Rabu, 17 Oktober 2018

TUGAS UTAMA IRT BEKERJA



Lohaa..Smart  Ladies…

Melihat beberapa tayangan TV tentang kisah nyata, ada yang menjadi perhatianku  yaitu: si istri   protes suaminya  selalu pulang malam  dan mencurigai punya WIL.  Terjadilah   perang mulut yang kata-katanya membuat aku menahan napas.  Jawaban si suami: “kamu sibuk terus dan ngga pernah mengurus suami” dan si  istri  dengan suara  tinggi menjawab: “Aku kan kerja,  udah  capek. Memang kamu ngga bisa ngurus diri sendiri dan pesan  makanan  di luar”

Aku akhirnya rajin mengikuti kisah-kisah tersebut, ternyata beberapa episode inti masalahnya sama Seorang istri yang juga bekerja diluar rumah, mengabaikan tugas utamanya sebagai IRT. Menyediihkan!. 

Naah…waktu  ikut nganter cucu sekolah di Mc Kid dekat rumah. Sementara cucu belajar, aku duduk sambil mengawasi  ke ruang kelas. Disebelah meja ku, duduk  ibu-ibu muda  sedang breakfast sambil bertukar cerita. Salah satu ibu itu bercerita, bahwa dia malas kalau anaknya minta belajar bersamanya. Begini ceritanya: 

“Kemarin sore, anakku minta ditemenin belajar.  Males banget tau ga sih!  Aku bilang aja, sebentar Bunda ngeteh dulu. Habis ngeteh,  mandi terus aku tinggal tidur aja. Biar aja, kan ada Ayahnya.”  

Masya Allah……..Aku jadi berusaha menoleh untuk melihat ibu mana yang cerita. Seorang ibu yang usianya kira-kira  tiga puluh lima tahun, berhijab sportif  dan cukup cantik. Tapi maaf emang aku nguping pembicaraan mereka, setelah mendengar isi  ceritanya.

Apa yang salah dengan ibu-ibu tersebut ya?......

Jaman now, kesempatan terbuka luas bagi perempuan  yang ingin berkarier. Bahkan angkatan kerja perempuan cukup membuat para lelaki merasa ketar-ketir, karena tersaingi.  Banyak perusahaan yang lebih memilih perempuan sebagai karyawannya, karena lebih teliti dan tidak banyak menuntut. Hanya  sangat disayangkan andai  ada perempuan yang mengabaikan tugas dan tanggungjawabnya sebagai istri dan ibu rumah tangga.

Tidak dapat dipungkiri banyak suami yang mengijinkan istrinya bekerja diluar rumah, bukan hanya semata untuk membantunya mencari nafkah. Namun memberikan kesempatan istrinya untuk mengamalkan ilmu yang dimiliki dan beraktualisasi diri. Dengan syarat  tetap mengurus istri dan rumah tangga adalah yang utama. 

Hidup itu pilihan dan setiap pilihan ada konsekwensi yang mengikutinya. Berperan ganda sebagai ibu yang bekerja diluar rumah dan IRT, memang tidak mudah. Tapi bukan tidak mungkin, asal  mempunyai niat dan kesadaran tingkat dewa. In syaa Allah semua bisa disiasati.


Ada 5 hal yang harus dipersiapkan seorang  Ibu bekerja, dibawah ini yang tercantum dalam buku “Jadi Ibu terbaik. Siapa Takut?”



Memang tidak dapat dipungkiri, berbagai latar belakang yang mendasari seorang istri bekerja seperti:

1.       Memperoleh Pendapatan Tambahan

Selama 25  tahun terakhir, perkantoran yang semula didominasi pria secara signifikan telah berevolusi  dipenuhi oleh perempuan.  Bahkan   jenjang karier  yang dicapai  bisa mensejajarkan  pegawai laki-laki.   Makin meningkatnya kebutuhan hidup yang tidak dapat terpenuhi dari penghasilan suami, juga menjadi salah satu alasan suami mengijinkan istri bekerja.  

2.       Orangtua Tunggal/Suami

Mau tidak mau, suka tidak suka sebagai  orangtua tunggal  dia harus bekerja  agar  biaya  hidup terpenuhi.  Andai ibu sebagai tulang punggung keluarga, karena suami tidak bekerja, sebaiknya dibicarakan dengan suami untuk sementara dapat bertukar peran.

3.       Bertukar Peran

Masa  kini banyak  pasangan  keluarga  yang berpikiran modern,  dengan  istri yang  bekerja karena kedudukan  atau karier istri lebih tinggi dari suami.  Hal ini dapat dibicarakan dengan pasangan agar anak-anak  tetep ada yang  menemani di rumah, Anda dapat   bertukar peran dengan suami.  Suami di rumah mengurus anak-anak dan rumah tangga dan ibu yang bekerja.

4.      Menyiasati  Tugas IRT

Seorang ibu rumah tangga  selalu dikatakan  multitasking, karena dapat melakukan semua pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak-anak, walau dia bekerja diluar kantor. Untuk dapat melakukan hal tersebut Anda harus  disiplin dan dapat mengatur waktu dengan baik. Lelah?  Kata itu tidak boleh ada dalam kamus  seorang ibu bekerja, saat anak-anak masih kecil memang sangat repot. Namun ada saatnya anak-anak justru dapat membantu Anda dan akan lebih mandiri.

5 Hal yang harus dipersiapkan seorang ibu bekerja yang tercantum di buku saya dibawah ini.


.

Alhamdulillah saya dapat menjalankan tugas ganda dengan baik selama   hampir 30 tahun.  Bekerja di luar kantor yang lokasinya sangat jauh dari rumah dan hampir setiap minggu harus dinas keluar kota untuk berapa hari.  Di saat orang lain masih nyenyak tidur, saya sudah sibuk di dapur menyiapkan sarapan, bekal anak ke sekolah dan hidangan makan siang anak-anak. Bahkan kalau musim liburan sekolah, saya membawa anak-anak ke kantor. Bahkan tidak jarang  si Ade saya bawa dinas keluar kota, sejjak usianya  4 tahun. Saya yakin semua ibu bisa melakukannya, asal ada kemauan, ikhlas melakukannya, disiplin & dapat mengatur waktu dengan baik.

Perdana Menteri Selandia Baru bekerja dengan membawa serta anaknya. 

Jacinda Ardern adalah perdana menteri termuda dari Selandia Baru dan pejabat  pertama yang mengambil cuti hamil saat menjabat. Ia kembali bekerja pada awal Agustus setelah mengambil cuti hamil selama enam minggu. Beliau telah membuat sejarah sebagai pemimpin dunia pertama,  yang menghadiri pertemuan sidang umum PBB dengan membawa  serta bayinya yang baru berusia 3 bulan. 

Sejak kembali bekerja setelah cuti melahirkan dengan membawa serta anak bayinya ke kantor, karena dia harus tetap menyusui. Bahkan saat harus  dinas ke negara lain, bayinya tetap dibawa serta.  Jacinda Ardern dalam wawancaranya di jaringan NBC AS, yang dikutif dari The Guardian.

 
“Lebih sulit mana memerintah Selandia Baru atau membawa putrinya dalam penerbangan 17 jam Selandia Baru – New York”.

 Ardern menjawab, “Sama-sama sulit.” sembari tertawa.

Jacinda Ardern  mengisi waktu  menunggunya  dengan bermain  bersama  Neve bayinya,  sebelum memberikan pidato di KTT perdamaian Nelson Mandela. Ketika dia berpidato ke mimbar depan,    Clarke Gayford suaminya  menggendong Neve di pangkuannya.

Pihak Perserikatan Bangsa-Bangsa senang melihat bayi Neve di Sidang Umum, kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.

“Perdana Menteri Ardern menunjukkan,  bahwa tidak ada yang lebih memenuhi syarat untuk mewakili negaranya daripada ibu yang bekerja. Hanya lima persen perempuan yang  menjabat sebagai pemimpin dunia. Jadi, kita perlu membuat mereka diterima di sini sebaik mungkin,” katanya.
Terkait kapasitasnya sebagai ibu yang baik sekaligus juga pemimpin sebuah negara, Jacinda Ardern menyatakan setiap ibu mempunya kondisi yang berbeda-beda dalam membesarkan anaknya.

“Saya memiliki kemampuan untuk membawa anak saya bekerja. Sayangnya, tidak banyak tempat kerja yang mengizinkan bayi dibawa ke tempat kerja. Namun begitu, saya bukan standar baku untuk membesarkan anak. Ada hal-hal terkait keadaan saya yang sama sekali tidak sama dengan ibu-ibu yang lain,” kata Jacinda Ardern.

Masa  Anda kalah dengan Perdana Menteri  Jacinda Ardern..hehehe
Saya berharap Anda dapat melaksanakan  tanggungjawab  sebagai IRT dengan baik
     
#ODOP6



31 komentar:

  1. Bunda, memang super woman 😍👏
    Bisa menjalankan perannya sebagai IRT dan pekerja dgn baik.
    Saat anak ke dua lahir, akhirnya aku memutuskan untuk berhenti bekerja. Karena tidak ada yg nenjaga anak².

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gapapa Mba, klo saya Alhamdulillah suami mau turun tangan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Jd semua bisa lancar, bagi2 kerjaan gitu.

      Hapus
  2. Jleeebb..Terima kasih sudah diingatkan Mbak Srie
    Memang nih kadang ada masanya merasa enggak banget dengan kerjaan rumah tangga. Padahal memang selalu ada tanggung jawab mengikuti saat kita diamanahi anak atau sebuah pekerjaan di rumah atau di luar rumah yaa.
    Ah, saya jadi suka kadang baca-baca lagi bukunya Mbak Srie. Manteep banget . Tercerahkan jadinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah klo buku tersebut bermanfaat. Saya bisa meracuni otak & semua virus yg ada di buku tsb ke anak2.
      Senang denger si kk; ngomong ke istrinya : "aku yg nyuci, ngepel & cuci piring. Mama & papa begitu ngajarin aku, sampe sekarang pp msh mengerjakan pekerjaan itu. Jd kita bagi2 kerjaan rumah.". Berhasil!

      Klo si Ade, lebih parah lagi. Dia inget semua nasihat atau obrolan dg saya. Baik ttg pelajaran sekolah, bagaimana hidup mandiri & memulai menyiapkan diri untuk hidup berumah tangga. Kemarin dia bilang begini sama saya, "Ma, th depan aku mau mulai beli rumah, mau cari beasiswa S2 ke Korea & penjabaran planingnya ke depan.
      Papanya langsung, bisikin saya : "emaknya banget tuh!"..wkwkw

      Semua itu untuk mereka, krn saya ga bisa meninggalkan harta tp tekat & semangat untuk fight dlm hidup ini walau orangtuanya sdh ga ada.

      Hapus
  3. Meskipun saya belom ada bocah didalam rumah tangga saya mulai terbiasa jadi IRT mba..tapi beberapa bulan ini saya mulai kembali jenuh dan bosan..ditinggal suami kerja pulang malam..kadang saya mager..ngelakuin hobbi yg saya suka duh kalo udah datang gak mood kacaw deh. Mungkin krna saya harus tetep beradaptasi sama status baru saya sebagai IRT.
    Tapi mba kalo boleh usulan yang no 4 tetep hakikatnya sesuai agama laki-laki yg menjadi tulang punggung dan mencari nafkah bukan sebaliknya.
    Sedangkan istri menjadi madrasah bagi anak-anak dan keluarganya..
    Jadi meskipun hidup di era modern tetap tidak melupakan aturan dan sunnah agama. Itu aja mba masukan dari aku. selebihnya aku suka tulisan mba srie

    BalasHapus
    Balasan
    1. Manusiawi kok Mba sekali-kali kita mager, asal jangan keterusan ya. Hehee.

      Mba Megha...betul semua harus sesuai kondrat & tuntutan agama, tp kita tetap harus siap kalau Allah berkehendak lain. Yg perlu digarisbawahi bahwa itu terjadi dalam kondisi emergency & tentunya hanya temporary.
      Terima kasih untuk masukannya.

      Sabar ya Mba, saya dulu 3 th menikah baru dpt anak tp itupun hanya sementara, krn diambil.kembali kpd Pemilik Hidup. Alhamdulillah dua th berikutnya dpt ganti.
      Sekarang jg menantu saya hampur 2th menikah belum diberi rejeki anak, In shaa Allah akan datang waktunya...

      Hapus
    2. Bundaaa, aku malah rindu banget mendampingi anak-anak belajar. Lelah memang, seharian bekerja, malam belajar, sebelum tidur dan pagi-pagi menemani anak-anak belajar. Tapi bahagianya luar biasa. Mereka pun antuasias sekali kalau mamanya ini ikut menemani mereka mengerjakan tugas. Wah, tak terlukiskan deh pokoknya.

      Hapus
    3. Alhamdulilah...itulah masa2 emas kebersamaan kita dg anak2 Mba. Dulu anak2 saya malah menunggu saya pulang kantor untuk bercerita aktivitasnya hari itu & belajar bersama sampai saya antar mereka berangkat tidur. Mba tau apa yang terjadi setelah anak2 besar? Saya kaget saat si Ade cerita dg lengkap apa yang dulu saya ajarkan waktu kecil sampai dia kuliah. Dengan belaian dan perhatian yang kita berikan, semua membekas dan menjadi kenangan indah bagi anak. Yg utama itulah pedoamn dia untuk melangkah di dunia ini. Terima kasih sudah mampir Mba Melina, peluk sayang buat anak.

      Hapus
  4. Saya IRT yang kadang menghadapi dilema bila ada event diluar yang harus dihadiri.Tapi kalau sebelum berangkat urusan rumah tangga beres, enteng ya melangkah keluar. Semoga kita selalu sehat untuk bisa berkegiatan di dlm rmh dan luar rumah. Aamiin..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin yra. Betul Mba, saya klo dinas 1 monggu ya ada 7 tupper wear berisi lauk matang yg saya masak buat suami & anak2. Jalan ringan langkah kita..hee

      Hapus
  5. Mantab betul bunda, emang suami istri itu satu paket. Harus salong berbagi peran. Kalau keluarga hepi, semua pasti lancar. Kerjaan lancar, bahagia sejahtera.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mba Bety, semua beres dikerjakan bersama. Always happy deh

      Hapus
  6. saya pribadi lebih memilh jadi IRT mba, kasihan saya bisa kehilangan momen terindah dalam hidup mereka. nanti kalo mereka sudah besar dan mandiri belum tentu mau kita ajak bermain lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitu ya Mba. Klo saya untuk masalah anak2 jd egois, hanya saya yg akan mwngurusnya & saat kerja diurus PRT tapi kendali tetap ditangan saya. Begitu sampai rumah, anak2 langsung saya take over kembali. Alhamdulillah senua moment dot saya lewati bersama.

      Hapus
  7. Saya juga pingin deh di rumah saja pakai daster tapi produktif. Menghasilkan uang dan generasi yang berkualitas. Menjadi ibu adalah panggilan jiwa menjadi wanita karier panggilan dunia. Tetep keren jadi ibu rumah tangga kok melayani anak dan suami itu bikin Heppy

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hidup itu memang pilihan & setiap pilihan ada konsekwensinya. Apapun pilihannya kita harus disiplin menjalankannya sesuai.yg kita.pilih.

      Hapus
  8. Masya Allah, Barakallah Bunda keren banget buku solonya. Semoga laris manis bukunya dan sukses terus bun.

    BalasHapus
  9. Waw keren ya perdana menterinya. Walau sibuk bekerja tetapi tetapi merusaha MengAsi anaknya. Bener bun sesibuk apapun kita di luar sana jangan pernah lupa dengan peran kita sebagai ibu

    BalasHapus
  10. Pernah baca sekilas trg PM Selandia Baru itu. She's rock! Keren.
    Dan tentang tugas IRT, saya sudah merasakan dua2nya, baik pada saat masih bekerja di luar rumah atau skrg saat full di rumah. Semua punya tantangannya sendiri2. Saya bersyukur pernah merasakan rempongnya tugas rumah tangga sembari berangkat pagi2. Sekrang pun bersyukur bs mendampingi tumbuh kembang anak setiap hari. Yang penting harus jadi ibu terbaik ya, Bu Srie? ^^ sukses berkah tuk bukunya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh gitu...keren kan?... Siip....Mba. Aaamiin yra. In shaa Allah bisa Mba, yg penting kita konsekwen dg pilihan kita & tau tanggungjawab.

      Hapus
  11. Terimakasih ilmu dan sharingnya Bun, saya jadi lebih bersemangat menjalankan peran ganda, semoga menjadi amal sholehah ya.

    BalasHapus
  12. Terimakasih ilmu dan sharingnya Bun, saya jadi lebih bersemangat menjalankan peran ganda, semoga menjadi amal sholehah ya.

    BalasHapus
  13. Bunda ningsih sungguh luar biasa dengan semangatnya yang membara. Saya lebih memilih di rumah setelah lima tahun bekerja di kantor. Rasanya lebih nyaman berpenghasilan dari rumah daripada meninggalkan anak dan suami, hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hidup itu pilihan Mba, yg penting kita konsekwen dengan pilihan kita. Salam hangat untuk keluarga

      Hapus
  14. Saya setuju dengan tugas utama ibu. Apapun sebutannya, ibu rumah tangga atau ibu bekerja, keduanya tetap ibu. Yang penting seimbang saja dan tugas utama jangan sampai kedodoran. Bisa juga berbagi peran dengan suami, meskipun ada bbrp hal yg memang nggak bisa didedikasikan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mba, keduanya sama yg penting jangan melupakan tugasnya.

      Hapus
  15. Seandainya disuruh memilih antara jadi ibu perkerja dan IRT, sekarang aku sudah berani menjawab jadi IRT full aja. Setelah 1 thn resign dr kantor dan jadi IRT sejati aku merasa masih sangat kurang dlm mengurus keluarga. Apalagi kalau disambil kerja. Bagaimanapun juga rasa lelah yg didapat di kantor itu sulit untuk tidak membawanya pulang. Akhirnya anak dan suami yg menjadi korban.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itulah beratnya sebagai berperan ganda Mba, tapi pandai2lah memilah dan berdiri dimana, tukarlah mind setnya biar semua berjalan sesuai koridornya

      Hapus