Sabtu, 30 September 2017

Menyusuri Goa Pindul Gunung Kidul

                                                               Ranger MC siap jalan.




Mengkoordinir  para Ranger  MC (momong cucu), merupakan pengalaman yang luar biasa buatku. Bayangin aja, tuh Ranger MC yang sehari-hari cuma ngurusin cucu dari pagisampe emaknya  pulang kerja.  Hiburannya  jalan ke pasar rame-rame kalau hari sabtu dan ngobrol sore sambil nyuapi. Paling  keren kalu pegi ngaji deh, itu juga kalau siang masih bawa pengikut (abis cucu mau dititp siapa?). Tapi kalau ngajinya malam atau hari libur, para Ranger MC ini keren-keren dah…hahahaha (kalau ada yang marah, nanti ga diajak jalan-jalan lagi loh).

Berawal dari rencana  ke daerah  sekitar Bogor- Sukabumi,  akhirnya terdampar di Yogyakarta.  Rencana dimatangkan, karena nyamain waktu bagi Ranger MC yang masih kerja rada alot. Koordinator  bagi tugas untuk cari info penginapan, transportasi & tempat wisata yang mau dikunjungi. Yang penting kepastian tanggal berangkat, supaya tiket bisa dipesan jauh-jauh hari. Tanggal pertama batal, karena tiket sudah habis. Kita bermanuver  mengganti tanggal & Alhamdulillah tiket berhasil didapat dua bulan sebelumnya.
Hebatnya lagi walau harga tiket 2X lebih mahal, para Ranger MC nggak mundur selangkahpun. Malah nambah peserta & sayang satu orang harus batal karena tiketnya abis. Kita dapat home stay dengan harga sahabat, lengkap dengan kendaraan yang siap antar para Ranger MC wisata. Koordinator hanya meminta biaya untuk transportasi & penginapan, serta uang restribusi di lokasi wisata. Biaya masuk ke lokasi wisata silakan bayar masing-masing, sementara tempat wisata yang membutuhkan kendaraan khusus kita bayar sharing. Urusan perut, silakan bayar masing-masing sesuai selera dan hebatnya karena ini wisata urusan makan kita mencari rumah makan yang terlewati saja. 

Namun ada satu angkringan favorit yang lokasinnya ngga jauh dari home stay kita, tinggal menyebrang jalan aja. Murmer dan eunaaaak pake tenan. Sarapan disediakan roti, teh & kopi, tapi namanya juga orang Indonesia kalau belum ketemu nasi artinya belum makan..hehehehe…silakan keluar home stay, tinggal pilih, ada soto, buryam, nasi gudek, nasi bakar dan aneka gorengan.
Tau kan kalau emak-emak pergi, pasti rempong dengan bawaannya..hehehe.  Untung semua keangkut dengan tiga mobil buat sebelas orang doank loh!....Perjalanan dilalui dengan tidur, karena   kereta berangkat jam 22.00 malam. Setibanya kita udah di jemput dan segera siap-siap untuk berangkat  ke Gua Pindul, yang merupakan obyek wisata pertama yang akan disambangi. Yogya – Goa Pindul yang terletak  di dusun Gelaran 2, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul memakan waktu dua jam, beruntung jalanan lancar jaya.


Setelah pemilik Tunas Wisata memberikan penjelasan tentang petualang ke Goa Pindul lengkap dengan harganya. Ranger MC langsung daftar dan bayar Rp. 130.000/orang,   cepat bersiap-siap. Harga tersebut termasuk fasilitas kendaraan  pajero ala-ala goa pindul untuk mengantar  dan menjemput  ke lokasi,   asuransi + makan siang  beserta minuman apa aja tinggal pilih.
Hebatnya lagi para Ranger MC begitu antusias dan berebut foto deh, setelah memakai perlengkapan keselamatan.  Ga percaya?  Liat aja gayanya di foto, kereeen punya kan…hahaha. Puas foto-foto, mulai satu per satu terjun ke sungai untuk menyusuri goa pindul  yang gelap sepanjang 350 m di perut bumi dengan kedalaman air  12 m. 
Apa sih yang dinikmati di goa pindul? 

Kita disuguhi lukisan alam yang luar biasa, yaitu   beberapa ornamen batu stalagtit  masih aktif maupun sudah tidak aktif yang menghiasi Goa Pindul.  Ada  batu stalagmit Perkasa yang konon mitosnya, bila diusap oleh laki-laki akan  menambah keperkasaan.  Sementara untuk perempuan ada batu stalagtit Mutiara, apabila  dipegang dan diusapkan ke wajah   akan   awet muda.  Waullahu alambisowab, namanya juga mitos tapi tetap aja para Ranger MC rebutan memegangnya….biar wiron dimuka lenyap katanya……..hahahaha
Masuk lebih dalam ke goa pindul,  tepat di tengah-tengah   terdapat  batu Stalagtit yang kira-kira   lebar 7 m,  batu tersebut bernama "Soko Guru"  ini dianggap sebagai tiang penyangga kedua bukit yang berada di atas Goa Pindul.  Stalagtit ini merupakan yang terbesar di goa pindul dan konon katanya menduduki  peringkat ke 4 terbesar di dunia. Hebatnya wisata Indonesia.

Masuk makin ke dalam  makin   gelap dan sempit, di sinilah  tempat tinggal  kelelawar kerdil.  Kelelawar jenis ini   pemakan serangga atau nyamuk dan  cukup jinak dan tidak akan pernah menyerang manusia. Di tengah ini terlihat tangga besi untuk ke bagian atas goa dan menurut pemandu tangga tersebut untuk membawa petugas ke tempat peternakan kalelawar.  Maju  lagi penyusuran  kita  akan  terlihat Batu Tirai  yang mempunyai bentuk unik dan  kalau disorot dengan lampu senter, maka  akan terlihat kemerlip cahaya batu kristal di balik batu ini.  Tapi para Ranger MC ini rasanya nggak mendengarkan yang dijelaskan pemandu, mereka asyik bermain air dari atas ban yang kadang bertabrakan dengan dinding goa sambil berselfie ria. Akhirnya kita sampai di pintu keluar goa pindul, di sini  siapa saja  yang berani boleh terjun dari atas ke bawah. Tapi gimana mau terjun, kalau dibawah kaya cendol penuh dengan orang. 

Waktu tempuh menyusuri goa pindul ini  kira-kira 1-1,5 jam  dan kini saatnya  kita dibantu naik, berjalan ke  pos  menunggu  mobil pajero  ala ala goa pindul untuk menuju ke Sungai Oyo. Naaah…..Mulut goa ini oleh  warga sekitar  diberi nama   Banyu Moto atau Mata Air.
Dari goa pindul  para Ranger MC diangkut dengan mobil pajero ala-ala goa pindul,   menuju ke  Sungai Oyo. Sepanjang jalan kita disuguhi dengan persawahan dan kebun pohon minyak kayu putih untuk sampai  ke sungai oyo. Kita  mulai menyusuri  sungai terbuka yang mirip   dengan Green Canyon, melewati   tebing perbukitan kapur.   Para Ranger MC berteriak riang sambil bermain terpaan air   terjun.  Panjang sungai oyo ini mencapai 1,5 km dan ditempuh selama 1,5- 2 jam.  

 Setelah selesai kita dijemput oleh pajero ala-ala goa pindul dan berakhirlah petualangan goa pindul & sungai oyo. Baru terasa cacing di perut sudah teriak dan kita disuguhi soto ayam &  es jeruk yang boleh nambah sampe kenyang gratis. Kecuali kerupuk, karena itu titipan orang, gitu kata penjual sotonya.
Baju basah sudah bertukar yang kering, berwarna merah dan perjalanan dilanjut menuju Pantai Indrayanti. Setelah menempuh  jalan berkelok-kelok, menikung, menanja dan menurun tibalah kita di  Pantai Indrayanti  yang  terletak di balik perbukitan kapur-Kabupaten Gunung Kidul. 

Pantainya berpasir putih dan bertebaran rumput laut, karena laut sedang surut. Para Ranger seperti sudah kebahisan tenaga di goa pindul dan hanya menikmati air kelapa sambil memandang ke hamparan ombak yang berkejaran. Tapi selfie nggak mungkin dilewati…hehehehe
 
Matahari hampir  tenggelam kita menuju Tebing Breksi di daerah Sambirejo Prambanan, kabupaten Sleman. Obyek wisata ini  merupakan tambang  batu alam, yang  disulap penduduk menjadi  pahatan menarik. Batuan disini  merupakan  jenis batu kapur breksi, menurut penelitian  berasal dari   gunung api purba Nglanggeran. Sayangnya kita tiba di sana hari sudah gelap, jadi hasil jepretan kurang terlihat keindahan tebing breksinya. Dilapangan terbuka digunakan sebagai tempat konser music  dan malam itu begitu meriah.  Berhubung para Ranger MC sudah lelah, akhirnya kita kembali ke markas dan selesailah petualangan di hari pertama dengan senyum puas.  Tunggu seri Merapi ya.

Jumat, 29 September 2017

LOMBA SENAM BUGAR ANAK INDONESIA PERWOSI




Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (PERWOSI) menggelar Lomba Senam Anak Indonesia (SBAI) Tingkat Nasional Tahun 2017. Lomba ini resmi dibuka oleh Ibu Joko Widodo yang didampingi Ibu JK, pada tanggal 22 Agustus 2017 di Wisma Kementrian Pemuda & Olahraga, Senayan yang dihadiri oleh Menko Kemaritiman, Mendikbud, Ibu-ibu menteri Kabinet Kerja & undangan lainnya


Dalam sambutannya Ibu Iriana Joko Widodo mengajak anak untuk jangan lupa untuk "selalu berdoa, belajar dan berolahraga"

Lomba ini digelar selama dua hari dan
mempebutkan Piala Ibu Negara untuk Katagori A, Piala Menteri P & K untuk Katagori B, Piala Menteri Pemuda & Olahraga bagi Katagori C dan uang pembinaan.

Lomba ini diadakan untuk lebih memasyarakatkan olahraga dikalangan anak-anak dan perempuan. Gerakan senam ini mengambil beberapa gerakan dari cabang olahraga. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak lebih mengenal beragam cabang olahraga melalui senam tesebut. Diharapkan anak-anak indonesia menjadi sehat dan bugar.

Lomba dibagi dalam 4 katagori, yaitu : Katagori A untuk anak-anak sekolah dasar, Katagori B untuk Dewasa, Katagori C untuk anak & dewasa serta Katagori D bagi perorangan. Lomba yang baru pertama kali diadakan ini, diikuti oleh 74 tim Katagori A, 36 tim Katagori B, 14 tim Katagori C dan ratusan peserta Katagori D yang berasala dari 17 provinsi di indonesia.

Daerah Istimewa Yogyakarta menyabet juara disetiap katagori dan Ketua Umum Perwosi punya cara sendiri dalam menyapa para peserta lomba. Seluruh peserta, panita & juri saling berpegangan tangan membentu lingkaran dan dibakar dengan lagu-lagu perjuangan yang membuat semangat. Ketua umum Ibu Devi Pandjaitan berpindah posisi dari satu tempat ke tempat lain, menyapa dan bernyanyi bersama. Sampai bertemu tahun depan dan tetap rutin berolahraga anak-anak indonesia.

Allah membalikan keadaannya






Kami berteman sudah lebih dari tiga puluh tahun, tempat kerja yang mempertemukannya. Kita sering  dinas keluar kota bersama dan itu terjadi  sejak  masih sama-sama gadis belia. Tak sengaja kita  membeli rumah di daerah yang sama dan ternyata  tinggal   bersebelahan, bahkan tembok samping kita saling menempel.

Melihat secara lahiriah keduanya biasa saja, sang suami bekerja di perusahaan penerbangan terbesar di Indonesia, sebagai flight enginer. Saat baru pindah    kami sering ngobrol dibelakang rumah. Duluuu….masih pake pompa tangan dan kalau lagi nyuci kita sambil ngobrol,  dia selalu numpang menjemur pakaian di jemuran samping rumah yang dibuatkan suami. Tapi lama-lama ada aja yang dimintanya, mulai dari sabun cuci, bumbu dapur dan lainnya. Bahkan menguasai jemuranku, dia bilang “kamu jemurnya setelah baju-bajuku kering, karena takut   kecampur sama baju-baju kamu” Pertama aku diam dan mencuci  kalau dia tidak mencuci, tapi lama-lama kesel juga.  Itu kan jemuran  punya ku, kenapa aku yang harus tersingkir. 

Suatu hari aku menjawab saat aku nggak boleh menjemur baju karena dia mau menjemur. “Yaaa…jangan jemur di sini lah kalau takut kebawa aku”  hihiiii..aku ketawa dalam hati, emang mau jemur di mana dia. Alhamdulilah dia nggak jawab apa-apa dan menjemur ditempat kosong setelah aku menjemur.

