Blue Mosque & Hagia Sophia |
Lelah yang mendera setelah mengunjungi Istana Topkapi, Istiklal Street, Taqsim Square dan dilanjut menelusuri Selat Bosphorus. Ditutup dengan makan malam bersama dan check in hotel, istirahat dulu kita.
Setelah istirahat semalam di hotel Marriott Courtyard
Istambul, kamarnya cukup besar dan nyaman
untuk melepas penat seharian. Setelah bersih-bersih langsung melayang dialam mimpi, alhamdulillah
tenaga sudah kembali pulih dan siap melanjutkan
ke destinasi wisata berikutnya. Diawali dengan mengisi perut di pagi hari daaan
semua sumringah cerah, secerah DC yang digunakan. Kaos Orange! Terima kasih Ibu
Kentjana syantik, kita jadi ikut syantik dengan kaosnya.
Di pelatan Hagia Sophia |
Tau ngga gaiis….aku gemas melihat
peserta terkecil kita. Dia juga pakai kaos yang sama dan menggunakan manset
tangan warna hitam, karena kaosnya berlengan pendek. Lucuuuuu banget sih Aida.
Dia juga bikin aku kaget dan merasa bersalah. Jadi saat mau membantunya turun dari bus, aku
mengulurkan tangan dan bilang: “Come on
baby” dan spontan dia menarik tangannya
dan bilang:
“I am not baby!” dengan mimik
cemberut……..hahaha, aku cepat meralat. “Ok, pretty girl”
Dia kembali mengulurkan tangan
meraih tanganku dan tersenyum, lalu
melompat turun….iiiih…lucu bingiiit deh kamu.
Itu bukan kejadian terakhir, saat
kita akan turun dari kamar dengan menggunakan lift. Aku kira semua sudah naik,
Aida naik bersama Opungnya. “Ok, udah semua kan?” aku siap akan melepas tombol
close pintu lift. Naaah….si Pretty girl
nyaut sambil menatapku, “Not yet, wait my Mom”
Lihat gayanya si cantik Aida |
Pecahlah tawa penumpang yang ada lift.
Waduuuh…..Aida, kamu tuh pinter dan gemesin bingit!.
Sambil menunggu berangkat, lobby hotel dipenuhi lautan baju orange dan
heboh berfoto ria dengan berbagai gaya. Ada satu foto yang jadi favoritku, mau tau kah?...... Foto si cantik Aida dengan
Mominya dengan baju seragam dan mimik yang lucu. Kompakan gitu dengan sang
mama, nanti aku posting fotonya ya.
Akhirnya woro-woro dari Pak Andre
agar ebo-ebo naik ke bus dan jangan lupa memeriksa barang bawaan
masing-masing, apakah sudah naik kebagasi bus. Yuuk…mari berangkat!
Lobby hotel menjadi orange |
HIPPODROME SQUARE
Perjalanan pertama
hari ini akan menuju ke Hippodrome, yang merupakan Arena Balap Kuda pada
era bizantium. Lokasinya di depan Blue
Mosque atau Masjid biru. Perjalanan dari
hotel ke hippodrome hanya memakan waktu kurang dari satu jam. Kita turun ngga jauh dari lokasi dan melewati
pertokoan, café dan rumah gaya Turky. Aku suka melihat bangunan rumah ala
turkey, menurut aku bentuknya seperti
korek api kalau dilihat dari kejauhan dan berjajar rapih, dengan warna-warna
cerah.
Monumen Hoppodrome |
Naaah….saat menuju ke hippodrome
kita melewati jajaran rumah dengan warna
cat mencolok, ada yang sama dengan warna DC kita, ada juga biru,
kuning dan merah..hehehe…. Ngga mau kehilangan momen, ebo-ebo langsung
berswafoto dengan background rumah tersebut, matching deh sama baju kita, walau
fotonya harus ati-ati karena di jalan kecil dan bus atau mobil berlalu lalang.
