Fenomena yang terjadi sekarang, semakin banyak perempuan yang bekerja. Para
perempuan muda mengejar karier seusai menyelesaikan kuliahnya, bahkan banyak yang lulusan SMA ikut mengadu nasib meraih pekerjaan. Semua itu terjadi karena
peluang terbuka luas di masa kini.
Tidak sedikit para emak yang menjalani peran ganda, tetap bekerja diluar rumah dan
menjadi ibu rumah tangga. Berbagai
alasan dikemukakan dalam
mengambil keputusan untuk tetap berkarier dan salah satunya untuk membantu penghasilan suami dan
ga sedikit yang ikhlas menjadi tulang
punggung keluarga tanpa syarat apapun.
Di Negara Paman Sam, menurut analisis terbaru dari Pew Research
Center, ibu bekerja saat ini berjumlah 40 persen dari seluruh ibu rumah tangga
di Amerika Serikat dengan anak yang masih di bawah usia 18 tahun. Sementara di Indonesia pekerja perempuan berjumlah 38,23 persen dari total pekerja di Indonesia.
Sementara dari sektor non formal
banyak emak-emak yang ikut mencari penghasilan dari rumah, dengan berbisnis. Hal itu dilakukan tentu dengan
berbagai alas an juga, seperti: untuk mencari tambahan uang belanja, mengisi waktu luang, biar punya
uang sendiri dan semua itu bermuara untuk membantu suami dalam memenuhii kebutuhan rumah tangga. Semua
sah sah saja, karena nawaitunya untuk
mensejahterakan anggota keluarga dengan
sadar dan ikhlas, saling bahu membahu dengan pasangan. Dalam benak para emak
udah lupa tuh kalau pencari nafkah adalah suami, pokoknya bagaimana keluarga ini bisa terpenuhi kebutuhannya
dengan segala kerja keras.
Memang suami adalah pencari nafkah utama bagi
keluarga, tapi berapapun hasilnya seorang istri wajib mensyukurinya dan harus pandai-pandai mengaturnya. Allah
berfirman;
الرِّجَالُ
قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا
فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ
بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُوا مِنْ
أَمْوَالِهِمْ
Kaum laki-laki itu adalah
pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka
(laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki)
telah menafkahkan sebagian dari harta mereka (An-Nisaa: 34). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
Seorang suami memberi nafkah kepada istri dan anak-anak merupakan sedekah [HR Ibnu Majah, 1739].
Aku salut sama para emak yang
rela pergi jauh meninggalkan keluarga untuk mencari penghidupan yang lebih
baik, bahkan itu dilakukan oleh emak
yang kadang dengan pendidikan seadanya. Ini lah para emak pejuang sejati yang berani
tampil untuk menggantikan posisi suami
sebagai pencari nafkah. Pastinya si
suami bukan ga punya penghasilan, tapi mereka berjuang bersama untuk mewujudkan
mimpinya sesuai komitmen bersama. Daaaan…..hebatnya
si emak ga membusungkan dada, hanya karena dia yang menjadi pencari nafkah utama dan juga ga mentang-mentang karena sebagai pencari nafkah.
Tapiiiii….. ada loh emak yang ngerasa
bête karena penghasilannya lah
yang menjadi penopang utama. Bukan suami
ga punya kerja tapi si istri ga mau menerima kenyataan kalau penghasilan suaminya
kecil. Yaaach…atur aja semampunya, kalau
ga bisa ya salah istrilah karena ga bersyukur dengan rejeki suaminya. Hal-hal begini yang bisa melahirkan suami
jadi nekad jadi gelap mata, akhirnya menghalalkan segala cara. Emang mau makan
dari hasil yang ga halal?......hehehehe. Inget loh mak, hasil yang kita dapatkan yang dipakai
untuk memenuhi kebutuhan keluarga adalah sedekah. Siapa yang ga tau pahala
sedekah disisi Allah?........ ..So…..