Senin, 05 Maret 2018

CITY TOUR JAKARTA BARENG JURAGAN




Dear readers…..

Memanfaatkan  tanggalan merah  gong xi atau tahun baru Cina, aku dan juragan akhirnya bisa jelong-jelong. Rencananya  sih sudah lama dicetuskan, tapi baru kesampaian sekarang. Nggak jauh-jauh kok, hanya jalan-jalan ke Jakarta aja dan tujuan utama perjalanan ini salat jumat di Masjid Istiqlal.  


Kita hanya membawa tas kecil berisi baju secukupnya dan camilan, maklum hanya semalam aja pergi meninggalkan rumah.  Keberangkatan diatur agar  tidak terlewat salat jumat, setelah menitipkan kendaraan di rest area jalan tol dan petualangan hari itu pun dimulai.  Memang  kita akan menggunakan  busway dan sebelum azan salat jumat, kita tiba di Masjid Istiqlal. 

MASJID ISTIQLAL

Masjid terbesar di Asia Tenggara ini sangat akrab dengan kehidupan masa kecilku, karena di sanalah tempat aku bermain dan mengaji. Masjid yang terletak di Jl. Taman Wijaya Kusuma ini, designnya di buat oleh seorang nasrani bernama Silaban. Hari pertama tour ku dn juragan salat jumat di sana.

Saat tiba  pintu utama sudah tertutup oleh PKL, jadi jalan agak tersendat. Di kanan dan kiri jalan berderet  parkiran mobil dan disesaki juga oleh pedagang asongan. Jalan  yang tersisa hanya cukup  untuk  satu  orang. Kebayangkan kan sesaknya, apalagi azan sudah terdengar. Aku jalan setengah berlari dan sesampainya di dalam, semua penitipan sepatu & sandal sudah penuh. Akhirnya aku beli tas plastic yang ditawarkan untuk tempat sepatu dan mencari tempat wudhu. Alhamdulillah di tempat perempuan tempat penitipan sepatu/sandal masih kosong, setelah wudhu lanjut naik ke lantai tiga untuk salat karena khotbahh jumat sudah dimulai. Waktu aku masih bekerja, setiap jumat aku bersama teman-teman selalu bersalat jumat di sini. Lokasinya tidak terlalu jauh dari kantorku.

Setiap lantai sudah terisi penuh dan aku dapat tempat di teras atas. Istiqlal masjid tempat aku belajar mengaji dan selalu berlari ke sana setiap waktu salat tiba, tapi tentu belum sebagus sekarang. Rumahku ada diseberang masjid istiqlal dan persis bersebelahan dengan gereja Kathedral. Di rumah tersebutlah masa kecil aku habiskan dan saat SMA kelas tiga keluargaku pindah ke Bintaro, karena lahannya akan digunakan KODAM. Selesai salat aku dan Juragan menyusuri masjid  istiqlal,  tempat aku kecil bermain, mengaji dan  salat. Sambil mencari makan siang kita sempat ceprat-cepret dulu, walau agak susah karena penuh jamaah yang selesai salat jumat. Apalagi banyak jamaah yang berasal dari luar jakarta, karena minggu ini libur panjang.

Aku tadi masuk ke masjid ini lewat jalan utama yang ada di Jalan Pintu Air dan keluar dari pintu samping yang letaknya persis di depan Gereja Kathedral. Masjid ini  nggak banyak berubah, hanya lebih bagus karena  pembangunannya sudah selesai. Dulu hanya ada dua pintu tersebut, tapi saat ini ada pintu gerbang keluar  lagi di Jl. Perwira yang berhadapan dengan Kantor Pertamina.

Selesai napak tilas dan makan siang di kantin yang ada di halaman masjid, kita melanjutkan perjalanan menuju hotel di daerah  Kuningan-Jakarta Selatan. Sudah hampir ashar tiba di hotel dan langsung chek in  dan istirahat aja kata Juragan. Saat menuju hotel kita  naik busway dari  seberang jalan masjid istiqlal. Setelah magrib kita menyusuri Pasar Festival yang ada disebelah hotel untuk makan malam dan ngobrol santai aja sama Juragan. Balik  ke hotel dan menutup perjalanan hari itu dengan tiduuuur. Sebelumnya kita kompromi ngatur perjalanan  buat besok.

Sehabis subuh, niatnya berenang tapi kok malas. Akhirnya hanya mengym, naik sepeda statis.  Selesai berkemas, lanjut  breakfast dan langsung chek out. Perjalanan pertama ke Monas untuk menuju RPTRA Kalijodoh. Kita tetap naik busway dari shelter yang berada didepan pasar festival, untuk menuju  Monas.