Jajaran rumah minimalis aneka warna |
Mungkin kita hanya berjalan kaki 500
meter dari tempat turun bus ke
hippodrome. Terhampar taman dengan
rumput hijau yang diatasnya bertabur bunga aneka warna, juga berdiri
Monumen Hippodrome dengan tinggi sekitar 117 meter dan panjang 480
meter. Kita coba mengabadikan monument tersebut, tapi sayang kita tidak ke lokasi air mancur Jerman yang merupakan
pintu masuk ke Hippodrome. Obyek lainnya yang terdapat di Hippodrome Square sekarang, seperti Obelisk Mesir, Serpent/Spiral Column dan
Konstantin II Obelisk
Taman dan halaman Hippodrome yg berabur bunga |
Menurut sejarah, Hippodrome Square dibangun pada awal abad ke-2
oleh Septimius Severus untuk tempat hiburan publik. Hippodrome berlokasi di alun-alun Masjid Biru dan sangat strategis. Hippodrome pada zaman Bizantium
digunakan sebagai tempat
orang berkumpul dan berlangsung
selama-berabad-abad. Tempat tersebut menjadi
saksi berbagai peristiwa, seperti perkelahian gladiator, balap kuda dan tempat terjadinya peristiwa berdarah. Pada jaman Kesultanan Utsmaniyah yang berhasil menaklukan Konstantinopel, Hippodrome Square masih digunakan seperti itu.
Menurut cerita
Qinan yang berhasil aku tangkap, Hippodrome Square atau alun-alun
Hippodrome dulu merupakan sebuah area yang menjadi pusat kegiatan
olahraga dan dapat menampung peserta sebanyak
delapan kereta kuda berkompetisi di lintasan balapnya. Satu tim terdiri dari dua
kereta kuda, selain itu alun-alun
tersebut digunakan untuk kegiatan sosial Konstantinopel, yang merupakan ibu kota Kekaisaran Bizantium
di masa tersebut.
BLUE MOSQUE
Persis di depan monumen
Hippodrome kita masuk, dengan melewati
tembok berwarna hitam yang ngga bisa dibilang pintu. Hanya tembok tanpa
pagar. Ternyata kita telah memasuki
halaman Masjid Biru atau Blue Mosque yang teduh, dengan rindangnya pepohonan
dan terdapat kursi panjang. Kita maju sedikit terdapat toilet dan berjajar tempat
wudhu masjid. Aku dan ebo-ebo ngga mau menyia-nyiakan waktu untuk salat di
masjid tersebut. Apalagi masih dalam waktu duha, kapan lagi bisa salat di sana.
Bisa buat cerita ke anak cucu kalau eyangnya
pernah salat di Masjid Biru,,,hehehe
Pelataran dalam Blue Mosque dgn latar belakang menara |
Bagian dalam Masjid Biru |
Untuk masuk ke dalam masjid kita
diarahkan masuk disebelah kiri dari
tempat aku masuk tadi. Dipintu masuk tersebut
disediakan plastik untuk menyimpan alas kaki. Aku langsung mengambil
tempat untuk mulai salat Lailatul masjid dan dilanjut dengan duha. Karpet
berwarna merah yang menutup lantai masjid begitu lembut menyapa telapak kaki
pengunjungnya. Menurut kisah, karpet yang digunakan adalah karpet yang terbuat
dari benang sutra yang berasal dari
tempat pemintalan sutera terbaik di turkey. Sementara lampu-lampu minyak yang terbuat dari kristal
merupakan produk impor, ikut mempercantik
ruang dalam masjid.
Selesai salat, aku, Bu Niek dan
Tante Lies berkeliling masjid yang dibangun antara tahun 1609 dan
1616 atas perintah Sultan Ahmed I. Tetiba dipanggil Bu Subagyo yang minta ditemani berfoto di
dalam Masjid hehehe…….terima kasih Bu
Bagyo. Akhirnya diberi nama Masjid Ahmed
I, dan setelah wafat beliau di dimakamkan
di halaman masjid. Masjid ini terletak di kawasan tertua kota terbesar di
turkey, yaitu Istambul. Pada jaman itu lokasi masjid merupakan pusat
Konstantinopel, yaitu ibu kota Kekaisaran Bizantium.
Jaraknya juga tidak terlalu jauh dengan
Istana Topkapı, tempat kediaman para Sultan Utsmaniyah. Masjid ini
juga dekat dengan Situs Hippodrome dan hanya beda satu blok dengan
Musium Hagia Sophia, atau tepatnya berhadapan dengan museum tersebut.
Lalu dari mana nama Masjid Biru
itu di dapat? Anda akan mendapatkan jawabannya setelah masuk ke dalam. Karena seluruh interior dalam masjid ini, dihiasi dengan 20.000 keping keramik berwarna biru.
Keramik tersebut, bukan sembarang keramik tapi
keramik yang diambil dari tempat
kerajinan keramik terbaik di daerah Iznik. Yang merupakan daerah penghasil keramik nomor wahid dan terkenal di Turky.
Kubah masjidnya |
Sedefhar Mehmet Aga merupakan arsitek
andal yang diberi mandat untuk membangun
masjid ini. Struktur dasar bangunan ini
hampir berbentuk kubus, berukuran 53 X 51 meter. Kiblat Masjid
Biru diarahkan menghadap langsung ke Makkah, dengan
mihrab yang terbuat dari marmer yang
dipahat dengan hiasan stalaktit dan panel incritive dobel di atasnya. Tembok
disekitarnya dipenuhi dengan keramik. Masjid ini didesain, walau dalam kondisi penuh jamaah, semua makmum dapat melihat dan mendengar Imam.
Kalau kita menghadap ke depan,
maka di dinding sebelah kanan terlihat beberapa arti ayat suci Al quran.
Seperti Surat An Nur, Al Araaf, Ar Rad tapi aku kurang mengerti maksud gambar
yang terdapat tulisan-tulisan arab tersebut. Karena didinding di depannya
terdapat gambar seperti roda.
Masjid Biru yang elok ini, memiliki 6 menara dengan diameter kubahnya sebesar 23,5 meter dan
tinggi kubah 43 meter, dan kolom beton berdiameter 5 meter. Masjid ini adalah
satu dari dua buah masjid di Turki yang mempunyai enam menara dan yang satu lagi berada di Adana.
Mimbar & Mihrab Blue Mosque |
Masjid ini menyimpan barang-barang
dan hadiah berharga, seperti Al Quran bertuliskan tangan. Keramik yang
menghiasi dindingnya bermotifkan daun,
tulip, mawar, anggur, bunga delima atau motif-motif geometris. Kita akan merasa
sejuk berada di dalamnya, karena terdapat 260 jendela di dalam masjid ini.
Menurut cerita masjid biru ini
saat dibangun, Sultan Ahmed I meminta
dibuatkan 4 menara yang terbuat dari emas. Sayangnya sang arsitek, salah dengar.
Karena kata emas dan
enam dalam bahasa Turki hanya
beda tipis. Kata “altin” yang berarti emas dalam bahasa
turkey, didengar sang arsitek “alti” yang berarti 6. Namun Alhamdulillah Sultan terpukau dengan
enam menara yang unik tersebut.
Konon kabarnya 6 menara tersebut,
jumlahnya sama dengan
menara di Masjidil Haram Makkah saat itu. Hal tersebut mengakibatkan Sultan Ahmed I mendapat
kritikan tajam, sehingga untuk meredam kritikan tersebut beliau menyumbangkan biaya untuk pembuatan
menara ketujuh di Masjidil Haram.
Berbagai gaya Ebo-ebo di dalam Masjid Biru |
Blue Mosque atau Masjid Biru,
hingga saat ini masih berfungsi sebagai
tempat ibadah. Hal tersebut sesuai
dengan tujuan Sultan Ahmed I pada saat membangunnya, dan dapat menampung hingga 10 ribu Jemaah.
Puas berkeliling di ruang dalam
masjid ini, dan jeprat-jepret juga tak
dilewatkan ebo-ebo untuk mengabadikan arsitektur unik masjid
yang bernuansa biru. Waktu yang
diberikan sudah berakhir, kita harus
sudah bergeser ke tempat lainnya yaitu Hagia Sophia. Suara
Qinan sudah memanggil untuk berkumpul kembali.
