Menjadi korban makian, teror dan ancaman dari debt collector akibat perbuatan orang lain itu, seperti mimpi buruk.
Jaman now seperti sekarang ini,
telepon rumah mungkin udah berkurang fungsinya & banyak yang memutus tidak berlangganan
lagi. Banyak rumah tangga yang menghentikan berlangganan telepon rumah, karena
sudah jarang digunakan. Bahkan
deringnya pun sudah jarang terdengar
lagi. Coba ngacung, siapa yang masih punya telepon rumah?.....hehehe…… Saya
masih pakai telepon rumah, walau sudah
sangat jarang digunakan. Tagihannya pun setiap bulan ga sampai lima
puluh ribu rupiah, boleh dibilang hanya bayar abudemen aja.
Sejak berkembangkanya alat
komunikasi berbasis tehnologi, orang beralih ke telepon genggam alias HP. Lebih
simple, praktis dan pribadi. Bahkan merk dan type HP yang dimiliki menjadi
simbol prestise tersendiri bagi sang pemilik. Di rumah semua mempunyai HP masing-masing, jadi praktis telepon rumah
dianggurin. Padahal penggunaan HP lebih besar
biaya pulsanya dibandingkan dengan telepon rumah, tapi ya itulah
kenyataannya.
Naaah........repotnya, kalau
telepon rumah kita dipakai orang untuk refesensi CC tanpa izin dari kita. Kesel
ga sih? Kalau ga ada masalah gapapa,
laaah.... ini ujug-ujug kita ditagih utang sama bank atas nama orang lain. Di
maki, diancam & diteror, sementara kita kasih tau yang bersangkutan cuma
bilang, "Iyaaaa" Itu pun tanya
minta maaf, karena telah menyangkutkan kita keurusan dia. Sebel ga sih? Bahkan
pernah sampai debt collector datang ke rumah dan mengancam anak ku yang waktu
itu masih SD. Sementara yang punya utang santai dan masa bodo dengan apa yang
kita alami. Yaa…..Allah, alasannya bukan dia yang pakai CC nya tapi orang lain.
“Ya seterah saudara lah, siapa
kek yang pakai CC nya. Lah hubungannya sama aku tuh apa? Kok jadi galakan dia
sih!. Sudah jadiin aku yang bertanggungjawab kalau dia ga membayar
tagihan, tapi tanpa izin” OOOh…..No…..kok enak!.
Kalau udah kesel aku kasih aja no
telponnya, tapi kan pinteran dia. Pasti tau kalau dikejar-kejar bank, telpon ga pernah
diangkat. Kalau nggak ganti nomor. Tetap kita lah yang jadi sasaran makian
dan ancaman, karena nama & telpon rumah kita yang menjadi
penanggunjawab kalau dia ga bayar tagihan ....Cilaka kan!
Untuk itu gaiiiis, ga usah gaya-gayaan pake CC deh,
kalau ga bisa tertib makainya. Salah satu yang perlu dan penting diinget bagi
pemegang CC, bahwa kartu ajaib itu bukan duit kamu !... Tapi utang yang kudu
dibayar tepat waktu, kalau ga mau kelilit utang yang bunganya mencekik leher.
Penting kedua adalah, jangan
pakai nama orang sebagai refrensi atau jaminan kamu tanpa ijin yang
bersangkutan. Itu namanya gilaaaa gaiiis dan nyebelin!!!!!...Yang kudu diinget
berikutnya adalah kemanapun kamu lari, utang itu mau ga mau tetep harus
dibayar. Kalau nggak ya akan ditagih di akhirat.
"Penghasilan itu
cukup kok buat hidup, tapi ga akan cukup untuk bayar gaya hidup"
Dan pada pihak bank, sebaiknya
mensurvey alamat si pemohon agar ga merugikan orang lain. Disamping bank juga
jadi ga repot saat menagih dan ga salah orang,
karena dikorbankan. Aku punya cerita
yang lebih parah lagi. Tetangga sebelahku, tiba-tiba rumahnya akan
disita. Si pemilik rumah kaget dan marah besar, karena merasa tidak mempunyai
utang apalagi menjaminkan rumahnya.
