Niat berangkat haji memang ada tapi untuk mewujudkannya belum terpikir sama sekali. Aku masih memikirkan masa depan anak-anak dengan mendepositokan biaya untuk kepentingan pendidikannya. Karena tanpa diduga perusahaan tempatku bekerja nyaris kolaps & membuka peluang untuk pensiun dini.
Pesangon dan uang pensiun sekaligus yang aku terima memang tidak sedikit jumlahnya, makanya aku bagi tiga. Untuk peganganku, si kakak dan Ade yang aku depositokan atas nama masing-masing. Hal itu aku lakukan takut akan terjadi tidak sesuai rencana seperti saat ini. Walau suami masih tetap bekerja.
Ternyata inilah jalan yang ditunjukan Allah untuk mengundangku ke rumahnya, Baitullah. Tiba-tiba suami bilang, akan menjual mobil. Saat sebuah mobil baru diantar ke rumah, suami menyerahkan amplop coklat berisi uang hasil menjual mobil yang lama. Waduuuh.....dapat dari mana dia bisa ganti mobil baru ya?
Ternyata uang fasilitas kendaraan dari kantornya keluar, alhamdulillah. Entah ada dorongan atau pikiran dari mana, malamya aku bilang, "besok kamu ijin ngga masuk kantor ya. Anterin aku ke bank untuk simpan uang ini" sambil menunjukkan amplop coklat yang dia berikan tadi sore. "Tumben, biasanya juga kamu pergi sendiri" jawabnya.
"Wis ikut aja, sekali-kali nganterin kenapa sih" jawabku sambil mengodanya.
Aku percaya kalau Allah sudah berkehendak, Kun Faya Kun. Maka jadilah, tanpa ada yang bisa menghalangi. Biasanya suami itu paling susah kalau disuruh ijin & hari itu ya manut aja tuh. Keesokan harinya aku dan suami saat menunggu panggilan dari teller di counter sebuah bank, mem baca-baca brosur produk bank tersebut. Dan kok aku tertarik dengan brosur setoran awal keberangkatan haji. Saat nomor antrian dipanggil, aku malah menunjukan brosur tersebut dan bilang mau setor awal haji aja.
Aku tanya-tanya ke security dan disarankan untuk ke customer service dan itulah awal ku mendaftar haji. Suamiku sendiri kaget, saat aku bilang mau daftar haji aja. Hehehehe......karena dari rumah memang tidak ada niat untuk mendaftar haji. Alhamdulilah...yaa Rabb, begitu tak terduga hidayah yang Kau berikan kepada kami. Aku tak habis-habisnya bersyukur, bahkan suamiku masih merasa ga percaya dengan keputusanku. "Mungkin uang hasil menjual mobil ini, memang Allah beruntukan untuk ongkos kita berhaji, Pa" Jawabku memastikan.
Akhirnya terjadilah traksaksi pendaftaran keberangkatan haji kami, hanya karena diluar rencana kita ga membawa surat-surat yang diperlukan, selain hanya KTP. Pihak bank langsung memproses dan kami mendapat nomor antri untuk tahun keberangkatan yang istilahnya sudah mendapat nomor kursi. Hanya besok tinggal melengkapi dengan photo copy surat nikah & pas foto. Setelah menyerahkan persyaratannya, kami tinggal melapor ke Kanwil Depag sesuai alamat tinggal. Alhamdulillah semua selesai dengan lancar & suami hanya bisa terbengong-bengong sampai brebes mili, sementara aku masih belum percaya dengan kejadian ini. Masya Allah......ini bagai mimpi yang bisa datang kapan saja, di rumah suami masih bolak-balik bertanya. Apa memang aku sudah merencanakan ini? Sumpah...ngga sama sekali. Aku sendiri aja masih belum percaya, tapi melihat map kuning dengan kop bertuliskan "Departemen Agama. Calon peserta Haji."
Setelah santai aku mengambil map tersebut dan membaca dengan tenang. Subhanallah.....ternyata kami hanya menunggu antrian selama 3 tahun saja dan waktu keberangkatan suami sudah pensiun. Memang itu kehendaknya, biar bisa tenang beribadah, katanya. Yaa.....Allah betapa indah nikmatMu.
Aku tanya-tanya ke security dan disarankan untuk ke customer service dan itulah awal ku mendaftar haji. Suamiku sendiri kaget, saat aku bilang mau daftar haji aja. Hehehehe......karena dari rumah memang tidak ada niat untuk mendaftar haji. Alhamdulilah...yaa Rabb, begitu tak terduga hidayah yang Kau berikan kepada kami. Aku tak habis-habisnya bersyukur, bahkan suamiku masih merasa ga percaya dengan keputusanku. "Mungkin uang hasil menjual mobil ini, memang Allah beruntukan untuk ongkos kita berhaji, Pa" Jawabku memastikan.
Akhirnya terjadilah traksaksi pendaftaran keberangkatan haji kami, hanya karena diluar rencana kita ga membawa surat-surat yang diperlukan, selain hanya KTP. Pihak bank langsung memproses dan kami mendapat nomor antri untuk tahun keberangkatan yang istilahnya sudah mendapat nomor kursi. Hanya besok tinggal melengkapi dengan photo copy surat nikah & pas foto. Setelah menyerahkan persyaratannya, kami tinggal melapor ke Kanwil Depag sesuai alamat tinggal. Alhamdulillah semua selesai dengan lancar & suami hanya bisa terbengong-bengong sampai brebes mili, sementara aku masih belum percaya dengan kejadian ini. Masya Allah......ini bagai mimpi yang bisa datang kapan saja, di rumah suami masih bolak-balik bertanya. Apa memang aku sudah merencanakan ini? Sumpah...ngga sama sekali. Aku sendiri aja masih belum percaya, tapi melihat map kuning dengan kop bertuliskan "Departemen Agama. Calon peserta Haji."
Setelah santai aku mengambil map tersebut dan membaca dengan tenang. Subhanallah.....ternyata kami hanya menunggu antrian selama 3 tahun saja dan waktu keberangkatan suami sudah pensiun. Memang itu kehendaknya, biar bisa tenang beribadah, katanya. Yaa.....Allah betapa indah nikmatMu.
Saat melapor ke Kanwil Depag, kami minta mengisi formulir dan lumayan antri. Namun ada yang aneh menurut aku nih. Calon jamaah disebelah aku duduk, ternyata sudah pernah berhaji dan mengisi formulir dengar jujur. Namun saat dicek petugas dengan enteng bilang. "Jangan ditulis sudah pernah haji Pak. Nanti dicoret, diganti aja formulirnya dengan yang baru dan isi belum pernah ibadah haji" Wuiiiik.....aku memandangi si petugas dan di calon bergantian, tapi yang dipandang cuek aja tuh. Seperti ngga merasa salah, mau ibadah kok diajarin berbohong sama petugas...ckckckc..
Padatnya jamaah di musim haji yang melakukan tawaf |
Sebelum ke kanwil ini kami foto dulu sesuai yang diberitahu bank waktu mendaftar & ternyata foto kami ngga diterima. Katanya fotonya di sini dan bayar sekian......hehehe....sia-sia foto yang tadi di studio, padahal cukup banyak cetaknya. Yo wis...ternyata ini bisa dijadiin penghasilan tambahan kali ya....hehehe Setelah selesai, disuruh nunggu sampai tahun yang ditentukan dan akan dihubungi, kata petugasnya. Ok....
Bersambung ...
Alhamdulillah, memang kalau sudah hidayah-Nya datang seakan dibukakan jalan dan dimudahkan yaaa Mbak .
BalasHapusSemoga saya juga segera bisa menyusul nanti ke Tanah Suci.
Aamiin yra. Betul Mba Dian, tp jangan.pernah lupa bahwa kebaikan akan selalu mendapatkan kemudahan tanpa kita duga. Terima kasih sudah mampir
HapusYa Allah aku terharu mba bacanya. Memang hidayah itu selalu datang tidak terduga. Terkadang sudah datang tapi kitanya yanh belum sadar untuk segera mengambilnya. Doakan saya dan paksu bisa segera menabung juga
BalasHapusBetul s3kali Mba. Saya doakan semoga cepat mendapat undamgan dari Allah intuk mengunjungi baitullah...Aamiin yra.
HapusBunda Srie selalu menginspirasi. Saya pun ingin pergi berwisata rohani tapi belum kesampaian sampai sekarang. semoga segera dimudahkan. Amiinn
BalasHapusTerima kasih Mba Bety, semoga tercapai akan yang diinginkan. Aamiin yra.
HapusWah, luar biasa ceritanya
BalasHapusTerima kasih Mba
HapusWah bunda, terharu saya bacanya. Allah memang luar biasa memberikan kejutan kepada umatnya.
BalasHapusBetul Mba. Saya dan suami juga antara percaya dna tidak, tapi Allah telah menuntunnya. Alhamdulillah kita bisa ibadah tanpa harus menunggu lama
HapusSubhanallah, kalau sudah ada panggilan, jalannya bisa dari mana aja, ya, Bun.
BalasHapusEnng...itu kalau udah diisi pernah berangkat haji, nanti gak diberangkatkan lagi ya?
Iya Mba, Allah memilih umatnya yang dikendaki. Kata petugas Depagnya begitu Mba.
HapusKalau sudah jalannya pasti semua urusan dimudahkan ya, bunda.
BalasHapusBunda dan suami sehat slalu ya, sampai waktu keberangkatan. Amin 😇
Aamiiin yra. Betul Mba, percaya ngga percaya tapi itulah bila Allah sudah berkehendak. Aamiin yra, terima kasih doanya.
HapusAlhamdulillah yaa bun. Turut senang. Kapan yaa saya ma misua nyusul😊
BalasHapusMak Belalang
Terima kasih, In shaa Allah suatu saat akan tiba waktunya Mba
Hapus