Senin, 05 Oktober 2020

MENJELAJAH NEGERI DIATAS AWAN DIENG

 

 

dokpri

Konon  ada negeri diatas awan di Indonesia, yang terletak di barat Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Negeri tersebut berada diketinggian 2.094 m dpl memiliki udara yang sejuk dengan suhu berkisar antara 6 sampai 20 derajat celcius. Negeri Tersebut bernama Dieng yang menurut sejarah adalah tempat tinggal para dewa dan dewi.  Kata dieng sendiri diambil dari bahasa Kawi yang merupakan gabungan dua kata, yaitu   “di”  yang memiliki arti tempat atau gunung. Sementara “hyang” berarti Dewa, Dihyang  atau Dieng  yang bermakna tempat para Dewa dan Dewi tinggal.

Dataran tinggi  Dieng secara administratif terletak di dua  kabupaten, yaitu Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Dieng merupakan  kawasan  vulkanik aktif yang  dapat dikatakan sebagai gunung api raksasa dan memiliki beberapa  puncak dan kepunden kawah. Hal tersebut menjadi fenomena alam yang sangat menarik untuk dipelajari dan dikunjungi.

DATARAN TINGGI  DIENG

Alhamdulillah pada tahun 2018 aku kembali berkunjung ke Dieng bersama teman-teman yang telah berusia diatas lima puluh tahun.  Sebelumnya pernah ke sana  bersama suami, pada saat bulan madu tahun 1984. Namun hanya ke kawah sinila dan sekitarnya dan belum sebagus sekarang.  Dataran Tinggi Dieng merupakan kawasan pegunungan yang terdapat di Jawa Tengah.  

Kawasan ini tidak pernah sepi pengunjung, untuk menikmati  berbagai keindahan alam ciptaan Allah yang menyajikan panorama lengkap yang mempesona, mulai dari  pegunungan, bukit, perkebunan, kawah, telaga, dan candi.  Disamping  keelokan alamnya, dieng juga kental dengan spiritual karena terdapat candi-candi kuno agama hindu.

TELAGA WARNA DAN GUA

 

dokpri

Perjalanan dari Purwokerto ke Dieng yang ditempuh kurang dari tiga jam tidak membuat rombongan ibu-ibu kelelahan. Mereka sudah tidak sabar, sehingga langsung berebutan keluar setelah pintu mobil terbuka di depan pintu masuk wisata telaga warna. Kami disambut oleh Staff Kanwil  Kementerian Pariwisata jawa tengah, yang akan memandu perjalanan menyusuri telaga warna, telaga pengilon  dan gua-gua disekitarnya.

Sambil merapatkan jaket, kita mulai menyusuri jalan menuju ke telaga warna. Dari  pintu masuk  kita diarahkan  untuk mengambil jalan yang paling kiri, setelah berjalan kurang lebih  dua ratus meter  Telaga Warna sudah terbentang di depan mata. Ibu-ibu mengabadikan diri di papan petunjuk lokasi telaga warna dan lingkungannya.

Telaga warna ini  bukan telaga biasa, karena  memiliki keunikan tersendiri yaitu  warna airnya  yang bisa berubah-ubah seperti hijau, merah, lembayung dan biru. Fenoma ini terjadi karena airnya   mengandung sulfur yang cukup tinggi. Sehingga bila terkena sinar matahari air telaga akan berubah  warnanya.  Kandungan sulfur tersebut juga yang menyebabkan telaga ini  tidak  dapat dihuni mahluk air apapun.

Didepan telaga warna/ dokpri

 

Pemandangan di sekitar telaga begitu  sempurna, karena dikelilingi lembah dan perbukitan hijau nan asri, dengan  pepohonan rindang  yang menyejukkan mata  para pengunjung. Walau jalan yang dilalui untuk menuju ke Telaga Warna  ini  tidak besar dan masih jalan tanah, namun  wisata ini  merupakan salah satu destinasi favorit para  wisatawan di  dieng.

Telaga Warna dr ketinggian/ dokpri

 

Selain Telaga warna juga terdapat  Telaga Pengilon yang letaknya bersebelahan,  memiliki keunikan warna air telaganya bening seperti tidak tercampur belerang. Karena warna airnya  yang bening, sehingga dapat  dipakai untuk berkaca, maka telaga tersebut dinamakan Telaga Pengilon. Tidak jauh dari  telaga tersebut,  terdapat beberapa gua yang bisa kita  kunjungi  yaitu goa semar, goa sumur eyang kumalasari, gua pengantin dan juga gua jaran.  Masing-masing  gua mempunyai keunikan tersendiri,  seperti gua semar yang mempunyai  kolam yang kecil di dalam gua dan air tersebut di percaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit dan juga dapat membuat   awet muda. Di depan gua semar   terdapat patung semar yang membawa kendi.

 GUA SEMAR

 

Prasasti Legenda Gua Semar/ Dokpri

Setelah puas menikmati keindahan telaga warna, kita melanjutkan perjalanan ke atas lagi  untuk  melihat gua yang ada di kawasan telaga warna dan telaga pengilon.  Jalan yang kita lalui untuk menuju ke Gua Semar, masih berupa jalan tanah dan menaik. Namun ibu-ibu   dengan semangat mengekor pemandu kita, sambil sesekali  jeprat-jepret berfoto  ria dibeberapa  view yang menarik.

Gua Semar ini berlokasi di kawasan perbukitan antara Telaga Warna dan Telaga Pengilon, yang merupakan  tempat pertapaan para raja Jawa dan pemimpin negara di masa lampau. Gua Semar terletak paling atas diantara gua-gua lain. Dari luar terlihat mulut gua  yang ditutup  oleh pintu dan pagar besi.  Sesuai informasi   ukuran luas ruangan  gua Semar  sekitar 4 meter persegi. 

Menurut mitos yang berkembang, Gua Semar ini dijaga oleh Eyang Semar dan namanya diabadikan pada gua tersebut.  Gua ini   dianggap keramat dan digunakan untuk  bersemedi dan menurut sejarah pernah digunakan sebagai tempat pertapaan  para raja Jawa dan beberapa pemimpin negara, salah satunya yaitu  Presiden Soeharto   pada tahun 1974.

GUA SUMUR

dokpri

 

Kita melanjutkan perjalanan mengikuti jalan setapak yang mulai agak menurun  untuk menuju Gua Sumur (Eyang Kumolosari). Di kanan pintu gua,  ada sebuah patung berwarna kuning keemasan.  Di gua ini terdapat kolam kecil bertuah, airnya  dimanfaatkan  untuk upacara Muspe dan Mabakti  oleh  umat Hindu dari Bali. Air kolam tersebut  dikenal dengan  nama Tirta Prawitasari dan  dijaga oleh Eyang Kumolosari,  dipercaya bisa menyembuhkan penyakit dan membuat kulit menjadi halus. 

GUA JARAN

Pintu Gua Jaran /dokpri

 

Gua berikutnya  bernama  Gua Jaran, kita berjalan agak menurun kembali untuk sampai ke gua ini.  Gua ini merupakan tempat pertapaan  Resi Kendaliseto dan Jaran dalam bahasa indonesia,  artinya kuda. Konon   kisahnya, saat hujan deras ada  seekor kuda beristirahat disana. Namun  saat  keluar, kuda tersebut berbadan dua.  Kejadian tersebut memicu    masyarakat,   mempercayai   jika ada pasangan yang sulit memperoleh keturunan, maka si istri   bisa bersemedi di gua ini   untuk memohon keturunan.

BATU SEMAR DAN   BATU TULIS

 

Batu Semar & Batu Tulis/dokpri

Batu  besar  ini   terletak di antara   Gua Semar dan Gua Jaran, yang berdiri kokoh dan tertutup lumut dan tanaman liar diseluruh permukaannya.   Di depan batu besar  tersebut, terdapat  patung berwarna kuning  keemasan, juga  terdapat   arca Gajahmada dan  sebuah batu bertuliskan Legenda Batu Tulis. Jika  diperhatikan  dari kejauhan, batu tersebut  menyerupai semar,  salah satu  tokoh pewayangan.  Maka  batu tersebut disebut Batu Semar,  pada masa lalu tempat ini digunakan untuk bermeditasi bagi masyarakat hindu. Di hari hari tertentu, ada sesaji  yang diletakkan di depan Batu Tulis.

Area Batu Tulis ini merupakan   salah satu tempat prosesi  acara ruwatan cukuran anak gimbal Dieng.   Dalam  ruwatan  tersebut, mereka   didoakan agar sukses dan mendapat kemudahan dalam belajar.  Konon katanya bila orang tua  berdoa  memohon kepada Yang Kuasa dibatu ini, agar anaknya bisa membaca, maka  akan dikabulkan.

PERTAPAAN MANDALA SARI

 

Pertapaan Mandala Sari/dokpri

Dari gua jaran kita agak naik keatassedikit menapaki tangga kecil melingkar  untuk menuju Pertapaan Mandala Sari. Di depan pertapaan ini terdapat  patung semar berwarna kuning keemasan, karena pintu tempat ini tertutup kita tidak dapat melihat ruangan dalam. Pertapaan ini masih digunakan sampai saat ini. Dari  pertapaan ini, kita  turun dengan menapaki  jalan  setapak kembali  untuk dapat sampai kembali  di pintu masuk wisata ini untuk beristirahat sejenak.   

DIENG PLATEU  THEATER

 

Dieng Theater/dokpri

Kebiasaan ibu-ibu, begitu sampai yang dicari lagi-lagi toilet…hehehe. Dan disambung dengan nongkrong di warung mencicipi kentang goreng dieng yang lezat, sambil menghimpun tenaga untuk mendaki dataran tinggi dieng menuju Jembatan Merah Putih.

Tidak jauh dari tempat kita  nongkrong, ada  Dieng Plateu  Theater.  Konsepnya seperti bioskop  komersil pada umumnya, menayangkan  film dokumenter Seputar Dataran Tinggi Dieng dengan judul “Bumi Kayangan Dieng”. Diharapkan  dapat menambah wawasan pengunjung  awal mulanya   terbentuknya dataran tinggi Dieng, berbagai objek wisatanya dan  budaya penduduk setempat.  Theater  ini diresmikan oleh Presiden SBY, berkapasitas  60 orang dan pertunjukan film tersebut  berdurasi 25 menit dengan harga tiket Rp. 4.000/orang.

 JEMBATAN MERAH PUTIH

Jembatan Merah Putih/dokpri

 

Kita melanjutkan  perjalanan menuju dataran tinggi,  setelah dibagikan tongkat yang terbuat dari.  Diharapkan tongkat tersebut dapat membantu kita untuk menapaki anak tangga yang menjulang sampai di atas dataran tinggi.  3 orang ibu mengundurkan diri, tidak ikut rombongan ke atas.  Mereka mengukur kemampuan diri, dari pada nanti merepotkan yang lain.

Kita mulai meniti anak tangga yang cukup curam, bahkan kadang hanya jalan setapak berupa tanah keras. Di pemberhentian pertama ada warung kecil, sekedar untuk beristirahat sambil minum. Sumpah perjalanan ini sangat menantang dan menguras tenaga, maklum yang jalan oma-oma.   Pelan tapi pasti kita akhirnya sampai di dataran cukup luas,   sejauh mata memandang indahnya telaga warna dan telaga pengilon dari ketinggian.   Di depan terdapat menara untuk berfoto dengan harga Rp. 5000/orang.

 Sebagian ibu ingin merasakan sensasi  berjalan di  Jembatan Merah putih.  Ternyata  jembatan tersebut merupakan wahana baru di lingkungan dieng, dan popular.  Jembatan   dengan panjang 26 meter ini,  memanjang dari timur ke barat untuk menghubungkan dua buah bukit sekitar 50 meter di atas Batu Ratapan Angin. 

Telaga Warna & Telaga Pengilon dr ketinggian/dokpri

 

Disamping dapat menikmati pemandangan area  dataran tinggi dieng, naik jembatan gantung merah putih ini akan  menimbulkan sensasi buaian yang mendebarkan. Namun jangan khawatir , setiap pengunjung  diberikan   alat pengaman berupa helm dan tali pengaman. Selain itu, ada Tim Rescue  yang   memandu saat naik ke jembatan  tersebut.  Hanya dengan uang  receh   Rp 5.000,-/orang, kita   bisa memacu adrenalin. 

Nama tersebut   diberikan   sebagai simbol kekayaan alam Indonesia sehingga tumbuh rasa cinta terhadap tanah air Indonesia. Selain itu, jembatan yang selesai pembuatannya  pada tahun 2016 ini juga  sebagai apresiasi kepada Komunitas Panjat Tebing Tim Vertikal Rescue yang menyelenggarakan Sekolah Panjat Tebing Merah Putih. Dan merupakan   penggagas pembuatan jembatan ini.  

CANDI ARJUNA

 

Candi Arjuna/dokpri

Tak terasa waktu sudah rmenunjukan, jam dua belas siang dan saatnya  mengisi perut.  Kita makan siang sambil menikmati  wedang uwuh, yang bisa membuat tubuh menjadi hangat. Selesai makan siang, langsung salat dan dilanjut mengunjungi Candi Arjuna.  Kita cukup berjalan kaki dari lokasi tempat makan siang  ke  komplek candi arjuna.  Ada sebagain candi yang rusak dan sedang berusaha untuk dipugar.  Komplek candi ini selain candi arjuna, juga terdapat  Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra.

Kompleks Candi arjuna ini, diperkirakan   dibangun pada awal abad 9 M  dengan  ciri khas  pintunya  menghadap ke barat dan atapnya meruncing ke atas. Candi ini  dikelilingi oleh bukit yang asri dan indah,  sejauh mata memandang.   Dipelataran  candi  ini lah,  biasa diadakan acara   Dieng Culture Festival dan Jazz Atas Awan. Hanya itu wisata negeri diatas awan yang bisa  kita jelajahi  kali ini, In shaa Allah lain waktu bisa kembali lagi.

 

referensi

#IDN Time

#Wikipedia

#guide tour

#mytrip

Tidak ada komentar:

Posting Komentar