Mengunjungi Negara Jepang
tentu ga puas apabila belum
melihat indahnya bunga sakura, cantiknya
gunung fuji yang berselimut salju
dan tempat wisata lainnya. Haneda
Internasional Airport Tokyo,
merupakan airport yang dibuat dari hasil reklamasi laut, sangat indah dilihat dari kejauhan. Di
airport ini aku pertama kali menjejakan kaki di Negeri Sakura. Airport yang
cukup padat, menurut info dalam sejam
terdapat 35 kali pergerakan pesawat yang
take off maupun landing. Apalagi april ini jepang sangat padat
dikunjungi wisatawan karena ingin menyaksikan bunga sakura mekar.
Kesan pertama negeri ini bersih, teratur dan cepat. Masyarakatnya
disiplin, ramah dan jujur, budaya antri
terlihat dimana-mana. Orang Indonesia di jepang bisa loh ngantri, ga seperti di
Negaranya sendiri main serobot….hehehe. Pelayanan bagasinya cepat, begitu pula
dengan imigrasinya. Melihat antrian mengular, walau sudah cukup banyak
counter yang dibuka, pegawai imigrasi dengan sigap membuka counter yang
lain. Seakan tidak mau tamunya menunggu terlalu lama dalam antrian, jadi
memberikan pelayanan sebaik mungkin.
Dari bandara Haneda
kita langsung menuju salah
satu mall terkenal di Tokyo, yaitu
Diver City di Odaiba. Ternyata mall
dimana aja sama, ya ga beda jauh sama Sency lah, tapi yang menarik di mall ini sebelum
masuk ke pintu mall, kita disambut dengan Robot
Gundam. Tepatnya di halaman mal berdiri dengan gagah Robot Gundam yang sangat besar dan dijual juga miniatur robot
tersebut. Kalau kita menengok ke sebelah kiri dari pintu masuk mall…hmmm..terlihat
hamparan bungan tulip berwarna kuning
& merah yang sangat cantik. Setelah puas jeprat jepret di tempat itu, kita perlu mengisi perut dulu
sebelum ke Ueno Park.
B'gaya dengan robot Gundam
Ueno Park merupakan taman sakura
yang terdapat 1000 pohon sakura
di Tokyo. Jalan masuk ke taman Ueno Park terdapat jejeran lampion berwarna
putih yang cukup unik. Padatnya pengunjung
yang ingin menyaksikan bunga sakura, tidak terlalu menyulitkan karena pengunjungnya
tertib dan menjaga kebersihan. Pada musin sakura bermekaran di jepang
itu artinya tahun ajaran baru untuk menerima murid baru & bagi perusahaan juga membuka
lowongan kerja. Kebiasaan lain
orang jepang pada saat sakura bermekaran adalah bertamasya, mereka sudah
memilih tempat di bawah pohon sakura, bahkan menjaganya selama beberapa hari
agar dapat berkumpul bersukaria bersama teman-teman maupun keluarga sambil
menikmati indahnya bunga sakura. Mereka
menggelar tikar atau alas plastic dengan membawa perbekalan makanan, bahkan
kantong tidur. Seru ngeliatnya….tapi
yang lebih seru, walau ditempat keramaian tidak terlihat sampah berserakan, walau
dipojok-pojok yang biasa terlihat sebaran sampah. Disini tidak
terlihat…..bersih pokoknya. Salah satu
budaya orang jepang yang patut ditiru,
yaitu kebiasaan tidak membuang sampah
sembarangan. Kalau tidak menemukan
tempat sampah, maka sampahnya akan dikantongi atau disimpan ditas & akan
dibuang bila menemukan tempat sampah. Ga
jarang loh malah dibawa pulang dan dibuang di rumah. Jadi ga
ada tuh disana pemandangan mobil mewah melempar sampah atau tissue keluar dari jendela……hehehehe…
Di Taman Ueno Park atau Taman Sakura
Konon katanya
pada saat salju mencair, maka bunga sakura mulai bermekaran. Bunga sakura bertahan selama 2 minggu & pada saat itu tidak ada satu lembar daun sakura dipohonnya.
Jadi hanya ada batang dan bunga, sejauh mata memandang hanya ada bunga yang berwarna putih dan merah
muda, luar biasa indah. Puas menyaksikan
Bunga sakura, perjalanan lanjut ke salah satu
Kuil terkenal di Tokyo, namanya Asakusa
Kannon Temple. Kuil ini berdiri
megah dengan halaman yang cukup luas, satu kuil besar
merupakan tempat sembahyang dan tidak boleh sembarangan didalam sana. Disamping
kanan kuil terdapat sumur atau tepatnya pancuran air yang konon apabila meminum
airnya atau buat cuci muka dapat awet muda & panjang umur. Agak kedepan dari tempat air ini terdapat tungku api yang menyala, ditempat ini konon
katanya bila asapnya ditiup-tiup atau diusahakan mengenai tubuh atau anggota
tubuh yang dipercaya dapat melancarkan rejeki dan juga kesehatan. Kalau kita
berjalan ke depan menjauhi tungku akan terlihat lampion besar berwarna
merah yang tergantung di tengah pintu keluar kuil dan dikanan kiri berjejer
toko-toko yang menjajankan makanan dan souvenir khas jepang, kawasan ini
disebut Nakamise Souvenir Arcade.
Kuil Asakuza Kannon
Lelah blanja blanji kita lanjut
menuju resto untuk makan malam, tadi siang makan sabu-sabu & goreng2an,
sekarang makan bakar-bakaran yang nikmat ruar biasa lalu
lanjut check in ke hotel Metropolitan Tokyo….istirohat dulu.
Hari ketiga b’fast di hotel
dengan menu variatif & kita akan menuju Nikko untuk menyambangi Edo
wonderland, yang akan di tempuh dalam waktu 2 jam dari Tokyo. Jalanan yang sepi membuat ibu-ibu pada nyenyak
di dalam bus, apalagi udara cukup dingin diluar.
Di Edo Wonderland menelurusi hidup pada jaman edo atau jaman
Ninja. Disini dipertunjukan menggunakan samurai, ada pertunjukan kehidupan
jaman itu serta pertunjukan bagaimana kehidupan Geisa yang dikemas sangat apik
& lucu. Disini terdapat patung emas yang di papan tertulis O-Edo Tenmangu
Shrine yang dulunya merupakan orang yang sangat baik.
Ditempat ini juga pengunjung dapat berfoto dengan menggunakan kimono &
didandani selayaknya orang jepang dengan biaya 3000 yen untuk 2 kali gaya
berfoto yang berbeda. Tanpa terasa waktu udah siang & perut udah minta
diisi, jadi cuuuus… dulu ke resto di kawasan
Edo wonderland yang ruar biasa eunaaaak.
Ninja beraksi di Edo Wonderland
Time to Ginza…..dimana katanya di
pusat pertokoan ini kita bisa membeli mainan anak-anak yang diproduk oleh
jepang, juga tas & baju made in china tapi yang kw1 gitu, juga disini
pusatnya penjualan kit kat green tea & pocky yang paling murah, yaitu di
supermarket Donki.
Pertokoan Ginza
Jalan-jalan di sekitar ginza pada
saat sabtu & minggu ditutup untuk kendaraan, jadi pengunjung bebas berfoto
ria dengan berbagai gaya di tengah jalan pertokoan yang berlatar belakang
jajaran toko-toko berbagai kebutuhan. Rasanya ga puas berkeliling &
belanja disini tapi kita sudah harus makan malam dan kembali ke hotel…….lalu
mengunjungi patung Hachiko, yaitu anjing
yang sangat setia kepada pemiliknya. Ada
yang pernah nonton filmnya kah?
Pemainnya si ganteng Richard Gere yang
berperan sebagai si professor & patung anjing ini terletak di
Stasiun Kereta Shibuya. Di Shibuya ini terdapat persimpangan tersibuk di dunia,
konon katanya. Hachiko tunggu kedatanganku yaaaa……..
Patung anjing Hachiko di stasiun shibuya
Ternyata ga semua ikut ke Shibuya,
yo wis yang mau azaaaa. Sayangkan udah sampai Jepang masa dilewati, apalagi
lokasinya ga terlalu jauh dari hotel kita menginap. Setelah rembukan mau naik
apa ke shibuya, akhirnya diputuskan kita naik commuter linenya jepang bo!
Karena kalau naik taksi kita kelebihan 1 satu orang , disana naik taksi tidak
boleh lebih dari 3 orang aja…. Di jepang ini kalau kita akan menuju ke suatu
tempat dengan menggunakan taksi, sementara jaraknya tidak terlalu jauh tapi
jalannya harus memutar karena satu arah. Tau apa yang akan dilakukan supir
taksinya?....Dia kasih tau kita arah untuk berjalan ke tujuan & dia tidak
mau mengantar karena jalan kaki lebih dekat. Tuuuh….hebatkan kejujurannya
masyarakat jepang, ini hal baik yang harus ditiru masyarakat Indonesia.
