Mengajarkan anak untuk mematuhi
aturan atau norma yang berlaku, baik di rumah maupun dilingkungan memang tidak
mudah dan harus dilakukan sejak kecil secara
berkesinambungan.
Bicarakan peraturan yang ditetapkan dalam keluarga dan
beri anak pemahaman. Namun akan lebih baik dan yang mudah dicerna anak, apabila
orangtua memberikan contoh bagaimana
melaksanakan aturan tersebut. Misal,
setelah makan piring kotor dibawa ke belakang dan kursi diletakan pada posisi
yang benar. Aturan itu terus bertambah seiring dengan bertambahnya usia anak.
Sebaiknya anak tidak merasa
dibebani dengan aturan yang dibuat, tapi lebih mengarah pada kewajiban yang
harus dilaksanakan. Untuk mengapresiasi
cukup keluarkan magic words, seperti
: “terima kasih sayang, Kamu pintar ya dan bisa juga berupa pelukan.” Hal ini akan memberikan rasa bangga kepada
anak, bahwa yang dilakukannya dihargai.
Saat anak mulai mengerti tentu aturan akan bertambah, dan bisa dengan
mensisipkan norma yang harus diketahui dan dilakukan. Untuk reward dapat orangtua tetapkan dan
disetujui oleh anak. Beritahu dan bicarakan punishment apa yang akan didapat
bila anak melanggar atau melalaikannya. Bicarakan bersama dalam situasi
santai bentuk reward dan punishment
tersebut, jika anak tidak melakukan aturan dan norma yang ditetapkan dengan
benar. Sebaiknya dirancang bersama dan disetujui bersama pula.
Reward tidak selalu dalam bentuk
barang, jika orangtua telah memulainya sejak kecil dengan pujian. Sesekali
boleh diberikan yang beda, jika anak melakukan hal yang istimewa. Bisa dibelikan buku bacaan atau membuat kue atau makanan kesukaannya
bersama-sama.
Sementara punishment, berikan
yang mendidik. Seperti, anak harus menghapal salah satu surah pendek di Juz
Ammah. Bisa pula diminta membantu ibu mencuci piring atau menyapu lantai atau
pekerjaan rumah tangga lainnya. Hal ini tentu anak tidak merasa sedang dihukum,
disamping anak jadi terbiasa dengan pekerjaan rumah tangga. Namun orangtua
harus ingat, saat meminta anak untuk melaksanakan
hukumannya bukan dengan cara memerintah. Misalnya, “Sepertinya cuci piring
setelah makan ini, tugas kamu deh” Kebiasaaan ini akan membuat anak mengerti,
setiap anak membuat kesalahan dia akan melakukan hukumannya tanpa diminta.
Reward dan punishment ini dapat
digunakan untuk memberikan anak tanggung
jawab & perannya dalam rumah. Bahkan
orangtua dapat sekaligus mengajarkan etika, bagaimana menerima reward
dan punishment terrsebut. Disamping bagaimana etika terhadap orang yang lebbih
tua, maupun yang lebih muda darinya.
Apabila anak terbiasa dengan
reward & punishment yang ditetapkan orangtua, dengan baik. Maka dengan berjalannya waktu anak tidak akan merasa
itu sebagai reward maupun punishment, tapi melaksanakan tanggungjawabnya dan ikut
mengambil peran sebagai bagian dari keluarga. Dengan begitu, orangtua tidak
perlu memberikan apresiasi yang berlebihan. Namun dapat membelikan sesuatu yang
sudah lama diinginkan atau dibutuhkan anak, pada saat-saat tertentu.
Jadi punishment juga tidak selalu
memberikan hukuman, tapi dapat diarahkan
menjadi suatu tanggungjawab yang harus ditunaikan, akibat dari yang
dilakukannya. Dengan sendirinya reward
yang diberikan cukup dengan ucapan “Terima kasih telah membantu ibu melakukan
hal itu.”
# SatuHariSatuKaryaIIDN
Mbak Ningsiiih, saya juga menerapkan punish and reward untuk anak saya hehehe, kadang waktu kena punish malah ketawa haduh gemessnya hihi. Semoga kelak dia bisa mengerti artinya hukuman yaa Mbak. Salaamm
BalasHapusYa begutlah anak2 Mba Dira. Sama aja...hehehe
HapusBeuuuuh cakeep Bun. Saya juga udah mulai menerapkan reward and punishment ke anak. Cara ini memang cukup efektif ya mengajak anak melakukan kebaikan.
BalasHapusIya Mba, apalagi klo dibiasain dr kecil...hasilnya keren pasti. Makaaih udah mampir ya Mba
Hapusbetul bu, anak-anak butuh banget dididik dengan reward and punishment. karena menurut saya cukup efektif juga
BalasHapusSetuju Mba, biar anak2 paham sama norma2 yg berlaku & disiplin yg baik. Nuhun ya udah mampir
Hapus