Kamis, 12 Juli 2018

INDAHNYA RENCANAMU, YAA…ALLAH


Benarkah  asuransi membuat  kita miskin?
Gimana ngga miskin, setiap  bulan gaji abis digrogotin buat bayar asuransi. Sementara  kita belum mengetahui  kapan  asuransi itu kita gunakan, ga jelas kan?.   Memang sih  hitung-hitung menabung, tapi  menabung yang dianggap hilang loh!.

Apa yang harus kita lakukan seandainya tiba-tiba suami sakit? Sementara  kita tidak mempunyai uang sama sekali. Yang terlintas diotak dalam kondisi seperti ini, pasti cari pinjaman uang.  Urusan membayarnya nanti saja dipikirkan. 

Setelah  suami sembuh dan keluar dari rumah sakit, terbayanglah dimata cicilan utang yang harus dibayar.   Belum lagi dari mana dapat uang untuk membayarnya, sementara setiap bulan uang  pensiun hanya cukup untuk biaya hidup sehari-hari dan mengirim biaya hidup anak yang kuliah diluar kota. 

Andai saja ada malaikat yang dapat membantu saya, mungkin saya tidak akan sepusing ini memikirkan dana untuk melunasi hutang tersebut. Terpaksa  melego  perhiasan yang saya miliki, supaya tidak tambah menumpuk bunga pinjamannya. Padahal belum lagi biaya untuk kontrol yang pasti ada obat yang harus ditebus.  Menurut dokter,   suami harus rutin kontrol setiap bulan kalau obatnya habis.  Mabok ga tuh!, tapi untung sekarang ada BPJS yang nota bene adalah asuransi kesehatan. 

Semasa masih kerja dulu, setiap bulan aku mati-matian menyisihkan dana untuk membayar premi asuransi. Asuransi beasiswa dua orang anakku, saat anak umur 2 tahun. Aku mengambil waktu pembayaran per tahun,  tapi setiap bulan harus  aku sisihkan.  Aku juga ikut asuransi masa tua, sementara anak-anak juga diikutkan asuransi pension yang preminya dibayar seiap bulan. Jangka waktu pembayaran selama 10 tahun &  juga mengcover  biaya kesehatan. Kebayangkan berapa yang harus aku sisihkan, pokoknya asuransi itu bikin bangkrut ….hahaha

Dulu mah sakit rasanya  saat harus  memisahkan penghasilan untuk membayar premi asuransi, tapi aku memang sudah bertekad  untuk melakukannya, karena kita ga pernah tau  rencana yang Allah tetapkan untuk kita.  Toh uang kita tidak hilang & aku menganggap uang premi itu dana hilang. Kalau ada sedikit rejeki, aku juga membelikan perhiasan emas untuk simpanan aja.

Ternyata  rencana yang telah aku buat untuk masa depan keluargaku, hanya ada dalam kertas karena Allah memberikan rencana yang terbaik untukku. Pertama aku harus pensiun lebih awal 10 tahun, karena kondisi perusahaan. Aku harus memeras otak untuk mengatur kembali rencana dari awal dengan kondisi saat itu.  Penghasilan setiap bulan terhenti dan pandai-pandai mengatur uang pesangon. Memang  suami masih bekerja, tapi  sumber pendapatan sudah tinggal satu. Bukan aku tidak bersyukur, tapi harus banting stir untuk menyusun rencana baru.  

Kakak  selesai kuliah saat papanya  pensiun, memang sesuai rencana. Awalnya ketika aku pension si Ade selesai kuliah, namun  nyatanya aku pension Ade masih di bangku SMP. Alhamdulillah  aku ditawari kerja seseorang, tapi hanya  bertahan selama 1 tahun.  Selepas itu  aku dapat  pekerjaan freelancer, alhamdulillah.  Dalam perjalannya, aku cukup jatuh bangun untuk membiayai di Ade yang kulaih di luar kota. Uang kuliahnya memang murah, karena diterima di PTN. Namun ga tahan bayar uang kostnya…hahaha…..Karena aku ga mungkin menyewa kamar kost yang ga nyaman buat si Ade.  Intinya tempatnya dekat dengan kampus, jadi ga perlu ongkos lagi.  

 Untungnya pas bingung mencari uang untuk bayar kost, karena ga boleh bayar per bulan. Pas asuransi si Ade cair, alhamdulillah. Setiap tahun untuk membayar biaya kost, waktunya bertepatan dengan dibayarnya perpanjangan  rumah yang aku kontrakan per tahun. Alhamdulillah si kakak setiap bulan memberikan uang saku tambahan buat Adiknya. 

Ternyata  asuransi itu membuat aku beruntung beberapa kali, jadi setiap aku butuh dana besar tanpa aku ingat salah satu asuransi  cair.  Begitu juga saat si kakak yang rencananya 2 tahun lagi akan menikah, tapi  mendadak  minta dimajukan.  Memang dia sudah mempunyai tabungan untuk biaya  pernikahannya, tapi masa Emaknya ga pegang dana. Tapi alhamdulillah,  asuransi pension aku cair.  Ya Allah…….sungguh indah rencanamu. Saat ini hanya tinggal satu asuransiku yang belum jatuh tempo & aku persiapkan untuk si Ade kalau ada jodohnya, tapi kapan?  Waullahualam bi sowab……..

Kita memang hanya mengetahui kondisi saat ini,  satu jam ke depan pun masih belum kita ketahui.  Yang pasti Allah  ga akan memberikan rencana yang kita tidak sanggup menjalaninya. Jadi ada baiknya mempersiapkan masa tua mulai sekarang, jangan sampai  kita jadi beban anak-anak.




4 komentar:

  1. Setuju bunda,harus tetap mempunyai tabungan supaya tidak merepotkan orang lain atau keluarga sendiri. Yang pasti jangan pernag takut karena Tuhan pasti cukupkan dan tau yang terbaik.
    Terima kasih sharingnya bunda 😘

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mba Egy, yg penting usaha. Makasih juga udah mampir

      Hapus
  2. Setiap kali baca tulisan Bu Srie tentang kesehariannya, saya jadi membayangkan diri saya sendiri kelak. Jika panjang umur, mungkin rasanya seperti itu juga, ya. Setuju tentang manfaat tabungan atau asuransi yang dikisahkan di sini. Semoga selalu dimudahkan urusannya oleh Allah ya, Bu. :)

    BalasHapus
  3. Setujuuu Mbak Srie
    Beberapa kali saya juga sudah merasakan besarnya manfaat asuransi, terutama asuransi pendidikan anak-anak. Gimana tidak, uang pangkal SD saja besarnya ngalahin anak kuliah..kwkwk. Alhamdulillah, pas masuk sekolah baru, tercover dari asuransi itu.

    BalasHapus