Seminggu setelah menikah aku   pindah ke rumah ini. Rumah yang  aku beli setelah setahun bekerja. Walau  beli dengan cara dicicil, tapi  hasil keringat sendiri.   Maklum rumah tangga baru, masih kosong alias belum banyak isinya.  Utamanya  ada tempat tidur, lemari baju, meja makan dan alat-alat dapur. Ruang tamu cukup pakai karpet & aku baru bisa merenovasi kamar mandi aja, tapi belum sanggup bikin pagar. Tetangga juga baru  tiga  orang dari lima belas rumah saat aku pindah, bahkan listrik belum masuk rumah. Tapi Pak RT baik hati, dia mencantolkan listrik dari tiang listrik di depan rumah dan taraaa…..terang deh. Maklum rumah KPR, kendaraan baru ada becak untuk keluar komplek. Untung ada jemputan setiap kerja, jadi nggak repot cari angkot. Itu kondisi pada tahun delapan puluh empat dan sekarang sangat strategis, karena dikeliligi mall, jalan tol, bahkan mau kemana aja sangat mudah aksesnya.

Seiring berjalannya waktu ekonomiku mulai stabil, tapi belum selesai dalam membantu biaya adik-adik sekolah. Ya udah…yang penting ada tempat berteduh, renovasi nanti aja kalau udah ada biaya yang penting nggak ada yang bocor…hehehhe….Sementara tetangga sebelah rumahnya hampir selesai direnovasi, kendaraan roda empat baru  juga terlihat parkir didepan rumahnya. Ngiri?.....maaf nggak ada dalam kamusku rasa itu, aku sudah biasa dididik untuk berjuang setiap ingin mendapatkan sesuatu. Nanti akan tiba waktunya. 

Naah…pada suatu siang, aku sowan ke rumah sebelah ingin lihat rumahnya setelah direnovasi. Setelah melihat-lihat, aku iseng aja tanya “Habis berapa nih?”  
“Waah… kamu nggak bakalan mampu deh  kalau aku sebutin.”   Suaminya juga ikut nimbrung, “Tau dunk gimana orangtuaku. Tempat tinggal aja didaerah elit di Jakarta.” Hehehehe…..aku hanya tertawa mendengar jawabannya.

Allah memang mboten sare, dia ternyata harus resign karena telah berbadan dua. Namun menurut aku, toh suaminya masih bekerja dan dia nggak menanggung biaya adik-adiknya.  Tapi ternyata penghasilan suaminya tidak sebesar istrinya,   ekonominya mulai goyang. Loh kok aku tau sih?......Taulah, karena  dia mulai mengganggu aku. Minta ini, minta itu, bahkan berani membuka tutup saji meja makanku dan mencomot masakanku. Ealaaah…..norak banget sih! Apalagi ditambah anak pertamanya lahir dan air susunya tidak keluar! Bayangin beli susu, udah bikin dia puyeng kepala. Akhirnya terjadilah tragedi rumah tangga, mulai sering cekcok dan setiap terjadi dia larinya ke rumahku. Bener-benar ngga beruntungnya aku…hihihi.  Sejauh ini ya aku berusaha untuk membantunya, terutama mengurus anaknya kalau mereka sedang cekcok.  Ternyata cekcok tersebut makin hari makin hebat, ibaratnya nggak ada hari tanpa cekcok dan telah sampai ke telinga orangtua si suami.

Kemana orangtuanya bercerita saat datang?... Sama aku dan minta tolong memantau keadaan rumahtangga anaknya untuk dilaporkan ke mereka. Yuhuuuuu….aku dan suami berpandangan, lalu meluncurlah kekesalan sang ibu mertua.  “Rumah sudah dibagusin,  minta beli mobil  juga dibeliin. Kok hasilnya seperti ini?” Keluh sang mertua dan aku hanya senyum sambil mendengarkan tumpahan hatinya. Ternyata  si suami anak pertama, memiliki  enam adik dan orangtuanya tajiiiiir. Aku iri?.... Sekali lagi TIDAK! Aku bahkan bangga telah dididik orangtuaku untuk bisa mandiri, menapaki hidup rumah tangga dari bawah dan berusaha membangun dengan keringat sendiri. Lebih nikmat rasanya, tanpa merepotkan orangtua setelah berumah tangga. Kalau bangga dengan kekayaan orangtua..yaa..percuma.

Aku malah bangga dapat mandiri dan merintis rumah tangga dari bawah tanpa merepotkan orangtua. Saat aku pindah rumah, ada beberapa alat rumah tangga yang akan disediakan orangtuaku, tapi aku tolak dengan halus. Aku hanya ingin berusaha  sendiri,   aku hanya butuh doa restunya saja   agar bisa membangun rumah tangga ini sampai maut memisahkan.  Dalam benakku, merintis hidup dengan perjuangan bersama sesuai rencana kita berdua. Hal ini tentu akan memberikan pelajaran terbaik buatku dan suami, seperti yang selama ini dajarkan kedua orangtuaku.

Akhirnya aku   bersedia menjadi penengah, untuk memenuhi permintaan kedua mertuanya. Aku tulus  membantu, dia kan temanku. Setiap saat sang mertua menghubungi aku untuk mengetahui perkembangan hubungan anaknya, dan allhamdulillah akhirnya damai kembali. Namun kesombongan masih saja diperlihatkan. Menanggap dirinya anak orang kaya  yang rumah orangtuanya  terletak di daerah elit di Jakarta, terus saja diikrarkan kesemua orang. Hampir  semua tetangga pernah diajaknya   cekcok, tapi setelah mengetahui karakternya  mereka maklum dan nggak melayani.

Kejadian besar menimpa suaminya yang tiba-tiba dipecat dari tempatnya bekerja, karena sering ribut dengan melakukan demo.  Untungnya masih diberikan uang pesangon, tapi uang kesehatan dan pension diambil semua sekaligus. Terus…tau apa yang dilakukannya?....dia hidup laksana bergelimangan harta, setelah uang habis dia berusaha mencari pekerjaan kembali. Namun sayangnya, kalau bukan sebagai manager, semua ditolaknya. Setelah  tiga tahun menganggur, temanku mulai mencarikan pekerjaan untuk suaminya ke teman-temannya. Sayangnya, berita tentang kelakuan suaminya sudah banyak diketahui orang dunia penerbangan.  Tidak satupun  perusahaan   yang  bersedia  menerimanya. Sementara yang menopang kebutuhan hidup sehari-hari, anaknya yang telah bekerja di kapal pesiar dan bantuan orangtuanya.

Terus saja seperti itu, sementara teman-teman kantor seangkatannya telah hidup lebih mapan, bahkan melebihi dirinya.  Dia tetap hidup bergaya borju yang mengandalkan orangtua, anak-anaknya kuliahpun ditanggung orangtuanya. Namun tidak ada perubahan sikap yang terlihat, sementara hutang di mana-mana termasuk kepada ku. Setelah ibu mertuanya meninggal, dia mendapatkan warisan uang tunai sebesar 1M (menurut cerita maminya, saat aku jenguk di rumah sakit). Berapa besarpun uang yang diberikan, pasti akan habis dan itu pun demikian. Dua tahun uang ludes, akhirnya tanpa malu pinjam uang kesana-kemari. Bahkan kepada orang-orang yang dulu dia hina, dan rela menipu tetangga dengan banyak dalih.  Kemarin istri teman kantor suaminya, cerita padaku. “Dulu aku dihina karena dari kampung dan sering suamiku dibodoh-bodohi. Sekarang dia nggak malu minta uang sama suamiku. Ternyata Allah membalikkan keadaanya, sekarang dia berada dibawah dan mungkin inilah buah dari kesombongannya”.

Selasa, 19 September 2017

Belajar buat Blog


Malam ini aku dapat wawasan baru tentang blog, bagaimana membuat, mendandani dan mengubah tema serta lainnya dari Mentor cantik Mba Widyanti Yuliandari. Menurut info dan sumber yang pernah saya baca, beliau mendapat fulus dari mengblog. Kapan ya...aku bisa seperti itu? #ngarep.com#.

Aku punya blog bikin sendiri dengan membuka-buka si Mbah Google, walau keliatan jadul tampilannya. Namun aku cukup seneng, karena bisa bikin blog sendiri dengan meraba-raba & alhamduliilah jadi. Itu terjadi tahun 2010 kalau ga salah & mulai deh curhat berhamburan di blog, sayangnya nulisnya ga rutin. 
Tapi tantangan dari Guru SP Mba Ida  Fauziah yang setiap bulan bikin lomba nulis (kalau boleh dibilang begitu), dengan aneka tema. Alhamdulillah dapat terpilih mendapatkan pulsa berkali-kali, juga terpilih menjadi penulis artikel terbaik dan tiga diantaranya sudah dibukukan. Malah salah satu buku antaloginya, dicetak ulang dalam rangka hari Kartini dengan Kata Pengantar dari Menteri Sosial Kofifiah Indar Parawansa. Bangga?...Pasti!..

Alhamdulilah banget bisa ikut training ini, karena aku pengen sekali bisa kaya orang lain yang blognya bisa dipasangin iklan dan disambangin banyak orang. Tapi syaratnya aku harus makin rajin nulisnya dengan artikel yang menarik tentunya. Jangan kesal ya Mba Wid kalau nini-nini ini banyak tanya...hehhehe...
Aku berharap training ini dapat membuka wawasanku lebih jauh tentang blog. Suwun yo Mba.

                                                                  Foto Slide by Widyanti Yuliandari