Senin, 01 April 2013

JIKA DISIPLIN HARUS DENGAN PAKSAAN




Di negeri tercinta ini  disiplin ibarat menegakan tali dalam keadaan basah. Pada saat ini  hampir semua orang tua  tidak mendidik  dan membiasakan anak-anaknya untuk  hidup disiplin sejak dini, bahkan bagi keluarga TNI yang  begitu ketat pada disiplin. Percaya atau tidak percaya, dengan sadar seringkali Anda justru mengajarkan untuk tidak disiplin. Mau bukti?  Yuuk  mari kita buktikan.
Saya sudah dua kali jadi korban karena ketidak disiplin orang tua pada anaknya. Pertama,  suatu kali mobil saya tiba-tiba diberhentikan dengan cara dikepung warga  tanpa saya tahu apa kesalahan yang telah saya perbuat. Ternyata dibelakang mobil saya ada dua motor beserta pengendaranya yang masih duduk di bangku sekolah dasar, jatuh. Saya menjelaskan bahwa saya tidak menyenggol motor  mereka sama sekali, tetapi tidak ada warga yang percaya. Saya mengalah dan membawa mereka ke klinik yang tidak jauh dari tempat kejadian. Dokter yang menolong meminta alamat lengkap dan nomor telepon, semua saya berikan beserta biaya pengobatannya karena saya sedang mengejar waktu untuk mengantar anak ke tempat les.  Tanpa disangka-sangka, salah satu anak, mengatakan kalau mereka jatuh karena bersenggolan antar motor mereka sendiri. Dokter yang menolong akhirnya tidak mau menerima biaya pengobatan dari saya dan mengijinkan saya pergi. Kesal rasanya!.
Kedua, ketika saya sedang berhenti dipertigaan jalan keluar komplek perumahan,   untuk memberi  jalan mobil dari arah kiri, tiba-tiba dari arah kanan sebuah sepedah motor menabrak mobil saya dan membuat dashboard mobil saya lepas disebelah kanan. Pengendara motor tersebut, langsung tancap gas, beruntung dapat dikejar oleh tukang ojeg yang mangkal ditempat kejadian.  Dan lagi-lagi pengendara motor tersebut  seorang anak  yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Gemas rasanya saya kepada para orang tua anak-anak yang telah membuat saya repot. Siapa yang akan bertanggungjawab, seandainya anak-anak tersebut yang luka.?  Saya yakin orang tuanya pasti akan menuntut saya, tanpa mau tahu siapa yang sebenarnya bersalah. 

Sebenarnya apakah para orang tua anak tersebut dapat dikatakan menyayangi  anaknya, dengan memberikan anak-anaknya mengendarai motor dijalan raya sebelum waktunya.?  Apakah para orang tua tersebut  tidak  mengetahui konsekwensi apa yang akan diterima dengan memberikan anaknya yang masih  di bawah umur mengendarai sepedah motor sendiri?  Berbagai macam pertanyaan “apakah” bermain terus di otak saya. Mungkin bukan hal baru bagi kita menyaksikan anak-anak SMA  ke sekolah menggunakan motor atau mobil, mungkin untuk murid kelas XI dan XII ada yang sudah berusia tujuh belas tahun, yang tentunya sudah mengantongi SIM. Bagaimana dengan   murid SMP dan SD.?
Di sini seharusnya tugas orang tua memberikan pelajaran disiplin di rumah kepada anak-anaknya dan memberikan  pengertian apabila anaknya meminta kendaraan bermotor sebelum waktunya. Tetapi melihat gejala di masyarakat saat ini yang mungkin juga Anda saksinya sehari-hari  di lingkungan Anda, justru para orang tua malah mengajari anak –anaknya mengendarai motor  sejak dibangku sekolah dasar dan membiarkan anak-anaknya pergi dengan mengendarai motor di jalan raya.  Lalu dimana anak-anak harus  belajar disiplin?  Di sekolah dan berharap hanya dari guru, sementara   orang tua hanya duduk manis di rumah?
Itulah potret  masyarakat negeri ini, semua peraturan  Pemerintah untuk mendisiplinkan masyarakat harus dengan sanksi kurungan ataupun bayar tunai. Sebut saja apabila membuang sampah sembarangan, merokok di tempat umum, tidak menggunakan seat belt  waktu mengendarai mobil dan yang terbaru tidak boleh bertelepon di waktu mengendarai mobil, tetapi apakah semua dipatuhi?.  Jawabannya tidak!
Kenapa begitu sulit menegakan disiplin masyarakat ?  Karena disiplin tidak diberikan sejak usia dini, mungkin hanya sedikit keluarga yang mengajarkan kepada anak-anaknya betapa pentingnya disiplin itu. Dan yang paling menyedihkan adalah tidak adanya  Role Model dari orang tua maupun dari para pejabat negeri ini yang dapat dijadikan panutan.  Disiplin itu tidak perlu dipaksakan, tetapi dijadikan suatu kebiasaan yang lama-kelamaan  akan melekat dan diingatnya sepanjang hayat, apalagi jika langsung diberikan contoh kongkrit dari orang disekitar. Itu hanya sebagian kecil disiplin dalam berkendaraan yang tentu taruhannya nyawa, bagaimana dengan kedisiplin dalam menjalani kehidupan dalam bermasyarakat, yang acapkali untuk menegakkan disiplin harus dengan sangsi hukuman. Silakan Tanya kepada rumput yang begoyang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar