![]() |
Undangan |
Memenuhi undangan adalah suatu kewajiban, apalagi undangan
yang akan membuat aku bertemu teman-teman yang pernah bekerja sama selama-bertahun-tahun. Rugi rasanya
jika melewatkannya, apalagi aku
sedang ngga ada kerjaan. Bayangan
bertemu teman-teman, membuat aku ingin cepat tiba di lokasi acara.
Undangan untuk menghadiri “Pemberian
Penghargaan kepada Atlet Wanita
Berprestasi Pada Masanya dan Silaturahmi Pengurus Provinsi PERWOSI se Indonesia” begitu yang tertulis di
undangannya.
Tiba di tempat acara, aku
disambut oleh Pengurus Perwosi Pusat yang berbalut seragam batik merah dengan
sopan. Mereka mengatarkan ku meja tempat
para mantan Pengurus Perwosi Pusat. Senangnya bertemu teman-teman yang
lama tidak jumpa. Bertegur sapa dan pastinya berswafoto.
Siang itu tanggal 17 Desember 2018, PERWOSI (Pesatuan Wanita Olahraga Seluruh
Indonesia) menggelar acara Pemberian Penghargaan kepada Atlet Wanita Berprestasi Pada Masanya dan Silaturahmi Pengurus Provinsi PERWOSI se Indonesia, dalam rangka
memperingati Hari Ibu ke 90. Bertempat
di Auditorium Mutiara PTIK, Kebayoran Baru-Jakarta.
![]() |
Tamu undangan bersama Ketua Umum Perwosi, Ibu Tri Tito K |
Acara ini dihadiri oleh Ibu Devi
Luhut Panjaitan dan Ibu Mans Muskita selaku
Penasehat PERWOSI dan mantan Ketua Umum PERWOSI, Ibu Rugaiya Usman Wiranto, Ibu
Coretta Putut Eko Ketua Pengurus Pusat Kemala Bhayangkari, Para Mantan atlet, Ketua Provinsi Perwosi dan
undangan lainnya.
Pemberian apresiasi kepada
20 Mantan Atlet Wanita ini, dengan kriteria bagi atlet yang telah mempersembahkan medali
emas di PON, SEA Games, Asian Games, dan
Olimpiade. DI samping itu, salah satu penilaiannya adalah kemampuan ekonomi dan kesehatan mereka. Apresiasi yang dberikan berupa
piagam dan uang tunai, dengan jumlah bervariasi antara
Rp3-10 juta.
9 Mantan Atlet Wanita penerima apresiasi yang berasal dari luar
Jakarta, telah diberikan pada saat
dikunjungi ke kediaman masing-masing. Sementara 11 atlet lainnya diberikan di
acara ini, nama-nama Mantan Atlet
Wanita tersebut adalah: Murdasih (Senam), Sri Purwidiyati (Atletik), Sutirta Siwi Akip
(Tenis meja), Starlet Irianneke Anzela (Atletik), Carla Tedjasukmana (Tenis
meja), Maria Lawalata (Atletik), Marina Segedi (Pencak silat), Tati Sumirah
(Bulutangkis), Ana Manopo (Voli), DR. Leane Suniar (Panahan), Diana
Tedjasukmana, SH.MM (Tenis meja), Martha Kase (Atletik), Rodiawati Dahlan
(Pencak silat), Supriyati Sartono (Atletik), Yuni Astuti (Bulutangkis), Winarni
(Angkat besi), Lenni Haeni (Dayung), Suryati (Atletik), Carolina S. Rieuwpassa
(Atletik) dan Susanna Nanlohy Rieuwpassa (Atletik).
![]() |
11 Mantan Atlet penerima apresiasi diabadikan bersama Ibu Tito |
Apresiasi ini
merupakan yang ke empat kali yang dialkukan PERWOSI. Pemberian apresiasi pertamakali dilakukan
pada tahun 2006, dalam rangka HUT Perwosi ke-39. Pada tahun 2012 memberikan apresiasi kepada
atlet atletik Dedeh dan yang ketiga
memberikan apresiasi kepada dua orang atlet manula yang memenangkan lomba
atletik di Brazil, yaitu Maria Albertina Matulessy & Ibu Beni Murdani.
Apresiasi kepada Atlet Lansia, Ibu Maria & Ibu Beni th 2013 |
Di acara tersebut juga memberikan penghargaan berupa Pin Emas
kepada Mantan Ketua Umum Perwosi Ibu Mans Muskita dan Ibu Devi Panjaitan. Sementara Ketua Pengurus Provinsi Perwosi
Jawa Timur, Dra. Hj. Fatma Saifullah Yusuf mendapatkan penghargaan atas pengabdian dan
dedikasinya dalam memimpin Perwosi Jatim selama dua periode, yakni 2010-2014
dan 2014 – 2018.
Menurut Starlet Irianneke
Anzela, salah satu atlet yang menerima
penghargaan sangat bersyukur karena para
pelaku olahraga nasional kini lebih dihargai ketimbang pada masanya.
![]() |
Penghargaan Pin Emas dari Ketum kpd Mantan Ketum Perwosi |
![]() | |
Penghargaan dr Ketum kpd Mantan ketum Perwosi |
![]() |
Ibu Fatma S menerima Penghargaan Pengabdian sbg Ketua Pengrov Jatim |
“Diakhir acara, Ibu Tri Tito
mengucapkan selamat hari ibu kepada seluruh wanita Indonesia. Semoga kita tetap
semangat memasyarakatkan olahraga, terutama
dikalangan perempuan dan anak-anak Indonesia.”
3 Mantan Atlet Pengurus Perwosi
Mengintip deretan nama Mantan
Atlet Wanita yang menerima apresiasi,
tiga diantaranya merupakan Pengurus Pusat Perwosi yang cukup aku kenal dengan
baik. Mari kita lihat siapa kah mereka
dengan segudang prestasinya:
1.
Sutirta
Akib Siwi
Ibu Ita, begitu biasa kami
memanggilnya merupakan mantan Pengurus
Perwosi Pusat. Beliau merupakan atlet tenis meja terbaik yang dimiliki
Indonesia pada masanya. Beliau juara tenis meja
pada Sea Games, dan saat ini sedang
terbaring sakit dalam usia 84 tahun.
Saya mohon maaf, tidak mempunyai data lengkap prestasi beliau. Sudah
berusahan tanya ke Mbah google tapi
tidak dapat.
2. Diana
Tedjasukmana, SH.MM
Diana Wuisan atau Diana
Tedjasukmana termasuk dalam jajaran 100 Mantan Atlet Legendaris Indonesia. Ibu satu anak ini telah malang melintang di
kancah tenis meja, baik tingkat nasional maupun internasional. Prestasi pertama yang diukirnya, yaitu peringkat 4 Asia untuk
katagori junior tahun 1968. Bersama yang
kakak Carla Tedjasukmana berhasil lolos ke-32 Besar Dunia dan sampai saat ini
belum ada atlet tenis meja Indonesia yang dapat meraih posisi tersebut.
Sederet prestasi lain yang
mengharumkan bangsa telah berhasil
diukir Diana bersama sang Kakak Carla
dan tim Indonesia meraih empat besar tunggal putri asia, meraih peringkat 13
Kejuaraan Dunia di Nagoya Jepang. Medali emas ganda campuran bersama Gunawan Sutedja
pada SEA Games tahun 1979 dan pencapaian puncak prestasi dengan mempersembahkan
medali emas tunggal putri, ganda putri bersama Carla dan ganda campuran bersama
Gunawan Sutedja pada SEA Games tahun 1978 dan 1981.
Diana Tedjasukmana bukan
saja atlet tenis meja handal pada masanya,
beliau juga pelatih bertangan dingin. Pada pertengahan tahun 1980, beliau dipercaya
membina PTM Surya Gudang Garam Kediri. Atlet-atlet
PTM Surya Gudang Garam Kediri mengalami prestasi yang luar biasa dan melahirkan atlet-atlet terkenal seperti : Lingling Agustine, Rossy Syech Abubakar,
Putri Hasibuan, Fauziah Yulianti, hingga
Christine Ferliani dan Silir Rovani. Di bagian putra, juga mulai diperhitungkan
sejak masa M. Al Arkam, Ersan Susanto, Deddy Da Costa terus hingga Moh. Hussein
dan Ficky Supit Santoso. Semua itu hasil
sentuhan program dan pembinaan
Diana Tedjasukmana atau Diana Wuisan.
Berkat pengabdiannya pada cabang
olahraga tenis meja, pada tahun 2004 Diana mendapat Penghargaan Lifetime Achievement
Award dari BRItama bersama atlet legendaris lainnya. Pada tahun 2007 Diana
mendapat penghargaan sebagai Pembina Olahraga Terbaik yang diberikan oleh
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. Penghargaan tersebut diberikan apda Peringatan Hari Olahraga Nasional
ke-24.
Saya bersama teman-teman, mendapat pesanan dari penerbit untuk menulis buku “20 Kisah Perempuan Inspiratif.” Buku tersebut
untuk bacaan anak-anak SD, dan salah satu perempuan inspiratif dibidang olahraga, yang terpilih untuk saya tulis adalah “Diana Wuisan Tedjasukmana.” Buku tersebut mengisahkan perjuangan
Diana dalam meraih prestasi dan mencetak
atlet-atlet handal Indonesia.
3. DR. dr. Leane Suniar. MSc, Sp.GK
Dr. Leane yang saya kenal, sangat enerjik dengan segudang aktivitasnya. Awalnya saya tidak mengetahui kalau beliau adalah
mantan atlet handal pada masanya. Semua itu terkuak saat saya diberi buku “With
Love Leane Suniar” yang dibagikan ketika menghadiri sidang akhir S3nya di
Universitas Negeri Jakarta. Ternyata
beliau adalah atlet terbaik pada cabang olahraga panahan pada masanya, dengan prestasi gemilang, tingkat nasional dan internasional.
Awal mengikuti ajakan teman
berlatih terbang layang dan panahan, namun pilihannya jatuh kepada cabang olahraga panahan dengan alasana
lebih berkenan dihati. Debut awalnya mengikuti Pekan Olahraga
Mahasiswa (POM) di Palembang dan disusul dengan kejuaraan nasional. Prestasi
puncak yang diraihnya adalah untuk pertama
kali dan satu-satunya pemanah wanita asia yang menempati posisi ke-9 besar dunia di Olympiade Musim Panas Montreal tahun 1976,
dan memecahkan semua rekor panahan puteri di tingkat nasional.
![]() |
ini didaftar tweeter Kemenpora |
Ibu tiga orang anak ini, pada tahun 1976 terpilih sebagai olahragawan/olahragawati
terbaik pilihan SIWO PWI Jaya. Pada
tahun 1977 terpilih untuk mendapat penghargaan
dari Pemerintah. Beliau termasuk 50 Srikandi Indonesia yang diabadikan dalam
sebuah buku oleh SIWO PWI.
Hidup itu plihan dan Leane Suniar
memutuskan untuk melanjutkan pendidikan dokternya dan menjadi dokter ahli
gizi dan melatih panahan. Pengabdiannya di cabang olahraga
panahan telah berjalan selama 50 tahun.
Penghargaan lain yang di terima
DR. Leane, yaitu Penghargaan bagi Mantan Olahragawan Berprestasi di Bidang
Olahraga dan Karir pada peringatan HAORNAS tahun 2011.
DR Leane kemudian dipercaya
menjabat sebagai manajer Tim Nasional Panahan Indonesia pada Asian Games tahun 2010 di Guangzhou, Republik Rakyat
Tiongkok dan Asian Games tahun 2014 di Incheon, Korea Selatan.
![]() |
membawa Obor pada Asian Games 2018 Jakarta |
Beberapa Jabatan yang dipercaya
ke atas pundaknya, yaitu: Wakil Kepala
Bidang Sport Science KONI Pusat. Ketua
Komisi Medis Komite Olimpiade Indonesia dan
sebagai Direktur Departemen Medis
dan Pengawasan Doping (Medical and Doping Control) Komite Penyelenggara Asian
Games Indonesia (INASGOC) pada perhelatan Asian Games 2018.