Minggu, 02 Juli 2017

KLOTER 43 (2) IBADAH HAJI

Niat berangkat haji memang ada tapi untuk mewujudkannya belum terpikir sama sekali. Aku masih memikirkan masa depan anak-anak dengan mendepositokan  biaya untuk kepentingan pendidikannya. Karena tanpa diduga perusahaan tempatku bekerja nyaris kolaps & membuka peluang untuk pensiun dini.

Pesangon dan uang pensiun sekaligus yang aku terima memang tidak sedikit jumlahnya, makanya aku bagi tiga. Untuk peganganku, si kakak dan Ade yang aku depositokan atas nama masing-masing. Hal itu aku lakukan takut akan terjadi tidak sesuai rencana seperti saat ini. Walau suami masih tetap bekerja.

Ternyata inilah jalan yang ditunjukan Allah untuk mengundangku ke rumahnya, Baitullah. Tiba-tiba suami bilang, akan menjual mobil. Saat sebuah mobil baru diantar ke rumah, suami menyerahkan amplop coklat berisi uang hasil menjual mobil yang lama. Waduuuh.....dapat dari mana dia bisa ganti mobil baru ya? 
Ternyata uang fasilitas kendaraan  dari kantornya keluar, alhamdulillah. Entah ada dorongan atau pikiran dari mana, malamya aku bilang, "besok kamu ijin ngga masuk kantor ya. Anterin aku ke bank untuk simpan uang ini" sambil menunjukkan amplop coklat yang dia berikan tadi sore. "Tumben, biasanya juga kamu pergi sendiri" jawabnya.
"Wis ikut aja, sekali-kali nganterin kenapa sih" jawabku sambil mengodanya.

Aku percaya kalau Allah sudah berkehendak, Kun Faya Kun. Maka jadilah, tanpa ada yang bisa menghalangi. Biasanya suami itu paling susah kalau disuruh ijin & hari itu ya manut aja tuh. Keesokan  harinya aku dan suami saat menunggu panggilan dari teller di counter sebuah bank, mem baca-baca brosur produk bank tersebut. Dan kok aku tertarik dengan brosur setoran awal keberangkatan haji. Saat nomor antrian dipanggil, aku malah menunjukan brosur tersebut dan bilang mau setor awal haji aja.

Aku tanya-tanya ke security dan disarankan untuk ke customer service dan itulah awal ku mendaftar  haji. Suamiku sendiri kaget, saat aku bilang mau daftar haji aja. Hehehehe......karena dari rumah memang tidak ada niat untuk mendaftar haji. Alhamdulilah...yaa Rabb, begitu  tak terduga hidayah yang Kau berikan kepada kami.   Aku tak habis-habisnya bersyukur, bahkan suamiku masih merasa ga percaya dengan keputusanku. "Mungkin uang hasil menjual mobil ini, memang Allah beruntukan untuk ongkos kita berhaji, Pa" Jawabku memastikan.

Akhirnya terjadilah traksaksi pendaftaran keberangkatan haji  kami, hanya karena diluar rencana kita ga membawa surat-surat yang diperlukan, selain hanya KTP.   Pihak bank langsung memproses dan kami mendapat  nomor antri untuk tahun keberangkatan yang istilahnya sudah mendapat nomor kursi. Hanya besok tinggal melengkapi dengan photo copy surat nikah & pas foto. Setelah menyerahkan persyaratannya,  kami  tinggal melapor ke Kanwil Depag sesuai alamat tinggal. Alhamdulillah semua selesai dengan lancar & suami hanya bisa terbengong-bengong sampai brebes mili, sementara  aku masih  belum percaya  dengan kejadian ini. Masya Allah......ini bagai mimpi yang bisa datang kapan saja, di rumah suami masih bolak-balik bertanya. Apa memang aku sudah merencanakan ini? Sumpah...ngga sama sekali.  Aku sendiri aja masih belum percaya, tapi melihat map kuning dengan kop bertuliskan "Departemen Agama. Calon peserta Haji."

Setelah santai aku mengambil map tersebut dan membaca dengan tenang. Subhanallah.....ternyata kami hanya menunggu antrian  selama 3 tahun saja dan waktu keberangkatan suami sudah pensiun. Memang itu kehendaknya, biar bisa tenang beribadah, katanya. Yaa.....Allah betapa indah nikmatMu.

Saat  melapor ke Kanwil Depag, kami minta  mengisi formulir dan lumayan antri. Namun ada yang aneh menurut aku nih. Calon jamaah disebelah aku duduk, ternyata sudah pernah berhaji dan mengisi formulir dengar jujur. Namun saat  dicek  petugas dengan enteng bilang. "Jangan ditulis sudah pernah haji  Pak. Nanti dicoret, diganti aja formulirnya dengan yang baru dan isi belum pernah ibadah haji"  Wuiiiik.....aku memandangi si petugas dan di calon bergantian, tapi yang dipandang cuek aja tuh. Seperti ngga merasa salah, mau ibadah kok  diajarin berbohong  sama petugas...ckckckc..
Padatnya jamaah di musim haji yang melakukan tawaf

Sebelum ke kanwil ini kami foto dulu sesuai yang diberitahu bank waktu mendaftar & ternyata foto kami ngga diterima. Katanya fotonya di sini dan bayar sekian......hehehe....sia-sia foto yang tadi di studio, padahal cukup banyak cetaknya. Yo wis...ternyata ini bisa dijadiin penghasilan tambahan kali ya....hehehe Setelah selesai, disuruh nunggu sampai tahun yang ditentukan dan akan dihubungi, kata petugasnya. Ok....
Bersambung ...