Minggu, 01 Mei 2016

JAKARTA-TUREN, MALANG TOUR BARENG EMAK EMAK


Kesempatan yang aku manfaatkan disela-sela mendampingi anak yang ujian kompre & yudisium, dengan ikut liburan emak-emak. Apalagi mereka mensetting waktu berangkatnya dengan jadwalku, rasanya luar biasa. Waktu yang sempit untuk persiapan yang ditinggalkan, membuat aku pontang-panting…….hehehehe..balada emak-emak kalau mau ninggalin rumah.
'Merah-merah siap berangkat'
Rombongan terdiri dari emak-emak komplek MABAD yang udah S3 (sampun sepuh sekali), emak muda dari komplek KODAM Bintaro, adik dan kakakku dari tangerang dengan total peserta 15 orang. Taukan gimana hebohnya kalau emak-emak pergi?.... ..seruuuuu….. dengan dress code warna merah, keliatan moncrong di tengah-tengah penumpang kereta lainnya. Para emak akan sejenak melupakan rutinitasnya mengurus rumah tangga dan santai untuk refresing. Toh…liburan bukan hanya milik para kaula muda aja, emak-emak juga perlu tentunya. Asyiiik emang kalau pergi sama emak-emak pokoknya ga bakal kelaparan hehehehe….makanan berlimpah, dari makanan berat sampe camilan semua ada. 

Tempat tujuan rombongan ini adalah Kabupaten Turen Malang kampung halaman kakak iparku yang rumahnya cukup besar untuk menampung semua. Susunan acara liburan udah disusun Kakak tertuaku sebagai ketua rombongan dan tuan rumah. Untuk transportasi, akomodasi & konsumsi udah beres…..ckckckc……Dana ditanggung bersama, aku tinggal ikut aja. 

Hebohnya dalam perjalanan membuat para petugas kereta api kadang ikut nimbrung ngobrol, merasa sebagain rombongan adalah seperti ibunya. Satu lagi kakakku membawa serta cucunya yang berusia 3 tahun, dia menjadi hiburan tersendiri karena tingkahnya yang lucu. Jam 7 pagi kita tiba di malang dan disambut hujan, tapi emak-emak tetap semangat. Setelah sarapan, bersih-bersih, rombongan siap mengunjungi Masjid Tiban yang lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah. Perjalanan panjang semalaman sepertinya ga membuat emak-emak lelah…hehehehehe……empat jempol deh buat mereka.

Masjid Tiban yang didominasi warna biru seakan tersembul di tengah-tengah perkampungan ini, memang sangat indah. Dinamakan ‘Tiban’ karena konon masjid ini “tiba-tiba” ada, sementara katanya penduduk tidak pernah melihat para pekerja.Namun ternyata itu hanya isu, karena para pekerja adalah para santri yang berjumlah 250 orang bersama jamaah. Memang pembangunannya tidak menggunakan alat-alat berat, jadi kerjakan dengan alat dan bahan bangunan seadanya. Masjid berlantai 10 ini terletak ga jauh dari rumah kita, yaitu di Desa Sananrejo, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. 

Emak-emak langsung berhamburan keluar mobil dan berebut foto disetiap sudut dan tempat di halaman masjid dan lokasi lainnya. Setelah itu menuju lantai 7 & 8 untuk blanja blanji….hehhehe. Sekarang dipintu masuk menuju area masjid berjajar warung-warung menjajankan buah dan makanan khas malang. Sepulang dari masjid rombongan menuju agen penjualan marning, terutama marning yang manis pedas dan telah dikemas dalam bungkus kecil-kecil yang memang hanya ada di daerah Turen. Semua borong padahal baru datang tadi pagi. 

Hari Kedua Rombongan akan mengunjungi 3 lokasi wisata pantai di daerah Malang Selatan, yaitu Pantai Goa Cina, Pantai Bajul Mati dan Pantai Batu Bengkung yang lokasinya berdekatan. Yooook…..mareee… Pagi-pagi semua udah heboh untuk persiapan pergi, topi, kacamata hitam, sal dan sandar jepit. Untuk maksi emak-emak sampe bawa cobek buat nyambel dilokasi. Biar lebih sedep, sambelnya fresh dibuat dadakan. Mobil elf yang kita sewa selama 6 hari jam 8 pagi udah jemput & kita siaaaaaap berangkat. Yuhuuuuuu……cuaca sangat mendukung, matahari nongol dengan cantiknya. Pantai pertama yang mau disambangi adalah Pantai Goa Cina. Melalui jalan yang menanjak, menurun, berkelok dan ditambah goyangan-goyangan aduuhai karena jalan sedang dalam pembangunan. Pemandangan yang memanjakan mata dengan jejeran tukang petai yang menjajankan dagangannya, membuat emak-emak teriak-teriak kesenangan & minta mampir nanti pulangnya untuk beli….hahahahhaaha…..







Begitu liat pantai dengan deburan ombak yang keras menjilat bibir pantai berpasir putih, emak-emak cepet-cepet pake kacamata dan lariiiii….ke pantai buat foto. Hahahahha….yang jadi korban ya aku lah, panggil sana-sini untuk foto mereka. Ya wis….pasrah…nasib…nasib jadi tukang foto. Hebatnya lagi, mintanya difoto pake hp aku. Biar bisa dikirim ke anaknya ya melalui aku juga….wkwkwkkw…..tapi kalau udah pada asyik b’gaya mereka lupa kalau aku ganti pake kamera…hihhihhihhi….

Maklum…bukan mereka ga bawa hp, tapi ada yang ga ngerti cara fotonya. Ada yg katanya gaptek, bahkan ada yang bilang waktu berangkat di kasih hp baru sama anaknya biar bisa foto-foto, tapi boro-boro bisa foto, ngoperate aja ga ngerti. Jadi dia kasih hpnya ke aku juga & bolak-balik aku ajarin, tapi tetep aja ga bisa katanya…hahahaha…..seruuuuu bingiiit. Girilian aku minta gantian difoto, jawabnya mereka…”Mba mah ga usah difoto”……tobat dah…..terpaksa deh selfie sendiri..hehehhe.

Tapi aku bener-senang melihat keceriaan para emak dalam menikmati liburannya. Katanya mereka sudah menabung sebelumnya untuk bisa ikut serta liburan ini. Siapapun anak yang menyaksikan keceriaan lepas para emak-emak ini, tentu akan sering memberikan kesempatan ibunya untuk berlibur. Terselip rasa bahagia melihat tawa ria mereka, pergi bersama teman-teman seumurnya. Bagaimana kalau kita juga bisa kumpul dan liburan bersama teman-teman kita. Mungkin salah satu bakti anak dengan memberikan liburan sekali-kali kepada ibu/ bapak kita, akan memberikan kebahagiaan tersendiri. Aku mengikuti langkah mereka yang meminta foto dengan gaya yang lucu-lucu. Andai saja emakku masih ada, tentu akan aku ajak serta mak.
Puasa menikmati goa cina dengan pantainya yang ruaaaaar biasa indah, rombongan angkat kaki menuju Pantai Bajul Mati yang jaraknya hanya 1,5 km dr tempat ini. Selesai maksi….yoook cabut….

Hanya 25 menit perjalanan, rombongan udah tiba di Pantai Bajul Mati yang indah, masih alami dan belum tercemar lingkungannya. Wisatawan yang datang ke tempat ini masih sedikit. Dinamakan Bajul Mati karena bukit-bukit disekitar pantai tersebut berbentuk memanjang dan tampak terlihat seperti buaya mati ( bajul mati). Tempat wisata ini terletak di desa Bajulmati, kelurahan Gajah Rejo, Kecamatan Gedangan. Emak-emak keliatan kurang suka di tempat ini, karena hanya duduk menikmati ombak saja. Jadi seperti lesu darah, bahkan enggan…hahahaha.. Di pantai ini pengunjung dilarang berenang karena bagian dari pantai Selatan ini terkenal dengan angin dan ombaknya yang besar. Kami pun tidak lama menikmati wisata ini dan lanjut ke Pantai Batu Bengkung. 

Perjalanan terakhir hari ini adalah ke Pantai Batu Bengkung yang jaraknya 2 km dari Pantai Bajul Mati. Disini pengunjung cukup ramai, karena tempatnya cukup enak dengan pantai yang aman untuk bermaain air, bahkan tidak sedikit yang berenang. Birunya air laut Samudera Hindia yang begitu bening, sehingga dapat melihat dasarnya, seakan menghipnotis setiap pengunjung yang datang.

Emak-emak berlarian menuju pantai dan mencari posisi untuk berfoto lagi & tidak menghiraukan deburan ombak yang membasahi baju mereka. Korbannya aku lagi yang ditarik untuk minta memfoto…..hadeuuuuuh. Setelah puas berfoto, mereka berteduh di saung yang tersedia dan aku kabur memuaskan diri memanjat batu yang melengkung seperti bengkung sampai diatas untuk berfoto dan menikmati pemandangan yang luar biasa cantk dari ketinggian.
Pantai Batu Bengkung ini dinamakan demikian, karena terdapat batu-batuan yang mengitari pantainya yang menyerupai wanita yang sedang dibekung. 'Bekung' adalah tradisi wanita Jawa yang menggunakan stagen usai melahirkan agar perut kembali ramping. Emak-emak ada yang asik mencari kerang yang beraneka rupa dipantai untuk dibawa pulang dan yang lainnya menanggap pengamen untuk menyanyi bersama dan berjoget……ampyuuun dah. Time to go home ladies……

Hari ke tiga perjalanan menuju Batu Malang untuk menuju Air Terjun Coban Rondo, Omah Kayu & Musium Angkut. Pasih cukup pagi kita sampe di Coban Rondo, dengan udara mendung kadang gerimis. Coban Rondo masih sepi dan tempat air terjun ini mudah dicapai karena sangat dekat dari parkiran dengan jalanan yang mulus, walau sedikit menanjak. Di pintu masuk suara air udah kedengaran dengan jelas. Emak-emak melihat air terjun di depan mata & langsung berlarian untuk berfoto ria. Ya wis…jret..jret..jret…aku atur untuk dapat angle yang pas. Karena air sungainya mongering yang dibawah air terjun, sehingga kita dapat mendekat ke jatuhnya ir tersebut. Udara dingin mengigit, apalagi bajuku basah kena hembusan angina yang membawa butiran air terjun. Namun saying kita ga bisa lama di sini karena turun ujan deras & petugas meminta kita untuk segera meninggalkan lokasi air terjun, dikhawatirkan akan datang air bah.

Perjalanan lanjut ke lokasi tempat wisata unik yang berada dekat tempat paralayang Gunung Banyak, Songgokerto, Kecamatan Batu, Malang. Aku suka disini, ibu-ibu ga ada yang berani ke lokasi omah kayu. Katanya jalannya licin menuju lokasi…hahahhaha……asyiiik. Kesempatan aku bertualang bersama adikku, kita menuju omah kayu yang terdapat diatas pohon pinus dengan pemandangan kota malang & Batu. Sumpah…kereeeen bingiiit. 1 omah kayu hanya bisa dinaiki maksimal 6 orang saja. Menurut info omah kayu itu dapat disewa untuk bermalam. Emak-emak bertebaran di warung kopi sambil menikmati kota malang dari ketinggian & menyaksikan paralayang yang bertebaran melayang-layang diudara.

Gerimis mengiringi kami menuju Musium Angkut & Musium Topeng. Ga lama setelah emak-emak masuk ke lokasi museum, ujan kembali deras. Maaf mak-emak aku ga ikut masuk, takut bosan udah 3x kesana…hahahha…..”yaaaa……ga ada yang fotoin kita dunk” celetuk seorang emak. Ok…aku fotoin diluar dulu aja deh….hehehhehe…. Di Museum Angkut kita bisa melihat melihat berbagai bentuk alat transportasi dari berbagai penjuru dunia. Koleksi yang dipajang mulai dari yang tradisional hingga modern, dari angkutan darat, laut dan udara dengan penataan yang keren. Di Musium Topeng dapat disaksikan topeng-topeng dari seluruh Indonesia dengan berbagai rupa. Ada juga baju lengkap Gatotkaca loh. Aku pun harus berpisah menuju kosan anakku, sampai ketemu di stasiun emak-emak.



Disela-sela mengurus urusan kampus anakku untuk mendaftar wisuda dll, aku masih bisa bertemu sobat dumayku Noor Ruly Abyz Wigati. Beliau adalah Suhu Pondok Parenting HARUM yang keren dengan ide-ide cemerlangnya untuk memberikan bimbingan kepada orangtua dalam mendidik anak-anaknya. Senang bingiiit bisa berbagi cerita dengan orang sehebat dia. Sukses terus ya Mba & Insya Allah kita bisa ketemu lagi dilain waktu.

Emak-emak pada kemana lagi ya?......ternyata dari subuh udah jalan menuju Jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya & Madura. Mereka mengunjungi Taman Paseban & Madjis Raya Bangkalan dilanjut maksi di Bebek Sinjai dan hunting batik Madura. Tentu emak-emak tak lupa berfoto ria di taman indah tersebut. Tempat terakhir yang dikunjungi emak-emak di Taman Bunga Selecta dengan berenang dan menjajal wahana wisata disana. Melihat foto-fotonya emang kereeen…. 

Hari terakhir dihabiskan emak-emak ke pasar tradisional yang lokasinya dekat dengan rumah. Tau kan kalau emak-emak udah masuk pasar? Semua mau dibeli. Abis masa cabe rawit merah, masihh seger lagi Cuma Rp. 10.000/kg. Bawang merah bagus-bagus begini, rugi kalau ga beli & yang paling diburu para emak adalah petai! 1 ikat petai isi 10 papan hanya Rp. 3.000 aja, belum terasi, bumbu pecel dan makan ringan khas Malang. Datang hanya membawa 1 koper, pulang bertambah paling sedikit 3 dos/ orang….hehehhe………Seruuuu bingiiit liburan ini dan semoga ada liburan lagi bersamamu para emak…. Tetap sehat ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar