Senin, 04 Februari 2019

BERWASIATLAH




Smart Ladies…

Pernah dengarkan kata-kata “Uang itu ngga kenal  saudara” yang artinya kalau  berurusan dengan masalah uang,  saudarapun bisa  saling bermusuhan. Tidak sedikit  antar saudara  terpecah belah karena masalah uang atau harta waris.  Pada saudara, ada  yang bersifat tamak atau serakah kalau berbicara masalah uang atau harta waris. Bahkan ada pula anak yang mengugat orangtuanya, dengan pokok masalah uang atau harta.  Betul ngga?   


Bertolak dari masalah uang atau harta waris, aku mendapat   curhatan  dari beberapa orang tentang masalah tersebut.  Ada  anak yang mau menguasi harta orangtua dan ada pula keluarga lain  yang mau ikut menguasi harta warisan kakak/adik atau keluarga lainnya. Setiap mendengar curhatan masalah tersebut, aku hanya bisa menahan napas  panjang, karena  dalam  keluargaku pun mengalami hal yang sama. 

Kadang   aku sendiri tidak  mengerti,  kenapa   orang   percaya   curhat  masalahnya   padaku.  Apakah karena aku dianggap bisa memberikan solusi, atau  bersedia memasang telinga untuk mendengarkan tanpa protes. Atau  menganggap  curhatannya  pasti aman ditanganku.  Entah lah, tapi  aku pernah bertanya  kepada  salah seorang  yang curhat. Dan jawabannya membuat aku, tersenyum sambal mengernyitkan alis. Katanya aku bisa memberi solusi, karena pandangan dan pengalamannya banyak. Alhamdulillah, andai itu jawabannya semua…hehehe

Tetiba   hp berbunyi nada dering WA masuk dari seorang teman lama  yang  tidak bertemu, tapi  keep contac via hp.  Terbaca  dilayar  hp, dia bercerita  kesal dengan  sang  kakak yang  meributkan  warisan.  Padahal  sang ibu  dalam kondisi sakit, sehingga  sering membuatnya anfal karena memikirkan hal ini. 

“Apa salah, kalau  sertifikat rumah orangtua aku yang simpan?” tanyanya

“Mamamu tau ngga kalau kamu yang menyimpannya?” jawabku

“Ini mama yang memberikan, agar aku simpan. Karena kakak membongkar lemari mama, mencari sertifikat rumah.”

“Oh…ya gapapa kalau memang mamamu yang menyuruhnya. Tapi kalau boleh  saran,  sebaiknya focus mengurus mamamu dulu”

Teman ini hanya dua bersaudara  menurutnya,  sang kakak seringkali meminjam uang ke mama dan tidak pernah dikembalikan. Entah ada masalah apa, sekarang  meminta sertifikat rumah orangtuanya.
Di lain waktu seorang tetangga  mengeluh tentang anak-anaknya,  yang sudah meributkan warisan di saat bapaknya sedang terbaring sakit.  Memang keluarga tersebut, menurut penuturannya memiliki  harga yang tidak sedikit. Hanya mungkin waktunya yang belum tepat saja untuk membicarakan hal tersebut. Namun menurut aku,  apapun harus dibicarakan sebelum masalah jadi berlarut-larut dan tambah runyam. 

Ada  pula yang telah tiada kedua orangtuanya dan anak-anaknya sudah berumah tangga  semua. Tapi rumah peninggalan orangtua di tempati oleh dua anak yang lain, daaan  si adik yang tingal di pavilion di usir sang kakak. Rumah akhirnya dibeli oleh si kakak tapi dia memberi harga  sesuka hatinya. Beruntung anak yang lain tidak ada yang mau ribut, semua diterima dengan ikhlas. Namun yang membuat keluarga tersebut sedih, si kakak pembeli rumah memutuskan tali silaturahmi dengan saudara lainnya.

Ada satu lagi yang agak aneh dan perlu aku cuitkan juga di sini, saat orangtua mereka meninggal. Ada 4 anak yang masih sekolah SMP & SMA. Disamping ada kakaknya yang membantu biaya pendidikan, juga masih ada uang pensiun bapak. Tapiiiii katanya kakak tertua yang menguasai uang pensiun dan barang-barang rumah tangga, diangkut ke rumahnya.  Aku geleng-geleng mendengar curhatan ini, karena ternyata uang pensiun bapaknya  digunakan kakaknya. 

Smart Ladies

Rasanya ngga akan selesai kalau semua curhatan ditulis semuanya di sini. Sebaiknya kita coba memberikan solusi agar hal tersebut tidak terjadi dikeluarga kita,  paling tidak dapat meminimalisir  kondisi yang terjadi.  

Langkah Solusi

Sebagai orangtua, sebaiknya  terbuka  dengan anak  tentang  apa yang orangtua miliki. Lakukan sejak anak mulai  menginjak SMA. Saya melakukan itu sejak anak-anak SMP. Awalnya  ngobrol santai, menceritakan tentang rumah yang kita tempati dan bagaimana cara mendapatkan rumah tersebut. Jadi  ini rumah kita bersama dan harus dirawat bersama-sama juga. Ada beberapa langkah yang  perlu dilakukan orangtua:

1.  Bicarakan  dengan anak-anak tentang  harta yang orangtua miliki, yang sekira perlu anak mengetahui. Andai orang tua menyiapkan sesuatu bagi anak-anaknya, beritahu dengan alasan yang mudah dicernak.  Hal ini  perlu dilakukan, agar tidak terjadi perebutan harta warisan dikemudian hari.

2.  Ilmu agama sangat perlu ditanamkan, tapi  seringkali  tidak menjadi jaminan anak mengerti pembagiannya. Apalagi  kalau istri atau suami anak ikut campur.

3.    Bagi orang tua yang mampu, biasanya telah  menyiapkan rumah bagi anak-anaknya dan sebaiknya dengan harga yang sama, agar  adil.  Ada baiknya  katakan   hal itu sejak awal kepada anak-anak.

4.    Andai Anda tidak melakukan pemberitahuan kepada anak-anak sejak awal, “berwasiatlah.”  Hal ini sangat penting, karena kita tidak pernah mengetahui kapan kita dipanggil Allah. Hal itu penting untuk  mencegah terjadi perang saudara.  Buat lah wasiat sejak  Anda memang sudah menyiapkan hak anak-anak. Tidak perlu berwasiat dengan menggunakan seorang notaris, cukup buat surat yang Anda tandatangani untuk istri dan anak-anak. Tapi jangan lupa bicarakan dengan pasangan, agar sama-sama mengetahui,  kan kita ngga mengetahu siapa yang akan pergi lebih dahulu.

Berkaca dari pengalaman,  di keluarga saya juga tidak luput dari masalah harta warisan. Memang tidak banyak yang ditinggalkan orang tua,  kita pun tidak pernah meributkan sampai ibu bercerita diakhir kepergiannya. Bahwa  sebuah rumahnya telah dijual salah satu kakakku, tanpa ijin ibu dan diakui sebagai rumahnya.  Sementara rumah yang ditempatinya, ternyata juga telah diambil alih suami dari adikku tanpa sepengetahuan ibu. Alhamdulillah, anak yang lain menerima semua itu tanpa ribut. Yaa..sudah, memang bukan rejeki.  Ibu senang mendengar jawaban anak-anaknya yang tidak mempermasalahkan soal warisan tersebut.

Aku dan suami sejak mempunyai anak, memang sudah berniat  memberikan si  kakak dan Ade rumah. Walau sebenarnya belum mengetahui dari mana uang untuk membelinya. Kita kan boleh bermimpi, aku percaya Allah akan membantu mewujudkan niat tersebut.  Ternyata rumah untuk si kakak aku beli dari uang  asuransi beasiswanya. Saat cair, alhamdulillah aku masih mampu membiayai kuliahnya sampai selesai dan uang asuransinya kubelikan rumah KPR.  Kekurangannya  biayanya aku cicil selama 3 tahun dan begitu pula dengan si Ade.

Saat mereka  SMP, aku sudah mengatakan niat tersebut dan mohon doa mereka agar dapat terwujud. Saat rumah buat si kakak terbeli. Aku beritahukan  dan akan aku berikan saat mereka  telah menikah. Aku tunjukan sertifikat rumah tersebut dan silakan dibalik nama setelah kalian mampu. Aku selalu  berpesan jangan sampai ribut masalah harta, tapi  bagi rata dan jangan ikut sertakan pasangan kalian bila membicarakan hak waris.

Alhamdulillah   si kakak  sudah dapat membeli rumah sendiri  sebelum menikah, yang enak Emaknya. Tiap tahun dapat uang kontrak rumahnya yang aku belikan....hehehe.  Si Ade itu kiblatnya adalah kakaknya, dia ngga mau kalah sama kakaknya.  Sekarang lagi menabung buat ambil rumah juga…hehe

Bukan bermaksud mau show up, tapi belajar dari pengalaman sangat perlu untuk memperbaiki  langkah kita. Ngga ada salahnya kan, apalagi kalau hal itu memang baik.  Kita perlu merencana  semuanya dan berusaha untuk mencapainya, tapi andai tidak semua bisa terwujud. In shaa Allah bisa dilanjutkan oleh anak-anak. Jadi jangan lupa  “Berwasiat lah” Semoga bermanfaat dan bisa diambil hikmahnya.



31 komentar:

  1. kalo ngomongin wasiat aku sedih bun, heu. tapi emang penting sih ya, apalagi kalo anaknya banyak, bisa jadi rebutan. Untung aku hanya berdua dan cewe semua, mungkin tinggal bagi rata hehe~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang sedih tp akan levih sedih klo ga diurus. Anak sedikit juga ga jaminan aman, tergantung dr sifat anak maaing-masing.

      Hapus
  2. Ini yang sering terlupa sebagai manusia. Walau ada juga yang merasa tabu seakan umur tinggal besok, tapi bagus juga masukannya Bun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di masyarakat kita, kadang perasaan ga enak. Tabu, ga baik acapkali muncul. Padahal rasa tersebut dpt memicu keluarga terpecah belah. Lebih baik mencegah dr pada ribut antar anak dikemudian hari kan Mba.

      Hapus
  3. Kisahnya bagus, Bund. Memang demikian lah yg terjadi di masyarakat kita. Gegara warisan, hubungan persaudaraan rusak.
    Alhamdulillah, di keluarga besar Kami tidak terjadi. Eyang saya dari kedua belah pihak sudah berwasiat sebelum mereka wafat. Ibu Bapak saya dan saudara mereka sudah mendapatkan bagian masing2. Insya Allah tidak ada keributan. Teladan ini tinggal saya teruskan bersama adik2. Naudzubillah, jangan sampai Kami memiliki watak rakus .
    Btw, biasanya sih yg menguasai warisan itu butuh uang untuk menutup utang yg besar, juga untuk memenuhi tuntutan gaya hidup. Duh, sayang sekali. Padahal persaudaraan itu lebih mahal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salut saya dg orangtua Mba yg sudah menyadari untuk berwasiat.
      Betul Mba, seperti itulah manusia rakus memaknai harta. Menyedihkan

      Hapus
  4. Di sini pun pernah ada Mbak kejadian serupa, dimana anak bungsu yang dipercaya untuk merawat ortunya yang sudah sepuh mengambil sertifikat rumah orang tua secara diam2 malam hari bersama suaminya dan pergi dari rumah itu, belakangan baru ketahuan saudara2nya jika sertifikat telah digadaikan saat ada yang menagih. Eeeh jadi ndongeng saya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naah...hal.sepwrti itu yg membuat sedih, maka berwasiat itu perlu. Agar ga.terjadi hal seperti.itu ya Mba.

      Hapus
  5. Kebanyakan dari kita memang tidak terbiasa dengan wasiat ya Bun, padahal kegunaannya sangat besar. Semoga aja di keluarga kita ngggak sampe kejadian keluarga jadi pecah gara-gara harta. Amin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang tak biasa tp harus dibiasakan ya Mba. Karena walau saudara kita ga tau sifat keserakahannya. Jadi untuk menjaga kerukunan keluarga yg mau ga mau. Suka ga suka kita harus berwasiat

      Hapus
  6. MasyaAllah ... Aku juga ingin seperti itu, Bun. Mampu memberikan rumah untuk anak-anak kelak. Nggak tahu darimana uangnya tapi semoga nanti dibukakan jalan. Masalah warisan memang seringkali menjadi gerbang retaknya hubungan keluarga. Sedih ya. Tapi semoga itu semua nggak terjadi lagi ya, Bun. Semua sama-sama menyadari bahwa yang kita punya toh cuma titipan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin yra. Semoga diijabah Mba.
      Betul Mba, tp sayangnya ga semua orang menganggap harta itu titipan Mba. Maka ada keserakahan..

      Hapus
  7. Masya Allah semoga saya nanti juga dimampukan seperti Mbak Srie ya...mendidik anak sampai rukun nanti dan tidak ribut masalah harta dengan saudara.
    Wasiat memang penting ya Mbak..Ini di keluarga suami sudah mulai ribut masalah harta padahal Ibunya masih ada. Hiks! Sayangnya beberapa kali saya ingatkan Beliau tetap enggan berwasiat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin yra. In shaa Allah diijabah Mba. Tolong diingatkan terus Mba & bila perlu diberikan cerita kejadian2 Mba. Itu untuk kerukunan antar keluarga, saat beliau sdh tidak ada. Semoga beliau berkenan berwasiat ya Mba Dian.

      Hapus
  8. Keluarga besar alm. papaku sempat pecah karena warisan. Bersyukur setelah no papa dan selurih saudanya meninggal, kami generasi anak cucu bisa rukun. Semoga nanti aku dimampukan mendidik anak menjadi bijaksana. Dan mampu berwasiat agar kesedihan seperti yang papa alami nggak sempat terjadi. Amiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah & tentunya generasi berikutnya ga mau hal.itu terulang ya mba. In shaa Allah mampu Mba, demi untuk kebaikan.

      Hapus
  9. Saya juga punya pengalaman tidak menyenangkan terkait warisan. Itulah kalau ngomongin warisan, saya suka sedih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga tidak terjadi pada generasi berikutnya ya Mba. Tentu dimulai dr Mba sendiri.

      Hapus
  10. Masalah prninggalan hrta ortu mmg riskan yaa. Tp klu dibicarakan dgn bauk saling adem hati tdk mnumbulkn konflik kluarga. Peran ortu sangat pnting mngingat ortu yg wajin dan berhak untuk mmbicarakan dgn anak2nya
    Smg kita smua dijauhkn dr hal2 yg negatif krn urusan dunia. Aamiin..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin yra. Betul Mba, dr orangtua lah keluarga itu mau dibawa kemana. Semoga generasi berikutnya bisa dijauhkan dr sifat2 tamak ya Mba

      Hapus
  11. Urusan warisan memang banyak bikin masalah. Inti dari semua adalah, keserakahan. Padahal.dalam.Islam sudah diatur yenyang pembagian waris, tapi banyak yang tidak mau mengikuti.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mba, makanya saya bilang iman ga mempan kalau sudah kena penyakit tamak. Untuk mencegahnya, selain aturan agama juga perlu campur tangan orangtua.

      Hapus
  12. Bener Bun, apalagi jika sudah ada campur tangan pasangan dari si kakak atau si adek, hehe. Sering berbeda dengan tujuan awal orang tua. Padahal sejatinya waris itu kan harta kerja kerasnya orang tua.
    Tapi begitulah ... urusan duniawi selalu menyilaukan, hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, makanya anak2 diberitahu sebwlum mereka punya pasangan. Baik langsung bicarakan atau dg berwasiat

      Hapus
  13. Alhamdulillah, ibu saya sudah wanti wanti dari kami usia sekolah, kalo soal warisan ga boleh diributkan karena hartanya emang seuprit. Alhamdulillah kami semua dapat memiliki rumah sendiri. Semoga saya juga bisa memberikan rumah yang layak buat anak anak kelak, aamiin. Terimakasih sharingnya bunda.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Klo sejak awal diberitahu tentu enak pada akhirnya ya Mba. Aamiin yra, sama2.

      Hapus
  14. Akupun sering menjumpainya. Bahkan ada yang sampai bermusuhan. Hanya bisa berdoa semoga keluarga saya tidak demikian. Dan Allah menjaga kami dari harta yang bukan bagian kami. Amiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin yra. Untuk itu perlu berwasiat kan Mba, paling ga untuk keluarga kecilnya.

      Hapus
  15. Warisan hasil penjualan rumah yg dibagi ke anak², tuh kalo dipikir ibarat uang panas. Kalo engga bijak, bisa lenyap tak berbekas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sangat betul. Bukan hanya rumah tp warisan dlm bentuk.apapun klo tidak bijak penggunannya malah akan menjadi mudarat Mba.

      Hapus
  16. Numpang promo ya Admin^^
    ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat
    ayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
    add Whatshapp : +85515373217 || ditunggu ya^^

    BalasHapus