Dear readers…..
Memanfaatkan tanggalan merah gong xi atau tahun baru Cina, aku dan juragan
akhirnya bisa jelong-jelong. Rencananya sih sudah lama dicetuskan, tapi baru kesampaian sekarang.
Nggak jauh-jauh kok, hanya jalan-jalan ke Jakarta aja dan tujuan utama
perjalanan ini salat jumat di Masjid Istiqlal.
Kita hanya membawa tas kecil
berisi baju secukupnya dan camilan, maklum hanya semalam aja pergi meninggalkan
rumah. Keberangkatan diatur agar tidak terlewat salat jumat, setelah
menitipkan kendaraan di rest area jalan tol dan petualangan hari itu pun
dimulai. Memang kita akan menggunakan busway dan sebelum azan salat jumat, kita
tiba di Masjid Istiqlal.
MASJID ISTIQLAL
Masjid terbesar di Asia Tenggara ini sangat akrab dengan kehidupan masa kecilku, karena di sanalah tempat aku bermain dan mengaji. Masjid yang terletak di Jl. Taman Wijaya Kusuma ini, designnya di buat oleh seorang nasrani bernama Silaban. Hari pertama tour ku dn juragan salat jumat di sana.
Saat tiba pintu utama sudah tertutup oleh PKL, jadi jalan agak tersendat. Di kanan dan kiri jalan berderet parkiran mobil dan disesaki juga oleh pedagang asongan.
Jalan yang tersisa hanya cukup untuk
satu orang. Kebayangkan kan
sesaknya, apalagi azan sudah terdengar. Aku jalan setengah berlari dan sesampainya
di dalam, semua penitipan sepatu & sandal sudah penuh. Akhirnya aku beli
tas plastic yang ditawarkan untuk tempat sepatu dan mencari tempat wudhu.
Alhamdulillah di tempat perempuan tempat penitipan sepatu/sandal masih kosong, setelah wudhu lanjut naik ke lantai tiga untuk salat karena
khotbahh jumat sudah dimulai. Waktu aku masih bekerja, setiap jumat aku bersama teman-teman selalu bersalat jumat di sini. Lokasinya tidak terlalu jauh dari kantorku.
Setiap lantai sudah terisi penuh
dan aku dapat tempat di teras atas. Istiqlal masjid tempat aku belajar mengaji
dan selalu berlari ke sana setiap waktu salat tiba, tapi tentu belum sebagus
sekarang. Rumahku ada diseberang masjid istiqlal dan persis bersebelahan dengan
gereja Kathedral. Di rumah tersebutlah masa kecil aku habiskan dan saat SMA
kelas tiga keluargaku pindah ke Bintaro, karena lahannya akan digunakan
KODAM. Selesai salat aku dan Juragan menyusuri masjid istiqlal,
tempat aku kecil bermain, mengaji dan
salat. Sambil mencari makan siang kita sempat ceprat-cepret dulu, walau
agak susah karena penuh jamaah yang selesai salat jumat. Apalagi banyak jamaah yang berasal dari luar jakarta, karena minggu ini libur panjang.
Aku tadi masuk ke masjid ini
lewat jalan utama yang ada di Jalan Pintu Air dan keluar dari pintu samping
yang letaknya persis di depan Gereja Kathedral. Masjid ini nggak banyak berubah, hanya lebih bagus
karena pembangunannya sudah selesai.
Dulu hanya ada dua pintu tersebut, tapi saat ini ada pintu gerbang keluar lagi di Jl. Perwira yang berhadapan
dengan Kantor Pertamina.
Selesai napak tilas dan makan siang
di kantin yang ada di halaman masjid, kita melanjutkan perjalanan menuju hotel
di daerah Kuningan-Jakarta Selatan. Sudah
hampir ashar tiba di hotel dan langsung chek in dan istirahat aja kata Juragan. Saat menuju hotel kita naik busway dari seberang
jalan masjid istiqlal. Setelah magrib kita menyusuri Pasar Festival yang
ada disebelah hotel untuk makan malam dan ngobrol santai aja sama Juragan.
Balik ke hotel dan menutup perjalanan hari itu dengan tiduuuur. Sebelumnya kita kompromi ngatur perjalanan buat besok.
Sehabis subuh, niatnya berenang tapi kok malas. Akhirnya hanya mengym, naik sepeda statis. Selesai berkemas, lanjut breakfast dan langsung chek
out. Perjalanan pertama ke Monas untuk menuju RPTRA Kalijodoh. Kita tetap naik busway dari shelter yang berada didepan
pasar festival, untuk menuju Monas.
MUSEUM GAJAH, RPTRA & BALAIKOTA
Tempat pertama yang menarik perhatian adalah Musium Gajah,
tapi karena di salah satu teras museum sudah penuh pengunjung dan juga ada latihan tari. Yaach…kita
ceprat-cepret aja di depan museum. Ikut arus pengunjung lain yang juga
memanfaatkan moment di museum. Setelah
puas b’gaya di museum, kita jalan ke Monas yang hari itu penuh pengunjung.
Seperti itulah kondisinya kalau hari libur. Dari kejauhan terlihat orang mengantri panjang untuk bisa naik
ke atas monas, agar dapat menikmati
Jakarta dari ketinggian. Lift yang tersedia untuk menuju keatas hanya satu dengan kapasitas 5 orang saja dan biayanya Rp. 5.000/orang. Aku menerobos pusat kuliner dan tempat parkir mobil
Monas untuk menuju ke depan Balai Kota atau
Kantor Gubernur DKI Jakarta.
Di sana terdapat sherler bus
wisata yang akan mengantarkan para wisatawan ke RPTRA (ruang publik terpadu
ramah anak) Kalijodoh di Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta
Barat. Aku naik bus yang ada di depan,
sementara masih ada dua bus yang mengantri dibelakangnya. Dalam waktu sekejab,
bus sudah penuh dan siap berangkat. Aku
pilih duduk dilantai bawah, bersama pengunjung lain yang kalau mendengar obrolannya, berasal dari luar Jakarta.
Minggu ini memang long week end, jadi masyarakat memanfaatkan untuk liburan. Bus mulai bergerak dan sang pemandu membagikan
karcis, lalu mulai menjelaskan obyek wisata yang kita lewati.
Dari depan Balai Kota kita lurus
dan diujung jalan terdapat patung kuda yang biasa suka dipakai masyarakat berdemo. Bus akan berbelok ke kiri menuju jalan MH. Thamrin & diujung jalan
terdapat patung MH Thamrin. Bus jalan
perlahan menyusuri pencakar langit Jakarta, di kiri jalan terdapat
gedung Sarinah Departement Store yang dulu merupakan gedung tertinggi dan
terbagus di daerah tersebut. Tapi kini ada yang tertinggi, yaitu Menara Mandiri. Konon katanya nama Sarinah berasal dari nama
pengasuh Soekarno, Presiden RI
pertama.
Sementara di Jl. Sudirman gedung
tertinggi ada Sinarmas Tower dengan tinggi 245 M dan Wisma BNI 46 dengan tinggi 261 M. Kita lanjut
melewati jalan semanggi yang terdapat
simpang susun semanggi yang baru selesai pembangunannya. Kita melewati gedung MPR/DPR, masuk
jalan tol dan keluar tol tibalah kita di RPTRA Kali Jodoh. Lokasi ini terlihat
jelas dari jalan raya, sesuai info yang ku dapat taman ini berdiri dilahan seluas 5.489 meter persegi. Sementara luas
bangunan 1.468 meter persegi. Bagian depan RPTRA ini terdapat Pos Pengaduan Kekerasan Terhadap
Perempuan dan Anak. Pos tersebut dikelola oleh Pusat Pelayanan Terpadu
Perlindungan Perempuan dan Anak dari Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan
Pengendalian Penduduk DKI Jakarta, yang bekerja sama dengan Kementrian
Pemberdayaan Perempuan dan Anak RI serta Lembaga Swadaya Masyarakat. Taman ini juga terdapat mainan anak-anak yang berwarna mencolok dan telah diasuransikan. Jadi apabila ada anak yang mengalami cedera
saat menggunakan fasilitas permainan, silakan
melapor ke pengelola RPTRA dan akan mendapat perawatan yang diperlukan.
Untuk masuk lebih dalam, bila melalui tangga agar bisa mengambil foto di pintu masuk yang bertuliskan RPTRA KALI JODOH. Tampak bangunan terbuka yang dapat dijadikan tempat berteduh pengunjung, juga terdapat mesin penjual minuman dingin dan disebelah kiri terdapat tembok grafiti dengan aneka warna. yuuk diabadikan lagi.
Di depan bangunan berbentuk joglo terdapat fasilitas
lain, seperti skate park, arena
bermain sepeda BMX, outdoor gym dan toilet untuk penyandang disabilitas
seluas 10 ribu meter persegi. Selain fasilitas tersebut, anak-anak dapat bermain
sepeda, mobil-mobilan dan becak kecil yang disewakan per jam (maaf gak sempat nanya berapa harga sewanya).
Bagi pengunjung yang membawa
kendaraan roda empat, tersedia lahan parkir
yang memadai. Pemda DKI juga menyediakan bus tingkat gratis bagi warga yang ingin berkunjung. Anda dapat
naik di shelter yang terletak di depan Balaikota, menuju RPTRA Kali Jodoh..Sementara untuk pulang,
shelter bus terletak di depan taman tersebut yang datang setiap lima belas
menit. Jarak tempuh dari RPTRA Kalijodoh ke Monas kurang lebih 40 menit.
Aku hanya menyayang taman ini agak kurang terawat, memang tempat
sampah tiga warna terdapat dibeberapa tempat, tapi masih banyak pengunjung yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Aku berharap, taman inni tetap dirawat dengan
baik. pembangunan tanam ini, menelan biaya sebesar 3,5 M. Biaya tersebut berasal dari Sinarmas Land. Mau rekreasi gratis di Jakarta? Datanglah ke RPTRA Kali Jodoh. Anda dapat ke Monas, Museum dan Balaikota, karena tempatnya satu lingkungan.
BALAI KOTA
Didalam bus wisata saat pulang,
sang pemandu menjelaskan bahwa setelah ini para wisatawan dianjurkan untuk mengunjungi
BalaiKota yang merupakan kantor Gubernur DKI Jakarta. Dapat berfoto ria di
ruangan gubernur, dan sayang kalau dilewatkan. Aku memang sudah niat untuk ke
sana yang lokasinya di depan shelter bus wisata, tinggal menyebrang
jalan. Kita disambut Pegawai Pemda DKI yang siap mengantar
tour berkeliling ke kantor gubernur.
Diteras depan terdapat jajaran kursi, yang disediakan untuk menerima masyarakat yang
ingin bertemu dengan gubernur. Masuk ke dalam lagi terdapat ruang transit tamu, di dinding ruangan ini
terdapat jajaran foto-foto mantan gubernur DKI Jakarta. tamu VIP. Kita lanjut masuk lebih dalam lagi, terdapat maket Al Quran yang cukup besar dan ondel-ondel.
Tapi sayang seribu
sayang, ruang kerja gubernur sekarang tidak boleh dibuka lagi untuk masyarakat…..huhuhuhu…….Yaaach
sudahlah, lanjut ke dalam ada ruang theater yang sangat bagus & sebagain ruangan sedang dalam perawatan atau renovasi.
Akhirnya wisata berhenti di masjid Fatahilah Balaikota yang konon dibangun untuk pegawai Pemda DKI, saat
gubernur Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok dengan alasan agar semua pegawai tidak jauh-jauh bila salat jumat.
Akhirnya kita buru-buru pulang
karena Juragan udah kelaparan, sementara kantin di tempat tersebut hanya
menjual snack. Yuuuk…Juragan ngajak
makan siang di Resto Sederhana. Cuuusss deh kesana sebelum pingsan. Juragan seneng
bingit, karena sudah lama kita gak jalan bareng. Ok….readers sampai ketemu dicerita berikutnya ya….
Masya Allah..senengnya bisa jalan berdua..Semoga sehat selalu sampai nanti ya Mbak Sri..
BalasHapusBtw, saya yang belum ke Balai Kota..kapan-kapan mau ikut tour ini sama anak-anank ah, biar mereka tahu juga..
Terima kasih sudah sharing cerita jalan-jalannya. Bisa diikuti nih itinerary nya :)
Hehehe...alhamdulillah, makasih doanya Mba Dian Restu. Iya Mba, perlu tuh bawa anak-anak. Pasti senang bisa bermain sepuasnya. Makasih juga udah mampir
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussenang bisa jalan berdua dengan suami yaa bu. pasti banyak cerita saat jalan bersama suami tercinta.
BalasHapusDan senang banget melihat jakarta yang ada fasilitas bermain untuk anak-anak.
ditunggu sharing selanjutnya bu :)
Iya Mba Egy, selama 3 bulan saya sibu dengan pekerjaan dan suami ditinggal-tinggal. Setelah semua selesai saatnya pergi sama juragan....hehehehe..Makasih ya Mba Egy udah mampir
HapusWoaaaa dari semuanya, aku hanya baru ke Istiqlal saja. Makasih ceritanya, mba. Kapan ikuti jejak jalan2nya ya.
BalasHapusOh gitu?..wah padahal udah deket ke monas & tinggal naik bus wisata yang akan mengantarkan Mba Primastuti ke wisata di ibu kota. Makasih sudah mampir ya Mba.
HapusSaya sekali ke sana, Mbak. Dalam hati merasa heran, mesjidnya kok terbuat dari bahan steinliss semua wkwkwk
BalasHapusOh gitu?...ga lah. Dindingnya kan dari tembok dengan lantai marmer yang kereen....Makasih sudah mampir ya Mba Sri Mulyani
HapusSenangnya bisa jalan - jalan bareng. Dan Jakarta indah ya lebih bagus sekarang hehe. Btw saya baru ke istiqlal aja belum ngebolang ke tempat lain
BalasHapusIstiqlal salah satu saksi tempat saya tumbuh Mba Yasinta...hehehe. Ayo...ke Jakarta lagi, masih banyak tempat indah yang bisa dikunjungi dengan bus wisata gratis. Makasih sudah mampir ya Mba Yasinta
HapusWaaah menikmati waktu berdua... Berasa masih pacaran. Hehe... Btw nice share banget nih jika suatu hari nanti saya ke Jakarta
BalasHapus