Pintu Depan Masjid Biru |
Ada aturan bagi yang akan berkunjung ke masjid biru, para wisatawan
diminta berpakaian sopan saat memasuki area
masjid. Bagi perempuan sebaiknya menggunakan pakaian tertutup dan berkerudung,
ada penjaga yang selalu mengingatkan di
depan pintu masuk. Bagi pengunjung muslim dapat
melakukan salat sunah, setelah masuk ke dalam masjid.
HAGIA SOPHIA/ AYA SOFYA
Setelah keluar dari Blue Mosque,
kita masih sempat foto bersama ditangga
pintu masjid. Halaman depan masjid yang
teduh, setelah semua ebo-ebo
berkumpul kita mulai bergerak
menuju Hagia Sophia yang lokasinya di depan Masjid Biru. Dijalan
raya disebelah kiri terdapat
halte bus umum, seperti bus way kalau di Jakarta. Bus-bus besar bertulisan
“Istambul” yang wara-wiri menurunkan dan
menaikan penumpang, tapi aku ngga tau berapa ongkos naik bus tersebut.
Aku gabung dengan ebo-ebo kembali dan diberikan alat bantu dengar, tapi sayang
alat tersebut ngga berfungsi dengan baik. Tapi kita, tepatnya aku ngga tau untuk apa
alat tersebut…hehehe
Saat mengantri untuk masuk di
area Hagia Sophia, berbaur
dengan pengunjung lainnya. Disebelah
tempat aku mengantri, banyak pengunjung yang membeli tiket masuk
melalui mesin, seperti mesin ATM gitu. Aku
sempet ngintip dilayar yang ditampilkan,
harga tiketnya 35 lira per orang.
Hasil jepretan sambil antri masuk, Hagia Sophia digunakan untuk Gereja selama 915 th & Masjid 482 tahun |
Setelah masuk kita kumpul
mendengarkan penjelasan Qinan, persis di
depan pintu masuk Hagia Sophia. Di
tempat itu terdapat reruntuhan batu
marmer yang menurut Qinan, itu bekas reruntuhan pagar dari Hagia Sophia. Ada yang tau apa arti Hagia Sophia?
…… Baiklah, aku kasih tau aja ya, arti dari Hagia Sophia adalah
“Kebijaksanaan Suci” yang merupakan landmark
kota Istanbul selain Blue Mosque.
Busway ala Turky |
Walau Hagia Sophia wujudnya terlihat seperti masjid, tetapi
bangunan tersebut justru pertama kali difungsikan sebagai bangunan katedral Ortodoks
dan tempat kedudukan Patriark Ekumenis Konstantinopel. Bangunan megah yang
didirikan pada tahun 537 M ini, sangat bersejarah bagi umat manusia khususnya bagi umat Kristen dan Islam
tersebut. Pada tanggal1 Februari 1935 oleh Republik Turki di
tetapkan sebagai museum, dan dibuka
untuk umum dengan jam operasional
bagi pengunjung pada
jam 9-19.00 malam (kata tulisan dipapan
pemberitahuan diatas loket
penjualan tiket…hehehe).
Briefing Qinan dipintu sebelum masuk ke Hagia Sophia |
Struktur bangunan Hagia Sophia
yang sekarang, merupakan hasil kerja dari arsitek bernama Isidoros dan
Anthemios. Kaisar yang berkuasa saat itu meminta menggunakan bahan-bahan terbaik, yang bisa ditemukan dari
kota-kota sekitar untuk membangun hagia sophia. Beberapa pilar yang ada diambil
langsung dari Mesir dan kini memiliki 104 pilar. Bangunan ini digunakan sebagai
gereja selama hampir seribu tahun, tepatnya 916 tahun. Pada tahun 1453 M,
Konstantinopel ditaklukkan oleh Utsmani di bawah kepemimpinan Sultan Mehmed II,
yang kemudian memerintahkan mengubah gereja utama Kristen Ortodoks menjadi masjid
dan digunakan sebagai masjid selama 482 tahun.
Saat digunakan sebagai masjid berbagai
lambang Kristen seperti lonceng, gambar dan mosaik yang menggambarkan Yesus,
Maria, orang-orang suci Kristen, dan para malaikat ditutup dengan plester dan
dekorasi bertulisan ayat-ayat Al Quran. Berbagai atribut Keislaman seperti
mihrab, mimbar dan gentong air dari marmer untuk berwudhu.