Ternyata ada anak tetangga lain yang menyicil mobil
memberi nama, alamat dan telpon tetangga sebelah sebagai penanggung jawab andai
dia ga bisa bayar. Memang anak tersebut teman anaknnya tetangga sebelah dan
sering menginap di situ. Lalu apa yang
terjadi?.....Gempar dan ramai adu mulut, bahkan hampir adu jotos. Tau sendiri
kan bagaimana kelakuan para debt collector. Mau diantar ke rumah orangtua anak
tersebut, si debt collector ga percaya! Setelah pengurus RT turun tangan, baru
si debt collector mau diantar ke rumah orangtua anak tersebut.
Jadi jangan sok gaya lah pakai CC, kalau ga mampu menahan godaan untuk belanja dan ingkar untuk membayarnya. Daaan ingat lah utang itu harus dibayar
sebelum maut menjemput, kalau mau selamat di dunia dan akhirat.
Hidup itu ga perlu kebanyakan
gaya kok, syukuri apa yang kita
punya dan In shaa Allah kebahagian akan datang dengan sendirinya. Karena gaya hidup itu mahal biayanya.
Gaya hidup memang mahal mbak... Yang cuma pas untuk hidup aja sudah mahal. Harus selalu mengingatkan diri sendiri kalau keinginan bukanlah kebutuhan.
BalasHapusBetul Mba Elizabet, sebelnya saya ditagih utang CC orang. Diteror debt collector
HapusNah, ini biasanya karena di internal bank/pembiayaan enggak ada survey yang detil ya Mbak. Sehingga orangnya siapa alamat dimana enggak di cek keakuratannya. Eh ternyata nebeng alamat sodara atau tetangga, duh!
BalasHapusYang ngutang pun, sepertinya tanpa beban sudah berutang kiri kanan...ampun dah!
Iya Mba Dian. Sialnya kok saya sering banget ngalamin, pdhal saya pake CC udah hampir 30 th & pernah masalah. Malah dpt segala macam.fasilitas, salah satunya diksh kartu ready cash dg nilai fantastis. Kesel kan dimaki & diancem orang.
HapusSyereem bacanya. Baru tahu, bisa tega ya pake nama orang. Semoga kita dijauhkan dari sifat seperti itu.
BalasHapusItulah Mba Lisa. Tadi pagi saya masih ngalamin, ditlp trus marah2. Kan nama yg ditanya memang bukan keluarga kita. sebel banget kan..
HapusBenaaarr, setujuuu. Hidup itu jangan kebanyakan gaya. Karena yang sulit dalam hidup adalah mengikuti gaya hidup yg enggak apa adanya. ^_^
BalasHapusBetul Mba Primastuti. Itu klo kata kita yg waras, tp sayangnya banyak yg ga waras...hehehe
Hapusalhamdulillah saya ngga punya kartu kredit...cuma memang yang bikin sebel kalau menghadapi debt collector yang ternyata nagih hutang orang lain ..hiks
BalasHapusSaya pegang kartu kredit sdh 30 th tp aman2 aja, karena paham apa itu karti kredit.
HapusLah kok malah ditagih utang orang
Biasanya karena target marketing juga, sehingga pihak bank asal nyomot aplikan aja, nggak dilihat kondisi yg sebenarnya. Kalau sy sendiri mmg gak berani pakai kartu kredit. Merasa blm butuh dan blm mampu saja
BalasHapusKartu kredit adalah penolong nyawa bapakku. Dulu jaman blom ada atm, saya hrs bayar dp rumah sakit agar bpk bisa ditangani di UGD. Sementara kita ga pegang uang kas, atm blm ada waktu itu. Kartu kreditkulah yg bisa membayarnya dlm kondisi kepepet itu...artinya..cc.emang hanya untuk hal2 genting & emergency aja
Hapusastaga, gara2 gaya hidup jadi orang lain yang kena batunya juga. ckckc,lebih baik hidup apa-adanya saja, gak usah neko-neko. Tergantung kemampuan:)
BalasHapusBetul Mba, klo ga bisa mengelola dg baik cc dg baik. Makasih sdh mampir ya Mba
Hapusiya sich, apalagi saat ini semua kebutuhan serba mahal, tergantung kita mengatur keuangan
BalasHapusBetul Mas, tp ga sedikit orang yg merasa gaya bila.pegang kartu kredit. Pdhal ga punya kemampuan untuk membayar tagihannya.
HapusMakasih sdh mampir ya Mas
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus