayar, lalu akan keluar harga tiket. Pilih lalu  klik dan masukan uang, maka tiket akan keluar dan kalau ada kembalian juga akan keluar. 
Perbedanya dengan tiket CL di Indonesia, kita kalau ga punya kartu flass  atau e-money yang telah diisi uang. Kita beli kartu tiket seperti kartu ATM seharga Rp. 10.000 + ongkos ke tujuan & kartu tersebut yang digunakan untuk masuk ke peron & naik ke kereta. Setelah sampai ditujuan kartu tersebut berfungsi untuk keluar & masuk peron, bila telah sampai ditujuan. Kartu tersebut dapat dipulangkan ke loket & uang Rp. 10.000 dikembalikan.

Di dalam commuter line Jepang
Sementara tiket CL Jepang berupa kerta persegi panjang dgn ukuran 10 x 5 cm. Untuk masuk ke peron, silakan tiket dimasukan, pintu akan terbuka & tiket akan keluar kembali. Jangan lupa ambil tiketnya kembali, karena tiket tersebut akan digunakan untuk keluar stasiun setelah sampai ditujuan. CL di jepang ga beda jauh dengan CL di Indonesia, sama pokoknya tapi bedanya penumpang ga sampai umpel-umpelan. Kalau penuh mereka akan naik kereta berikutnya.


Patung Harchiko, anjing yg setia kpd majikannya
Ada cerita lucu saat kita naik CL ini. Konon ceritanya para lelaki di jepang, ada yang alisnya ditata rapih seperti semut beriring, kata orang tua dulu. Lelaki yang beralis seperti itu atau lelaki yang beranting adalah sebagai tanda kalau itu seorang gigolo. Waaaah…. ingat cerita itu jadi  sepanjang  jalan & di dalam kereta kita jadi shu’uzon, sambil lirik lirik mencari lelaki yang beralis rapih….hehehehhe…….ternyata memang ada tapi   yang beranting-anting selama perjalanan hanya menemukan satu orang aja. Hanya butuh waktu 10 menit & melewati 1 stasiun akhirnya kita sampai di shibuya yang memang padat walau udah jam 9  malam. 


Kita menghampiri  patung Hachiko, memegangnya, mengabadikannya  & berfoto dengan latar belakang simpang shibuya yang terkenal tersibuk di dunia itu. Puas  mengelus patung hachiko dan berfoto bersamanya, time to go home…….@Metropolitan Hotel.

Gunung Fuji di level 1
Tak terasa  udah hari ke empat aja dan  hari ini kita akan menuju ke Gunung Fuji di daerah Hamamatsu, dengan waktu  tempuh kurang lebih  3 jam dari Tokyo. Sepanjang  perjalanan kita disuguhkan  pemandangan yang luar biasa indah. Salah satu yang aku perhatikan rumah maupun gedung atau bangunan di jepang tidak ada yang menempel satu dengan lainnya. Hal ini merupakan peraturan pemerintah, karena kita ketahui bahwa jepang adalah Negara yang rawan gempa. Bahkan bahan bangunanpun tidak yang berat-berat seperti disini, menggunakan bata dan beton. Disana dindingnya kalau diketok-ketok ada bunyinya, karena terbuat dari pahan ringan. Seperti fiber gitulah. Jadi kalau ada gempa, bangunan itukan begerak, dengan jarak yang diberi bangunan tersebut akan lentur bergoyang dan tidak bersentuhan dengan bangunan lain. Pendek kata space tersebut untuk memberikan ruang bagi rumah atau bangunan saat terjadi gempa tidak saling bersinggungan & meminimalkan agar bangunan tidak rubuh.
 

Hotel kita nginap di  daerah Gunung Fuji
Tiba di lokasi gunung fuji, mendapat  kabar kalau cuaca kurang bersahabat. Sayangnya kita jadi ga bisa masuk ke level 5 mendekat ke gunung fuji, cukup di level 1 & melihat gunung fuji yang berselimut salju dari kejauhan.  Namun disini masih ditemui tumpukan salju yang belum mencair. Lumayaaaan…bisa remes remes salju & b’gaya dengan background gunung fuji. Gunung fuji ini berdiri kokoh pada ketinggian 3776 meter diatas permukaan laut & gunung ini terletak di daerah Hamamatsu.

Menurut cerita nih ya, di dekat gunung fuji ini ada sebuah lembah yang bernama  “Jukai” lembah ini biasa digunakan untuk hara-kiri penduduk yang merasa memang harus mengakhiri hidupnya,  karena sesuatu sebab. Konon katanya juga dalam setahun ada 1000 orang yang mengakhiri hidup di lembah ini,  yang juga katanya cukup angker….iiiiiih…..serem ya.
 


Perjalanan dilanjut untuk makan siang, dari cuaca yang cerah walau berangin di gunung fuji kini mulai berkabut dan terasa beeeeeeerrrrr….makin dingin & kabut makin tebal, padahal abis maksi mau melihat pemandangan indah di sekitar danau Ashi. 

Cruise ngelilingi danau Ashi
Saatnya  mengelilingi danau Ashi dengan cruise….udah makin dingin & kabut tambah tebal, jadi hanya ngerasain naik cruise aja deh. Pemandangan indahnya ga keliatan, tertutup kabut tebal..yaaaa..sebagai penggantinya kita dapat berfoto ria diatas cruise. Ya sudah ber keliling danau Ashi dengan cruise sambil nonton orang pacaran….hahahha…..Isti & Nova bingung liat orang kasmaran ini.



Makan lageeee…….dingin-dingin makan menu hangat ala pedesaan, tapi makan ramen dingin dengan kuahnya yang muantab, ok juga.  Siap-siap check in hotel di pedesaan dengan bangunan hotel yang megah diatas bukit dengan gaya arsitektur  kerajaan gitu. Nah hotel ini, namanya Omaezaki Hamaoka Courses.
merai sakura di depan hotel


Ada yang menarik di hotel ini, ada pemandian Onsen. Yaitu kolam air belerang tapi ada syaratnya sebelum nyemplung dikolam itu, kita harus mandi & keramas dulu. Mandinya juga harus tanpa busana  selembarpun   dan nyebur berame-rame, tapi khusus buat perempuan aja kok.  Air belerang yang panas dengan aroma yang khas, ditambah suara cekikikan yang pada berendem…waaaah…sensasi yang tak terlupakan pokoke….hehehehe….dan berendemnya ga boleh lama-lama, cukup 10-15 menit aja tapi itu udah lebih dari cukup untuk menghilangkan rasa lelah & pegal-pegal disekujur badan…juga jadi suegeeeer.

Oshen tempat mandi bersama tanpa busana

Dalam perjalanan dari danau Ashi ke hotel, aku sempet melihat ada rumah mungil dengan halaman lumayan besar disampingnya & ditanami padi. Ada juga yang ditanami sayur-sayuran & di daerah ini banyak terdapat kincir angin  yang digunakan sebagai pembangkit listrik. 

Rasanya waktu untuk pulang udah deket aja,  karena hari ini jatuh   hari kelima.  Sebelum meninggalkan hotel,  kita nikmati dulu sarapan  dengan menu ala pedesaan. Ada ikan kembung dipanggang dengan rasa yang sangat gurih & eunaak tenan, seperti biasa  menu lengkap  tersaji dengan  apik diatas meja.   Ternyata hotel ini memiliki pemandangan yang luar biasa indah, semalam tidak terlihat karena kita tiba hari sudah gelap. Di lahan parkir berjejer pohon sakura dan hamparan rumput yang begitu subuh dan indah. Ga mau menyia nyiakan kesempatan, tustel ditangan kiri  & hp di kanan mulai beraksi mengabadikan momen-momen indah tersebut. Ada sakura dalam pelukan, ada melompat lebih tinggi, gaya foto model di tangga dan  pokoke kereeen abiiiiz deh. Tapi tiba-tiba di semprit sama Maria…..check out….mana kunciiiiii, ayooo…koper kumpulin…hahaha…..kita pun bubar.


Kereta cepat Sinkanshen
Ready to go to  Kyoto by Bullet train or Shinkansen….hurry up…hurry up…..dari stasiun  shinkansen     Hamamatshu,  kita akan ke Kyoto naik kereta super cepat 300 km/jam dengan waktu 1 jam 10  menit aza, dan harga tiketnya 17.500 yen (kurs 1 yen = Rp. 120). Muahal ya tiketnya. 

di dalam kereta cepat
Di jepang yang kena lampu merah bukan cuma kendaraan, tapi orang juga kena lampu merah. Jadi kalau mau nyebrang nunggu lampunya berwarna hijau dulu deh, kalau       nerobos karena  ga ada mobil yang lewat, jadi aneh &  diliatin orang…..hehehhehhe... Pokoknya disetiap lampu merah pasti ada zebra cross nya untuk tempat orang menyebrang & biasanya penuh dengan orang yang akan menyebrang, karena menanti lampu lalu lintas berganti hijau.  

Kyomizu Temple







 Saatnya menuju kuil budha kuno yang sudah 10 kali dipugar, kuil ini merupakan warisan budaya Dunia  & Presiden Amerika Ronald Reagen pernah kesini. Namanya Kyomizu Temple. Letaknya diketinggian dengan pemandangan yang menajubkan. Biasanya pengunjung bisa menggunakan kimono disini.

Ngomong-ngomong soal kimono, jadi kimono itu ada 2 jenis.  Kalau kimono yang suka dipake sehari-hari dengan bahan yang tipis dan ga ribet harus sanggulan, itu namanya “yukata” nah kalau yang satunya lagi ya kimono yang dipake berlapis-lapis dengan sanggulan khasnya serta obi (ikat pinggang) yang seperi bantal itu & ribet tata cara pemakaiannya. Kalau sanggulnya ada yang ready to use gitu, tinggang dipasang aja dikepala, kaya wig.
 
Kumpul2 di hotel sebelum chek out


Jalan menuju ke Kuil  Kyomizu ini berjajar toko-toko menjual makanan, es cream & aneka souvenir. Sini aku ikut-ikut blanja-blanji deh, karena emang belum beli apa2 selain kitkat green tea pesenan anak-anak.

Trus siap siap ke Osaka untuk menuju pusat pertokoan Shinsabashi Shopping Street, Dotonbori & borong borong juga di Umeda sampe  gempor keluar masuk toko. Banyak yang mau dibeli tapi yen udah ludes….hahhahaha….ada temenku yang penasaran beli tas disini tapi ga kebagian..hihihihi…katanya mau balik ke jepang cari tasnya lagi…wkwkwwk…..aku diajak ya Bu Endang.

Dotonburi, borong2
Hari ini ditutup dengan borong-borong koper yang lagi sale, selamat dorong ya bu ibu….hehehhehehe…makmal  terakhir di jepang & check in di Miyako Hotel. Nama hotelnya kaya nama magic jar ya…hahahha……Eeee….setelah diperhatiin, ternyata supir bis kita si Michael Hanada ternyata alisnya ditata….hahahha…ga percaya? Perhatiin deh fotonya, aku sampe bela belain minta foto bareng dia, buat bukti aja…wkwkkwkkw…..


Negara Jepang memang dikenal teguh dengan adat istiadat & budayanya, tapi namanya juga  suatu Negara pasti mengundang wisatawan untuk berkunjung ke negaranya, terutama ke obyek-obyek wisatanya. Hanya ya untuk memuaskan para tamu atau wisatawan maulah menggunakan bahasa & tulisan yang dapat dimengerti oleh bangsa lain. Di Jepang semua menggunakan  bahasa jepang dan diperparah lagi  juga menggunakan tulisan kaji yang  ga dimengerti sama sekali. Di Cina juga tulisannya tidak umum tapi di hotel mereka  menuliskan dengan tulisan latin tuh.  

Kebetulan teman sekamar aku gembok kopernya ga bisa dibuka dengan anak kunci yang ada,   aku juga mulai mencoba ikut  membuka dengan anak kuncinya, tapi sayangnya tuh gembok tetap bertahan ga   mau  dibuka.  Temenku mulai panik karena ga bisa ganti pakaian & spontan aku menuju ke telepon kamar untuk minta bantuan  Housekeeping  atau  Technisi hotel, tapi  aku blongo di depan  pesawat telepon tersebut karena  tulisan di pesawat telepon itu  dengan bahasa kaji…..hadeuuuu….puyeng ga tuh!.

Sudah gitu teman malah ngoceh ngoceh lagi, bikin  sebel aja. Help me……gimana kalau begini coba?.  Menghubungi tour guide nya ga diangkat-angkat lagi…..toloooong deh!   Masa sih untuk di hotel bintang seperti ini coba menggunakan  bahasa  umum, minimal bahasa inggris  atau  minimal jangan pakai  tulisan kaji gitu.. 


Ready go to Indonesia
Akhirnya  tour guide bisa dihubungi dan karena dia dari local jepang, yaaaa….gampang aja tuh dia baca huruf kaji di telepon.  Ga sampai 10 menit, datanglah petugas tehnisi hotel seorang cewek dengan membawa tang sangat besar &  cekriiis…..putuslah batang  gemboknya. Bahkan di Pusat Pertokoan, aku  mencari suatu barang & menanyakan dengan bahasa inggris…hehehehee…. Banyak yang ga ngerti juga. Akhirnya pake bahasa tarzan deh.  Semoga  jepang  mau ya menggunakan tulisan latin  ditempat tempat  yang memang  umum digunakan  wisatawan. Saatnya pulang  dan kembali pada kehidupan nyata…hehehhehe.  Airport Osaka  tempat kita berpisah dan welcome to Jakarta……...Mudah-mudahan cerita ngalor ngidulku ke jepang bisa dipahami dan menambah sedikit pengetahuan yang baca ya.  Aaaamiiin YRA.


B'gaya dulu aah dgn rombongan