Disamping itu ada empat menara dibangun saat difungsikan sebagai masjid yang mengelilingi hagia Sophia, semakin menambah kesan megah dari situs
peninggalan di Kota Istanbul itu.
Bagian dalam dg 2 lambang agama |
Konon katanya Hagia Sophia saat
itu dihiasi dengan emas, bertahtakan permata pada dinding gerejanya, ratusan
lukisan mozaik dan hasil karya seni lainnya menambah indah bangunan tersebut. Gereja berlantai tiga ini dibuat oleh Kaisar Justinian hanya dalam
waktu 6 tahun, tidak satupun bangunan
yang dapat menyaingi luas dan tinggi kubahnya di abad 16 sampai Blue Mosque dibangun.
Saat melangkah masuk ke Hagia Sophia,
suatu simbol dua agama berdampingan terlihat jelas dari pintu masuk. Karena dulunya sempat digunakan
menjadi bangunan gereja ortodoks, Katolik, dan Islam, beberapa simbol dari
masing-masing kepercayaan pun banyak bertebaran di dalam bangunan Hagia Sophia.
Yang menarik perhatian aku, di depan terpampang tulisan Allah SWT dan
Muhammad SAW yang mengapit gambar Bunda Maria tengah memangku Yesus. Pemandangan itu menggoncang kalbuku, betapa begitu kental dalam
memakna toleransi beragama di masa itu.
Kubah dgn jendelanya & pintu masuk |
Kekaguman lain saat
melihat kubah raksasa yang menjadi atap dari bangunan, tampak benderang
oleh cahaya matahari yang masuk melalui jendela yang mengelilingi dasar kubah.
Ditambah dengan penerangan lampu gantung di tengah kubah, menambah ke kagumanku. Aku berjalan kearah kiri dan terdapat sebuah
gentong dari marmer yang berfungsi sebagai tempat wudhu. Keindahan
arsitekturnya luar biasa, saat aku ke
sana bangunan ini sedang dalam perbaikan.
Coba menengadah ke atas, dilangit-langitnya terlihat lukisan dari
potongan mozaik yang merupakan ilustrasi
gambar nabi Isa, Bunda Maria dan malaikat bersayap. Dari jutaan kepingan mozaik
yang terbentuk berbagai gambar, dapat dibayangkan, kesulitan dalam menyusun bentuk dan warnanya, agar
menjadi gambar yang utuh. Menurut
aku ini adalah peninggalan sejarah yang sangat mengagumkan, di masa itu
sudah menghasilkan karya yang sedemikian indah dan bertahan selama ribuan tahun.
Sayang aku tidak sampai naik ke lantai dua, menurut cerita disana terdapat sebuah galeri yang menyimpan banyak foto,
gambar dan lukisan simbol-simbol agama Kristen. Ada juga
lukisan Kaisar Constantine dan istrinya yang mengapit Bunda Maria.
Setelah puas mengexplor bagunan
unik Hagia Sophia, kita dapat melepas
lelah sambil mengisi perut atau sekedar melepas dahaga di
café-café yang terletak
diluar bangunan megah ini. Di
situ terdapat juga toko souvenir yang
kita butuhkan.
Ebo-ebo tau ngga sih, kalau di belakang Hagia Sophia terdapat bangunan
makam atau mausoleum? Rasanya Qinan ngga menginformasikan hal itu ya, atau aku yang ngga dengar. Jadi menurut informasi
di belakang bangunan Hagia Sophia
merupakan makam para Sultan beserta keluarganya, misal
Sultan Murad III, Sultan Mehmet III, Sultan Selim dan lainnya.
Museum unik ini, mungkin hanya satu-satunya di dunia
kita dapat melihat lambang dua agama
dipajang sejajar. Pada tahun 2014, Hagia Sophia atau Aya Sophia merupakan
museum kedua di Turki yang paling banyak dikunjungi. Berdasarkan data
yang dikeluarkan oleh Kementerian Budaya dan Pariwisata Turki, museum ini
dikunjungi oleh 3,3 juta pelancong
per tahunnya. Ckckckck….
Museum Hagia Sophia pada tahun 1985, ditetapkan sebagai World
Heritage Site oleh UNESCO karena peradaban sejarahnya, keunikan
arsiteturnya dan situs ini telah berusia
ribuan tahun.
Jadi saran aku, kalau Anda ke Turki jangan pernah melewatkan untuk berkunjung ke Museum Hagia Sophia, Blue Mosque dan
Museum Topkapi yang menyimpan barang-barang peninggal para Nabi. Lokasinya tidak terlalu jauh dan destinasi
wisata tersebut berdekatan.
Time for lunch, dan katanya kita
akan makan di resto korea yang lokasinya tidak jauh dari Hagia Sophia. Kita cukup berjalan kaki, sambil cuci
mata took-toko souvenir yang berjajar
disepanjang perjalanan kita menuju resto. Tapi tau ngga? Ternyata itu resto,
lokasinya lumayan jauh dan ada ebo-ebo yang mulai mengeluh karena jauh. Maklum
perut udah kroncongan minta diisi…..hahahaha….
Terbayarlah jalan kaki ke resto
ini, karena menunya cukup familiar dengan lidah kita. Selesai makan, sambil menunggu bus yang
menjemput ada yang sibuk berfoto ria.
Ada juga yang borong souvenir di toko seberang.
Petualangan ngebolang hari ini
akan ditutup dengan perjalanan panjang menuju Canakkale.
Untuk mengisi waktu ya tidur lah, tapi kok sayang karena pemandangan sepajang jalan begitu sayang buat dilewatkan. Untuk mengisi waktu, lahirlah penyanyi-penyanyi dadakan yang lumayan sih. Apalagi Ebo Ella & Ebo Intan mengontrak khusus penyanyi dari Poso, dengan lagu favoritnya….apa ya?
"Pak Kapten minta dowit jo ngana" ..hahaha.
Aku & biduan dadakan dr Poso |
Untuk mengisi waktu ya tidur lah, tapi kok sayang karena pemandangan sepajang jalan begitu sayang buat dilewatkan. Untuk mengisi waktu, lahirlah penyanyi-penyanyi dadakan yang lumayan sih. Apalagi Ebo Ella & Ebo Intan mengontrak khusus penyanyi dari Poso, dengan lagu favoritnya….apa ya?
"Pak Kapten minta dowit jo ngana" ..hahaha.
Evelyn bergerak, maka mulut terus bagoyang |
Ternyata bukan hanya menyanyi badanpun ikut bagoyang, begitu juga dengan mulut….mengunyah tanpa henti karena makanan tak berhenti beredar. Evelyn rajin menservice penumpang yang tak bosan menggoyang mulut...hihihi...
Terima kasih Evelyn.
Kita masuk ke provinsi Canakkale sudah menjelang malam dan langsung menuju Hotel Iris, yang lokasinya dilingkungan perumahan atau vila-vila gitu. Makan malam di hotel dan lanjut istirahat.
Lingkungan hotel tersebut begitu tenang, layaknya sebuah komplek perumahan. Cocok buar istirahat & yang mengejutkan, ada beberapa anjing liar yang berkeliaran tapi ngga mengganggu, Bahkan jinak, jadi seneng deh lihatnya.
Nantikan kisah petualangan di
hari ke tiga, menuju Ancient City of Troy dan Pergamon Acropolis.
Baca tulisan ini jadi berasa jalan-jalan. Oiya, lucu dan gemesin banget dedeknya
BalasHapusAlhamdulillah, berarti pesertanya bertambah dung Mba. Iya lucu banget & pintar. Klo udah ngomong nyerocos aja..hehhe
HapusAsyiknya, Bun, jalan-jalan ke Turki. Lihat interior gedungnya indah dan mewah, ya...
BalasHapusiya Mba, tp jalan2 kali ini ada rasa beda. Menguatkan iman & kecintaan terhadap Rosulullah, melihat peninggalan para Nabiullah & perjalanan peradaban islam bisa sampai saat ini.
HapusSangat mewah, ada yg menggunakan permata di masjid biru. Thanks sdh mampir
Masya Allah cantik ya Bun interior masjidnya. Jadi pengen ke sana. Btw, negara yang blm pernah dikunjungi mana nih Bun? Kayanya banyak yg udah, hehe
BalasHapussangat cantik...sepertinya waj8b deh kesana😀
HapusAlhamdulillah belom banyak Mba..hihihi
Jadi ngga sabar pengen jalan-jalan ke Turki. Tempatnya keren-keren banget.
BalasHapusKudu Mba ke sana, keren2 wisatanya. Peradaban dunia yg sayang klo dilewatkan.
HapusWa aku makin mupeng sama Turki, Bun, mantul semua destinasi wisatanya yaaa
BalasHapuskudu disambangi Mba, sangat mantul. S3jarah Beradaban agama islam & kristen yg hidup penuh toleransi beribu th lalu.
HapusAstaga, akutu kepingin liburan ke sana juga baca artikel ini. Aida, anak kecil yang nggak mau dianggap masih bayi. Oke girls...
BalasHapusayo diangendain mba, nyesel.klo ga kesana. iya, smbil.marah gitu lagi ngomongnya..😀😀
HapusJadi ngiler nih liburan ke Turky, lihat foto-foto dan baca ceritanya mbak makin ngiler nih hihihh...
BalasHapusHayooo...nabung Mba, in shaa Allah bisa sampai kesana suatu hari nanti
HapusSeru jalan2 ke Turki nya ya mba. Melihat peradaban Islam dari dekat ya. Pas ke musium Topkapi ada rasa mrinding ga mba?
BalasHapusSangat senang, bahkan luar biasa. Bukan hanya merinding, tapi mata berembun Mba. Apalagi di musium tersebut, terus dilantunkan ayat2 suci Al Quran secara live. Masya Allah
HapusSeru jalan-jalannya. Jadi pingin. Itu interiornya bagus-bagus ya Mba? Keren pisan euy.
BalasHapusSangat seru, karena pesertanya 98% ibu2 dengan usia min 50-80 th, tapi memiliki semangat yang tinggi. Sangat luar biasa bagus untuk masa itu dan sekarang.
HapusWah, bunda jalan-jalan nih. Masjid birunya cantiiik banget, kapan ya bisa ke Turki? Hehehe
BalasHapusIya nih Mba, keinginan 2 th lalu akhirnya tercapai. Sangat cantik & luar biasa. In shaa Allah diijabah Allah Mba
HapusMasya Allah, salah satu impian saya ini. Apalagi liat Hagia Sofia, tambah rindu. Smoga bisa terwujud.
BalasHapusSemoga impiannya terwujud ya Mba & Allah ijabah doa2nya.
HapusWih salah satu tempat impian ini. Baca ini makin kebayang indahnya blie mosque dan araitektur di dalamnya....semoga suatu saat dimampukan kesana. Tq sharingnya mb
BalasHapus@ th lalu saya bermimpi bisa ke sana, alhamdulillah kesampaian. Semoga Mba juga bisa sampai disana nanti ya. Sangat indah dan luar biasa. Terima kasih sudah mampir Mba
HapusBlue Mosque, Haghia Sophia, aaa~ cantik amat sih.. berasa jalan-jalan aku baca postingan ini, Mbak. Ditunggu cerita Turki yang lain...
BalasHapuswow!
BalasHapusMakin ngiler ini mau berkunjung ke Turki. Tahu lebih jauh tentang museum Haghia Sophia ini di bukunya Hanum Salsabila, 99 Cahaya di Atas Langit Eropa kalau tak salah. Keren mbak, sudah datang ke sana.
Impian banget nih bisa jalan-jalan ke Turki dan mengunjungi temlat2 seperti yang Mbak dan rombongan datangi di atas.
BalasHapusMaaf typo maksud saya *Tempat-tempat
HapusJadi pengen segera ke Turki. Huhuhu, tulisan ini membuatku segera melongok tabungan, semoga cukup buat jalan-jalan ke sana.
BalasHapusHuwaaaa, impianku sejak dulu
BalasHapus