Wanita, engkau di puja. Tetapi engkau
juga di hina.
Wanita, engkau di manja. Tetapi engkau
juga di nista.
Wanita yang juga
sering disebut bersifat feminine yang kurang lebih artinya perjuangan emansipasi wanita, yaitu suatu
gerakan pemahaman memperjuangkan hak-hak perempuan dari ketidakadilan dan
ketertindasan.
Sejak jaman dahulu sampai sekarang wanita selalu menjadi warga kelas dua atau
warga marjinal, hal ini berlaku diseluruh dunia. Di dunia barat wanitapun masih
dipandang sebelah mata, sehingga hanya 10 % saja wanita barat dapat menduduki
jabatan di parlemen. Bahkan di Kuawit wanita tidak diberikan hak pilih dan di
Arab Saudi seorang wanita tidak diperbolehkan menyetir mobil sendiri walaupun
ditemani oleh muhrimnya.
Ketidakadilan
Ketidakadilan
terus berlanjut hingga saat ini, coba
telusuri berapa perusahaan yang memberikan hak yang sama kepada karyawan pria dan
wanita. Untuk kewajiban seorang karyawan
tidak ada perbedaan, baik pria maupun wanita
mereka dituntut bekerja dengan baik. Tetapi kesempatan yang diberikan
tidaklah sama, apalagi menyangkut hak karyawan wanita. Salah satu contoh saja,
seorang karyawan pria mendapat hak pengobatan bagi dirinya, istri dan anak-anaknya.
Tetapi seorang karyawan wanita yang sudah menikah, hanya mendapatkan hak
pengobatan bagi dirinya sendiri, tidak bagi suami dan anak-anaknya. Padahal
mereka dituntut sama dalam bekerja.
Bahkan
sebuah pekerjaan yang merupakan bidang wanita, tetapi kaum pria lebih nyaman
mendapatkan fasilitas dibanding wanita. Contohnya : Dibeberapa perusahaan penerbangan yang
mempekerjakan pramugari, justru status pramugari hanya temporary saja dan
hanya sebagai tenaga kontrak. Tetapi seorang pramugara (pramugari pria) dapat
menjadi karyawan tetap sampai usia
pensiun. Lalu siapa yang harus memperjuangkan ketidakadilan ini ?
Tentu kaum wanita itu sendiri, dengan lebih giat belajar dan
meningkatkan kemampuan dengan berbagai pengetahuan dan ketrampilan.
Apakah
Anda pernah mengikuti film dari Korea yang berjudul Jewel in the
Palace ? Film ini mengisahkan bagaimana seorang wanita berjuang tanpa mengenal
lelah agar diakui bahwa dirinya adalah seorang tabib yang dapat melampaui
kemampuan tabib pria. Tetapi
kenyataannya tradisi begitu kuat melarang seorang wanita tampil lebih
baik dari seorang pria, toh dirinya tidak pernah putus asa dan akhirnya
berhasil.
Ketertindasan
Hampir
seluruh kaum pria melihat fungsi seorang istri adalah untuk mengandung,
melahirkan anak, mengurus suami, memasak, mencuci dan mengurus anak. Sementara
menurut ketentuan hukum, suami boleh menceraikannya jika salah satu fungsi
tidak dapat dilaksanakan sang istri.
Tidak dapat diajak bergaul, boleh dicerai. Tidak melayani dengan baik,
boleh dicerai. Tidak dapat mengandung, boleh dicerai. Alangkah tragisnya nasib
istri. Lalu apa yang dapat diperbuat seorang istri, jika suami tidak dapat
memberikan nafkah atau
tidak dapat memberikan keturunan karena suami yang mandul ?.
Untuk
itu Kartini begitu gigih berjuang walau hanya melalui tulisan, agar kaumnya
dapat bersekolah dan menjadi pintar. Kartini hanyalah seorang istri yang hidup
didalam rumah, tetapi perjuangannya dapat menjebol dinding tembok yang membatasi
geraknya walau hanya melalui surat-surat yang ditulisnya. Lalu kenapa kini kaum
wanita tidak dapat berbuat lebih baik di
alam yang cukup memberikan kebebasan untuk bergerak dan berfikir ini !.
Jadilah wanita yang kuat
Wanita
adalah mahluk yang luwes dan dapat menjadi awan yang meneduhkan jika musim
panas. Dapat menjadi payung yang melindungi dari tetes-tetes air jika musim
hujan. Dapat menjadi mata air yang menyuburkan, jika musim kering tiba. Dapat
menghangatkan suasana yang dingin dan dapat mendinginkan suasana yang panas.
Wanita harus bisa hidup mandiri dan menyelesaikan masalahnya
sendiri tanpa harus bergantung kepada kaum pria. Jangan menjadi wanita yang
cengeng dan menangis jika menghadapi masalah. Jangan mudah panik disaat masalah datang tiba-tiba. Tingkatkan kemampuan dan ketrampilan,
tunjukan jatidiri dan kepandaian dihadapan kaum pria.
Wanita adalah mahluk
Allah yang paling di puji. Wanita
merupakan tiang negara, karena
baik-buruknya generasi manusia tergantung dari
tangan ibu. Wanita juga merupakan
mahluk paling mulia dimata Sang Maha Pencipta dengan sebutan ibu. Wanita jadilah seperti setangkai rumput
yang jika tercabut, dia akan tumbuh dan berkembang kembali dan tidak mengenal
kata putus asa. Selamat Hari Kartini dan perjuangannya tidak harus sampai
disini, tapi terus…terus…dan terus maju
Tidak ada komentar:
Posting Komentar