Jumat, 26 Desember 2014

MERAJUT SILATURAHMI SELAMA 33 TAHUN



Berlatar belakang dari  berbagai alasan, kami dipertemukan disatu tempat yang tidak pernah di duga, bahkan tidak direncanakan  sebelumnya. Kami terdampar di suatu perusahaan penerbangan di daerah kemayoran dan kami terpilih dari ribuan pelamar yang  ikut mengadu nasib. 

Tahap demi tahap seleksi kami lalui dengan serius, apalagi aku yang sama sekali ga pernah mimpi bisa ikut kecebur di tempat itu. Mungkin itu  yang disebut dengan takdir Allah. Siapa tau ada sobat-sobitku yang punya cerita seperti aku,  Karena aku sampai detik ini ga pernah dengar cerita seperti itu dari teman-teman seperjuangan.

Akhirnya setelah melalui tes kesehatan, horeeee….kami dinyatakan lulus dan  diterima sebagai calon siswa pramugari/pramugara. Awal kita bertemu di kelas dengan jumlah 30 orang, 4 orang laki-laki dan 26 orang perempuan hasil  perekrutan dari Jakarta 19 orang dan 11 dari Surabaya. Saat itu usia kami berkisar antara 18-20 tahun, masih sangat belia.

Mungkin hampir sebagian besar dari kami tidak mengetahui dunia yang akan  digeluti ini. Dunia penerbangan, yang pada tahun delapan puluhan masih sangat-sangat ekslusif dan lumayan dipandang masyarakat. Airport pun masih di kemayoran.

Kami sebagai siswa calon pramugari/pramugara akan mendapatkan training selama 6 bulan, yang terbagi dalam 2 tahap training, yaitu 3 bulan pertama  mengikuti “Ground Course” atau teori dan 3 bulan berikutnya tahap flight trainning. Pelajaran yang memakan waktu terbanyak adalah flight safety (keselamatan Penerbangan), kurang lebih 80%. Sisa  ada bahasa inggris, service, regulation, Aviation madicine,  announcement, handling, Atittute dan lain sebagainya. Untuk dapat lulus pada ground course ini, nilai  evaluasi harus tinggi. Terlebih untuk pelajaran flight safety minimal nilai harus 80. 


           Ga bisa berenang ga masalah, yang penting belajar bagaimana bisa menolong orang keadaan darurat.

Kami tergabung dalam angkatan sebelas dengan anggotanya: Hadi Yohana, Arna DH, Sulistiowati, Wahyu, Hera, Sri Ningsih, Hari Widayati, Anita Widayati, Hesti N, Sri Suwarsih, Jeane Elisabert, Tita Damayanti, Tringgarto, Djoko, Satmoko Edy, Hurip, Tati H, Cjandri, Nurfadila, Ani Lukita, Ari Loesiana, Agustina, Johar Manik, Mujiyeni, Titiek,  Yusnahningsih, Alit Kartini, Ria Panggabean, Detty Heru, Astri ( Mudah-mudahan tidak ada yang terlewat namanya). Tawa canda, ejekan dan kejailan adalah bumbu sehari-hari dalam mengikuti pelajaran. Hal itu yang membuat kami makin rekat bersahabat. 
           Ini yang dipelajari pada flight safety, bagaimana keluar dari pesawat dalam keadaan darurat.

Alhamdulilah kami dapat melewati ground course dengan baik, tinggal satu langkah lagi untuk dinobatkan menjadi seorang pramugari/pramugara udara. Flight trainning adalah tiket terakhirnya, namun untuk menjalani flight trainning membuat panas dingin bila mengingatnya. Anak baru istilahnya akan dibully, apalagi  masih  siswa!. 
                            Senangnya bila dalam flight trainning dapat berdua dalam 1 penerbangan

Sebenarnya flight trainning adalah waktunya mempraktekan apa yang telah dipelajari di ground course, tapi bila mengetahui akan di cek oleh purser (checkernya) yang killer, tentu membuat kita kecil hati. Dimarahi, dibentak dan di suruh yang aneh-aneh adalah sebuah bentuk bully yang diterima warga baru. Yaaa….namanya juga warga baru, hanya bisa pasrah dan  ada juga yang sampai menangis.  Untuk menghibur diri agar tidak menjadi bulan-bulan para senior ya persiapkan diri dengan baik, rajin dan kuasai apa yang telah dipelajari. 
 
Senang mendengar bisa lolos melalui pendidikan ini, tapi sedih berpisah dengan teman-teman yang harus gugur. Enam perempuan dan satu laki-laki harus keluar, karena tidak lulus pada tahap flight trainning. Tiba saatnya pelantikan sebagai pramugari/pramugara, dengan ikatan dinas selama 3 tahun. Selama ikatan dinas tidak diperbolehkan menikah, apabila melanggar maka harus membayar ganti rugi pendidikan.   Apabila keluar sebelum masa ikatan dinas berakhir, maka akan dikenakan biaya ganti rugi pendidikan. Hal ini diberlakukan, karena besarnya biaya trainning untuk menjadi seorang pramugari/pramugara. Setelah masa ikatan dinas berakhir, seorang pramugari telah diijinkan menikah tapi apabila masih tugas terbang, tidak diperbolehkan hamil. 
                  Ini wajah-wajah 24 orang siswa yang telah resmi dilantik menjadi Pramugari/Pramugara
                            
Pada bulan Mei 1981  kami resmi diangkat sebagai pramugari/pramugara, kami akan menerima schedule terbang pertama kali. Schedule kita terima seminggu sekali. Untuk teman-teman yang dari Surabaya mendapatkan home base disana, sementara yang laki-laki menuju home basenya di Papua. Kesibukan kita terbang membuat jarang bertemu teman-teman satu angkatan, kadang sulit dapat terbang bersama. 
    Dua course kami menjadi model kalender Perusahaan tahun 84 & menjadi cover tabloid Perusahaan.       Pada tahun 2012 foto course kami menjadi salah satu pengisi lembar kalender perusahaan.

Waktu berjalan begitu cepat, tiga tahun masa ikatan dinas terlampaui. Ada yang menikah dan langsung berhenti, ada yang terus melaksanakan terbang dan ada pula yang abadi terbang terutama bagi yang laki-laki. Tapi sebagian besar menghilang setelah menikah, ada beberapa yang menyambung bertugas di darat (dikantor).
                           Pada reuni akbar mantan awak kabin perusahaan, ini course kami yang hadir

 Pertemuan dalam reuni yang diadakan ikatan awak pesawat perusahaan membuat kami dapat berhubungan kembali secara intens. Ngobrol di dunia maya, di group WA atau BB sampai kopdar kami lakukan ketika ada kesempatan. Walau tidak semua dapat hadir tapi cukup membuat rajutan silaturahmi kami sedikit demi sedikit mulai terangkai.  Heboh dan ngalor ngidul ngobrol   saat ada yang menikahkan anak. Rajutan ini terus menguat dengan terus bergabungnya teman-teman yang ada di Surabaya. Kami masih belum dapat kontak dua cowok yang tersisa, dimanakah dikau Edy & Anto?  

                                         Kami pada acara halal bi halal mantan awak kabin

Semoga rekatnya rajutan silaturahmi ini membawa berkah dan kebaikan bagi kami semua dan tetap dapat menjaganya sampai usai usia kami nanti.
                                Disalah satu menghadiri pernikahan anak teman kami Titiek Ajawaila

                                               Ini dipesta pernikahan anak rekan kami Astri

                            Pertemuan terakhir kami di ruumah Cjandri pada tgl 22 Desember yang lalu.


Rabu, 17 Desember 2014

LOMBA BAKAYUH JUKUNG ALA PERWOSI




Mungkin tidak semua masyarakat Indonesia mengetahui apa itu Bakayuh Jukung. Namun kalau Pasar Apung di sungai martapura yang dahulu pernah menjadi  ikon salah satu TV swasta, tentu tidak asing lagi bagi masyarakat.  

Banjarmasin  yang merupakan  ibu kota provinsi Kalimantan Selatan, yang juga dikenal sebagai Kota Seribu Sungai menjadikan pasar apung sebagai obyek wisata yang banyak menyedot wisatawan. Bahkan Negara Gajah Putih Thailan membuat pasar apung  hasil mencontoh Pasar Apung Indonesia. 



 
Pada tanggal 13 Desember 2014 Sungai Martapura dipenuhi oleh puluhan acil-acil (Ibu-ibu pedagang pasar apung) yang berasal dari beberapa pasar apung di Kalimantan Selatan, untuk  mengikuti “Lomba Bakayuh Jukung ala PERWOSI”. Kegiatan ini resmi dibuka oleh pejabat Kanwil Kementerian Budaya dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan.


                                                           Seragam Peserta Lomba

Lomba ini diadakan oleh Pengurus Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia  (PERWOSI) Provinsi Kalimantan Selatan, dalam rangka memperingati Hari Ibu. Lomba ini terbagi dalam dua katagori, yaitu Katagori usia 30-50 tahun dan katagori 50 tahun keatas, yang memperebutkan Trophy dan hadiah pendamping berupa kulkas dua pintu, mesin cuci, televisi, kompor gas dan peralatan rumah tangga lainnya. Setiap katagori  memperebutkan juara 1,2,3 dan harapan 1,2,3. Disamping hadiah yang disediakan, setiap peserta lomba mendapatkan doorprize yang disediakan panitia dan sponsor. 


                                      Ketua Umum PERWOSI, Ny. Devi Luhut Panjaitan

80 ibu-ibu pedagang buah, sayur dan makanan, yang sehari-hari mencari nafkah disepanjang sungai martapura ikut ambil bagian dalam lomba ini.  Antusias para pedagang membuat panitia lomba membatasi jumlah peserta yang membludak, karena terbatasnya sarana dan prasarana. Kegiatan ini yang kedua kalinya digelar Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia  (PERWOSI) dan akan diadakan setiap tahun. 


                                                                   Peserta Lomba

 Menariknya lagi  jukung atau sampan yang digunakan  penuh berisi dagangan  masing-masing berupa sayur mayur, buah-buah dan makanan. Jukung  bergoyang-goyang karena  ibu-ibu  mendayung dengan cepat  untuk memenangkan lomba.  Dengan  menggelar lomba ini diharapkan para peserta dalam aktivitasnya bersampan dapat membuat tubuh bugar  dan sehat.

Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia  (PERWOSI) merupakan Badan Fungsional  Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1967 oleh Ibu Tien Soeharto. Dengan Visi   : membentuk wanita Indonesia yang sehat dan bugar sehingga tercipta keluarga sejatera yang cinta olahraga. Mempunyai Misi : Membina wanita Indonesia melalui olahraga berdasarkan persahabatan, saling menghargai dengan penuh tanggung jawab.





LOGO PERWOSI
 
Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia  (PERWOSI) dipimpin oleh seorang Ketua Umum yang berkedudukan di Jakarta dan memiliki 28 Pengurus Provinsi/ Daerah serta 100 Pengurus Kabupaten Kota di seluruh Indonesia.