Mau naik commuter linennya jepang
Tau ga sobat kalau bikin SIM
mobil di jepang itu super duper susah & muahal selangit. Menurut info
sampai puluhan, bahkan ratusan juta, sementara mobil pribadi hanya dapat
dikendaraan oleh orang yang namanya sudah terdaftar. Jadi
kalau mobil keluarga yang terdaftar atas nama siapa supirnya, missal nama si
bapak. Yaaaa hanya si bapak yang boleh menyupir mobil keluarga itu, yang lain
hanya boleh jadi penumpang. Namun bila ingin dapat digunakan oleh semua anggota
keluarga, bisa aja asal plat nomornya harus diganti warna
kuning….hehehhe……pantesan jalan-jalan di Tokyo sedikit bingit mobil yang wara
wiri. Lancar pokoke.
Stasiun kereta menuju Shibuya
ternyata ga jauh-jauh amat dari hotel kita menginap, yup…9 orang udah siap
jalan nengok si Harchiko. Ga sampe 10
menit kita udah ada di stasiun Ikebukuro
yang lumayan padat orang berlalu lalang. Kita membeli tiket kereta melalu mesin tiket
(seperti ATM gitu & di Indonesia juga udah ada loh mesin penjualan tiket
CL). Kita hanya memilih tujuan yang terpampang dilayar, lalu akan keluar harga
tiket. Pilih lalu klik dan masukan uang,
maka tiket akan keluar dan kalau ada kembalian juga akan keluar. Bedanya dengan tiket CL di Indonesia, kita
kalau ga punya kartu e-toll atau e-money yang telah diisi uang. Kita beli kartu
tiket seperti kartu ATM seharga Rp. 10.000 + ongkos ke tujuan & kartu
tersebut yang digunakan untuk masuk ke peron & naik ke kereta. Setelah
sampai ditujuan kartu tersebut berfungsi untuk keluar & masuk peron, bila
telah sampai ditujuan. Kartu tersebut dapat dipulangkan ke loket & uang Rp.
10.000 dikembalikan.
Sementara tiket CL Jepang berupa
kerta persegi panjang dgn ukuran 10 x 5 cm. Untuk masuk ke peron, silakan tiket
dimasukan, pintu akan terbuka & tiket akan keluar kembali. Jangan lupa
ambil tiketnya kembali, karena tiket tersebut akan digunakan untuk keluar stasiun
setelah sampai ditujuan. CL di jepang ga beda jauh dengan CL di Indonesia, sama
pokoknya tapi bedanya penumpang ga sampai umpel-umpelan. Kalau penuh mereka
akan naik kereta berikutnya.
Ada cerita lucu saat kita naik CL ini. Konon
ceritanya para lelaki di jepang, ada yang alisnya ditata rapih seperti alis
kaum hawa. Lelaki yang beralis seperti itu atau lelaki yang beranting adalah
sebagai tanda kalau itu seorang gigolo..Waaaah…. ingat cerita itu jadi sepanjang jalan & di dalam kereta kita jadi
shu’uzon, sambil lirik lirik mencari lelaki yang beralis
rapih….hehehehhe…….ternyata memang ada tapi
yang beranting-anting selama perjalanan hanya menemukan satu orang aja.
Hanya butuh waktu 10 menit & melewati 1 stasiun akhirnya kita sampai di
shibuya yang memang padat walau udah jam 9 malam. Kita bertemu dengan patung Hachiko,
memegangnya, mengabadikannya &
berfoto dengan latar belakang simpang shibuya yang terkenal tersibuk di dunia
itu.
Puas
mengelus patung hachiko dan berfoto bersamanya, time to go
home…….@Metropolitan Hotel.
Hari ke empat kita akan menuju ke Gunung Fuji di
daerah Hamamatsu, dengan waktu tempuh
kurang lebih 3 jam dari Tokyo.
Sepanjang perjalanan kita disuguhkan pemandangan yang luar biasa indah, kalau
diperhatikan rumah maupun gedung atau bangunan di jepang tidak ada yang
menempel satu dengan lainnya. Hal ini merupakan peraturan pemerintah, karena
kita ketahui bahwa jepang adalah Negara yang rawan gempa. Bahkan bahan
bangunanpun tidak yang berat-berat seperti disini, menggunakan bata dan beton.
Disana dindingnya kalau diketok2 ada bunyinya, karena terbuat dari pahan
ringan. Seperti fiber gitulah. Jadi kalau ada gempa, bangunan itukan begerak,
dengan jarak yang diberi bangunan tersebut akan lentur bergoyang dan tidak
bersentuhan dengan bangunan lain. Pendek kata space tersebut untuk memberikan
ruang bagi rumah atau bangunan saat terjadi gempa tidak saling bersinggungan
& meminimalkan agar bangunan tidak rubuh.
Di level 1 Gunung Fuji
Tiba di lokasi gunung fuji, mendapat kabar kalau cuaca kurang bersahabat. Sayangnya
kita jadi ga bisa masuk ke level 5 mendekat ke gunung fuji, cukup di level 1
& melihat gunung fuji yang berselimut salju dari kejauhan. Namun disini masih ditemui tumpukan salju
yang belum mencair. Lumayaaaan…bisa remes remes salju & b’gaya dengan
background gunung fuji. Gunung fuji ini berdiri kokoh dengan ketinggian 3776
meter diatas permukaan laut & gunung ini terletak di daerah Hamamatsu.
Menurut cerita nih ya, di dekat gunung fuji ini ada sebuah lembah yang
bernama “Jukai” lembah ini biasa
digunakan untuk hara-kiri penduduk yang merasa memang harus mengakhiri hidup
karena sesuatu sebab. Konon katanya juga dalam setahun ada 1000 orang yang
mengakhiri hidup di lembah ini, yang
juga katanya cukup angker….iiiiiih…..serem ya.
Perjalanan dilanjut untuk makan siang, dari cuaca
yang cerah walau berangin di gunung fuji kini mulai berkabut dan terasa beeeeeeerrrrr….makin
dingin & kabut makin tebal, padahal abis maksi mau melihat pemandangan
indah di sekitar danau Ashi.
Saatnya mengelilingi danau Ashi
dengan cruise….udah makin dingin & kabut tambah tebal, jadi hanya ngerasain naik
cruise aja deh. Pemandangan indahnya ga
keliatan, tertutup kabut tebal..yaaaa..sebagai penggantinya kita dapat berfoto
ria diatas cruise. Ya sudah ber keliling danau Ashi dengan cruise sambil nonton orang
pacaran….hahahha…..Isti & Nova bingung liat orang kasmaran ini.
Makan lageeee…….dingin-dingin makan menu hangat ala
pedesaan, tapi makan ramen dingin dengan kuasnya yang muantab, ok juga. Siap-siap check in hotel di pedesaan dengan
bangunan hotel yang megah diatas bukit dengan gaya arsitektur kerajaan gitu. Nah di hotel ini, namanya Omaezaki
Hamaoka Courses. Ada yang menarik di hotel ini, ada pemandian Onsen. Yaitu
kolam air belerang tapi ada syaratnya sebelum nyemplung dikolam itu, kita harus
mandi & keramas dulu. Mandinya juga harus tanpa busana selembarpun
dan nyebur berame-rame, tapi
khusus buat perempuan aja kok. Air
belerang yang panas dengan aroma yang khas, ditambah suara cekikikan yang pada
berendem…waaaah…sensasi yang tak terlupakan pokoke….hehehehe….dan berendemnya
ga boleh lama-lama, cukup 10-15 menit aja tapi itu udah lebih dari cukup untuk
menghilangkan rasa lelah & pegal-pegal disekujur badan…juga jadi suegeeeer.
Setelah mandi belerang di Onshen
Dalam perjalanan dari danau Ashi ke hotel, aku
sempet melihat ada rumah mungil dengan halaman lumayan besar disampingnya &
ditanami padi. Ada juga yang ditanami sayur-sayuran & di daerah ini banyak
terdapat kincir angina yang digunakan
sebagai pembangkit listrik. Ga terasa
udah hari kelima aja, kita b’fast dengan menu ala pedesaan. Ikan kembung
dipanggang dengan rasa yang sangat gurih & eunaak tenan, dengan menu
lengkap lainnya. Ternyata hotel ini memiliki pemandangan yang luar biasa indah
dan dibawah dekat lahan parkir berjejer pohon sakura. Ga mau menyia nyiakan
kesempatan, tustel ditangan kiri &
hp di kanan mulai beraksi mengabadikan momen-momen indah tersebut. Ada sakura
dalam pelukan, ada melompat lebih tinggi, gaya foto model di tangga dll pokoke
kereeen abiiiiz deh. Tapi tiba-tiba di semprit sama Maria…..check out….mana
kunciiiiii, ayooo…koper kumpulin…hahaha..
