Di
negeri tercinta ini disiplin ibarat menegakan
tali dalam keadaan basah. Pada saat ini
hampir semua orang tua tidak mendidik dan membiasakan anak-anaknya untuk hidup disiplin sejak dini, bahkan bagi
keluarga TNI yang begitu ketat pada disiplin.
Percaya atau tidak percaya, dengan sadar seringkali Anda justru mengajarkan
untuk tidak disiplin. Mau bukti?
Yuuk mari kita buktikan.
Saya
sudah dua kali jadi korban karena ketidak disiplin orang tua pada anaknya.
Pertama, suatu kali mobil saya tiba-tiba
diberhentikan dengan cara dikepung warga tanpa saya tahu apa kesalahan yang telah saya
perbuat. Ternyata dibelakang mobil saya ada dua motor beserta pengendaranya
yang masih duduk di bangku sekolah dasar, jatuh. Saya menjelaskan bahwa saya
tidak menyenggol motor mereka sama
sekali, tetapi tidak ada warga yang percaya. Saya mengalah dan membawa mereka
ke klinik yang tidak jauh dari tempat kejadian. Dokter yang menolong meminta
alamat lengkap dan nomor telepon, semua saya berikan beserta biaya
pengobatannya karena saya sedang mengejar waktu untuk mengantar anak ke tempat
les. Tanpa disangka-sangka, salah satu
anak, mengatakan kalau mereka jatuh karena bersenggolan antar motor mereka sendiri.
Dokter yang menolong akhirnya tidak mau menerima biaya pengobatan dari saya dan
mengijinkan saya pergi. Kesal rasanya!.
Kedua, ketika
saya sedang berhenti dipertigaan jalan keluar komplek perumahan, untuk
memberi jalan mobil dari arah kiri,
tiba-tiba dari arah kanan sebuah sepedah motor menabrak mobil saya dan membuat
dashboard mobil saya lepas disebelah kanan. Pengendara motor tersebut, langsung
tancap gas, beruntung dapat dikejar oleh tukang ojeg yang mangkal ditempat
kejadian. Dan lagi-lagi pengendara motor
tersebut seorang anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Gemas rasanya saya kepada para orang tua anak-anak yang telah membuat saya
repot. Siapa yang akan bertanggungjawab, seandainya anak-anak tersebut yang
luka.? Saya yakin orang tuanya pasti
akan menuntut saya, tanpa mau tahu siapa yang sebenarnya bersalah.
Sebenarnya
apakah para orang tua anak tersebut dapat dikatakan menyayangi anaknya, dengan memberikan anak-anaknya
mengendarai motor dijalan raya sebelum waktunya.? Apakah para orang tua tersebut tidak mengetahui
konsekwensi apa yang akan diterima dengan memberikan anaknya yang masih di bawah umur mengendarai sepedah motor
sendiri? Berbagai macam pertanyaan
“apakah” bermain terus di otak saya. Mungkin bukan hal baru bagi kita
menyaksikan anak-anak SMA ke sekolah
menggunakan motor atau mobil, mungkin untuk murid kelas XI dan XII ada yang
sudah berusia tujuh belas tahun, yang tentunya sudah mengantongi SIM. Bagaimana
dengan murid SMP dan SD.?
Di sini seharusnya
tugas orang tua memberikan pelajaran disiplin di rumah kepada anak-anaknya dan
memberikan pengertian apabila anaknya
meminta kendaraan bermotor sebelum waktunya. Tetapi melihat gejala di
masyarakat saat ini yang mungkin juga Anda saksinya sehari-hari di lingkungan Anda, justru para orang tua
malah mengajari anak –anaknya mengendarai motor
sejak dibangku sekolah dasar dan membiarkan anak-anaknya pergi dengan
mengendarai motor di jalan raya. Lalu
dimana anak-anak harus belajar
disiplin? Di sekolah dan berharap hanya
dari guru, sementara orang tua hanya duduk manis di rumah?
Itulah potret masyarakat negeri ini, semua peraturan Pemerintah untuk mendisiplinkan masyarakat
harus dengan sanksi kurungan ataupun bayar tunai. Sebut saja apabila membuang
sampah sembarangan, merokok di tempat umum, tidak menggunakan seat belt waktu mengendarai mobil dan yang terbaru
tidak boleh bertelepon di waktu mengendarai mobil, tetapi apakah semua
dipatuhi?. Jawabannya tidak!
Kenapa
begitu sulit menegakan disiplin masyarakat ?
Karena disiplin tidak diberikan sejak usia dini, mungkin hanya sedikit
keluarga yang mengajarkan kepada anak-anaknya betapa pentingnya disiplin itu.
Dan yang paling menyedihkan adalah tidak adanya Role Model dari orang tua maupun dari para
pejabat negeri ini yang dapat dijadikan panutan. Disiplin itu tidak perlu dipaksakan, tetapi
dijadikan suatu kebiasaan yang lama-kelamaan akan melekat dan diingatnya sepanjang hayat,
apalagi jika langsung diberikan contoh kongkrit dari orang disekitar. Itu hanya
sebagian kecil disiplin dalam berkendaraan yang tentu taruhannya nyawa,
bagaimana dengan kedisiplin dalam menjalani kehidupan dalam bermasyarakat, yang
acapkali untuk menegakkan disiplin harus dengan sangsi hukuman. Silakan Tanya kepada
rumput yang begoyang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar