Dalam kehidupan sehari-hari
manusia tidak lepas dari hutang piutang,
karena pasti ada yang membutuhkan untuk
suatu keperluan. Bahkan ada yang mengatakan
“hidup tanpa hutang itu nggak
dinamis dan diam di tempat. Hal ini terjadi karena kita butuh membeli sesuatu,
tapi tidak punya uang tunai yang cukup. Beli dengan cari kredit memang
memudahkan, maka menjamurlah pembelian dengan cara non tunai.
Saya mengetahui bayar dengan cara
mencicil, pada waktu kecil biasanya ibu bisa membeli peralatan rumah tangga,
ada panci, dandang, sendok dan lainnya dengan cara dicicil. Kegiatan ini
diberikan oleh tukang kredit yang rata-rata berasal dari daerah Tasik, ada yang
bayar setiap hari, 2 hari sekali, seminggu sekali sampai satu bulan sekali.
Hebatnya saya belum pernah mendengar ada yang kabur dan tidak mau melunasi.
Bermacam alasan orang berhutang
untuk suatu keperluan, tapi alangkah
bijaknya jika dalam kebutuhan mendesak atau
hal yang tidak dapat dijangkau kalau harus membayar tunai. Misalnya membeli rumah atau
kendaraan yang mungkin tidak terbeli tanpa berhutang. Sebaiknya
hindari berhutang untuk urusan
konsumtif, apalagi buat kebutuhan sehari-hari
harus dipikirkan masak-masak.
Saya pertama kali berani ngutang
saat mau beli rumah, tapi apa daya dana yang cukup. Sementara saat itu sedang
marak penjualan rumah dengan cara di kredit, Alhamdulillah uang muka terkumpul
dan rumahmu ditangan.
Berhutang itu sah-sah saja,
apalagi setiap orang mempunyai kebutuhan masing-masing dengan
kondisi yang berbeda. Di sekitar kita ada orang
terpaksa berhutang karena tuntutan perut, tapi ada juga yang berhutang karena kebutuhan mendesak dan paling bahaya adalah berhutang karena
tuntutan gaya hidup. Namun yang manapun alasan untuk berhutang, silakan saja
asal jangan lupa untuk melunasinya. Ada
baiknya berpikir masak-masak sebelum
berhutang dan kalau pun itu jalan
yang harus ditempuh, lakukan sesuai
kemampuan agar tidak terbelit dibelakang
hari.
Dalam ajaran Islam berhutang diperbolehkan, tapi diharuskan untuk
memenuhi ketentuan yang disepakati.
Karena seseorang yang berhutang,
maka sering berkata berdusta
dan memungkiri bila berjanji. Rasulullah pernah menolak menshalatkan
jenazah seseorang yang diketahui masih meninggalkan hutang dan tidak
meninggalkan harta untuk membayarnya.
Kalau berhutang hendaknya
berusaha untuk melunasi
secepatnya, sebab bagi yang menunda-menunda membayar hutang padahal telah mampu, maka tergolong orang yang
berbuat zhalim. Barang Siapa yang
berhutang dan berniat nggak
mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam
status sebagai pencuri (HR. Ibnu Majah
no. 2410).
Islam dengan tegas mengatur tentang hutang piutang, antara
lain: Barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan menanggung hutang, maka dibayarilah dengan diambilkan dari kebaikannya di hari akhir (HR. Ibnu
Majah II/807 no: 2414) dan orang
yang berniat nggak mau melunasi hutangnya, maka akan dihukum sebagai pencuri.
Pernah nggak sih melihat orang yang ditagih hutang itu
marah-marah, malah galakan yang punya
hutang. Padahal seseorang yang menagih
hutang, dia sedang berusaha menolong
kita agar terhindar dari azab nanti.
Untuk Anda yang saat ini sedang
berhutang, ada baiknya menyimak sembilan
adab berhutang sesuai ajaran Al-Qur’an dan Hadist sebagai berikut :
1.
Jangan lupa untuk mencatat hutang Anda, untuk
menghidari terjadinya selisih paham nantinya. Karena hutang tetap hutang dan harus dibayar, tidak ada hutang
yang lunas dengan sendirinya.
Sebagaimana tertuang dalam AL-Qur’an, “Wahai orang-orang yang
beriman, apabila kalian melakukan hutang piutang untuk waktu yang ditentukan,
hendaklah kalian menuliskannya..” (Q.S Al Baqarah 282)
.
2.
Berniat tidak melunasi hutang sama dengan PENCURI! Yang di tuangkan “Siapa saja yang berhutang, dan
berniat tidak melunasi hutangnya, maka
ia akan bertemu Allah sebagai seorang pencuri...” (HR Ibnu Majah).
.
3.
Jangan pernah menunda untuk membayar hutang, karena menunda membayarnya sama saja dengan orang yang zholim (HR
Bukhari dan Muslim).
4.
Jangan pernah menunggu ditagih dulu baru
membayar hutang, karena sebaik-baik
orang adalah yang paling baik dalam pembayaran hutang (HR Bukhari dan Abu Daud).
5.
Jangan pernah mempersulit dan banyak alasan
dalam pembayaran hutang Allah akan
memasukkan ke dalam surga orang yang mudah ketika membeli, menjual, dan
melunasi hutang..” (HR Ahmad, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah).
6.
Jangan pernah meremehkan hutang walaupun sedikit,
karena Ruh seorang mukmin itu tergantung kepada hutangnya sampai hutang
dilunasi (HR Ahmad, at-Tirmidzi, ad-Darimi, dan Ibnu
Majah).
7.
Jangan pernah berbohong kepada pihak yang
menghutangi, sesungguhnya orang
berhutang dia dusta bila berbicara dan
mengingkari bila (HR Bukhari dan Muslim).
8.
Jangan
pernah berjanji jika tidak mampu memenuhinya, karena bila ingkar anda telah menjadikan diri anda
sendiri sebagai orang yang munafik.
9.
Bila Anda
tidak membalas kebaikan orang
yang telah memberikan hutang kepada Anda,
maka berdoalah untuknya sebagai
balasan atas kebaikannya (HR
Ahmad dan Abu Dawud).
Seringkali berhutang itu dianggap remeh, bayarlah sebelum Allah mengambil nyawamu.
#ALUMNI_SEKOLAHPEREMPUAN dan #sekolahperempuan