Sabtu, 27 Januari 2018

Mengajarkan Kemandirian pada Anak





Kemandirian perlu diajarkan kepada  anak sedini mungkin, tapi sayangnya banyak orang tua yang melewatinya dengan berbagai alasan. Salah satunya karena kesibukan orang tua dengan pekerjaan diluar rumah.  Bisa juga  karena  ketergantungan anak kepada orang tua atau pengasuhnya.

Pelajaran pertama dan utama anak di dapat dari rumah, karena lingkungan itu yang  ditemuinya setiap hari.  Ajari kemandirian ini secara bertahap sesuai usia anak dan tidak perlu takut untuk melatihnya, asal tetap diawasi. Pada usia setahun anak sudah dapat dilatih dan perlu diketahui setiap usia anak  memiliki pemahaman dan daya tangkap yang berbeda ketika dilatih kemandirian, sehingga  harus di bedakan cara melatih sesuai dengan usia anak.

 Tahap latihan kemandirian pada anak ada 3 tahap  :

1.       Tahap Balita
Saat usia anak 1 tahun:  anak belum dapat memahami aktivitas rutin sehari hari. Misalnya k apan waktunya minum susu, mandi, makan, tidur dan lainnya. Di peran orangtua  sangat diperlukan   untuk melatih melakukan rutinitas tersebut, misalnya melatihan anak untuk mulai makan dan minum sendiri.   Latih juga anak  untuk dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lain, sehingga anak mengenal lingkungan sekitarnya. Keingintahuannya yang besar akan membuat anak   mengeksploirasi lingkungan dan kemampuan motorik,  orangtua hanya perhatikan dan berikan pengawasan saja.

Usia anak 2 tahun: pada usia ini mulai ajari anak menggunakan toilet, tapi tetap diawasi. Latih untuk membuka dan menggunakan celana dan pakaian sendiri. Mulai juga ajari berdoa dan merapihkan mainnya setelah bermain.

Usia anak 3 tahun: Biarkan anak berjalan sendiri, sesekali berikan kebebasan untuk melompat, berlari dan memegang, sehingga anak mengerti mana yang nyaman  untuknya. Orangtua  di masa ini dapat melatih anak  melakukan tugas rumah.  Ajari anak naik sepedah dan berikan kesempatan anak  mendapatkan pengalaman tanpa harus mengkhawatirkan bahaya selama anda mengawasinya. 

2.       Tahap Anak-anak
Di tahap ini, anak mulai dapat mengerjakan sendiri dan mulai meniru  serta menolak apa yang di perintahkan orangtua.  Masa anak-anak ini bukan hanya perlu dilatih tapi yang utama diberikan contoh yang kongkrit, karena anak adalah pencontoh yang paling baik. Anak mulai dapat berargumen, apabila yang dilatih tidak sesuai dengan yang dilakukan orangtuanya.

Begitu pula pada saat remaja, orangtua perlu hati-hati dalam mengajari dan melatih anak. Mereka sudah bisa berdiskusi, protes dan mendebat apabila yang diajari orangtua tidak sesuai dengan yang dilihatnya.

3.       Tahap Dewasa


Di tahap ini seorang anak sudah dapat dikatakan mulai menjalankan pola  hidup mandiri, dan pola pikirnya juga sudah dapa membedakan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Pengaruh teman dan lingkungannya bermain sangat besar, di sini orangtua sebenarnya tugas orangtua lebih berat. Namun orangtua tetap harus mendampingi dan lebih banyak berkomunikasi, agar  tindakan yang dilakukannya sudah dapat dipertanggungjawabkan.

Di masa ini anak juga ada yang sudah mulai masuk dunia kerja dan  hidup mandiri dalam memenuhi kebutuhan ekonomi. Setiap anak akan mengalami proses mandiri  untuk kehidupan masa depannya. Babak baru ini merupakan cikal bakal  rancangan masa depan anak dengan penghasilan yang diperolehnya.  Secara bertahap orang tua sebaiknya mulai memberikan pengertian masa peralihan ini kepada anak. Bagaimana menggunakan penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan merancang  masa depannya.

Setiap orang tua tentunya ingin anaknya dapat hidup lebih baik dari dirinya, dengan maksud itu orang tua memberikan bekal pendidikan yang cukup. Namun  pendidikan yang diterima  tidak selalu menuntunnya dalam menjalani kehidupan nyata, disini peran orang tua dibutuhkan untuk membimbingnya. 

 Secara harafiah hidup mandiri  dapat diartikan hidup  diatas kaki sendiri, karena setiap orang dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.  Kemandirian ini tidak mungkin di dapat seketika, tapi bertahap diajarkan orang tua. Anak yang mandiri biasanya memiliki beberapa karakteristik yaitu : 

a.       Memiliki rasa tanggung jawab
b.      Mempunyai inisiatif
c.       Percaya diri
d.      Berani bersaing

Karakteristik tersebut dibutuhkan dalam meniti hidup yang penuh dengan segala perjuangan untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan setiap orang. Utamanya perlu dipersiapkan orang tua agar anak mandiri, yaitu :

Mandiri secara Mental 
Seorang anak yang telah mandiri, biasanya masih tinggal bersama orang tua, namun tugasnya mulai berkurang karena anak sudah dapat melakukan keperluannya sendiri. Seperti mengurus pakaian dan kebutuhan lainnya sendiri. Tidak perlu lagi harus dibangunkan setiap pagi dan sudah dapat mengatur  jadwal hidupnya sendiri. Tentunya orang tua tidak lagi pengurus pakaian yang akan dikenakan atau mengurus pakaian kotornya, apalagi menjadi penjaga pintu baginya, karena pulang larut malam atau malah pulang pagi hari. Jadi apa yang dilakukannya sudah menjadi tanggung jawabnya dan mempunyai inisiatif untuk mulai meringankan tugas orang tuanya, dengan membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga.  


Mandiri secara Ekonomi,
Seorang anak yang telah mandiri secara ekonomi sebaiknya mulai menata kehidupan masa depannya. Orang tua dituntut untuk dapat membantu anak-anaknya merencanakan kehidupan yang diinginkan dan menjadi tujuan. Beritahu anak untuk mulai  memenuhi  semua kebutuhan pribadinya sendiri, seperti  perlengkapan mandi, make up, pakaian dan lainnya. 

Diharapkan apa yang telah diajarkan dan dilatih orangtua agar anak mandiri secara utuh, sejak balita sampai dewasa membawa anak dapat menatap masa depannya dengan baik. Berani berjuang, tidak cengeng dalam menatapi hidupnya yang masih panjang.



 

2 komentar:

  1. Setuju Mbak..Jika diajarkan kemandirian sejak dini maka anak akan lebih percaya diri menghadapi kehidupannya nanti:)

    BalasHapus
  2. Bener bingit Mba Dian. Saya udah membuktikannya. Suwun udah sudi mampir

    BalasHapus