MUSEUM GAJAH, RPTRA &  BALAIKOTA

Tempat pertama  yang menarik perhatian adalah Musium Gajah, tapi karena di salah satu teras museum sudah penuh pengunjung dan juga ada latihan tari. Yaach…kita ceprat-cepret aja di depan museum. Ikut arus pengunjung lain yang juga memanfaatkan  moment di museum. Setelah puas  b’gaya di museum, kita jalan  ke Monas yang hari itu  penuh pengunjung. 

Seperti itulah  kondisinya kalau  hari libur. Dari kejauhan  terlihat orang mengantri panjang untuk bisa naik ke atas monas, agar dapat  menikmati Jakarta dari ketinggian. Lift yang tersedia untuk menuju keatas hanya satu dengan kapasitas 5 orang saja dan biayanya Rp. 5.000/orang. Aku menerobos pusat kuliner dan tempat parkir mobil Monas untuk menuju ke  depan Balai Kota atau Kantor Gubernur DKI Jakarta. 

Di sana terdapat sherler bus wisata yang akan mengantarkan para wisatawan ke RPTRA (ruang publik terpadu ramah anak)  Kalijodoh  di Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Aku naik bus yang ada di depan, sementara masih ada dua bus yang mengantri dibelakangnya. Dalam waktu sekejab, bus sudah penuh dan siap  berangkat. Aku pilih duduk dilantai bawah, bersama pengunjung lain  yang kalau mendengar obrolannya,  berasal dari luar Jakarta. Minggu ini memang long week end, jadi masyarakat memanfaatkan untuk liburan. Bus mulai bergerak dan sang pemandu membagikan karcis, lalu  mulai menjelaskan obyek wisata yang kita lewati.

Dari depan Balai Kota kita lurus dan diujung jalan terdapat patung kuda yang biasa suka dipakai masyarakat berdemo. Bus akan berbelok ke kiri menuju jalan MH. Thamrin & diujung jalan terdapat patung MH Thamrin. Bus  jalan perlahan menyusuri  pencakar langit  Jakarta,  di kiri jalan terdapat gedung Sarinah  Departement  Store yang dulu merupakan gedung tertinggi dan terbagus di daerah tersebut. Tapi kini ada yang tertinggi, yaitu   Menara Mandiri.  Konon katanya nama Sarinah berasal dari nama  pengasuh  Soekarno, Presiden RI pertama.

Sementara di Jl. Sudirman gedung tertinggi ada Sinarmas Tower dengan tinggi 245 M dan  Wisma BNI 46 dengan tinggi 261 M. Kita lanjut melewati  jalan semanggi yang terdapat simpang susun semanggi yang baru selesai pembangunannya. Kita melewati gedung MPR/DPR, masuk jalan tol dan keluar tol tibalah kita di RPTRA Kali Jodoh. Lokasi ini terlihat jelas dari jalan raya, sesuai info yang ku dapat  taman ini berdiri dilahan seluas 5.489 meter persegi. Sementara   luas bangunan 1.468 meter persegi. Bagian depan RPTRA ini  terdapat  Pos Pengaduan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak. Pos tersebut dikelola oleh Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak dari Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DKI Jakarta, yang bekerja sama dengan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Anak RI serta Lembaga Swadaya Masyarakat. Taman ini juga terdapat mainan anak-anak yang berwarna  mencolok dan telah diasuransikan. Jadi apabila  ada anak yang mengalami cedera saat menggunakan fasilitas permainan, silakan  melapor ke pengelola RPTRA dan akan mendapat perawatan yang diperlukan.

Untuk masuk lebih dalam, bila melalui tangga agar bisa mengambil foto di pintu masuk yang bertuliskan RPTRA KALI JODOH. Tampak bangunan terbuka yang dapat dijadikan tempat berteduh pengunjung, juga terdapat mesin penjual minuman dingin dan disebelah kiri terdapat tembok grafiti dengan aneka warna. yuuk diabadikan lagi. 

Di depan bangunan berbentuk joglo  terdapat fasilitas lain, seperti skate park, arena bermain sepeda BMX, outdoor gym dan toilet untuk penyandang disabilitas seluas  10 ribu meter persegi.  Selain fasilitas tersebut, anak-anak dapat bermain sepeda, mobil-mobilan dan becak kecil yang disewakan per jam (maaf gak sempat  nanya berapa harga sewanya).

Bagi pengunjung yang membawa kendaraan roda empat, tersedia lahan parkir  yang memadai. Pemda DKI juga menyediakan bus tingkat gratis bagi warga yang ingin berkunjung. Anda dapat naik di shelter yang terletak di depan Balaikota, menuju RPTRA Kali Jodoh..Sementara untuk pulang, shelter bus terletak di depan taman tersebut yang datang setiap lima belas menit. Jarak tempuh dari RPTRA Kalijodoh ke Monas kurang lebih 40 menit.   

Aku hanya menyayang taman ini agak kurang terawat, memang tempat sampah tiga warna terdapat dibeberapa tempat, tapi masih banyak pengunjung yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Aku berharap, taman inni  tetap dirawat dengan baik. pembangunan tanam ini,  menelan biaya  sebesar 3,5 M. Biaya tersebut berasal dari Sinarmas Land. Mau rekreasi gratis di Jakarta? Datanglah ke RPTRA Kali Jodoh. Anda dapat ke Monas, Museum dan Balaikota, karena tempatnya satu lingkungan.

BALAI KOTA

Didalam bus wisata saat pulang, sang pemandu menjelaskan bahwa setelah ini para wisatawan dianjurkan untuk mengunjungi BalaiKota yang merupakan kantor Gubernur DKI Jakarta. Dapat berfoto ria di ruangan gubernur,  dan sayang kalau dilewatkan. Aku memang sudah niat untuk ke sana yang lokasinya di depan shelter  bus wisata, tinggal menyebrang jalan. Kita disambut Pegawai  Pemda DKI yang siap mengantar tour berkeliling ke kantor gubernur. 

Diteras depan terdapat  jajaran kursi, yang disediakan untuk menerima masyarakat yang ingin bertemu dengan gubernur. Masuk ke dalam lagi  terdapat ruang transit tamu, di dinding ruangan ini terdapat jajaran foto-foto mantan gubernur DKI Jakarta. tamu VIP. Kita lanjut masuk lebih dalam lagi,   terdapat maket Al Quran yang cukup besar dan ondel-ondel. 

Tapi sayang seribu sayang, ruang kerja gubernur sekarang tidak boleh dibuka lagi untuk masyarakat…..huhuhuhu…….Yaaach sudahlah, lanjut ke dalam ada ruang theater yang sangat bagus & sebagain ruangan sedang dalam perawatan atau renovasi. Akhirnya wisata berhenti di masjid Fatahilah Balaikota yang konon dibangun untuk pegawai Pemda DKI, saat gubernur Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok dengan alasan agar semua pegawai tidak jauh-jauh bila salat jumat.

Akhirnya kita buru-buru pulang karena Juragan udah kelaparan, sementara kantin di tempat tersebut hanya menjual  snack. Yuuuk…Juragan ngajak makan siang di Resto Sederhana. Cuuusss deh kesana sebelum pingsan. Juragan seneng bingit, karena sudah lama kita gak jalan bareng.  Ok….readers sampai ketemu dicerita berikutnya ya….


12 komentar:

  1. Masya Allah..senengnya bisa jalan berdua..Semoga sehat selalu sampai nanti ya Mbak Sri..

    Btw, saya yang belum ke Balai Kota..kapan-kapan mau ikut tour ini sama anak-anank ah, biar mereka tahu juga..
    Terima kasih sudah sharing cerita jalan-jalannya. Bisa diikuti nih itinerary nya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe...alhamdulillah, makasih doanya Mba Dian Restu. Iya Mba, perlu tuh bawa anak-anak. Pasti senang bisa bermain sepuasnya. Makasih juga udah mampir

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. senang bisa jalan berdua dengan suami yaa bu. pasti banyak cerita saat jalan bersama suami tercinta.
    Dan senang banget melihat jakarta yang ada fasilitas bermain untuk anak-anak.
    ditunggu sharing selanjutnya bu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba Egy, selama 3 bulan saya sibu dengan pekerjaan dan suami ditinggal-tinggal. Setelah semua selesai saatnya pergi sama juragan....hehehehe..Makasih ya Mba Egy udah mampir

      Hapus
  4. Woaaaa dari semuanya, aku hanya baru ke Istiqlal saja. Makasih ceritanya, mba. Kapan ikuti jejak jalan2nya ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh gitu?..wah padahal udah deket ke monas & tinggal naik bus wisata yang akan mengantarkan Mba Primastuti ke wisata di ibu kota. Makasih sudah mampir ya Mba.

      Hapus
  5. Saya sekali ke sana, Mbak. Dalam hati merasa heran, mesjidnya kok terbuat dari bahan steinliss semua wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh gitu?...ga lah. Dindingnya kan dari tembok dengan lantai marmer yang kereen....Makasih sudah mampir ya Mba Sri Mulyani

      Hapus
  6. Senangnya bisa jalan - jalan bareng. Dan Jakarta indah ya lebih bagus sekarang hehe. Btw saya baru ke istiqlal aja belum ngebolang ke tempat lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. Istiqlal salah satu saksi tempat saya tumbuh Mba Yasinta...hehehe. Ayo...ke Jakarta lagi, masih banyak tempat indah yang bisa dikunjungi dengan bus wisata gratis. Makasih sudah mampir ya Mba Yasinta

      Hapus
  7. Waaah menikmati waktu berdua... Berasa masih pacaran. Hehe... Btw nice share banget nih jika suatu hari nanti saya ke Jakarta

    BalasHapus