Salah satu Paket pesanan |
Tahun 2018 merupakan momen penting dalam hidupku,
karena menghentikan semua kegiatan yang berhubungan dengan kantor. Terhitung
Januari 2018, aku resign dari kantor yang terakhir.
Setahun sebelum pensiun tahun 2008, aku bekerja freelance mengelola tabloid internal sebuah kantor. Tak
terasa dua belas tahun aku bertahan di sana & ingin berganti suasana, kebetulan mantan bos menawarkan pekerjaan lain di
perusahaannya. Tapi sayang seribu sayang, ternyata janji itu tidak terwujud.
Yaa..aku ambil positifnya saja, mungkin memang bukan rejekiku.
Mulailah aku merancang kegiatan untuk
mengisi waktu, menulis terus bahkan buku solo ku yang telah beberapa kali
ditolak akhirnya terbit. Hanya dalam waktu seminggu, aku mendapat kabar kalau draft bukuku akan
diterbitkan. Alhamdulillah…jadi teringat
perkataan seorang teman, sabar aja kalau sudah ada jodohnya in shaa Allah. Harapanku buku tersebut dapat
bermanfaat bagi para pembacanya.
Keluarga kecilku bersama anak & menantu |
Seseorang akan bingung, begitu
pun aku selepas pension ini. Kebayangkan
penghasilan mendadak terhenti, memang ini bukan pertama kali aku pension. Aku & suami setelah pension harus mengelola
uang pesangon dengan cermat agar dapat digunakan sampai rohani lepas dari
badan. Sementara tidak terpikir akan bergantung kepada anak-anak di masa tua.
Alhamdulillah…aku mendirikan kontrakan petakkan yang hasilnya digunakan untuk
menyambung hidup sehari-hari. Memang aku sudah tidak mengeluarkan dana untuk
biaya pendidikan anak-anak lagi, si Kk sudah berkeluarga & si Ade sudah
bekerja. Malu rasanya menerima pemberian anak-anak setiap bulan, alhamdulillah
mereka tanpa pernah diminta setiap bulan memberi uang buat mama/papanya,
katanya buat jajan. Sementara biaya listrik & internet dibayar anak-anak.
Aku sangat bersyukur Allah memberikan anak-anak yang luar biasa, tapi semua itu
perlu kita didik. Memang tidak mudah mendidik anak agar dapat dewasa secara
mental & finansial, karena anak
butuh role model dari orangtuanya. Aku percaya semua kejadian itu ada sebab dan
akan menimbulkan akibat, jadi berpikir
& berhati-hati dalam bertindak sangat diperlukan.
Di ramadhan ini aku diajak
seorang keponakan untuk mengais rejeki dengan berjualan kue kering, yang
ternyata telah lumayan banyak pesanan paket untuk corporate. Kita joint antara
keponakan, aku dan seorang kakak. Kami berbagi tugas dan modal dipikul aku
& keponakan, sementara
peralatan kue dimiliki kakak. Marketing
di pegang keponakan, Keuangan tanggungjawab aku, sementara kakakku memegang
urusan produksi. Kita mulai menyusun rencana dan hunting bahan-bahan kue &
mencari perbandingan harga. Akhirnya 2
minggu sebelum memasuki bulan Ramadhan, kita sudah curi star karena 2 minggu
sebelum hari raya semua harus sudah selesai produksi & close order.
Waktu kerja dimulai jam 08.00 s/d
16.00, sementara jumat & sabtu libur. Karena hari jumat aku ada kegiatan “Jumat
Berbagi” bersama tetangga, sabtu libur. Sabtu biasanya aku berkumpul bersama
anak & menantu untuk buka bersama di rumah atau keluar. Waktu begitu ketat berjalan, waktu istirahat
menjadi sangat mahal. Namun aku tetap bertekat ibadah tidak boleh kurang, alhamdulillah
khatam & tarawih serta sholat berjamaah tetap bisa aku jalani sampai akhir ramadhan.
Paket pesanan lainnya |
Ramadhan kali ini memberikan pelajaran
yang luar biasa, aku salut kepada para perempuan & ibu yang selama ini
menjalani bisnis kue kering ini. Aku salut & angkat topi kepada
kalian! Pekerjaan ini sangat berat
menurut aku, ini kerja keras yang membutuhkan fisik prima. Namun aku ga boleh
mengeluh, karena tetangga sebelah rumah seorang diri membuat kue kering
sebanyak 100 lusin sendirian…sendirian loh.
Aku yang hanya membuat 40 lusin & bertiga pula, malu lah kalau
mengeluh. Anak-anak sebenarnya tidak setuju, tapi selalu aku jawab: “Mama lagi
cari THR, Nak”
Memang setiap tahun aku bukan
diam berpangkutangan, karena mau ga mau harus melayani pelanggan yang telah
mengetahui rasa manisan kolang-kaling buatanku. Membuat manisan kolang-kaling hanya berat saat harus
memilih kolang-kaling satu persatu dari sang penjual dan membersihkannya, tapi
setelah dibuat kita hanya perlu mehangatkan selama 5-7 hari, sebelum manisan
jadi. Tahun ini aku hanya menerima 60 kg pesanan aja, karena waktu lainnya
habis untuk mengerjakan kue kering.
Manisan kolang-kaling |
Waktuku benar-benar ga tersisa
& urusan tulis menulis praktis terhenti selama Ramadhan, karena ga sempat
buka laptop. Bahkan pegang HP aja hanya untuk yang penting. Jangan ditanya
lelahnya badan & seluruh tubuh rasanya
sakit semua. Aku pikir, betapa hebatnya
para ibu dan perempuan yang menggeluti bisnis ini. Sangat hebat malah! Tenaga
terkuras habis, atau ini hanya karena aku baru pertama menggeluti bisnis ini
dan terjun membuat kue itu sendiri. Ruaaaar biyasah pokoknya.
Hal yang membuat aku tersengat
kaget, saat semua kegiatan telah selesai & menghitung hasil yang di
dapat. Memang keuntungan 100 % lebih
dari modal, tapi menurutku hal itu ga sebanding dengan tenaga yang dikeluarkan.
Bukan tidak bersyukur, tapi membandingkan yang aku dapatkan apabila bekerja di
kantor bisa 5 X lebih besar & badan ga rekoso. Yaa…Allah, ini pengalaman luar biasa bagiku.
Aku ga melayani pesanan tambahan
kolang-kaling dari pelanggan, karena ga ada waktu lagi. Sementara Idul Fitri tahun
ini, merupakan giliran diadakan dirumahku
dari keluargaku. Kebayangkan persiapan yang harus aku lakukan, memang ga semua
menu aku yang buat tapi dibagi ke keluarga yang lain. Tapi tetap aja rempong, aku 11
bersaudara ditambah keponakan dan cucu-cucu kurleb berjumlah 70 orang…..hehehe.
sedikit adik, keponakan & cucu2 |
Sementara keluarga dari pihak
suami selalu berkumpul dirumah, karena suamilah saat ini anak yang tertua. Jadi
hari kedua rumahkuu dipadati oleh keluarga suami & hari ketiga masih ada
keluarga suami yang datang. Hari ke empat aku tepaaar, ga bisa bangun sampai
harus memanggil tukang urut. Tapi aku bahagia, semua hidangan ludes & yang
tersisa dibawa pulang…hahaha…
Sumpah inilah Ramadhan & Idul
Fitri paling berkesan dan terindah sepanjang hidupku, karena aku dapat belajar
betapa hebatnya para perempuan yang bergelut pada bisnis kue kering. Juga kebahagiaan
makin lengkap, ketika adik-adik suami datang dari Madura &
berlebaran di rumah. Yaa…Allah….nikmatMu yang mana lagi yang dapat aku dustai.
Semangat Bu Ningsih. Jadi inget Eyang Putri saya. Ciri khas beliau bikin manisan kolang-kaling warna-warni untuk Lebaran, lalu dibuat sate kolang-kaling.
BalasHapusMakasih Mba Tri..oh gitu ya...makasih sdh mampir
HapusLuar biasa Ibu Ningsih. Semoga semangatnya dapat menginspirasi yag muda.
BalasHapusAamiiin yra.makasih sudah mampir Mba Meta
HapusLuar biasaa. Semangat ya Bu! Semoga menginspirasi semua untuk tetap produktif 😸😸
BalasHapusAamiin yra. Makasih Mba Emmy sudah mampir
HapusWah pasti berat dan penuh pertimbangan ya bun untuk memutuskan resign dari kantor itu. Saya pernah merasakannya. Semoga itu yang terbaik. Oh ya, selamat ya Bun udah punya buku solo sekarang. Smga smuanya lancar 🙏
BalasHapusSangat berat, tp saya pasrahkan semua kepada yg Kuasa. Makasih Mba Yenisovia
HapusBetul ya Bun perlu kita berinvestasi dari sekarang entah membuat petakan kontrakan atau lainnya yang penting halal. Seneng mendengar anak-anaknya tampak dewasa mental dan finansial. Semoga selalu diberkahi rezekinya.
BalasHapusIya Mba Dwi, kita ga pernah tau rencana Allah untuk kita. Alhamdulillah..makasih sdh mampir Mba Dwi
HapusMasya Allah, kisah yang inspiratif. Keren :) Jadi membayangkan jika saya memasuki usia seperti Ibu. Semoga saya bisa juga produktif seperti itu, juga semakin dekat kepada Allah. Sukses berkah ya, Bu Ningsih!
BalasHapusAamiin yra. In shaa Allah bisa Mba Tatiek..hehee..makasih adh berkunjung
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusMasya Allah Mbak Srie, saya jadi makin semangat nih lebih produktif lagi. Alhamdulillah bisa kelar rencana dapat THRnya dan lancar acara Lebarannya.
HapusSemangatnya Mbak Srie itu... Juwaraa, semoga saya bisa ketularan yaa..
Btw, saya juga kagum banget dengan teman-teman yang punya usaha perkuean ini. Karena secara tenaga bener-bener terkuras ya.. Saluut!
Aamiin yra. Ayoo...semangat Mba!
HapusBetul Mba, lelah luar biasa..hehhe.
Makasih sdh mampir
Semangat Mbak Srie ini harus benar2 ditularkan, biar perempuan itu selalu produktif dan mandiri. Insya Allah semakin sejahtera bangsa ini
BalasHapusBetul Mba Damar...klo kita.punya semangat, In shaa Allah diberi jalan sama Yg Kuasa. Makasih sdh mampir Mba
HapusMasya Allah, Mbak Sri keren bangeet! Masih bisa menerima pesanan kue kering. Tahun ini, pertama kalinya saya buat kue kering sendiri. Hanya beberapa toples, masih terbayang capeknya. Lah ini, Mbak Sri bisa buat lusinan. Mantaap!!
BalasHapusWell, semoga sehat selalu, ya, Mbak :)
Iya Mba....lelah bingit..hehhe
HapusAamiin yra. Makasih doanya & sdh mampir.
subhanallah... barakallah ya bunda. semoga sehat selalu dan sukses berkarya meskipun sudah pensiun. Semoga semangatnya juga menular ke saya, Amiin
BalasHapusAamiin yra. In shaa Allah...makasih doanya Mba
HapusSalutt Bunda Srie.. keren semangatnya. Sehat dsn sujses terus ya...
BalasHapusAamiin yra. Makasih Mba Egy doanya.
Hapus