Kamis, 18 Agustus 2016

KADO TERINDAH DI 71 TAHUN KEMERDEKAAN RI




Setiap orang  dalam memperingati hari lahirnya akan membuat yang terbaik bersama  keluarga dan teman-teman.  Mulai  dari menyusun menu sampai tema, bahkan  dress code yang akan digunakan para undangan. Pokoknya dibuat seseru mungkin, biar berkesan tentunya.

Ga beda jauh  dengan peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia tahun ini, dibuat semeriah dan sehikmat mungkin. Bukan hanya bagi para pejabat, tapi gaungnya sampai menetes ke  seluruh rakyat Indonesia  di seantero negeri. Mulai dengan pelaksanaan  upacara bendera di instansi-instansi pemerintah, sekolah-sekolah dan  di kantor-kantor  lainnya. Berbagai lomba diadakan sejak dua minggu sebelum tiba waktu perayaannya.

Bukan hanya anak-anak yang  menanti  untuk ikut ambil bagian dalam lomba yang diadakan dilingkungan tempat tinggal, maupun  di kantor-kantor, tapi orang dewasa juga tak mau ketinggalan. Di beberapa  obyek wisata sengaja mengadakan aneka lomba dan menggelar pesta rakyat, semua hanya semata-mata ingin ikut bahagia di hari bersejarah bagi bangsa ini. Dalam lomba ini bukan hadiah yang mereka incar, tapi keseruan, kebersamaan dan keceriaan dalam perayaan  hari lahirnya Negara tercinta Indonesia.

                                         Tim sepak bola kampung dengan kostumnya..


Saya setiap tanggal 17 Agustus saat menyaksikan upacara detik-detik  proklamasi di istana Negara, selalu terbayang beberapa puluh tahun yang lalu. Setiap tujuh belas agustus, saya bersama kakak-kakak pagi-pagi telah mandi dan akan digiring ibu ke istana  untuk menyaksikan upacara detik-detik proklamasi diistana, utamanya masyarakat ingin mendengarkan pidato presiden Soekarno. Masyarakat pada masa itu, dapat menyaksikan langsung  di rumput yang terletak diseberang istana.  Terus terang mungkin saya belum mengerti akan kegiatan tersebut, tapi kenangan itu ga pernah lengkang  oleh waktu dibenak saya. 
 
Saat  SMP saya dapat ikut ambil bagian pada perayaan 17 agustus di istana, karena selalu terpilih menjadi peserta AUBADE. Dulu istilahnya begitu, saya sampai saat ini ga pernah ngerti artinya. Kata guru saya, itu menyanyi lagu-lagu perjuangan di istana. Sekarang dikatakan paduan suara pelajar. Latihan diadakan di Taman Ismail Marjuki, Cikini setiap pulang sekolah sampai tiba untuk tampil di istana.

Ada kenakalan-kenakalan kecil anak ingusan dikegiatan ini yang kami lakukan. Pada saat pelaksanaan, seluruh pelajar peserta aubade ini berdiri tanpa tenda, pokoknya ya dijemur gitu lah.  Sementara untuk anak-anak SMA mereka bertugas sebagai petugas kesehatan atau PMR (palang merah remaja). Kalau anak-anak cewek biasa lirik-liriklah kalau ada petugas PMR seorang cowok yang “ganteng,” mereka itu kan keliling mengecek barangkali ada yang sakit. Saya menunggu si ganteng lewat deket dengan saya daaaaan…….saya pura-pura pusing dan edannya seakan mau pisang dengan menjatuhkan diri ke si ganteng itu….hahahaha….terus ya gitulah, pasti udah pada bisa nebak kan?..hehehehhe..

Setelah diberi obat dan minuman hangat, biasanya kita diantar kembali kebarisan lagi kalau sudah merasa sehat kembali. Temen-temen akan heboh begitu tau kalau saya hanya pura-pura, akhirnya bergiliranlah kami melakukan kepura-puraan itu. Seandainya dulu sudah ada hp, pasti sudah tuker-tukeran nomor hp deh…hihiihi…..”masa muda, masa paling indah,” kata Koes plus…..


Sementara  perayaan hari kemerdekaan masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri, juga tidak kalah meriah. Bahkan lebih greget, kadang malah menjadi terharu karena kebersamaan dengan saudara sebangsa memperingati jauh dari tanah air. Momen ini digunakan masyarakat Indonesia yang ada di Negara orang untuk lebih memperkenalkan  Indonesia di mata dunia, melalui   pertunjukan seni dan budaya, mempromosikan wisata dan hasil kerajinan Indonesia untuk menarik wisatawan. Bahkan kuliner Indonesia pun disuguhkan kepada tamu. Sebuah kegiatan yang berdampak positif bagia NKRI tentunya.

 Apakah kemerdekaan ini benar-benar sudah dirasakan rakyat Negara ini?  Pertanyaan yang tidak mudah mencaria jawabannya, karena kita tidak memutup mata masih banyak saudara-saudara kita di daerah-daerah terpencil belum tersentuh listrik dan kehidupan yang memadai dalam menikmati kemakmuran Negara ini. Bahkan di daerah perbatasan banyak masyarakat yang memilih menjadi warga Negara Malaysia, karena kemudahan hidup yang di dapat. Di perbatasan Kalimantan timur dengan Malaysia, banyak warga Indonesia lebih memilih memiliki KTP Malaysia dari pada Indonesia.

Hal itu terjadi karena kemudahan yang masyarakat  dapatkan, sementara pejabat setempat tidak berdaya melihat kondisi ini karena tidak dapat memberikan solusi terbaik bagi masyarakat. Seperti di daerahh ongko di pulau natuna, masyarakat lebih mudahh membuat ktp Malaysia dari pada ktp Indonesia. Mereka juga lebih mudah mendapatkan pekerjaan dan fasilitas kesehatan. Miris  ya……kalau sudah tuntutan perut…yaaa…apapun akan dilakukan. Semoga ke depan   pemerintah   akan meratakan pembangunan keseluruh pelosok negeri ini, agar kekayaan bumi Indonesia dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

 7-8 juta anak bangsa yang pandai justru berkarya di Negara orang, karena kemampuannya lebih dihargai disana. Mereka diterima dengan baik, bahkan penghasilan yang wooow dapat mereka  nikmati.

Padahal mereka ingin dan mau untuk membangun Indonesia, kalau diberi kesempatan. Contoh : Menteri Keuangan kita saat ini, yang rela melepaskan gaji miliaran rupiah demi membangun negeri ini. Tapi sayang seorang anak negeri yang ditarik pulang untuk membangun negeri ini, ditolak hanya karena pundi-pundi orang-orang tertentu merasa dirampas dengan keputusan kebijakannya, kata berita ya. 

Apa pun yang terjadi  kau tetap Indonesia ku.  Semoga akan semakin baik kedepannya dan kemakmuran dapat dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.  Kado terindah  di   71 tahun  Kemerdekaan yang bertema “Kerja Nyata,” yaitu  medali emas dan perak dari cabang bulutangis dan angkat besi  di olympiade  Rio  yang dipersembahkan  oleh pahlawan-pahlawan olahraga  kita.  Merdeka!!!!.....
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar