“Anak ditinggal seharian di rumah, dititip-titipin ke orang. Enak banget jadi
ibu kaya gitu!“
Kuping aku sudah kebal mendengar
kata-kata seperti itu, karena seringnya
diucapkan orang-orang sekitar rumah. Pada kondisi tertentu, memang aku
kadang menitipkan anak-anak di rumah Budenya. Bahkan, Bapak aku merasa tidak
tega bila melihat cucunya di rumah bermain sendiri tanpa ada ibu yang
mendampingi. Menghadapi hal seperti ini,
aku tidak pernah putus asa. Karena suka tidak suka, mau tidak mau kondisi itu
memang harus aku lalui dan berusaha untuk mencari solusi terbaik.
Aku tidak peduli apa kata orang, apalagi
sampai baper. Toh mereka tidak
mengetahui kondisi yang sebenarnya terjadi, aku juga tidak ada waktu untuk
memikirkan omongan orang. Aku memang membutuhkan tenaga IRT, namun tidak bisa
sembarangan menerima tenaga bantuan tersebut. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, dalam mencari IRT. Utamanya
yang dapat dipercaya, sabar terutama
untuk mengasuh anak dan bisa baca tulis. Pekerjaan rumah tangga dapat aku dan
suami kerjakan.
Menghadapi kondisi seperti
tersebut, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan:
1.
Komitmen dengan pasangan
Sebuah rumah tangga merupakan sebuah tim, untuk mengelolanya
diperlukan komitmen bersama pasangan. Bicarakan
apa rencana yang akan dijalankan agar
biduk ini dapat berjalan sesuai dengan keinginan bersama.
2. Berbagi peran
Bagi pasangan yang sama-sama bekerja di luar rumah,
tentu diperlukan kerjasama dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Berbagi
tugas adalah solusi jitu, bagi Anda dan pasangan
sehingga semua dapat selesai tanpa
masalah. Mendelegasikan pekerjaan rumah ke
IRT bukan solusi yang baik, apalagi jika IRT harus mengasuh anak. Biarkan
IRT focus mengasuh si kecil selama ditinggal Anda bekerja.
3.
Meninggalkan Anak
Bagi ibu bekerja meninggalkan anak dengan IRT bukan perkara
mudah, untuk itu carilah IRT atau pengasuh anak yang sesuai kriteria Anda.
Misal: Harus sabar, bersih, bisa baca tulis, sehingga Anda tenang bekerja selama meninggalkan si kecil. Akan lebih
baik, jika Anda menyiapkan makanan bagi
si kecil sehingga gizi yang dibutuhkan anak terpenuhi dengan baik.
Apabila tidak ada IRT, 4 langkah ini perlu Anda lakukan:
1. Minta bantuan keluarga terdekat untuk membantu
mengasuh si kecil, namun jika hal tersebut tidak ada. Anda dapat meminta
bantuan tetangga dekat untuk mengasuh si
kecil.
2. Ingatlah, jangan pernah menitipkan anak kepada
keluarga atau tetangga begitu saja. Serahkan anak sudah dimandikan dahulu,
siapkan sarapan, makan siang dan camilannya aga tidak menambah kerepotan orang
yang dititipkan. Dengan begitu Anda mengetahui makanan apa yang dikonsumsi si
kecil ketika Anda tinggal bekerja.
3.
Segera jemput sesaat Anda pulang bekerja dan
bawa serta baju kotor dan barang lain agar tidak menambah beban orang yang
telah menolong mengasuh si kecil.
4.
Lelah?
Tentu saja, itu sangat manusiawi. Namun jangan cengeng, karena hidup
adalah pilihan. Setiap pilihan mempunyai konsekwensi yang harus diterima dan
dilaksanakan dengan baik. Seorang ibu rumah
tangga saja sudah berat, apalagi bagi ibu rumah tangga yang bekerja. Tapi ingat
tujuan utama bekerja adalah untuk anak-anak, tentu Anda tidak akan menyerah begitu
saja hanya karena lelah.
Percayalah seorang ibu dapat melakukan
semua tugasnya dengan baik, jangan pernah baper dengan cibiran orang
lain. Namun tunjukan bahwa Anda adalah ibu terbaik yang dapat mengasuh, merawat dan mendidik
anak-anak menjadi orang sukses yang bermanfaat bagi orang lain. Maka cibiran akan berubah jadi kekaguman.
(Tulisan ini diikutsertakan dalam blog challenge Indscript Writing 'Perempuan Menulis Bahagia')
Mungkin maksudnya ART kali ya Bun, asisten rumah tangga. Yap intinya sih Bun yg paling tahu ttg keluarga kita ya kita sendiri, yang penting tetap Komunikasikan dan memberi perhatian ke anak dan pasangan.
BalasHapusYip betul, itu yg utama
HapusSemangat memang harus ada ya Mbak Srie sebagai Ibu pekerja sudah komitmen pada rumah tangga dan anak tapi juga tetap amanah pada pekerjaannya. Sehingga ada atau tidaknya bantuan Asisten Rumah Tangga (ART) tetap kita sendiri yang menentukan.
BalasHapusIya Mba, krn meninggalkan anak itu ga mudah. Kepikiran yg membuat pekerjaan kantor juga terganggu..Harus pinter2 ngatur semuanyalah.
HapusIni pulalah yang jadi pertimbangan buat saya bagaimana jika kelak punya anak. Melihat diri sendiri pun sbg anak yang suka dititipkan org tua saat saya kecil sehingga merasa kurangnya waktu bersama, dan kurang bonding. Tapi semua punya konsekuensi dan pertimbangan masing-masing ya Mbak? Semangat Mbak Srie, semoga dapat membagi waktu dengan baik.
BalasHapusIya Mba, itu masa lalu & alhamdulillah semua bisa berjalan beriringan, bisa masak buat mereka, mengantar jemput sekolah & menemaninya belajar sampai saya pensiun. Semua berjalan lancar & kini saya menikmati masa tua dg anak2 yg tetap dekat dg anak2 walau sdh pd berkeluarga.
HapusART kali mb mksdnya ya. Asisten rumah tangga. Kalau IRT kitanya ibu rumah tangga. Btw setuju dengan pemikirannya... Soalnya saya banget hehe sejak menikah 2007 fulltime mom. Anak gak biasa titip sana sini. Semua dinikmati, selalu ada celah syukur.
BalasHapuswaah...salah ketik saya rupanya. Saya titip biasanya klo art pulang, tp sama kakak sendiri. Klo anaknya ga mau dititip,.mereka dirumah sendiri paling minta tolong tetangga dekat ngecek2 gitu
HapusSaya selalu salut dengan para ibu bekerja yang juga berperan begitu hebatnya untuk anak-anakny. Kakak ipar saya juga bekerja mba, dan Masya Allah anak-anaknya juga tumbuh jadi anak-anak sholehah dan santun. Semangat Mbaaa, jerih payah seorang Ibu pasti ada pahala dan keberkahan yang siap dijemput
BalasHapusTerima kasih Mba, semua itu terjadi dulu saat saya belum pensiun. Alhamdulillah sekarang anak2 sdh menikah dan masih lebih suka maska emaknya drpd jajan
HapusMenemukan pengasuh anak memang jauh lebih sulit dibandingkan mencari ART. Orang yang bisa melakukan pekerjaan rumah tangga belum tentu bisa mengasuh anak. Beda banget lah mengurus benda mati dan makhluk hidup. Makanya, menjadi perempuan bekerja, aku belum pernah lho Bun, menitipkan anak pada pengasuh. Susah banget carinya. Kalau mau mencari baby sitter beneran pun rasanya belum mampu. Alhamdulillah banget ada kedua orangtua yang masih sehat dan memang senang dititipi cucu-cucunya.
BalasHapusOrang nyinyir? Ah, biarkan aja. Kan mereka nggak tahu kenapa aku harus bekerja.
Saya juga dibantu ibu saya, atau kakak yg kebetulan tinggal berdekatan dg saya. Alhamdulillah semua aman2 aja. Makasih Mba
HapusMeskipun saat ini saya tidak bekerja di luar rumah, tetapi saya pernah mengalami masa kerja juga Mbak Sri Ningsing. Memang lebih nyaman mentipkan anak kepada saudara dekat, lebih ayem ya. Jadi saya bisa merasakan bagaimana perjuangan ibu yang bekerja dengan memiliki anak.
BalasHapusIya Mba. Sangat berat tapi mengasikkan & alhamdulillah semua telah berlalu & anak2 sdh berumah tangga.
HapusSuami dan saya juga yg termasuk tipe yg sulit menyerahkan anak ke irt. Pernah pakai pas masih bayi bgt tapi tidak begitu lama.
BalasHapusKompak dng si bapak itu memang modal utama rumah kami tanpa irt. Sampai sampai si bapak meminta untuk kerja shif sore terus. Bersyukur temannya mau membantu. Jadi pas saya pulang kerja setengah empat sore, wuzz bapaknya ganti pergi kerja. Ehehe..sampai kadang dilihat itu ini kapan ngomongnya. Tapi gimana lagi, keluarga kami bisa jalannya dng cara seperti itu. Toh, anak anak tidak selamanya kecil.
Ini saat mereka sudah sudah mulai remaja, ah cepat sekali mereka gede
Itulah asyiknya klo pasangan bisa diajak bekerja sama, semua terasa lebih ringan & aman2 aja. Karena semua dilakukan dg kesadaran dan kasih sayang.
HapusAkan sangat menyenangkan jika menemukan pasangan yang mau membantu urusan pekerjaan rumah tangga ya Mbak. Tidak mudah sih mengubah cibiran menjadi kekaguman. Namanya juga orang lain yang tidak tahu tentang keseharian kita. Semangat.yuni pasti bisa. Hehehe
BalasHapusAlhamdulillah Pak Su mau turun tangan, bahkan sampai saat ini urusan cucian & nyapu ngepel urusan dia. Aamiin yra. pasti bisa lah Mba Yuni mah..hehehe
HapusSetuju kalo salah satu syarat ART itu harus bisa baca tulis. Agar tidak salah kasih dosis ketika anak harus minum obat, atau salah kasih minum susu.
BalasHapusPertama itu, kedua biar bisa jawab klo anak2 bertanya. karena saya membiasakan anak2 membaca buku Mba...hehhee
HapusSetuju mba, jadi ibu gak usah baperan. Biar saja orang mencibir, kita tutup kuping aja. yang penting apa yang kita lakukan adalah yang terbaik buat keluarga.
BalasHapusSetuju banget Mba. Itu yg saya lakukan selama.ini & alhamdulillah aman sampai penaiun..
HapusIni keluarga saya banget mbak.
BalasHapusJadi semua tipsnya sudah kujalani. Alhamdulillah sekarang anak-anak sudah besar dan mandiri
Alhamdulillah Mba, saya juga sekarang melihat hasil yg saya lakukan puluhan tahun. Sekarang menikmati masa.pensiun dg bahagia, krn anak2 sdh menikah.
HapusTips nomor dua setuju banget, kalau sudah nitip anak sebaiknya jangan ngerepotin lagilah. Tapi tetangga kok kepo gitu sih, padahal yang dititipin saja gak keberatan
BalasHapusBiasalah Mba,.orng kan beda2 tp mereka akan melihat hasil yg kita kerjakan & diam sendiri.
HapusBagi ibu, keluarga dan anak-anak adalah bagian terpenting. Namun letih yang terasa akan hilang saat melihat senyum kebahagian anak-anak.
