Kamis, 19 Desember 2019

DESTINASI WISATA TURKY HARI KEDUA HIPPODROME SQUARE, BLUE MOSQUE DAN HAGIA SOPHIA ISTAMBUL


Blue Mosque & Hagia Sophia

Lelah yang mendera setelah mengunjungi  Istana Topkapi, Istiklal Street, Taqsim Square dan dilanjut menelusuri Selat Bosphorus.  Ditutup dengan makan malam bersama dan check in hotel, istirahat dulu kita.

Setelah  istirahat semalam di hotel Marriott Courtyard Istambul, kamarnya cukup besar dan nyaman  untuk melepas penat seharian. Setelah bersih-bersih  langsung melayang dialam mimpi, alhamdulillah tenaga sudah kembali pulih dan siap  melanjutkan ke destinasi wisata berikutnya. Diawali dengan mengisi perut di pagi hari daaan semua sumringah cerah, secerah DC yang digunakan. Kaos Orange! Terima kasih Ibu Kentjana syantik, kita jadi ikut syantik dengan kaosnya.

Di pelatan Hagia Sophia
Tau ngga gaiis….aku gemas melihat peserta terkecil kita. Dia juga pakai kaos yang sama dan menggunakan manset tangan warna hitam, karena kaosnya berlengan pendek. Lucuuuuu banget sih Aida. Dia juga bikin aku kaget dan merasa bersalah. Jadi saat  mau membantunya turun dari bus, aku mengulurkan tangan dan bilang: “Come  on baby”  dan spontan dia menarik tangannya dan bilang:

“I am not baby!” dengan mimik cemberut……..hahaha, aku cepat meralat. “Ok, pretty girl”

Dia kembali mengulurkan tangan meraih tanganku  dan tersenyum, lalu melompat turun….iiiih…lucu bingiiit deh kamu.  Itu bukan kejadian  terakhir, saat kita akan turun dari kamar dengan menggunakan lift. Aku kira semua sudah naik, Aida naik bersama Opungnya. “Ok, udah semua kan?” aku siap akan melepas tombol close pintu lift. Naaah….si Pretty girl  nyaut sambil menatapku, “Not yet, wait my Mom”

Lihat gayanya si cantik Aida
Pecahlah  tawa penumpang yang ada  lift.  Waduuuh…..Aida, kamu tuh pinter dan  gemesin bingit!.
Sambil menunggu berangkat,  lobby hotel dipenuhi lautan baju orange dan heboh berfoto ria dengan berbagai gaya. Ada satu foto yang jadi favoritku,  mau tau kah?...... Foto si cantik Aida dengan Mominya dengan baju seragam dan mimik yang lucu. Kompakan gitu dengan sang mama, nanti aku posting fotonya ya.  Akhirnya woro-woro dari Pak Andre  agar ebo-ebo naik ke bus dan jangan lupa memeriksa barang bawaan masing-masing, apakah sudah naik kebagasi bus. Yuuk…mari berangkat!

Lobby hotel  menjadi  orange















HIPPODROME SQUARE

Perjalanan  pertama  hari ini akan menuju ke Hippodrome, yang merupakan Arena Balap Kuda pada era bizantium. Lokasinya di depan  Blue Mosque atau Masjid biru.  Perjalanan dari hotel ke hippodrome hanya memakan waktu kurang dari satu jam.  Kita turun ngga jauh dari lokasi dan melewati pertokoan, café dan rumah gaya Turky. Aku suka melihat bangunan rumah ala turkey, menurut aku bentuknya  seperti korek api kalau dilihat dari kejauhan dan berjajar rapih, dengan warna-warna cerah.

Monumen Hoppodrome
Naaah….saat menuju ke hippodrome kita melewati  jajaran rumah dengan warna cat mencolok,   ada yang sama dengan warna DC kita, ada juga biru, kuning dan merah..hehehe…. Ngga mau kehilangan momen, ebo-ebo langsung berswafoto dengan background rumah tersebut, matching deh sama baju kita, walau fotonya harus ati-ati karena di jalan kecil dan   bus atau mobil berlalu lalang. 

Jajaran rumah minimalis aneka warna
Mungkin kita hanya berjalan kaki 500 meter  dari tempat turun bus ke hippodrome. Terhampar  taman dengan rumput hijau yang diatasnya bertabur bunga aneka warna, juga  berdiri  Monumen Hippodrome dengan tinggi sekitar 117 meter dan panjang 480 meter. Kita coba mengabadikan monument tersebut, tapi sayang kita tidak  ke lokasi air mancur Jerman yang merupakan pintu masuk ke Hippodrome. Obyek lainnya yang terdapat di  Hippodrome Square sekarang, seperti  Obelisk Mesir, Serpent/Spiral Column dan Konstantin II Obelisk


Taman dan halaman Hippodrome yg berabur bunga
Menurut sejarah,  Hippodrome Square dibangun pada awal abad ke-2 oleh Septimius Severus untuk tempat  hiburan publik.   Hippodrome berlokasi  di alun-alun Masjid Biru  dan sangat strategis.  Hippodrome pada zaman Bizantium digunakan  sebagai  tempat  orang berkumpul  dan berlangsung selama-berabad-abad. Tempat tersebut  menjadi saksi berbagai peristiwa, seperti perkelahian gladiator,  balap kuda dan tempat terjadinya  peristiwa berdarah. Pada jaman   Kesultanan Utsmaniyah yang berhasil   menaklukan  Konstantinopel,  Hippodrome Square  masih digunakan seperti itu.

Menurut  cerita  Qinan yang berhasil aku tangkap, Hippodrome Square atau alun-alun Hippodrome dulu merupakan  sebuah area yang menjadi pusat kegiatan olahraga dan dapat menampung  peserta sebanyak delapan kereta kuda berkompetisi di lintasan balapnya.  Satu tim terdiri dari dua kereta kuda, selain itu alun-alun  tersebut digunakan untuk kegiatan  sosial Konstantinopel,  yang merupakan ibu kota Kekaisaran Bizantium di masa tersebut.  

BLUE MOSQUE
 
Blue Mosque dg 6 menaranya (foto: Republika)

Persis di depan monumen Hippodrome kita masuk, dengan melewati  tembok berwarna hitam yang ngga bisa dibilang pintu. Hanya tembok tanpa pagar.  Ternyata kita telah memasuki halaman Masjid Biru atau Blue Mosque yang teduh, dengan rindangnya pepohonan dan terdapat kursi panjang. Kita maju sedikit terdapat toilet dan berjajar tempat wudhu masjid.  Aku dan ebo-ebo  ngga mau menyia-nyiakan waktu untuk salat di masjid tersebut. Apalagi masih dalam waktu duha, kapan lagi bisa salat di sana. Bisa buat cerita ke anak cucu kalau eyangnya  pernah salat di Masjid Biru,,,hehehe 
Pelataran dalam Blue Mosque dgn latar belakang menara

Setelah selesai wudhu kita mulai melangkah memasuki  komplek masjid. Aku takjub melangkah ke halaman atau teras  dalam masjid,  terlihat menara masjid yang mirip dengan pinsil diraut. Langsing-langsing  seperti akyu…hihihi…GR.   Ada  6 buah  menara yang dimiliki  Blue Mosque, aku mencoba berfoto dihalaman tersebut dengan latar belakang menara yang megah.

Bagian dalam Masjid Biru
Untuk masuk ke dalam masjid kita diarahkan  masuk disebelah kiri dari tempat aku masuk tadi. Dipintu masuk tersebut  disediakan plastik untuk menyimpan alas kaki. Aku langsung mengambil tempat untuk mulai salat Lailatul masjid dan dilanjut dengan duha. Karpet berwarna merah yang menutup lantai masjid begitu lembut menyapa telapak kaki pengunjungnya. Menurut kisah, karpet yang digunakan adalah karpet yang terbuat dari benang sutra yang  berasal dari tempat pemintalan sutera terbaik di turkey. Sementara  lampu-lampu minyak yang terbuat dari kristal merupakan produk impor, ikut mempercantik  ruang dalam masjid.  

Selesai salat, aku, Bu Niek dan Tante  Lies berkeliling  masjid yang dibangun antara tahun 1609 dan 1616 atas perintah Sultan Ahmed I.  Tetiba dipanggil  Bu Subagyo yang minta ditemani berfoto di dalam Masjid hehehe…….terima kasih  Bu Bagyo.  Akhirnya diberi nama Masjid Ahmed I, dan setelah wafat beliau di  dimakamkan di halaman masjid. Masjid ini terletak di kawasan tertua kota terbesar di turkey, yaitu   Istambul. Pada  jaman itu lokasi masjid merupakan pusat Konstantinopel, yaitu ibu kota Kekaisaran  Bizantium.  
 
Salah satu dindingnya 
Jaraknya juga tidak terlalu jauh dengan Istana Topkapı, tempat kediaman para Sultan Utsmaniyah.  Masjid ini  juga dekat dengan Situs Hippodrome dan hanya beda satu blok dengan Musium Hagia Sophia, atau tepatnya berhadapan dengan museum tersebut.   
 
Design dalam masjid dg nuansa biru
Lalu dari mana nama Masjid Biru itu di dapat?  Anda akan mendapatkan  jawabannya setelah   masuk ke dalam. Karena  seluruh interior dalam masjid ini, dihiasi  dengan 20.000 keping keramik berwarna biru. Keramik tersebut, bukan sembarang keramik tapi  keramik  yang diambil dari tempat kerajinan keramik terbaik di daerah Iznik. Yang merupakan daerah  penghasil  keramik nomor wahid dan terkenal di  Turky. 

Kubah masjidnya
Sedefhar Mehmet Aga merupakan arsitek andal yang  diberi mandat untuk membangun masjid ini.  Struktur dasar bangunan ini hampir berbentuk kubus, berukuran 53 X 51 meter.  Kiblat  Masjid Biru  diarahkan menghadap langsung ke Makkah, dengan mihrab yang terbuat dari marmer  yang dipahat dengan hiasan stalaktit dan panel incritive dobel di atasnya. Tembok disekitarnya dipenuhi dengan keramik. Masjid ini didesain, walau  dalam kondisi  penuh jamaah, semua makmum  dapat melihat dan mendengar Imam. 

Kalau kita menghadap ke depan, maka di dinding sebelah kanan terlihat beberapa arti ayat suci Al quran. Seperti Surat An Nur, Al Araaf, Ar Rad tapi aku kurang mengerti maksud gambar yang terdapat tulisan-tulisan arab tersebut. Karena didinding di depannya terdapat gambar seperti  roda.
Masjid Biru yang elok  ini, memiliki 6 menara dengan  diameter kubahnya sebesar 23,5 meter dan tinggi kubah 43 meter, dan kolom beton berdiameter 5 meter. Masjid ini adalah satu dari dua buah masjid di Turki yang mempunyai enam menara dan  yang satu lagi berada di Adana.
Mimbar & Mihrab Blue Mosque

Masjid ini menyimpan barang-barang dan hadiah berharga, seperti Al Quran bertuliskan tangan. Keramik yang menghiasi dindingnya  bermotifkan daun, tulip, mawar, anggur, bunga delima atau motif-motif geometris. Kita akan merasa sejuk berada di dalamnya, karena terdapat 260 jendela di dalam masjid ini. 

Menurut cerita masjid biru ini saat dibangun, Sultan Ahmed I  meminta dibuatkan 4 menara yang terbuat dari emas. Sayangnya sang arsitek,  salah dengar.  Karena  kata emas  dan  enam dalam bahasa Turki hanya  beda tipis.  Kata  “altin” yang berarti emas dalam bahasa turkey, didengar sang arsitek “alti” yang berarti  6.  Namun Alhamdulillah Sultan terpukau dengan enam menara yang unik tersebut.

Konon kabarnya 6 menara tersebut,    jumlahnya  sama dengan  menara  di  Masjidil Haram  Makkah saat itu. Hal tersebut  mengakibatkan Sultan Ahmed I mendapat kritikan tajam, sehingga untuk meredam kritikan tersebut  beliau menyumbangkan biaya untuk pembuatan menara ketujuh di Masjidil Haram.
                                                        
Berbagai  gaya Ebo-ebo di dalam Masjid Biru
                                        
Blue Mosque atau Masjid Biru, hingga saat ini  masih berfungsi sebagai tempat ibadah.  Hal tersebut sesuai dengan tujuan Sultan Ahmed I pada saat membangunnya,  dan dapat  menampung hingga 10 ribu Jemaah.

Puas berkeliling di ruang dalam masjid ini,  dan jeprat-jepret juga tak dilewatkan ebo-ebo untuk mengabadikan arsitektur unik  masjid  yang bernuansa biru. Waktu  yang diberikan  sudah berakhir,  kita harus  sudah  bergeser  ke tempat lainnya yaitu Hagia Sophia. Suara Qinan sudah memanggil untuk berkumpul kembali.

Pintu Depan Masjid Biru





Ada aturan bagi yang akan  berkunjung ke masjid biru, para wisatawan diminta  berpakaian sopan saat memasuki area  masjid. Bagi perempuan sebaiknya  menggunakan pakaian tertutup dan berkerudung, ada penjaga yang selalu  mengingatkan di depan pintu masuk. Bagi pengunjung  muslim  dapat  melakukan salat sunah, setelah masuk ke dalam masjid.  







HAGIA SOPHIA/ AYA SOFYA 
 
Aku  dg background Hagia Sophia
Setelah keluar dari Blue Mosque, kita masih sempat foto bersama ditangga  pintu masjid. Halaman depan masjid yang  teduh, setelah semua ebo-ebo  berkumpul kita mulai bergerak  menuju Hagia Sophia yang lokasinya  di depan Masjid Biru.  Dijalan  raya  disebelah kiri terdapat halte bus umum, seperti bus way kalau di Jakarta. Bus-bus besar bertulisan “Istambul” yang  wara-wiri menurunkan dan menaikan penumpang, tapi  aku ngga  tau berapa ongkos naik bus tersebut.  

Aku gabung dengan  ebo-ebo kembali dan   diberikan alat bantu dengar, tapi sayang alat tersebut ngga berfungsi dengan baik.  Tapi kita, tepatnya aku ngga tau untuk apa alat tersebut…hehehe

Saat mengantri untuk masuk di area  Hagia Sophia,  berbaur  dengan pengunjung lainnya.  Disebelah tempat aku  mengantri,  banyak pengunjung yang membeli tiket masuk melalui mesin, seperti  mesin ATM gitu. Aku sempet  ngintip  dilayar yang  ditampilkan,    harga tiketnya 35 lira per orang.  
 
Hasil jepretan sambil antri masuk, Hagia Sophia digunakan untuk Gereja selama 915 th & Masjid 482 tahun

Setelah masuk kita kumpul mendengarkan penjelasan Qinan,  persis di depan pintu masuk  Hagia Sophia. Di tempat  itu terdapat reruntuhan batu marmer yang menurut  Qinan, itu  bekas reruntuhan pagar dari  Hagia Sophia. Ada yang tau apa arti  Hagia Sophia?  ……  Baiklah, aku  kasih tau aja ya, arti dari Hagia Sophia adalah “Kebijaksanaan Suci”  yang merupakan landmark kota Istanbul selain Blue Mosque. 
Busway ala Turky

Walau Hagia Sophia  wujudnya terlihat seperti masjid, tetapi bangunan tersebut  justru pertama kali difungsikan sebagai bangunan katedral Ortodoks dan tempat kedudukan Patriark Ekumenis Konstantinopel. Bangunan megah yang didirikan  pada tahun 537 M ini,  sangat bersejarah bagi umat manusia  khususnya bagi umat Kristen dan Islam tersebut.  Pada  tanggal1 Februari 1935 oleh Republik Turki di tetapkan  sebagai museum,  dan dibuka  untuk umum  dengan jam operasional bagi pengunjung  pada  jam 9-19.00 malam (kata tulisan dipapan  pemberitahuan diatas   loket penjualan tiket…hehehe).



Briefing Qinan dipintu sebelum masuk ke Hagia Sophia

Struktur bangunan Hagia Sophia yang sekarang, merupakan hasil kerja dari arsitek bernama Isidoros dan Anthemios.  Kaisar  yang berkuasa saat itu meminta menggunakan  bahan-bahan terbaik, yang bisa ditemukan dari kota-kota sekitar untuk membangun hagia sophia. Beberapa pilar yang ada  diambil langsung dari Mesir dan kini memiliki 104 pilar. Bangunan ini digunakan sebagai gereja selama hampir seribu tahun, tepatnya 916 tahun. Pada tahun 1453 M, Konstantinopel ditaklukkan oleh Utsmani di bawah kepemimpinan Sultan Mehmed II, yang kemudian memerintahkan mengubah gereja utama Kristen Ortodoks menjadi masjid dan  digunakan sebagai masjid  selama 482 tahun.  

Saat digunakan sebagai masjid berbagai lambang Kristen seperti lonceng, gambar dan mosaik yang menggambarkan Yesus, Maria, orang-orang suci Kristen, dan para malaikat ditutup dengan plester dan dekorasi bertulisan ayat-ayat Al Quran. Berbagai atribut Keislaman seperti mihrab, mimbar dan  gentong air dari marmer untuk berwudhu. Disamping itu ada empat menara  dibangun  saat difungsikan sebagai masjid  yang mengelilingi  hagia Sophia,  semakin menambah kesan megah dari situs peninggalan di Kota Istanbul itu.    
Bagian dalam dg 2 lambang agama 

Konon katanya Hagia Sophia saat itu dihiasi dengan emas, bertahtakan permata pada dinding gerejanya, ratusan lukisan mozaik dan hasil karya seni lainnya menambah indah bangunan tersebut. Gereja  berlantai tiga  ini dibuat oleh Kaisar Justinian hanya dalam waktu 6 tahun,  tidak satupun bangunan yang dapat menyaingi luas dan tinggi kubahnya di abad 16 sampai Blue Mosque dibangun. 
Ebo-ebo dg latar belakang lambang 2 agama

Saat melangkah masuk ke Hagia Sophia, suatu simbol dua agama berdampingan terlihat jelas dari  pintu masuk. Karena dulunya sempat digunakan menjadi bangunan gereja ortodoks, Katolik, dan Islam, beberapa simbol dari masing-masing kepercayaan pun banyak bertebaran di dalam bangunan Hagia Sophia. Yang menarik  perhatian aku, di depan terpampang tulisan Allah SWT dan Muhammad SAW yang  mengapit gambar Bunda Maria tengah memangku Yesus.  Pemandangan itu menggoncang  kalbuku, betapa begitu  kental  dalam memakna toleransi beragama di masa itu.

Kubah dgn jendelanya & pintu masuk
Kekaguman  lain saat  melihat kubah raksasa yang menjadi atap dari bangunan, tampak benderang oleh cahaya matahari yang masuk melalui jendela yang mengelilingi dasar kubah. Ditambah dengan penerangan lampu gantung di tengah kubah, menambah ke kagumanku.  Aku berjalan kearah kiri dan terdapat sebuah gentong dari marmer yang berfungsi sebagai tempat wudhu. Keindahan arsitekturnya luar biasa, saat  aku ke sana   bangunan  ini sedang dalam perbaikan. 

Coba menengadah ke atas,  dilangit-langitnya terlihat lukisan dari potongan mozaik  yang merupakan ilustrasi gambar nabi Isa, Bunda Maria dan malaikat bersayap. Dari jutaan kepingan mozaik yang terbentuk berbagai gambar, dapat dibayangkan,  kesulitan dalam menyusun bentuk dan warnanya,  agar  menjadi gambar yang utuh.  Menurut aku ini adalah peninggalan sejarah yang sangat mengagumkan,  di masa itu  sudah menghasilkan karya yang sedemikian indah  dan bertahan selama ribuan tahun. 
Mengabadikan diri di depan lambang 2 agama

Sayang  aku tidak sampai naik ke lantai  dua, menurut cerita  disana terdapat  sebuah galeri yang menyimpan  banyak foto,  gambar  dan   lukisan simbol-simbol agama Kristen. Ada juga lukisan Kaisar Constantine dan istrinya yang mengapit Bunda Maria.

Setelah puas mengexplor bagunan unik Hagia Sophia, kita  dapat melepas lelah  sambil   mengisi perut atau sekedar melepas dahaga di  café-café   yang terletak  diluar bangunan megah ini.  Di situ terdapat  juga toko souvenir yang kita butuhkan.  

Ebo-ebo tau ngga sih, kalau  di belakang Hagia Sophia terdapat bangunan makam atau mausoleum? Rasanya Qinan ngga menginformasikan hal itu ya, atau  aku yang ngga dengar. Jadi menurut informasi di belakang  bangunan Hagia Sophia merupakan   makam para Sultan beserta keluarganya, misal Sultan Murad III, Sultan Mehmet III, Sultan Selim  dan lainnya. 
Gentong marmer yg digunakan untuk wudhu

Museum  unik ini, mungkin hanya satu-satunya di dunia kita dapat  melihat lambang dua agama dipajang sejajar. Pada tahun 2014, Hagia Sophia atau Aya Sophia  merupakan  museum kedua di Turki yang paling banyak dikunjungi. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Budaya dan Pariwisata Turki,  museum ini  dikunjungi oleh  3,3 juta  pelancong  per tahunnya. Ckckckck….

Museum Hagia Sophia  pada tahun 1985, ditetapkan sebagai World Heritage Site  oleh UNESCO karena  peradaban sejarahnya, keunikan arsiteturnya  dan situs ini telah berusia ribuan tahun. 

Jadi saran aku,  kalau Anda ke Turki  jangan pernah melewatkan untuk berkunjung  ke Museum Hagia Sophia, Blue Mosque dan Museum Topkapi yang menyimpan barang-barang peninggal para Nabi.  Lokasinya tidak terlalu jauh dan destinasi wisata tersebut berdekatan.
Menunggu jemputan di depan resto Korea

Time for lunch, dan katanya kita akan makan di resto korea yang lokasinya tidak jauh dari Hagia Sophia.  Kita cukup berjalan kaki, sambil cuci mata  took-toko souvenir yang berjajar disepanjang perjalanan kita menuju resto. Tapi tau ngga? Ternyata itu resto, lokasinya lumayan jauh dan ada ebo-ebo yang mulai mengeluh karena jauh. Maklum perut udah  kroncongan minta diisi…..hahahaha….

Terbayarlah jalan kaki ke resto ini, karena menunya cukup familiar dengan lidah kita.  Selesai makan, sambil menunggu bus yang menjemput  ada yang sibuk berfoto ria. Ada juga yang borong souvenir di toko seberang.

Petualangan ngebolang hari ini akan ditutup dengan perjalanan panjang menuju Canakkale.

 Aku & biduan dadakan dr Poso




Untuk mengisi waktu ya tidur lah, tapi kok sayang karena pemandangan sepajang jalan begitu sayang buat dilewatkan. Untuk mengisi waktu, lahirlah penyanyi-penyanyi dadakan yang lumayan sih.  Apalagi  Ebo Ella & Ebo Intan mengontrak khusus penyanyi dari Poso, dengan lagu favoritnya….apa ya? 

 "Pak Kapten minta dowit jo ngana"  ..hahaha.









Evelyn bergerak, maka mulut terus bagoyang






Ternyata bukan hanya menyanyi  badanpun ikut bagoyang, begitu juga dengan mulut….mengunyah tanpa henti karena makanan tak berhenti beredar. Evelyn  rajin menservice penumpang yang tak bosan menggoyang mulut...hihihi...
Terima kasih Evelyn.

Kita masuk ke provinsi Canakkale sudah menjelang malam dan langsung menuju Hotel Iris, yang lokasinya dilingkungan perumahan atau vila-vila gitu.  Makan malam di hotel dan lanjut istirahat.
Lingkungan hotel tersebut begitu tenang, layaknya sebuah komplek perumahan. Cocok buar istirahat & yang mengejutkan, ada beberapa anjing liar yang berkeliaran tapi ngga mengganggu, Bahkan jinak, jadi seneng deh lihatnya.


Nantikan kisah petualangan di hari ke tiga, menuju Ancient City of Troy dan Pergamon Acropolis.

30 komentar:

  1. Baca tulisan ini jadi berasa jalan-jalan. Oiya, lucu dan gemesin banget dedeknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, berarti pesertanya bertambah dung Mba. Iya lucu banget & pintar. Klo udah ngomong nyerocos aja..hehhe

      Hapus
  2. Asyiknya, Bun, jalan-jalan ke Turki. Lihat interior gedungnya indah dan mewah, ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya Mba, tp jalan2 kali ini ada rasa beda. Menguatkan iman & kecintaan terhadap Rosulullah, melihat peninggalan para Nabiullah & perjalanan peradaban islam bisa sampai saat ini.
      Sangat mewah, ada yg menggunakan permata di masjid biru. Thanks sdh mampir

      Hapus
  3. Masya Allah cantik ya Bun interior masjidnya. Jadi pengen ke sana. Btw, negara yang blm pernah dikunjungi mana nih Bun? Kayanya banyak yg udah, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. sangat cantik...sepertinya waj8b deh kesana😀
      Alhamdulillah belom banyak Mba..hihihi

      Hapus
  4. Jadi ngga sabar pengen jalan-jalan ke Turki. Tempatnya keren-keren banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kudu Mba ke sana, keren2 wisatanya. Peradaban dunia yg sayang klo dilewatkan.

      Hapus
  5. Wa aku makin mupeng sama Turki, Bun, mantul semua destinasi wisatanya yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. kudu disambangi Mba, sangat mantul. S3jarah Beradaban agama islam & kristen yg hidup penuh toleransi beribu th lalu.

      Hapus
  6. Astaga, akutu kepingin liburan ke sana juga baca artikel ini. Aida, anak kecil yang nggak mau dianggap masih bayi. Oke girls...

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayo diangendain mba, nyesel.klo ga kesana. iya, smbil.marah gitu lagi ngomongnya..😀😀

      Hapus
  7. Jadi ngiler nih liburan ke Turky, lihat foto-foto dan baca ceritanya mbak makin ngiler nih hihihh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayooo...nabung Mba, in shaa Allah bisa sampai kesana suatu hari nanti

      Hapus
  8. Seru jalan2 ke Turki nya ya mba. Melihat peradaban Islam dari dekat ya. Pas ke musium Topkapi ada rasa mrinding ga mba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sangat senang, bahkan luar biasa. Bukan hanya merinding, tapi mata berembun Mba. Apalagi di musium tersebut, terus dilantunkan ayat2 suci Al Quran secara live. Masya Allah

      Hapus
  9. Seru jalan-jalannya. Jadi pingin. Itu interiornya bagus-bagus ya Mba? Keren pisan euy.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sangat seru, karena pesertanya 98% ibu2 dengan usia min 50-80 th, tapi memiliki semangat yang tinggi. Sangat luar biasa bagus untuk masa itu dan sekarang.

      Hapus
  10. Wah, bunda jalan-jalan nih. Masjid birunya cantiiik banget, kapan ya bisa ke Turki? Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih Mba, keinginan 2 th lalu akhirnya tercapai. Sangat cantik & luar biasa. In shaa Allah diijabah Allah Mba

      Hapus
  11. Masya Allah, salah satu impian saya ini. Apalagi liat Hagia Sofia, tambah rindu. Smoga bisa terwujud.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga impiannya terwujud ya Mba & Allah ijabah doa2nya.

      Hapus
  12. Wih salah satu tempat impian ini. Baca ini makin kebayang indahnya blie mosque dan araitektur di dalamnya....semoga suatu saat dimampukan kesana. Tq sharingnya mb

    BalasHapus
    Balasan
    1. @ th lalu saya bermimpi bisa ke sana, alhamdulillah kesampaian. Semoga Mba juga bisa sampai disana nanti ya. Sangat indah dan luar biasa. Terima kasih sudah mampir Mba

      Hapus
  13. Blue Mosque, Haghia Sophia, aaa~ cantik amat sih.. berasa jalan-jalan aku baca postingan ini, Mbak. Ditunggu cerita Turki yang lain...

    BalasHapus
  14. wow!
    Makin ngiler ini mau berkunjung ke Turki. Tahu lebih jauh tentang museum Haghia Sophia ini di bukunya Hanum Salsabila, 99 Cahaya di Atas Langit Eropa kalau tak salah. Keren mbak, sudah datang ke sana.

    BalasHapus
  15. Impian banget nih bisa jalan-jalan ke Turki dan mengunjungi temlat2 seperti yang Mbak dan rombongan datangi di atas.

    BalasHapus
  16. Jadi pengen segera ke Turki. Huhuhu, tulisan ini membuatku segera melongok tabungan, semoga cukup buat jalan-jalan ke sana.

    BalasHapus