Senin, 30 Mei 2016

MEMBENTUK AKHLAK ANAK




Sebagai ibu rumah tangga yang bekerja diluar rumah, memang tidak mudah untuk  dapat berperan penuh sebagai ibu rumah tangga dalam mengurus rumah tangga dan anak-anak. Kita  dituntut  harus benar-benar  cermat dalam membagi  waktu kalau ga mau keteteran. Kunci utamanya adalah disiplin, harus cekatan dan ga ada kamus menunda pekerjaan, apalagi bilang  lelah.  Itu inti utama saya ketika suami mengatakan boleh tetap bekerja setelah menikah.



Urusan anak menjadi merupakan  prioritas paling utama buat saya.  Memang ada pengasuh yang membantu menjaga anak-anak saat saya di kantor, tapi saya tidak mau anak-anak bergantung penuh ke pengasuhnya. Semua makanan dan keperluan anak-anak saya dan suami yang menysiapkan sebelum kami berangkat ke kantor. Sepulang kantor saya langsung mengambil alih anak-anak dari pengasuhnya. Untuk mencari pengasuhpun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Minimal harus lulus sekolah dasar, bisa mengasuh anak dan sabar.
Semua itu saya lakukan agar pengasuhnya tidak sembarangan dalam memberikan jawaban atas pertanyaannya, jika saya tidak di rumah. Saya hanya ingin  anak-anak mendapat pendidikan pertamanya dari orangtuanya sendiri. Ibu adalah madrasah bagi anak-anaknya saya pegang betul aturan itu.
Kita ketahui bersama  anak-anak terlahir  bagai flashdish kosong yang siap diisi dengan segala adab yang dibutuhkan untuk  bekalnya dalam mengarungi hidup di dunia dan selamat di akhirat. Untuk itu saya menetapkan kalau anak-anak mulai masuk PAUD sampai SMP, wajib di sekolah yang mengajarkan pendidikan agamanya lebih banyak dan lingkungan yang mempunyai hubungan komunikasi yang baik antara guru, anak dan orang tua.  Hal ini   mempunyai tujuan agar akhlak anak terbentuk dengan baik sesuai adab yang berlaku sejak dini. Singkat kata mempersiapkan anak untuk berakhlak baik dalam berhubungan dengan  Sang Pencipta (Habluminallah) dan sesama manusia (hablumminannas),harus dipupuk sejak dini. Namun hai itu bukan perkara mudah tentunya,  tapi saya mempunyai keyakinan apabila sejak kecil kita latih lama-lama akan  terbiasa. Untuk itu dalam memberikan pengajaran, saya  bukan hanya menggunakan    teori melalui   omongan tapi lengkap dengan contoh yang  saya dan suami lakukan. Biasanya anak-anak akan lebih mudah dan cepat mengerti bila kita memberikan contoh dari pada hanya melaluui omongan saja.  Saya ingin anak-anak sedini mungkin mengenal pendidikan akhlak dari lingkungan rumah, karena  setiap manusia lahir sudah dibekali naluri  dan hastrat  oleh Allah. Kedua hal ini yang mendorong lahirnya tingkah laku dan tingah laku ini yang mesti saya arahkan.
 Disamping itu, anak-anak tentunya mewariskan sifat-sifat tertentu dari kedua orangtuanya, juga adat dan kebiasaan yang berulang ulang yang terjadi dilingkungan, tentunya akan ikut berperan dalam pembentukan akhlak anak. Jika lingkungan tempat tinggal kita   bersikap baik maka anak pun akan cenderung bersikap baik. Sebaliknya jika lingkungannya buruk maka anak akan cenderung bersikap buruk. 
 Beruntungnya  saat anak-anak kecil, tehnologi belum secanggih sekarang.  Jadi saya lumayan mudah dalam menerapkan pendidikan akhlak pada anak-anak. Dengan kebiasaan yang baik dalam  lingkungan keluarga yang baik dan  pendidikan agama yang dimulai sejak dini, saya berharap akhlak anak-anak  yang ditanami  dengan nilai-nilai agama dan norma norma yang berlaku, dapat terbentuk dengan baik.  Alhamdulillah  seirig berjalannya waktu, anak-anak masih dalam koridor yang sesuai dengan norma dan akhlak yang terbentuk sangat menggembirakan kami orangtuanya. Namun tidak ada yang sempurna di dunia ini selain Allah, namanya anak-anak selalu ada kenakalan yang dibuat dalam bergaul, tapi Alhamdulillah  masih tergolong   normal dan masih bisa diperbaiki.     Anak-anak kini sudah menginjak dewasa, sudah mengerti mana yang patut dilakukan dan tidak.  Apalagi di  era digital seperti sekarang ini, tentu tugas orangtua bukan semakin mudah dalam mendidik  anak-anak, agar berakhlak baik
 

 #sekolah_perempuan#

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar