Minggu, 09 April 2017

#Memesonaitu Ikhlas Berkorban





Mempesona merupakan kata yang banyak mempunyai makna, tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Namun bukan melulu  secara fisik dengan wajah cantik dan penampilan menawan,  perbuatan pun dapat membuat seseorang jadi mempesona.

Mempesona dilihat dari sudut pandang fisik, biasanya tidak bertahan lama. Karena saat berubah maka rasa kagumnya pun sirna, karena penampilan fisik itu secara pasti akan berkurang seiring berlalunya  waktu. Dan setiap orang mempunyai kriteria sendiri apa yang membuatnya terpesona. Untuk saya pribadi mempesona lebih dari perbuatan yang dilakukan seseorang untuk kepentingan orang lain, dan itu membuat orang lain terinspirasi dan termotivasi.  

Jangan Egois
Berbuat sesuatu untuk kepentingan orang lain dengan mengorbankan kepentinganya sendiri merupakan perbuatan yang luar biasa, apalagi yang dilakukan untuk kepentingan orang lain.  Sebagai seorang anak dari dua belas bersaudara yang dilahirkan dari orangtua yang berprinsip, bahwa banyak anak banyak rejeki, mencoba menyelamatkan pendidikan adik-adiknya dengan mengorbankan masa depannya sendiri.

Mimpinya untuk berkuliah terpaksa harus dikuburnya dalam-dalam demi untuk memenuhi  permintaan sang ibunda, yang memohon kesediaanya berbagi dengan adik-adiknya yang masih membutuhkan biaya pendidikan. Padahal kuliah itu sudah di depan mata yang didapat dengan mudah, karena apresiasi dari hasil prestasinya. Awalnya tidak rela dan menangisi keadaan ini, namun melihat wajah adik-adik serta permohonan bundanya dengan terpaksa dilakukannya. Aku tidak boleh egois hanya memikirkan diri sendiri, sementara adik-adiknya harus putus sekolah. Memang tidak mudah  untuk menaklukan rasa egois ini, tapi bukan tidak bisa.


Rela Berkorban
Jodoh, umur dan rejeki adalah rahasia Ilahi, begitu juga dengan perjalanan hidup seseorang merupakan sebuah misteri. Kita hanya dapat  berencana, tapi  keputusan akhir tetap ditangan Yang Kuasa. Aku terombang-ambing dalam ketidakpastian akan masa depan yang masih abu-abu selepas sekolah menengah atas, tanpa punya rencana masa depan diusia begitu belia. 

Masa yang seharusnya aku lalui dengan belajar dibangku kuliah, pupus sudah dan harus segera move on secepatnya untuk memutar haluan  ke tujuan lain. Mungkin memang jalan ini yang harus ku lalui dan telah Allah gariskan untukku. Tanpa pernah terlintas dibenakku, apalagi bercita-cita menjadi seorang pramugari tapi justruk itu haluan yang ditujukan untuk ku.

Tanpa sengaja aku melewati kerumunan orang di sebuah halaman kantor dan ternyata itulah awal karierku. Aku mencoba peruntunganku dengan ikut mendaftar dan itu benar-benar diluar perkiraan. Aku hanya berdoa, semoga ini jalan yang Allah berikan untuk ku dalam memenuhi keinginan ibundaku. Setelah melalui seleksi yang ketat akhirnya aku lolos untuk dapat mengikuti pendidikan calon pramugari dan alhamdulilah semua berjalan mulus. Kurang lebih setahun sampai akhirnya aku dapat bekerja dikabin pesawat udara sebagai seorang pramugari udara. Pengorbananku berbuah manis dan dapat ikut membantu membiayai sekolah adik-adik. Aku yakin semua ini pasti berkat doa ibundaku.



Tetap mengejar mimpi
Kesibukanku bekerja ternyata tidak pernah bisa menghapus keinginanku untuk kuliah, disela-sela kesibukan itu aku berhasil masuk di perguruan tinggi negeri khusus karyawan yang dapat aku selesaikan tepat waktu. Aku senang melihat adik-adikku dapat bersekolah dan bahagia dapat membantu ibunda, lebih bahagia lagi saat aku dapat mengejar mimpiku yang pernah pupus. Ibundaku menangis bahagia saat menghadiri wisuda sarjanaku. Itulah arti memesona bagiku yang kini menjadi inspirasi dan motivasi bagi orang lain.