BalasHapusItu dia Mba, itu obat paling manjur buat penghilang lelah. Rasanya melihat senyum mereka membuat semangat tak berujung.
HapusHampir setahun mulai kerja lagi. Kalau saya bukan omongan kiri kanan yang berat, Mbak. Tapi, harus pinter2 bagi waktu.
BalasHapusSemoga anak-anak yang ditinggal kerja seperti kita paham dengan pilihan yang kita ambil ya, Mbak.
Diajak ngomong anaknya Mba. Saya malah klo anak2 libur sekolah saya bawa ke kantor, bahkan.dinas keluar kota saya bawa. Mereka jd tau apa yg dikerjakan ibunya di kantor.
HapusSemangat mbaa, aku pun juga pernah mengalami hal ini. Dan, apapun itu, entah ibu bekerja atau SAHM, ibu adalah sosok yang terbaiiik mba. Abaikan omongan orang dan jalani kehidupan kita sebaik mungkin, beres, haha.
BalasHapusSiiip Mba, alhamdulillah semua sdh berlalu. Itu kejafian.puluhan tahun silam, saat ini anak2 sdh menikah & sayapun sdh pensiun.
HapusSeorang Ibu bekerja di luar bagus, tapi lebih bagus lagi bekerja di rumah dan mengasuh anak-anak, karena seorang ibu adalah Madrasah pertama bagi anak, klo memang masih mengharuskan untuk bekerja usahakan bekerja setengah hari misal menjadi guru, saat sore hari sudah berada di rumah dan bersama anak2, terus semanggat ya Bu :)
BalasHapusSemangat Mba. Indah dan nikmat kok jika kita menyematkan kata syukur di dalam setiap pekerjaan.
BalasHapusYa Allah mb yg Ibu RT sepertiku juga dicibir katany g kerja pdhl mah kerja tp dr dr rumah
BalasHapusWes emng manusia selalu ada aj y mb
Gemes bgtt
Btw smoga dikuatkan smuany y mb d dalam maupun luar sukses aamiin
BalasHapusaduhai, saya pengen begitu sayangnya si anak nggak mau ditinggal, coba mau... ngarep
Hidup adalah pilihan ya mbak, memang demikianlah prinsip yang juga aku pegang. Yang penting kita siap dengan risikonya.
BalasHapusSaat ini justru banyak yang menitipkan anaknya di full day school daripada ke Asisten Rumah Tangga (ART). Yang pasti lebih aman karena ada guru dan pendidik yang terlatih.
Alhamdulillah, saya diberi kesempatan Allah buat jadi full time mom. Namun memang setiap rumah tangga punya tantangan dan kisahnya sendiri. Maka biarkan saja pencibir disibukkan dengan menilai orang lain sampai lupa menilai dirinya sendiri.
BalasHapusBetul, Mbak Sri. Jadi IRT sekaligus ibu pekerja bukanlah perkara mudah. Harus ada komitmen dengan pasangan. Semangat terus, Mbak Sri.
BalasHapusAdakalanya mendengar perkataan orang lain itu dalam keadaan negatif tapi juga bisa positif. Tinggal bagaimana kuatnya diri menghadapinya
BalasHapusDuh yaaa ampun bener aja ya mom shaming ga bisa berenti, kenapa gitu ya rangorang gabisa nahan lisannya biar ga ngasih bubuk cabe ke pertanyaan kayak gitu..tetep semangat ya mba, karena fia ga hidup 24 jam sama kita jadi yaa abaikan aja
BalasHapusBaca postingan ini jadi ingat, saya juga waktu kecil suka dititip baik itu ke saudaranya ortu, ke tetangga atau kenalan dekat. Soalnya mama saya juga irt yang merangkap wanita karir, jadi memang konsekuensinya seperti itu. Apapun omongan orang ya biarin aja toh kalau kita tinggal di rumah juga tetap banyak yang julid
BalasHapus