Ini kereta cepat (Shinkansen) Jepang
Ready to go to
Kyoto by Bullet train or Shinkansen….hurry up…hurry up…..dari
stasiun shinkansen Hamamatshu, kita akan ke Kyoto naik kereta super cepat
300 km/jam dengan waktu 1 jam 10 menit
aza, dengan harga tiket 17.500 yen (kurs 1 yen = Rp. 120). Muahal ya tiketnya. Ternyata kabin kereta shinkansen ga ubahnya
seperti kabin pesawat loh, ada juga pramugari yang wara wiri pake trolly nawarin makanan & minuman. Tapi ngeliat
penampilannya, seperti bukan pramugari deh. Petugas pantry atau restorasi kali
ya, abis ga keren bajunya. Malah kerenan securitynya yang wara wiri juga.
Akhirnya kita sampe di Kyoto. Kyoto merupakan Kota Budaya, ya boleh dibilang
Yogyanya Negara Jepang. Rombongan kaya
pengungsi jalan masing-masing menenteng tas atau koper keluar stasiun menuju bis yang
udah nungguin kita. Di jepang yang kena
lampu merah bukan cuma kendaraan, tapi orang juga kena lampu merah. Jadi kalau
mau nyebrang nunggu lampunya ijo dulu deh, kalau nerobos karena ga ada mobil yang lewat, jadi aneh & diliatin orang…..hehehhehhe... Pokoknya
disetiap lampu merah pasti ada zebra cross nya untuk tempat orang menyebrang
& biasanya penuh dengan orang yang akan menyebrang, karena menanti lampu
lalu lintas berganti hijau.
Saatnya menuju kuil budha kuno yang sudah 10 kali
dipugar, kuil ini merupakan warisan budaya Dunia & Presiden Amerika Ronald Reagen pernah
kesini. Namanya Kyomizu Temple. Letaknya diketinggian dengan pemandangan yang
menajubkan. Biasanya pengunjung bisa menggunakan kimono disini. Ngomong-ngomong
soal kimono, jadi kimono itu ada 2 jenis.
Kalau kimono yang suka dipake sehari-hari dengan bahan yang tipis dan ga
ribet harus sanggulan, itu namanya “yukata” nah kalau yang satunya lagi ya
kimono yang dipake berlapis-lapis dengan sanggulan khasnya serta obi (ikat
pinggang) yang seperi bantal itu & ribet tata cara pemakaiannya. Kalau
sanggulnya ada yang ready to use gitu, tinggang dipasang aja dikepala, kaya
wig.
Kyomizu Temple
Jalan menuju ke Kuil Kyomizu ini berjajar toko-toko menjual
makanan, es cream & aneka souvenir. Sini aku ikut-ikut blanja-blanji deh,
karena emang belum beli apa2 selain kitkat green tea pesenan anak2.
Trus siap siap ke Osaka untuk menuju pusat
pertokoan Shinsabashi Shopping Street, Dotonbori & borong borong juga di
Umeda sampe gempor keluar masuk toko.
Banyak yang mau dibeli tapi yen udah ludes….hahhahaha….ada temenku yang
penasaran beli tas disini tapi ga kebagian..hihihihi…katanya mau balik ke
jepang cari tasnya lagi…wkwkwwk…..aku diajak ya Bu Endang.
Hari ini ditutup dengan borong-borong koper yang
lagi sale, selamat dorong ya bu ibu….hehehhehehe…makmal terakhir di jepang & check in di Miyako
Hotel. Nama hotelnya kaya nama magic jar ya…hahahha……Eeee….setelah diperhatiin,
ternyata supir bis kita si Michael Hanada ternyata alisnya ditata….hahahha…ga
percaya? Perhatiin deh fotonya, aku sampe bela belain minta foto bareng dia,
buat bukti aja…wkwkkwkkw…..
Negara Jepang memang dikenal teguh dengan adat
istiadat & budayanya, tapi namanya juga
suatu Negara pasti mengundang wisatawan untuk berkunjung ke negaranya,
terutama ke objek-objek wisatanya. Hanya ya untuk memuahkan para tamu atau
wisatawan maulah menggunakan bahasa & tulisan yang dapat dimengerti oleh
bangsa lain. Di Jepang semua menggunakan
bahasa jepang dan diperparah lagi
juga menggunakan tulisan kaji yang
ga dimengerti sama sekali. Di Cina juga tulisannya tidak umum tapi di
hotel mereka menuliskan dengan tulisan
latin tuh.
Kebetulan teman sekamar aku gembok kopernya ga bisa
dibuka dengan anak kunci yang ada, aku juga muali mencoba ikut membuka dengan anak kuncinya, tapi sayangnya
tuh gembok tetap bertahan ga mau buka. Temen mulai panik karena ga bisa ganti pakaian
& spontan aku menuju ke telepon kamar untuk minta bantuan Housekeeping atau
Technisi hotel, tapi aku blongo
di depan pesawat telepon tersebut
karena tulisan di pesawat telepon
itu dengan bahasa kaji…..hadeuuuu….puyeng
ga tuh!. Sudah gitu teman malah ngoceh ngoceh lagi, bikin sebel aja. Help me……gimana kalau begini
coba?. Menghubungi tour guide nya ga
diangkat-angkat lagi…..toloooong deh!
Masa sih untuk di hotel bintang seperti ini coba menggunakan bahasa umum, minimal bahasa inggris atau
minimal jangan pakai tulisan kaji
gitu.. Akhirnya tour guide bisa dihubungi dan karena dia dari
local jepang, yaaaa….gampang aja tuh dia baca huruf kaji di telepon. Ga sampai 10 menit, datanglah petugas tehnisi
hotel seorang cewek dengan membawa tang sangat besar & cekriiis…..putuslah gemboknya. Bahkan di Pusat
Pertokoan, aku mencari suatu barang
& menanyakan dengan bahasa inggris…hehehehee…. Banyak yang ga ngerti juga.
Akhirnya pake bahasa tarzan deh. Semoga
jepang mau ya menggunakan tulisan
latin ditempat tempat yang memang
umum digunakan wisatawan. Mudah-mudahan
cerita ngalor ngidulku ke jepang bisa dipahami dan menambah sedikit pengetahuan
yang baca ya. Aaaamiiin YRA.
Mbak Srie baca ini serasa ikut juga jalan-jalan saya. . Komplit
BalasHapusJepang memang juaraaa untuk kedisiplinan, keteraturan, etika.. Hadeh mupeng ke sana saya.
Banyak yang bisa kita pelajari dari budaya mereka ya
Salut sama Jepang!
Alhamdulillah...
HapusBetul Mba, saya salut dg warga jepang. Di pertokoan Ginza saya & beberapa teman mau kembali ke hotel, kita mau naik taxi aja. Tp begitu tanya aupir taxi, dia ga mau & nyuruh kita jalan aja. Alasannya: klo naik taxi jalannya muter & anda harus bayar ongkos, tp klo jalan lebih dekat & ga perlu ongkos. Dia kasih tau arah ke hotel & hehehe ga sampe 10 mnt udah sampe.
Semoga bisa sampai jepang Mba
Ceritanye lengkap dan runtut banget. Saya yang sampai hari ini masih bercita-cita ke Jepang jadi dapat banyak info dari sini. Thanks ya, Mbak.
BalasHapusAlhamdulillah...seneng rasanya klo tulisan bisa evuat yg baca senang & bisa mengambil manfaatnya. Semoga cepat samapi jepang ya mba
HapusWah, Jepang adalah salah satu tujuan traveling saya. Pingin liat bunga Sakura. Makasi ceritanya yg komplit pliit
BalasHapusOh gitu...semoga cepat terkabul ya Mba
HapusBunda Sri bikin ngiler banget ini. Jepang ada dalam bucketlist traveling keluarga kami sampe saat ini. Semoga bisa ke sana juga. Aamiin.
BalasHapusAamiin yra. Semoga cepat terwujud ya Mba...rugi klo ga kesana loh...hehhe
HapusJepang Negara impian yang ingin aku kunjungi, bu.
BalasHapusSenang banget bisa baca cerita ini.
Terima kasih untuk sharingnya ya, bu :)
Woow...gitu ya...semiga cepat terwujud ya Mba Egy. Makasih juga sdh mampir
HapusWaaaah keren di Jepang. Bs foto di patung Hachico yang famous ituuuh :D bersih ya Bu disana. Wow banget deh :)
BalasHapusThanks for info. Kunjungi website kami juga ya https://bit.ly/2QTudQW
BalasHapusBaik.makasih
Hapus