Doc. Pribadi |
Di era milenial ini semakin banyak Ibu
yang berperan ganda, sebagai ibu rumah tangga dan ibu bekerja. Para Ibu dituntut
ikut membantu keuangan keluarga. Bahkan tidak
sedikit pula, Ibu yang menjadi tulang punggung keluarga, dan di
masa kini hal itu dianggap lumrah.
Pekerjaan makin bertumpuk dan
tentu saja Ibu semakin sibuk, sehingga waktu dua puluh empat jam sehari dirasa
kurang. Kondisi seperti ini, tentu tidak mudah bagi ibu memiliki waktu untuk diri sendiri. Pekerjaan yang bertubi-tubi datang
silih berganti, membuat “me time” menjadi sesuatu kebutuhan.
Di saat seisi rumah terlelap
tidur, Ibu sudah berkutat di dapur menyiapkan sarapan, bekal dan makan siang anak-anak.
Selesai urusan rumah dan anak-anak, pekerjaan kantor sudah menanti. Lokasi
kantor yang jauh dari rumah, juga menjadi salah satu penyumbang rasa lelah bagi para Ibu. Menurut sebuah penelitian, tingkat stres seorang ibu bekerja
itu lebih tinggi 40% dari pada orang kebanyakan. Sementara bagi Ibu rumah tangga, setelah semua
berangkat ke sekolah dan suami bekerja. Tumpukan cucian sudah menanti,
bersih-bersih rumah segera minta diurus dan pekerjaan lainnya minta segera
dijamah.
Pernah ngga sih Ibu merasakan jenuh?
Berkutat dengan pekerjaan kantor
dan rumah setiap hari, tentu akan menimbulkan rasa jenuh yang berkepanjangan.
Hal tersebut lama kelamaan akan membuat
Ibu stress dan frustasi, dan kejadian tersebut bukan hanya dialami para Ibu
bekerja saja, namun Ibu rumah tangga pun mengalaminya. Naah….itu merupakan
tanda kalau Ibu perlu waktu untuk diri sendiri, karena Me Time bukan suatu kemewahan tapi
kebutuhan.
Ada 5 alasan kenapa Ibu perlu me time, sebagai berikut:
1.
Me time bikin bahagia
Sesekali melepaskan segala
rutinitas dengan memanjakan diri sendiri, tentu boleh kan?. Dalam sehari atau
24 jam seorang Ibu hanya memiliki
10%-20% untuk dirinya. Me time bagi Ibu rumah tangga sangat sederhana, bisa hanya memejamkan mata sejenak dan
beristirahat saat anaknya tidur atau
diasuh orang lain. Bagi Ibu bekerja, me time dapat dilakukan disela-sela saat
istirahat kerja atau sepulang kantor.
Sekali waktu ibu dapat meminta
ijin suami untuk pergi atau berwisata dengan teman-teman, melepaskan semua
rutinitas. Aktivitas ini akan benar-benar membuat Ibu senang dan bahagia, sehingga membuat Ibu semangat
kembali.
2.
Kesempatan untuk Rehat
Baterai hp atau aki disuatu waktu akan redup dan habis. Untuk bisa digunakan kembali, tentu harus di chas. Begitu
pula dengan Ibu rumah tangga tanpa asisten, yang seharian menghadapi pekerjaan
rumah tangga dan mengurus anak yang tidak ada habisnya. Naaah…. akhir minggu
adalah waktu yang tepat untuk rehat atau me time.
Biarkan anak-anak dengan Bapaknya,
saat Ibu me recharge sejenak tenaga dan pikiran. Ibu dapat merawat kecantikan atau ke spa agar urat yang tegang bisa kendur kembali,
membaca buku atau menyalurkan hobi.
Sains Kompas.com |
Bagi Ibu bekerja yang sudah menghadapi urusan domestik di
rumah, pekerjaan kantor yang menguras tenaga, emosi dan pikiran dapat melakukan me time, dengan memanfaatkan jam istirahat. Lakukan makan siang di luar kantor, sambil
cuci mata belanja baju atau oleh-oleh buat anak-anak. Sepulang kantor Ibu juga bisa mampir ke salon untuk cuci muka atau
creambath. Menemani anak tidur sambil
mendengarkan cerita kegiatannya, juga dapat menjadi me time lain bagi Ibu
bekerja.
Bagi Ibu rumah tangga yang bekerja
sambilan di rumah, dapat memanfaatkan waktu dengan cermat. Bangun lebih pagi
untuk urusan domestik dan anak-anak, setelah itu dapat mengerjakan kerja sampingannya dengan
tenang dan santai.
3.
Membangkitkan semangat baru
Me time dapat menjadi salah satu
usaha para Ibu agar bisa tetap semangat dalam mengerjakan semua pekerjaan
rumah tangga dan tugas kantor. Me time
adalah sarana untuk membebaskan diri dari rutinitas sehari-hari guna membangkitkan
semangat baru dan tetap waras untuk menghadapi tugas rutin kembali.
4.
Memberi reward untuk lebih cepat menyelesaikan
pekerjaan
Semua orang tentu akan
mendapatkan reward bila pekerjaannya berhasil mencapai target. Begitu juga bagi para Ibu,
me time merupakan reward yang diberikan pada diri sendiri. Jika sudah ada rencana mau me time di
sela-sela waktu sibuk, hal ini akan
memotivasi kita untuk segera menyelesaikan pekerjaan dengan baik, dengan lebih
cepat, agar waktu me time-nya bisa segera dilakukan.
5. Kenapa me time begitu penting
bagi para Ibu?
Me Time memegang peran penting untuk para Ibu, maka itu sangat
dianjurkan. Melakukan me time bukan berarti mengesampingkan kodrat sebagai ibu, karena hal ini sebagai penyeimbang sekaligus menyegarkan
diri agar kembali bersemangat menjalani rutinitas sehari-hari.
Menurut hasil studi Alyssa
Westring, asisten profesor di DePaul University, Chicago, bersama Stew
Friedman, profesor manajemen di Wharton School, membuktikan bahwa me time
sangat penting dan bermanfaat bagi para Ibu. Menurut studi ini, para ayah dan
ibu pekerja yang selalu menyediakan waktu untuk diri sendiri sepanjang 12-15
minggu (sesuai periode riset ini dilakukan) ternyata berhasil mendapatkan
peningkatan dalam hal kesejahteraan pribadi, kepuasan kerja, maupun kepuasan
bersama keluarga (sumber:
sayanganak.com).
Menurut Hedwig Emiliana Tulus,
psikolog anak dari Highscope Engineering, me time sangat penting. Karena mengabaikan kebutuhan
untuk memanjakan diri, terbebas dari
rutinitas sehari-hari mengurus rumah tangga dan anak-anak, hanya akan menjadi
bom waktu.
Utamanya, meluangkan waktu untuk diri sendiri akan memberi
manfaat psikologis maupun fisik. Apabila kita sekali waktu keluar dari rutinitas sehari-hari, maka akan merasa segar, lebih bahagia, berpikir
jernih, tubuh terasa bugar, dan hati bahagia.
Semua itu tentu akan berdampak positif bagi orang-orang sekeliling kita,
mula-mula di rumah, tetangga dan ke
tempat kerja.
doc pribadi |
Menurut pengalaman, saya yakin
para Ibu pasti punya banyak tips dan
trik dalam menyiasati kejenuhan menghadapi rutinitas sehari-hari jika tidak sempat Me Time. Apa pun pilihannya,
entah ibu bekerja atau Ibu rumah tangga tentu
punya banyak cara untuk menghibur diri saat kepenatan menyerang dan harus
cerdas menyiasatinya agar keharmonisan keluarga tetap terjaga.
(Tulisan ini diikutsertakan dalam blog challenge Indscript
Writing ‘Perempuan Menulis Bahagia’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar